Beranda blog Halaman 12

Sejarah Dan Keunikan Aspendos Theatre

Aspendos Theatre adalah salah satu peninggalan Romawi yang paling terpelihara di dunia dan merupakan teater kuno yang terletak di dekat kota Antalya, Turki. Dibangun pada abad ke-2 Masehi, sekitar tahun 155 oleh arsitek Yunani-Romawi, Zeno, atas perintah Kaisar Marcus Aurelius, teater ini dianggap sebagai contoh luar biasa dari arsitektur Romawi, terutama karena keutuhan struktur dan kualitas akustiknya yang masih berfungsi hingga hari ini. Berikut adalah sejarah dan keunikan Aspendos Theatre:

Sejarah Aspendos Theatre

  1. Latar Belakang Pembangunan
    Aspendos adalah salah satu kota kuno di daerah Pamfilia, Turki, dan menjadi kota penting dalam Kekaisaran Romawi karena letaknya yang strategis dekat Laut Tengah. Teater ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat berkumpul untuk acara-acara budaya, pertunjukan, dan perayaan keagamaan.
  2. Pengaruh Romawi
    Saat pemerintahan Kaisar Marcus Aurelius, pembangunan infrastruktur kota, termasuk teater, berkembang pesat di Aspendos. Arsitek Zeno membangun teater dengan memanfaatkan kontur bukit dan memastikan teater itu dapat menampung hingga 15.000 orang. Bangunan ini memiliki desain setengah lingkaran khas teater Romawi dan banyak dihiasi dengan ornamen Romawi.
  3. Penggunaan dalam Sejarah
    Sejak dibangun, Aspendos Theatre telah digunakan untuk pertunjukan drama, musik, dan tarian, hingga berbagai acara publik dan pertemuan kota. Meskipun berubah fungsi seiring jatuhnya kekaisaran, teater ini tetap berdiri tegak dan terus digunakan bahkan pada era Bizantium. Kemudian, selama periode Seljuk, bangunan ini sempat diperbaiki dan difungsikan kembali sebagai benteng.

Keunikan Aspendos Theatre

  1. Akustik yang Menakjubkan
    Aspendos Theatre terkenal dengan akustiknya yang sempurna. Suara aktor atau musisi yang berbicara di panggung dapat terdengar jelas hingga barisan paling atas. Hal ini dicapai dengan desain lengkungan dan material batu kapur yang digunakan, yang efektif memantulkan suara.
  2. Kondisi Terawat
    Meskipun usianya sudah lebih dari 1800 tahun, Aspendos Theatre adalah salah satu teater kuno yang paling terawat di dunia. Ini karena kualitas konstruksi serta beberapa kali perbaikan selama periode Bizantium dan Seljuk. Bagian auditorium (cavea), panggung (scaenae frons), dan bangunan lainnya tetap berada dalam kondisi baik, menjadikannya daya tarik bagi arkeolog dan wisatawan.
  3. Arsitektur dan Desain
    Teater ini memiliki desain setengah lingkaran yang khas Romawi, dengan auditorium yang menjulang tinggi hingga 96 meter. Di belakang panggung terdapat dinding panggung yang tinggi dan dihiasi dengan ukiran-ukiran relief khas Romawi yang menampilkan kisah-kisah mitologi dan kejayaan kekaisaran.
  4. Fungsi Sebagai Venue Modern
    Hingga saat ini, Aspendos Theatre masih digunakan untuk berbagai acara budaya. Salah satu acara tahunan yang terkenal adalah Festival Aspendos, di mana pertunjukan opera dan balet diadakan di teater ini. Struktur yang terawat dan akustik yang memukau menjadikannya tempat yang ideal untuk pertunjukan seni, memberikan pengalaman yang unik bagi penonton modern.
  5. Pengaruh dan Warisan Budaya
    Keberadaan Aspendos Theatre tidak hanya menunjukkan keahlian arsitektur Romawi tetapi juga merupakan simbol pertukaran budaya antara Romawi dan masyarakat lokal Pamfilia. Teater ini menjadi contoh penting bagi studi arsitektur kuno dan menjadi salah satu situs warisan budaya yang dilindungi di Turki.

Sejarah Dan Keunikan Hierapolis

Hierapolis, yang terletak di dekat Pamukkale di Provinsi Denizli, Turki, adalah sebuah kota kuno yang didirikan pada abad ke-2 SM oleh bangsa Attalids, penguasa Pergamon.  Kota ini sangat dihormati oleh orang Yunani dan Romawi kuno karena sumber mata air panasnya, yang diyakini memiliki kekuatan penyembuhan. Berikut adalah sejarah dan keunikan dari Hierapolis:

Sejarah Hierapolis

  • Pendiriannya: Hierapolis didirikan oleh Eumenes II, raja Pergamon, pada abad ke-2 SM sebagai kota Yunani-Romawi. Kota ini kemudian berkembang pesat di bawah kekuasaan Romawi dan dijadikan pusat penyembuhan.
  • Kepentingan Religius dan Pengobatan: Hierapolis dianggap sebagai pusat religius karena kaitannya dengan dewa-dewa penyembuhan dan dewi lokal. Selain itu, air panas alami yang mengalir di Hierapolis menarik banyak orang yang datang untuk berobat.
  • Kehancuran oleh Gempa: Hierapolis mengalami beberapa kali kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di wilayah Anatolia. Salah satu gempa terbesar terjadi pada tahun 60 M, yang menghancurkan sebagian besar kota. Namun, kota ini dibangun kembali dengan gaya Romawi, termasuk amfiteater dan pemandian besar.
  • Peninggalan Kristen Awal: Pada abad ke-4 M, Hierapolis menjadi pusat penting bagi Kekristenan, dan beberapa gereja dibangun di sini, termasuk gereja yang didedikasikan untuk Rasul Filipus. Diyakini, Rasul Filipus tewas di Hierapolis pada masa penganiayaan terhadap umat Kristen, dan makamnya menjadi situs ziarah.

Keunikan Hierapolis

  1. Kolam Cleopatra
    Kolam ini adalah salah satu atraksi paling terkenal di Hierapolis. Kolam Cleopatra adalah kolam air panas alami yang dihiasi dengan pilar-pilar dan reruntuhan dari kuil-kuil Romawi. Pengunjung modern masih bisa berenang di kolam ini, yang dianggap menyembuhkan berbagai penyakit karena kandungan mineralnya yang tinggi.
  2. Teater Romawi
    Teater Hierapolis yang megah dibangun di lereng bukit dan dapat menampung sekitar 12.000 penonton. Teater ini merupakan salah satu contoh terbaik arsitektur teater Romawi dan menampilkan relief yang menggambarkan mitos-mitos Yunani, termasuk kisah Apollo dan Artemis.
  3. Necropolis
    Necropolis atau “kota kematian” di Hierapolis adalah salah satu situs pemakaman kuno terbesar di Anatolia. Terdapat berbagai jenis makam dan sarkofagus yang menunjukkan keragaman budaya dalam gaya pemakaman, dari Yunani hingga Romawi dan Kristen. Banyak makam dan sarkofagus berusia ribuan tahun dan dihiasi dengan pahatan detail.
  4. Plutonium (Gerbang ke Dunia Bawah)
    Salah satu fitur unik dari Hierapolis adalah Plutonium, sebuah kuil yang dianggap sebagai pintu gerbang menuju dunia bawah. Plutonium merupakan gua yang mengeluarkan gas beracun, sehingga sering dikaitkan dengan Dewa Pluto, dewa dunia bawah. Para pendeta pada masa itu bisa masuk ke dalam gua ini tanpa terpengaruh gas, yang kemudian dipercaya sebagai mukjizat.
  5. Hierapolis sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
    Hierapolis bersama Pamukkale ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988. Pamukkale dan Hierapolis diakui karena keindahan alamnya yang unik serta nilai arkeologis dan sejarahnya yang tinggi. Teras-teras travertin putih yang terbentuk dari endapan mineral mengelilingi situs ini, memberikan pemandangan spektakuler.

Itulah pembahasan singkat mengenai sejarah dan keunikan Hierapolis Hierapolis

Sejarah Dan Keunikan Pergamon

Pergamon adalah kota kuno yang terletak di Provinsi Izmir, Turki, dan merupakan salah satu pusat budaya dan intelektual di dunia kuno. Didirikan sekitar abad ke-4 SM, Pergamon berkembang pesat pada periode Helenistik di bawah dinasti Attalid, yang menjadikannya pusat kekuasaan, seni, dan ilmu pengetahuan. Berikut adalah sejarah dan keunikan dari kota kuno Pergamon:

Sejarah Pergamon

  • Awal Mula: Pergamon mulai berkembang sekitar abad ke-4 SM, terutama di bawah kekuasaan dinasti Attalid yang berkuasa dari abad ke-3 hingga 2 SM. Kota ini menjadi pusat utama untuk kebudayaan Yunani dan menjadi kekuatan besar di Anatolia (Asia Kecil) setelah Kekaisaran Aleksander Agung terpecah.
  • Kejayaan di Bawah Dinasti Attalid: Di bawah pemerintahan Raja Eumenes II dan Attalos I, Pergamon mencapai puncak kemegahannya. Raja-raja Attalid membangun sejumlah bangunan dan fasilitas yang mengesankan, termasuk perpustakaan besar yang menyaingi Perpustakaan Alexandria. Mereka juga membangun Kuil Zeus dan mendirikan sistem pemerintahan dan hukum yang maju.
  • Pergamon Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Seni: Perpustakaan Pergamon adalah salah satu perpustakaan terbesar di dunia kuno, dengan koleksi sekitar 200.000 gulungan. Para cendekiawan terkenal dari berbagai bidang seperti filsafat, sastra, dan ilmu pengetahuan datang ke Pergamon untuk belajar dan berkarya.
  • Masa Romawi dan Kemunduran: Pada tahun 133 SM, Attalos III, raja terakhir dari dinasti Attalid, menyerahkan Pergamon kepada Romawi sebagai warisan. Di bawah kekuasaan Romawi, kota ini terus berkembang, namun lama-kelamaan mengalami kemunduran seiring berjalannya waktu, terutama setelah gempa dan perubahan rute perdagangan.

Keunikan Pergamon

  1. Kuil Zeus: Kuil Zeus di Pergamon, atau disebut juga “Altar Zeus,” merupakan salah satu keajaiban arsitektur di dunia kuno. Relief di altar ini menggambarkan gigantomachy (pertempuran antara para dewa dan raksasa) dengan detail yang luar biasa. Altar tersebut sekarang berada di Museum Pergamon di Berlin.
  2. Perpustakaan Pergamon: Perpustakaan ini menjadi simbol intelektualitas Pergamon, dan hanya kalah dari Perpustakaan Alexandria dalam hal jumlah koleksi. Perpustakaan ini juga memicu persaingan antara kedua kota dalam bidang sastra dan ilmu pengetahuan. Bahkan, parşomen (perkamen) — bahan kertas yang lebih tahan lama dari papirus — dikembangkan di Pergamon karena adanya larangan impor papirus dari Mesir akibat persaingan ini.
  3. Teater Curam Pergamon: Teater di Pergamon adalah salah satu teater paling curam di dunia kuno, dengan kemiringan mencapai 35 derajat. Teater ini dapat menampung hingga 10.000 penonton, menawarkan pemandangan spektakuler dari ketinggian bukit dan memberikan pengalaman akustik yang luar biasa.
  4. Asklepion: Tempat ini adalah kompleks penyembuhan yang didedikasikan untuk dewa kesehatan, Asklepios. Asklepion adalah pusat medis dan penyembuhan yang terkenal pada masanya, di mana pengobatan melibatkan air mineral, terapi musik, dan metode penyembuhan spiritual. Asklepion Pergamon menarik banyak pasien dari seluruh wilayah dan menjadi model awal rumah sakit di masa depan.
  5. Arsitektur yang Menakjubkan: Pergamon dirancang dengan sangat strategis di atas bukit yang tinggi, memungkinkan penghuninya untuk mengawasi seluruh wilayah sekitarnya. Banyak bangunan di Pergamon, termasuk kuil, altar, dan benteng, menunjukkan keahlian arsitektur yang luar biasa, serta memanfaatkan kontur alami tanah untuk menambah keindahan dan fungsionalitasnya.

Sejarah Dan Keunikan Topkapi Palace

Topkapi Palace, atau Istana Topkapi, adalah salah satu situs bersejarah paling terkenal di Istanbul, Turki. Istana ini dulunya adalah kediaman utama Sultan Ottoman dan pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama lebih dari 400 tahun, dari sekitar tahun 1459 hingga 1853. Berikut adalah sejarah dan keunikan Topkapi Palace:

Sejarah Topkapi Palace

Topkapi Palace didirikan oleh Sultan Mehmed II, juga dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk, pada tahun 1459, setelah ia berhasil menaklukkan Konstantinopel (sekarang Istanbul) dari Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453. Pembangunan istana ini dimaksudkan untuk menggantikan istana Bizantium yang sudah ada dan menjadi simbol kekuatan Ottoman.

Topkapi Palace menjadi pusat pemerintahan, tempat tinggal para sultan, serta pusat pendidikan dan budaya di kekaisaran. Dalam masa kejayaannya, istana ini tidak hanya menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan tetapi juga tempat berlangsungnya urusan negara dan diplomasi internasional.

Pada abad ke-19, Sultan Abdulmecid I memindahkan kediaman kerajaan ke Istana Dolmabahce yang lebih modern. Setelah itu, Topkapi berfungsi terutama untuk acara-acara seremonial. Sejak tahun 1924, setahun setelah berdirinya Republik Turki, istana ini dijadikan museum dan dibuka untuk umum.

Keunikan Topkapi Palace

Topkapi Palace memiliki beberapa keunikan arsitektur, sejarah, dan budaya yang membuatnya istimewa:

  1. Arsitektur dan Tata Letak
    Topkapi Palace bukanlah bangunan tunggal tetapi merupakan kompleks yang terdiri dari taman, paviliun, istana, dapur, dan masjid yang tersebar di empat halaman utama. Setiap halaman memiliki fungsi tertentu: dari upacara resmi hingga tempat tinggal keluarga kerajaan. Desain istana ini mencerminkan gaya arsitektur Ottoman klasik dengan pengaruh dari Persia dan Bizantium.
  2. Harem
    Harem adalah bagian dari istana yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi keluarga Sultan, terutama istri, selir, ibu Sultan (Valide Sultan), dan anak-anaknya. Bagian ini mencerminkan kehidupan pribadi Sultan yang penuh rahasia, dan terdiri dari lebih dari 400 kamar dengan dekorasi dan interior yang rumit.
  3. Koleksi Artefak Kekaisaran
    Topkapi Palace memiliki koleksi artefak berharga, termasuk permata kerajaan, pakaian sultan, senjata, dan peninggalan keagamaan yang berharga. Beberapa koleksi yang paling terkenal adalah pedang Nabi Muhammad, Jubah Suci, dan beragam pusaka peninggalan Nabi serta sahabat-sahabatnya, yang tersimpan di Pavilion of the Holy Mantle.
  4. Ruang Audiensi dan Ruang Singgasana
    Ruang audiensi (Divan) adalah tempat Sultan bertemu dengan pejabat tinggi untuk membicarakan urusan negara, serta menerima tamu dan duta besar asing. Ruang ini didekorasi dengan mewah dan mencerminkan kekuasaan Sultan dengan ornamen emas dan furnitur bergaya Ottoman yang mewah.
  5. Dapur Kekaisaran (Imperial Kitchens)
    Topkapi Palace memiliki dapur besar yang melayani ribuan orang setiap harinya, mulai dari anggota keluarga kerajaan hingga para pegawai istana. Dapur ini terkenal karena teknik kuliner Ottoman yang terpelihara dan koleksi porselen Cina antik yang digunakan untuk menyajikan makanan.
  6. Pandangan ke Bosphorus
    Terletak di semenanjung yang menghadap Selat Bosphorus dan Tanduk Emas, Topkapi Palace memiliki pemandangan yang indah, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat pertemuan Asia dan Eropa.
  7. Paviliun Harta Karun
    Di dalam istana, terdapat Pavilion of the Holy Mantle yang menyimpan harta karun Kekaisaran Ottoman, seperti permata berharga, mahkota, dan salah satu berlian terbesar di dunia, Berlian Kasikci (86 karat).

Sejarah Dan Keunikan Hagia Sophia

Hagia Sophia adalah salah satu bangunan paling terkenal di dunia yang terletak di Istanbul, Turki, dan memiliki sejarah panjang serta keunikan yang mencerminkan berbagai peradaban yang pernah memerintah kota tersebut. Berikut adalah beberapa poin tentang sejarah dan keunikan Hagia Sophia:

Sejarah Hagia Sophia

  1. Pendirian Gereja Bizantium (532-537 M)
    Dibangun oleh Kaisar Bizantium Justinian I, Hagia Sophia awalnya adalah gereja Kristen Ortodoks yang didedikasikan untuk “Kebijaksanaan Suci” (Hagia Sophia dalam bahasa Yunani berarti “Kebijaksanaan Suci”). Desainnya, yang dikerjakan oleh arsitek Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari Miletus, menampilkan inovasi arsitektur yang luar biasa, terutama dalam penggunaan kubah besar.
  2. Perubahan Menjadi Masjid (1453)
    Ketika Kesultanan Ottoman menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, Sultan Mehmed II mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebagai tanda kemenangan Ottoman. Di bawah pengawasan sultan, elemen-elemen Islam, seperti mihrab, mimbar, dan menara ditambahkan ke bangunan tersebut. Selama periode ini, lukisan-lukisan Kristen tidak dihancurkan, tetapi ditutupi, sehingga Hagia Sophia menjadi perpaduan budaya yang unik.
  3. Penetapan sebagai Museum (1935)
    Setelah pendirian Republik Turki oleh Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah menjadi museum pada tahun 1935 sebagai simbol sekularisme. Pada masa ini, mosaik-mosaik Kristen yang tertutup selama era Ottoman dipugar dan dipajang kembali, sementara ornamen-ornamen Islam tetap dipertahankan.
  4. Menjadi Masjid Kembali (2020)
    Pada tahun 2020, pemerintah Turki memutuskan untuk mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid. Namun, bangunan ini tetap terbuka untuk pengunjung dari berbagai agama sebagai situs warisan budaya yang bersejarah.

Keunikan Hagia Sophia

  1. Kubah Megah dan Desain Inovatif
    Kubah besar Hagia Sophia adalah salah satu fitur paling menakjubkan dan menjadi inovasi dalam arsitektur Bizantium. Dengan diameter sekitar 31 meter, kubah ini terlihat seakan melayang karena teknik penempatan pilar dan pendentif yang mendukungnya, yang memberikan kesan ruang yang luas dan terbuka.
  2. Mosaik Bizantium yang Indah
    Salah satu keunikan Hagia Sophia adalah mosaik Bizantiumnya yang berusia lebih dari seribu tahun, menampilkan gambar-gambar Yesus, Maria, para santo, dan kaisar-kaisar Bizantium. Mosaik-mosaik ini dibuat dengan detail luar biasa, menggunakan batu dan kaca berwarna yang memantulkan cahaya dengan cemerlang.
  3. Kombinasi Elemen Kristen dan Islam
    Sebagai simbol peralihan budaya, Hagia Sophia memiliki perpaduan elemen Kristen dan Islam yang unik. Interiornya menampilkan tulisan kaligrafi Arab besar dengan nama Allah, Muhammad, dan khalifah empat, sementara ikon-ikon Kristen tetap ada. Hal ini menjadikannya salah satu tempat ibadah dengan simbol religius dari dua agama besar yang berdampingan.
  4. Keajaiban Struktural yang Bertahan Selama Berabad-Abad
    Dengan berbagai gempa bumi yang mengguncang Istanbul, struktur Hagia Sophia yang kuat dan kokoh tetap berdiri selama hampir 1.500 tahun. Ini adalah bukti kemajuan arsitektur Bizantium dalam teknik konstruksi yang efektif, terutama dalam hal ketahanan terhadap gempa.
  5. Inspirasi Bagi Banyak Masjid dan Gereja di Dunia
    Arsitektur dan tata ruang Hagia Sophia telah menginspirasi banyak bangunan keagamaan lain, terutama masjid-masjid besar di Turki, seperti Masjid Biru di Istanbul dan Masjid Suleymaniye. Selain itu, desainnya yang menggabungkan kubah besar dengan ruang terbuka luas mempengaruhi banyak arsitek hingga saat ini.

Sejarah Dan Keunikan Göbekli Tepe

Göbekli Tepe adalah situs arkeologi berusia lebih dari 11.000 tahun yang terletak di wilayah tenggara Turki, di dekat kota Şanlıurfa. Situs ini diyakini sebagai salah satu kuil tertua di dunia, bahkan lebih tua dari Stonehenge di Inggris dan Piramida Giza di Mesir. Ditemukan pada tahun 1963 oleh tim arkeolog dari Universitas Istanbul dan Universitas Chicago, Göbekli Tepe baru dipahami lebih mendalam setelah penggalian besar-besaran yang dipimpin oleh arkeolog Jerman Klaus Schmidt pada tahun 1994.Berikut artikel ini akan membahas mengenai sejarah dan keunikan Göbekli Tepe .

Sejarah dan Penemuan

Göbekli Tepe berasal dari Zaman Neolitik dan diperkirakan dibangun sekitar 9600 SM, masa ketika manusia baru saja meninggalkan gaya hidup berburu dan meramu menuju masyarakat agraris. Situs ini terdiri dari struktur batuan besar berbentuk lingkaran dan oval yang disusun oleh kelompok manusia prasejarah. Hingga saat ini, arkeolog baru saja mengungkap sebagian kecil dari situs, dengan banyak struktur masih terkubur di bawah tanah.

Keunikan Göbekli Tepe

  1. Usia dan Fungsi sebagai Kuil
    Göbekli Tepe dianggap sebagai salah satu tempat keagamaan tertua yang pernah ditemukan. Pada zamannya, masyarakat Neolitik belum menggunakan roda atau alat logam, namun mereka mampu memindahkan batu-batu raksasa yang mencapai berat beberapa ton, dan membangunnya menjadi struktur yang rumit. Para arkeolog berpendapat bahwa situs ini berfungsi sebagai tempat ibadah atau ritual, di mana masyarakat prasejarah berkumpul untuk kegiatan keagamaan.
  2. Pilar Berbentuk T dengan Ukiran Hewan
    Göbekli Tepe terdiri dari pilar-pilar berbentuk T yang dihiasi dengan ukiran hewan seperti singa, ular, babi hutan, dan burung. Hewan-hewan ini mungkin memiliki makna simbolis atau spiritual bagi pembuatnya. Ukiran ini menunjukkan keterampilan seni yang luar biasa dan pemahaman simbolisme, yang sangat maju untuk masyarakat prasejarah.
  3. Misteri Pembangunan dan Pengabaian
    Tidak jelas mengapa atau bagaimana Göbekli Tepe dibangun, mengingat masyarakat saat itu adalah komunitas pemburu-pengumpul tanpa alat teknologi canggih. Selain itu, situs ini tampaknya sengaja ditinggalkan dan dikubur oleh pembuatnya sekitar 8000 SM. Hal ini masih menjadi misteri besar bagi para arkeolog. Beberapa teori menyebutkan bahwa tempat ini mungkin ditinggalkan karena perubahan sosial atau lingkungan.
  4. Tidak Ada Bukti Kehidupan Tempat Tinggal
    Berbeda dengan situs kuno lain yang biasanya memiliki jejak pemukiman seperti peralatan rumah tangga, Göbekli Tepe tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan sehari-hari. Hal ini menguatkan teori bahwa situs ini adalah tempat ibadah atau upacara khusus yang hanya dikunjungi untuk keperluan keagamaan.
  5. Awal Peradaban dan Evolusi Masyarakat
    Penemuan Göbekli Tepe menantang teori sebelumnya yang menyatakan bahwa manusia baru mulai membangun situs keagamaan setelah terbentuknya masyarakat agraris. Sebaliknya, Göbekli Tepe menunjukkan bahwa agama dan ritual kolektif mungkin sudah ada sebelum pertanian dan pemukiman tetap. Ini memberi wawasan baru bahwa mungkin kebutuhan akan tempat ibadah dan interaksi sosial mendorong masyarakat prasejarah untuk menetap dan mulai bertani.

Resep Cendol Dawet, Manis dan Menyegarkan

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Cendol Dawet by @Tsaniwismono. Cendol Dawet adalah salah satu minuman tradisional Indonesia yang sudah sangat dikenal, terutama di daerah Jawa.

Cendol Dawet sendiri merupakan varian dari es cendol, yang umumnya menggunakan bahan dasar santan, gula merah, dan cendol (tepung beras yang dibentuk seperti jelly hijau), yang menyegarkan dan manis.

Rasa dan Penyajian

Cendol Dawet terkenal dengan cita rasanya yang manis, gurih, dan segar. Rasa santan yang kental berpadu sempurna dengan gula merah yang kaya rasa, menciptakan sensasi gurih-manis yang menggugah selera.

Cendol yang kenyal memberikan tekstur yang pas di mulut, menambah kenikmatan saat diminum. Beberapa varian Cendol Dawet juga menambahkan bahan lain seperti nangka, kelapa muda, atau bahkan durian untuk memperkaya rasa.

Kelebihan

  1. Segar dan Menyegarkan: Cendol Dawet sangat cocok diminum di cuaca panas karena memberikan sensasi segar yang langsung menghilangkan dahaga.
  2. Bahan-bahan alami: Biasanya menggunakan bahan-bahan alami seperti kelapa, gula merah, dan daun pandan, yang memberikan rasa autentik dan alami.
  3. Cocok untuk berbagai acara: Selain sebagai minuman sehari-hari, Cendol Dawet juga cocok disajikan saat acara keluarga atau sebagai camilan ringan saat berkumpul.

Kekurangan

  1. Rasa yang manis: Bagi sebagian orang, rasa Cendol Dawet yang manis bisa terlalu kuat, terutama bagi yang tidak suka makanan atau minuman yang terlalu manis.
  2. Tekstur yang bisa jadi terlalu kenyal: Cendol yang terlalu kenyal atau lembek bisa menjadi kurang nyaman bagi sebagian orang.
  3. Terlalu banyak santan: Pada beberapa tempat, rasa santan bisa jadi dominan, yang mungkin terasa berat bagi mereka yang tidak terbiasa.

Secara keseluruhan, Cendol Dawet adalah pilihan yang sempurna bagi penggemar minuman manis dan segar. Dengan komposisi bahan-bahan alami yang menggugah selera dan rasa yang kaya, minuman ini cocok untuk dinikmati kapan saja, baik untuk melepas dahaga maupun sebagai pencuci mulut.

Resep Cendol Dawet

Bahan:

  • 1 lembar daun suji atau 1/2 sendok teh pasta pandan
  • 150 gram tepung beras atau tepung hunkwe
  • 15 gram tepung tapioka atau tepung beras
  • 700 ml air matang
  • 2 gram garam
  • 2 block es batu

Resep Kinca (saus gula merah):

  • 480 gula merah yang sudah diserut halus
  • 130 gram gula putih
  • 3 lembar daun pandan
  • 10 gram garam
  • Daging nangka, (optional agar aromanya khas)

Bahan:

  • 1.500 ml santan kelapa

Cara Membuat Cendol Dawet

  1. Campur air dengan daun suji dengan cara diblender. Lalu disaring.
  2. Masukkan semua bahan cendol dan air daun suji ke dalam panci. Aduk hingga tercampur rata.
  3. Nyalakan kompor, masak sampai adonan kental dan lengket. Durasi masak 20 -25 menit, untuk mendapatkan konsistensi yang sesuai.
  4. Siapkan wadah seperti baskom atau panci bersih. Isi dengan air matang, dan masukkan es batu.
  5. Siapkan cetakan cendol. Masukkan adonan cendol yang masih panas tersebut ke dalam adonan cendol.
  6. Tekan adonan cendol ke bagian baskom berisi air dingin yang di bawahnya. Nantinya cendol akan terpisah dan kaku secara otomatis.
  7. Saring cendol yang sudah mengeras di baskom. Tata di dalam gelas atau mangkok. Beri es batu, saus kinca, dan santan, dengan jumlah sesuai selera. Cendol siap disajikan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Resep Ikan Acar Kuning, Kaya Cita Rasa

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Ikan Acar Kuning. Ikan Acar Kuning adalah hidangan khas dari Indonesia yang populer di beberapa daerah, terutama di Jawa dan Sumatra.

Hidangan ini terkenal dengan cita rasa yang segar, pedas, dan sedikit asam, berkat penggunaan bumbu rempah yang khas serta acar sebagai pelengkap. Berikut ini adalah ulasan mengenai Ikan Acar Kuning:

Rasa dan Tekstur

Rasa Ikan Acar Kuning sangat menggugah selera. Perpaduan rasa pedas, gurih, asam, dan sedikit manis membuat hidangan ini sangat nikmat. Ikan yang digunakan cenderung memiliki tekstur yang lembut dan empuk, sementara acar yang ditambahkan memberikan elemen segar dan renyah, menciptakan keseimbangan yang menyenangkan antara bahan utama dan pelengkapnya.

Keunikan dan Variasi

Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam membuat Ikan Acar Kuning. Beberapa variasi menggunakan bahan-bahan lokal tertentu atau menambahkan rempah-rempah khas daerah tersebut, seperti terasi atau kemiri. Ada juga yang menambahkan bahan pelengkap lain seperti tomat atau daun kemangi untuk meningkatkan rasa dan aroma hidangan.

Ikan Acar Kuning adalah hidangan yang kaya rasa dan sangat menggugah selera. Kombinasi ikan yang empuk dengan bumbu kunir yang kaya rempah dan acar yang segar menjadikannya hidangan yang lezat dan menyenangkan. Cocok bagi mereka yang suka dengan makanan pedas dan asam, serta ingin merasakan sensasi kuliner tradisional Indonesia yang kaya akan cita rasa.

Jika Anda belum pernah mencobanya, Ikan Acar Kuning patut untuk dicoba, karena akan memberikan pengalaman rasa yang memuaskan dan berbeda dari hidangan ikan pada umumnya.

Resep Ikan Acar Kuning

Bahan:

Ikan apa saja, sesuai yang disukai. Tapi ikan gurame yang paling enak dimasak dengan resep ini. Tapi mau ikan tuna, kakap, nila, tidak masalah. Resep ini menggunakan ikan ekor kuning.

  • 800 – 1000 gram ikan ekor kuning. Kucuri 1 buah jeruk nipis. Bubuhi 1 sendok teh garam, diamkan 15 menit.
  • 1 buah timun, potong-potong
  • 1 buah wortel, potong-potong
  • 10-15 buah cabai rawit hijau/merah
  • 500 ml air
  • 8 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 3 ruas kunyit
  • 2 ruas jahe
  • 4 butir kemiri

Bumbu Pelengkap:

  • 2 ruas lengkuas, memarkan
  • 1 barang serei, memarkan
  • 4 butir bawang merah, potong melintang 4 bagian
  • 1 sendok teh garam
  • 1 sendok teh gula pasir
  • 1 sendok teh cuka

Cara Membuat Ikan Acar Kuning

  1. Panaskan minyak, goreng ikan hingga matang.
  2. Tumis bumbu halus, lengkuas, daun salam, bawang dan serei hingga harum.
  3. Tuang air, masukkan wortel, masak hingga mulai lunak. Lalu masukkan timun dan cabe rawit.
  4. Beri garam, gula pasir, cuka. Tes rasa.
  5. Masukkan ikan, masak hingga kuahnya hampir menyusut. Angkat dan sajikan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Renungan Harian Kristen, Kamis, 14 November 2024: Menemukan Rancangan Allah

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Kamis, 14 November 2024 berjudul: Menemukan Rancangan Allah

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kejadian 24:27

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Menemukan Rancangan Allah

Kejadian 24:27 – serta berkata: “Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!”

Pengantar:

Jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah, tidak tepat bila kita terus-menerus meminta kepada-Nya untuk memimpin kita ke sini dan ke sana. Tuhan sendiri pasti menuntun kita. Sebagai seorang anak Tuhan, bersiaplah untuk menemukan rancangan ilahi-Nya di mana saja dan kapan saja dalam kehidupan kita. “…. Tuhan telah menuntun aku di jalan …” (Kejadian 24:27).

Renungan Harian Kristen, Kamis, 14 November 2024

Kita harus menjadi sedemikian menyatu dengan Allah sehingga kita tidak perlu terus-menerus meminta petunjuk. Kita telah dijadikan anak-anak Allah melalui penyucian-Nya. Kehidupan seorang anak Tuhan yang seharusnya adalah taat, kecuali ia memilih untuk tidak taat.

Namun, segera setelah ia memilih untuk tidak taat, timbullah konflik atau pertentangan batin dalam dirinya. Secara spiritual, konflik atau pertentangan batin adalah peringatan dari Roh Allah.

Ketika Ia memperingatkan kita dengan cara ini, kita harus berhenti seketika itu juga dan diperbarui dalam pemikiran kita untuk dapat membedakan kehendak Allah (lih. Roma 12:2). Jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah, tidak tepat bila kita terus-menerus meminta kepada-Nya untuk memimpin kita ke sini dan ke sana.

Ayat di atas berkata, “… Tuhan telah menuntun aku …” dan saat melihat kembali ke belakang, kita melihat adanya suatu rancangan yang menakjubkan, yang, bila kita dilahirkan oleh Allah, Tuhan sendiri pasti menuntun kita.

Kita dapat melihat Allah dalam hal-hal yang khusus, tetapi diperlukan pertumbuhan disiplin rohani untuk dapat melihat Allah dalam setiap detail kehidupan kita. Jangan percaya apa yang disebut peristiwa kebetulan dalam kehidupan sebagai sesuatu kejadian yang berada di luar pengaturan Allah. Sebagai seorang anak Tuhan, bersiaplah untuk menemukan rancangan ilahi-Nya di mana saja dan kapan saja.

Berhati-hatilah agar tidak terobsesi (dipenuhi pikiran) dengan konsistensi dari keyakinan Anda dan bukannya pada penyerahan kepada Allah. Jika Anda seorang percaya dan berkata, “Saya tidak akan pernah melakukan ini atau itu”, kemungkinan besar hal itulah yang akan diminta Allah dari Anda.

Konsistensi penting dalam diri seorang percaya bukanlah dalam hal suatu prinsip, tetapi dalam hal kehidupan ilahi. Kehidupan ilahilah yang terus-menerus membuat semakin banyak penemuan mengenai pikiran ilahi.

Lebih mudah bagi kita untuk menjadi seorang fanatik yang eksesif daripada menjadi seorang yang setia secara konsisten. Allah tidak pernah membiarkan kita dalam keangkuhan keagamaan, tetapi membawa kita kepada kerendahan yang dikehendaki-Nya bila kita setia kepada-Nya.

Demikian Renungan hari ini, Kamis, 14 November 2024 diambil dari Kejadian 24:27 yang mengisahkan tentang Menemukan Rancangan Allah dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Meluruskan Sejarah Imam Bonjol

0

Oleh: Yusuf A Puar

Dalam sejarah Indonesia, Tuanku Imam Bonjol terkenal sebagai pemimpin perang Padri. Perang yang paling banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Belanda.

Perang yang dilaksanakan secara frontal tersusun dan teratur dengan memakai segala macam alat peperangan yang ada pada waktu itu.

Ada beberapa kategori uraian yang perlu saya turunkan:

1. Tidak sedikit buku yang telah ditulis pengarang Belanda dan Indonesia tentang Perang Padri yang mengatakan setelah 16 tahun berperang, disudahi dengan babakan akhir, Imam Bonjol tahun 1837 ditawan Belanda; kesudahannya dibuang ke Manado dan wafat di sana tahun 1864.

Versi serupa yang ditulis Kementerian Penerangan RI berjudul Republik Indonesia – Propinsi Sumatera Tengah (1230 halaman, terbitan 1953) antara lain di halaman 47-48 mengatakan : Kota Bonjol sebagai kubu pertahanan utama tentara Perang Padri diduduki Belanda pada 16 Agustus 1837, semua ikhtiar dilakukan Belanda untuk menangkap Imam Bonjol, tetapi tidak ditemui.

Pada suatu hari Imam Bonjol menerima sepucuk surat dari Residen Belanda, Francis dari Padang, yang meminta agar beliau sudi datang ke Palupuh dekat Bukittinggi. Isi surat tersebut dipenuhinya karena beliau tidak mau lagi berurusan lagi dengan Belanda. Tetapi kemudian ternyata beliau kena tipu.

Sesampainya dengan para pengiringnya di Palupuh, beliau dikepung serdadu-serdadu Belanda yang bersenjata lengkap dan beliau ditawan.

Beliau dibawa ke Padang dan dari sini diantarkan ke Betawi (Jakarta).

Empat bulan kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa Barat, sebagai seorang buangan tahanan politik.

Akhirnya beliau dipindahkan ke Ambon.

Tiga tahun kemudian (1841) beliau dipindahkan pula ke Manado, ditempatkan di desa Kumbi, Kuka dan lantas di Lotak. Di Lotak beliau menetap agak lama hungga wafat di sini pada tahun 1864 (12 Zulhijjah 1283 H.) dalam usia 92 tahun.

2. Surat Terbuka Nasional ini adalah fakta sejarah yang pertama kali mengungkapkan untuk umum, bahwa yang ditawan di Palupuh itu (1837) bukan Imam Bonjol.

Jadi otomatis yang bermakam di desa Lotak itu bukanlah beliau. Dan otomatis pula babakan sejarah Imam Bonjol seusainya Perang Padri, berpijak pada sumber yang keliru.

Sekaligus membuktikan. Tuanku Imam Bonjol yang sebenarnya wafat di Bonjol dan dimakamkan di sana di pemakaman keluarga, persis di samping pusara ayahandanya Khatib Bayanuddin.

3. Dari pihak Padri yang datang berunding ke Palupuh itu ialah Tuanku Syahbuddin, salah seorang Imam Perang dan sahabat karib Imam Bonjol.

Turut serta menemaninya berunding Haji Aminuddin, seorang kemenakan Imam Bonjol sendiri, sebagai siasat terhadap Belanda, bahwa yang mengepalai perundingan Palupuh itu benar-benar pribadi Imam Bonjol.

Sampai sejauh begitu, Belanda tidak pasti mengenal wajah Imam Bonjol.

Yang mengatur siasat perundigan Palupuh itu ialah Tuanku Nan Tinggi (TNT); dulu seorang pemimpin berwibawa dalam Perang Padri yang kemudian diketahui mendekat kepada Belanda dan kemudian mengangkatnya sebagai Regent (setingkat lebih tinggi dari posisi yang sudah dihapuskan tahun 1918).

Karena pengaruhnya yang besar, TNT yang sebenarnya bertalian saudara dengan Imam Bonjol itu diangkatlah oleh Belanda sebagai Regent.

Yang terjadi di Palupuh bukan pengepungan dan penawanan oleh pihak Belanda, tetapi pertemuan ramahtamah yang disutradai TNT.

Terbayanglah tendensi, dalam susunan peserta dan perundingan itu, TNT yang mengatur siasat untuk menyelamatkan Imam Bonjol agar jangan jatuh ke tangan Belanda.

Dari Palupuh TNT membawa Tuanku Syahbuddin (TS) dan rombongannya melancong ke Padang Panjang, dan terus ke Padang. Sampailah mereka ke tepi laut dekat pesisir Muaro, tempat berlabuh sebuah kapal perang Belanda saat itu.

TNT bertanya kepada TS apakah barangkali ia ingin melihat-melihat ke dalam kapal itu. Karena TS setuju, ia dipersilahkan lebih dahulu naik ke kapal, sedangkan TNT masih tinggal di darat. Kapal yang sebenarnya sejak semula telah dipersiapkan oleh Belanda itu, segera berlayar ke Betawi.

Cerita ini disampaikan oleh Rasad, turunan ke-4 dari TNT, di Palembayan dekat Bonjol dalam tahun 1949 kepada T. Zainul Anwari (TZA) sebagai pengungkapan rahasia kaum yang tidak boleh diketahui Belanda.

Istri TZA adalah Hamidah binti Abubakar, sedangkan Abubakar adalah turunan ke-3 TNT.

4. Imam Bonjol sewaktu lahir tahun 1772 di Bonjol bernama Muhammad Sahab, anak dari Khatib Bayanuddin, berasal dari desa Tanjung Bungo, Bonjol. Sewaktu pemuda ia bernama Peto Syarif; setelah menjadi ulama namanya ditukar jadi Tuanku Mudo.

Kemudian menjadi Tuanku Imam Bonjol atas amanat dari Datuk Bandaharo, pemimpin pertama Padri, sewaktu beliau akan meninggal dunia. Imam Bonjol mempunyai pengikut yang banyak jumlahnya sejak sebelum meletusnya Perang Padri di tahun 1821 itu.

Ibu Imam Bonjol bernama Hamatun yang bersaudara laki-laki, bernama Syekh Said Usman dan keduanya adalah bangsa Arab asli. Kedua bersaudara itu mempunyai ibu asal Yaman Selatan dan ayahnya dari Aljazair yang telah lama bermukim di Maroko. Hamatun dan Syekh Said Usman sebagai mubaligh agama Islam akhirnya sampai ke pantai Sumatera di Sasak, di pantai Sumatera Barat.

Kemudian keduanya terpanggil ke Bonjol untuk mengajarkan agama Islam yang oleh Datuk Temenggung di sana, kepadanya diberi desa dan persawahan di Kampung Koto di Bonjol dan diterima masuk suku Koto.

Syekh Said Usaman yang diberi gelar Datuk Bagindo Suman, diangkat jadi Kadi dan sejak itu ia secara turun temurun dengan menyandang gelar yang serupa sampai tahun 1950 adalah tetap jadi Kadi dalam kenegerian Ganggo Hilir di Bonjol.

Tuanku Laras (Kepala Daerah) pertama seusai Perang Padri yang bernama Naai Sutan Caniago menulis buku tebal (tanpa judul) dalam bahasa Minangkabau dialek Bonjol beraksara Arab.

Kalimat-kalimat akhir dari buku yang mengandung indikasi tentang wafatnya Tuanku Imam Bonjol di Kampung Koto di Bonjol. Buku itu kini disimpan di Bonjol oleh Haji Kaharuddin dari suku Caniago (berusia sekitar 55 tahun) sebagai milik kaum.

Sebuah fotokopi lengkap dari buku tulisan tangan tersebut kini masih berada pada T. Zainul Anwar di Jakarta yang pernah menyampaikan kepada Prof Dr Prijono, Menteri Menko Pendidikan dan Kebudayaan RI(1957-1966) yang sebagai sarjana ahli Sejarah Kebudayaan dan Hukum Islam sanggup membacanya.

TZA sendiri waktu itu pembantu menteri Koordinator Bidang Pendidikan, berkedudukan setingkat Sekjen.

5. Tentang kewafatan Imam Bonjol di Bonjol, TZA menerima amanat kaum dari Pahlawan Basa II (dua)yang menyampaikannya kepada TZA sendiri.

Hal ini terjadi dalam tahun 1929 di Bonjol ketika TZA sebagai siswa kelas 6 HIS (Sekolah Rendah Belanda) di Bukittingi pulang ke kampungnya Bonjol untuk berkhitan dan bersunat Rasul.

Pahlawan Basa I (Satu) adalah saudara dari Khatib Bayanuddin, yaitu ayahanda Imam Bonjol.

Pahlawan Basa II (Dua) mengungkapkan untuk pertama kali dan justru hanya kepada TZA sebagai calon menurut sislsilah adat, selaku Pahlawan Basa III (Tiga) tentang berkuburnya Imam Bonjol di Bonjol itu, yang harus amat dirahasiakan kepada siapapun, karena kalau Belanda mengetahuinya, tentu akan disuruh bongkar kuburan itu.

Bercerita Pahlawan Basa II (Dua) kepda TZA, bahwa tatkala Imam Bonjol dikuburkan di perkuburan kaum di tempat yang bernama Gelanggang di Bonjol itu, ia sudah pemuda, dan ikut pergi mengantar jenazah Imam Bonjol ke perkuburan tersebut.

Cerita yang serupa tentang penguburan Imam Bonjol didengar TZA juga dari Munyang Buniah (emak dari nenek TZA) yang pada saat bersejarah itu ia sudah meningkat jadi gadis kecil (gadis tanggung).

6. Hal-hal di atas ini yang dibeberkan panjang lebar oleh TZA kepada atasannya Prof. Prijono, diteruskan oleh keduanya kepada Presiden Soekarno menjelang saat kemelut sebelum Bung Karno mengakhiri jabatan kepresidennya, agak lama sebelum beliau wafat pada 21 Juni 1970, Prijono sendiri telah mendahuluinya ke alam baka pada 6 Maret 1969.

Selanjutnya kemudian dengan restu TZA, lewat delegasi Mahasiswa Bonjol di Jakarta, dalam tahun 1979 hal-hal yang sama disampaikan kepada Wakil Presiden Adam Malik, dan kemudian kepada Menteri Emil Salim.

Reaksinya baru sampai kepada anjuran agar TZA mengumpulkan lagi data-data domestik lebih luas tentang Imam Bonjol, termasuk bahan-bahan dari perpustakaan, dan kalau perlu TZA pergi menyelediki perpustakaan representasi di Leiden, Nederland, atas biaya kedua beliau ini.

Terhadap yang terakhir ini. TZA justru menyatakan tidak ada faedahnya karena semua buku sejarah tentang Imam Bonjol oleh para pengarangnya dan ahli sejarah Belanda bertolak dari pangkal, bahwa yang bermakam di Lotak itu adalah Imam Bonjol yang sebelumnya bernama Tuanku Mudo dan Peto Syarif yang ditawan Belanda di Palupuh.

7. Saya, Penulis Surat Terbuka Nasional ini, mengetahui agak banyak mengenai hal ini, baru dalam bulan Agustus 1982 langsung dari TZA dalam tiga kali pertemuan.

Padahal jauh sebelumnya saya pernah mengunjungi Tanjung Bungo di Bonjol, dan menginap di Kampung Koto dekatnya (tahun 1948); juga telah mengunjungi “Makam Imam Bonjol” di Lotak itu (tahun 1965, sesudah mengunjungi di Tondano makam pahlawan Kyai Mojo, Wakil utama Pangeran Diponegoro).

Juga beberapa kali telah mendatangi sisa-sisa puing rumah Gadang Tuanku Nan Tinggi di Sungaipuar, Palembayan Kabupaten Agam (tahun 1945 dan seterusnya).

Rumah gadang itu adalah yang terbesar di zamannya di seluruh Minangkabau yang terpampang di perbukitan desa Sungaipuar sebagai desa kelahiran ibu dari mendiang ayahku.

TZA sendiri selain dari turunan Basa I (satu) yang saudara dari khatib Bayanuddin (ayahanda Imam Bonjol) , TZA mempunyai ibu bernama Siti Rahmah, turunan ke-6 dari Hamatun (ibunda Imam Bonjol), jadi TZA adalah turunan ke-7 dari Hamatun tersebut(generasi ke-7 menurut garis “anak pisang secara matrilinial”).

8. TZA sendiri (66 tahun) yang kini telah lanjut usia, dan sudah mulai disinggahi penyakit tua, adalah pemegang amanat terakhir dari saksi-saksi hidup yang bisa bicara, bahwa yang dimakamkan di Lotak itu bukanlah Peto Syarif Tuanku Imam Bonjol.

Kalau sampailah TZA dipanggil ke hadirat Tuhan sebelum problem nasional itu diselesaikan sebagaimana mestinya, maka 118 tahun kekeliruan sejarah (1864-1982) itu akan berkelanjutan sampai akhir zaman.

Sudah 145 tahun rahasia tentang pribadi Imam Bonjol disembunyikan (dihitung dari berakhirnya Perang Padri sampai kini: 1837-1945).

Oleh beberapa orang pemuka Bonjol pemegang rahasia tentang hal ini sampai kepada TZA sekarang, kalau orang-orang bertanyakan tentang itu, maka diberi jawaban bahwa dalam pusara Imam Bonjol di Gelanggang di Bonjol itu hanya ditanami gigi dan rambut beliau, guna merahasiakan bukanlah seluruh jasadnya yang disemayamkan di tempat itu.

Inilah motif utama yang mendorong saya mencetuskan Surat Terbuka Nasional itu, mengungkapkannya secara umum dan polos, di samping sesuai dengan profesi saya sebagai pengarang beberapa buku dan cerita sejarah.

Saya mengharapkan sebanyak mungkin mediamassa kita turut membantu menyelesaikan problem nasional ini, termasuk mengadakan sambutan dan komentar.

Juga tulisan saya ini dalam penerbitan anda, dan reaksi atasnya oleh peminat dan pengamat. (*)