Beranda blog Halaman 15

Puluhan Tenaga Honorer di Sulteng Tak Lulus Seleksi PPPK, Pemerintah Diminta Prioritaskan

0

Palu – Sebanyak 99 tenaga honorer di Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah tidak lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap pertama tahun 2024. Mereka berharap pemerintah memberikan prioritas pada formasi tahap kedua, yang menyediakan 115 kuota di lingkungan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah.

Ketua Komisi I DPRD Sulteng, Dr. Bartholomeus Tandigala, menjelaskan bahwa pihaknya telah membahas persoalan ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin (13/1/2025). Ia menyampaikan bahwa menurut Kepala BKD, seleksi PPPK merupakan kebijakan pemerintah pusat.

“Bagi tenaga honorer yang tidak lulus seleksi tahap pertama, secara otomatis akan masuk dalam kategori PPPK paruh waktu, termasuk mereka yang mendaftar ulang. Honorer yang sudah bekerja selama dua tahun dan terdaftar dalam database BKN juga akan dimasukkan dalam PPPK paruh waktu,” ujar Bartholomeus, Jumat (31/1/2025).

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Sulteng dari Partai Perindo, Mahfud Masuara, menjelaskan bahwa seleksi PPPK saat ini menggunakan standar passing grade, sehingga masa pengabdian tidak menjadi pertimbangan utama.

“Di Sekretariat DPRD Sulteng, ada tenaga honorer yang sudah mengabdi lebih dari 15 tahun. Tentunya, mereka harus diprioritaskan,” kata Mahfud saat ditemui di Kantor DPRD Sulteng.

Lebih lanjut, Mahfud menambahkan bahwa sesuai arahan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tenaga honorer lama seharusnya diselesaikan terlebih dahulu. Namun, pada kenyataannya, mereka yang tidak lulus tetap dimasukkan dalam PPPK paruh waktu.

“Bagaimana mekanisme PPPK paruh waktu, itu menjadi kewenangan Sekretariat DPRD Sulteng untuk menjelaskannya. Tugas kami di Komisi I adalah menyerap aspirasi rakyat,” tegasnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, telah menerima aspirasi tenaga honorer Sekretariat DPRD Sulteng di Rumah Aspirasi, Jalan Kesehatan No. 1, Palu Selatan, Selasa (28/1/2025).

Longki, yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, berjanji akan membawa permasalahan ini ke RDP bersama Menteri Dalam Negeri dan Menpan RB.

“Tenaga honorer yang telah bekerja lebih dari lima tahun harus diprioritaskan,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah itu.

Sebagai informasi, PPPK Paruh Waktu adalah pegawai yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja dengan masa kerja lebih fleksibel dan upah sesuai ketersediaan anggaran pemerintah. Mereka yang masuk kategori ini adalah tenaga honorer yang terdaftar dalam database non-ASN BKN, memiliki masa kerja minimal dua tahun, ijazah sesuai kebutuhan jabatan, serta kinerja yang baik. PPPK Paruh Waktu ditetapkan setiap tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan instansi.(RN)

Longki Djanggola Janji Kawal Aspirasi Tenaga Honorer ke RDP Terkait Seleksi CPNS-P3K

0

Palu – Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, menerima aspirasi tenaga honorer dari Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) di Rumah Aspirasi, Jalan Kesehatan No. 1, Palu Selatan, Selasa (28/1/2025).

Dalam pertemuan tersebut, para tenaga honorer mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Perwakilan tenaga honorer, yakni Abdul Rauf, Zainal, Ustin Wulandari, Sari Intan, Juliana, Steven, dan Simon, menyampaikan bahwa dari 99 peserta yang mengikuti seleksi tahap pertama, tidak ada satu pun yang dinyatakan lulus.

Selain itu, mereka menyoroti kebijakan yang melarang peserta tidak lolos tahap pertama untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Padahal, terdapat 115 formasi yang dibuka di Sekretariat DPRD Sulteng pada tahap berikutnya. Mereka berharap tenaga honorer yang telah mengabdi lebih dari lima tahun mendapatkan prioritas, sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri.

“Kami ingin mendapatkan prioritas sebagaimana yang diterapkan di beberapa provinsi lain, seperti Banten. Di sana, tenaga honorer berhasil memperjuangkan aspirasinya dan akhirnya lolos seleksi CPNS dan P3K,” ujar Abdul Rauf.

Selain itu, mereka juga meminta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulteng segera menerbitkan surat keberatan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh BKD Kabupaten Sigi dan Donggala.

Menanggapi hal tersebut, Longki Djanggola yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI berjanji akan membawa permasalahan ini ke Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).

“Tenaga honorer yang telah mengabdi lebih dari lima tahun seharusnya mendapat prioritas,” tegas Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng itu.

Ia juga mengimbau tenaga honorer untuk tidak terpaku pada satu instansi, tetapi mempertimbangkan formasi lain yang sesuai dengan kompetensi mereka.

Selain itu, Longki menyatakan akan berkoordinasi dengan Plt Kepala BKD Provinsi Sulteng, Adiman, terkait penerbitan surat keberatan yang hingga kini belum dikeluarkan oleh BKD provinsi.

Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi tenaga honorer Sekretariat DPRD Sulteng dalam memperjuangkan hak mereka pada seleksi CPNS dan P3K tahap kedua.(RN)

Ciptakan Rasa Aman, Polwan Satlantas Polres Bone Amankan Masjid Saat Salat Jumat

0

Bone – Guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi umat Muslim saat melaksanakan salat Jumat, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bone menurunkan sejumlah personel polisi wanita (Polwan) untuk melakukan pengamanan di sejumlah masjid di Kota Watampone, Kabupaten Bone, Jumat (31/1/2025).

Pengamanan dimulai sejak sebelum azan hingga jamaah meninggalkan masjid. Para Polwan bersiaga di sekitar area masjid untuk memastikan keamanan dan ketertiban lingkungan.

Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, melalui Kasat Lantas Polres Bone, AKP H. Musmulyadi, menegaskan bahwa pengamanan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang sedang beribadah.

“Personel Polwan Satlantas sengaja kami tempatkan di masjid-masjid agar umat Muslim yang melaksanakan salat Jumat merasa lebih aman dan nyaman,” ujarnya.

Selain menjaga keamanan, para Polwan juga bertugas mengatur arus lalu lintas serta membantu jamaah saat menyeberang jalan guna mencegah kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas.

“Kami juga mengimbau para jamaah yang membawa kendaraan agar selalu mengunci stang motor dan tetap tertib dalam berlalu lintas,” tambahnya.

Dengan adanya pengamanan ini, diharapkan para jamaah dapat lebih khusyuk dalam beribadah tanpa rasa khawatir terhadap barang bawaan maupun kendaraan yang diparkir

Keadilan bagi Korban Pelecehan di Barru Masih Samar

0
Barru – Proses hukum kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi pada September 2024 di Kabupaten Barru masih berjalan lambat. Hingga kini, perkara tersebut belum juga memasuki tahap persidangan, memicu kekecewaan mendalam bagi keluarga korban yang terus menuntut keadilan.

Orang tua korban mengungkapkan bahwa anak mereka mengalami trauma berat akibat peristiwa tersebut. Mereka pun mendesak agar aparat penegak hukum segera menindaklanjuti kasus ini dan memberikan hukuman setimpal bagi pelaku.

“Kami hanya ingin keadilan. Laporan ini sudah berbulan-bulan, tetapi perkembangan kasusnya masih jalan di tempat. Anak saya mengalami trauma berat, sementara kami merasa seperti diabaikan,” ujar orang tua korban kepada Fajar Pendidikan, Kamis (30/1/2025).

Tak hanya itu, keluarga korban mengaku mendapatkan tekanan dari berbagai pihak yang berusaha mendamaikan kasus ini, termasuk dari keluarga pelaku hingga oknum calon pejabat.

“Lebih dari sepuluh orang datang meminta kami berdamai, termasuk beberapa oknum calon pejabat. Tapi kami menolak. Kami hanya ingin proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Jangan karena kami rakyat kecil, lantas dipaksa untuk menyerah,” tegasnya.

Tekanan demi tekanan yang diterima semakin membuat keluarga korban pelecehan seksual tertekan. Bahkan, mereka mengaku kerap menerima telepon yang mengarah pada intimidasi.

“Kalau bukan karena tekanan ini, mungkin kami bisa mempertimbangkan perdamaian. Tapi ada yang menelepon, ada yang datang langsung. Kami merasa takut,” lanjutnya.

Dampak psikologis yang dialami korban juga semakin mengkhawatirkan. Orang tuanya menyebut anak mereka mengalami trauma berat, bahkan tidak sanggup melihat cahaya dan merasa ketakutan setiap kali pintu terbuka.

“Anak saya sangat trauma. Hasil pemeriksaan psikolog menunjukkan kecemasan tinggi, dan tes berikutnya menyatakan ia mengalami depresi. Kami hanya ingin keadilan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kanit PPA Polres Barru, Wadi, mengonfirmasi bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan telah dilimpahkan ke kejaksaan. Pihaknya memastikan bahwa penyidik terus mengumpulkan dan menganalisis bukti secara teliti sebelum kasus ini masuk ke tahap selanjutnya.

“Proses hukum tetap berjalan, dan kami akan segera memberikan informasi lebih lanjut kepada korban,” ujarnya.

Meski demikian, hingga kini, keluarga korban belum mendapatkan kepastian terkait perkembangan kasus ini. Mereka berharap ada percepatan proses hukum agar keadilan segera terwujud.(HH)

Renungan Harian Kristen, Jumat, 31 Januari 2025: Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Jumat, 31 Januari 2025 berjudul: Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Roma 1:1

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

Roma 1:1 – Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Pengantar:

Renungan hari ini (dan besok) merupakan bagian yang sulit — tetapi teramat dalam — dari penulisan Chambers. Akan tetapi, intinya jelas. Ditekankan bahwa kebaikan manusia dan kesucian pribadi adalah akibat dari penebusan, bukan untuk mendapatkan penebusan.

Renungan ini juga mengungkapkan adanya bahaya, jika mata kita terpusat pada kesucian pribadi dan menempatkannya di atas keinginan untuk mengenal Allah, sehingga kita tidak pernah sampai pada realitas sepenuhnya dari penebusan.

Renungan Harian Kristen, Jumat, 31 Januari 2025

Panggilan kita terutama bukanlah menjadi para pria dan wanita yang suci, melainkan untuk menjadi para pemberita Injil Allah. Satu hal yang sangat penting adalah Injil Allah harus dikenal sebagai satu-satunya realitas atau kenyataan yang kekal. Dan, realitas ini bukanlah kebaikan manusia, atau kesucian, atau surga, atau neraka, melainkan penebusan.

Hal ini dirasakan perlu menjadi kebutuhan utama dari pekerja Kristen masa kini. Sebagai pekerja, kita harus terbiasa dengan pernyataan atau penyingkapan bahwa penebusan adalah satu-satunya realitas.

Kesucian pribadi/perorangan adalah akibat penebusan, bukan penyebab (untuk mendapatkan) penebusan. Jika kita menaruh iman kita pada kebaikan manusia, kita akan tenggelam bila pencobaan datang.

Paulus tidak menyatakan bahwa dia mengkhususkan dirinya sendiri, tetapi “ketika Allah berkenan, Dia memilih aku …,” demikian kata Paulus (Galatia 1:15, NKJV). Paulus tidak secara berlebihan menaruh perhatian atas diri/karakternya sendiri.

Selama mata kita terpusat pada kesucian pribadi kita sendiri, kita tidak akan pernah sampai pada realitas sepenuhnya dari penebusan. Para pekerja Kristen gagal karena mereka menaruh hasrat atau keinginan pada kesucian mereka sendiri di atas hasrat mereka untuk mengenal Allah.

Mungkin ada yang berkata, “Jangan meminta saya untuk dihadapkan dengan realitas penebusan yang kokoh di tengah kecemaran hidup manusia sebagaimana adanya, apa yang saya inginkan adalah apa yang dapat dilakukan Allah bagi saya agar saya menjadi semakin menarik dalam pandangan saya sendiri.”

Berbicara demikian merupakan tanda bahwa realitas Injil Allah belum menyentuh diri saya. Dalam hal seperti itu, tidak ada kerelaan meninggalkan segalanya dan memberikan diri secara sepenuhnya kepada Allah.

Allah tidak dapat membebaskan saya selagi minat saya hanya tertuju pada diri atau karakter saya sendiri. Paulus tidak melihat ke dirinya sendiri. Dia sepenuhnya berhenti dan menyerahkan diri, dan dipisahkan oleh Allah untuk satu maksud, yaitu memberitakan Injil Allah (Roma 9:3).

Demikian Renungan hari ini, Jumat, 31 Januari 2025 diambil dari Roma 1:1 yang mengisahkan tentang Sadarkah Anda akan Panggilan Anda? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Mahasiswa Program RPL Ilmu Komunikasi Unifa Presentasikan Skripsi tentang Strategi Kehumasan

0

Dua mahasiswa Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Ilmu Komunikasi Universitas Fajar (Unifa) telah memasuki tahap akhir studi mereka dengan mempresentasikan hasil penelitian skripsi yang berfokus pada strategi komunikasi kehumasan di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Syafruddin (NIM 2310122003), mahasiswa angkatan kedua yang menempuh masa studi selama satu setengah tahun (tiga semester), menyusun skripsi berjudul “Strategi Humas Polres Penajam Paser Utara dalam Memanfaatkan Akun Instagram @polresppu_ sebagai Media Informasi dan Publikasi”. Penelitian ini mengkaji strategi komunikasi yang diterapkan oleh Humas Polres dalam menyebarluaskan informasi serta membangun citra institusi melalui platform media sosial Instagram.

Sementara itu, Subur Priono (NIM 2210122002), mahasiswa angkatan pertama Program RPL Ilmu Komunikasi yang telah menempuh masa studi selama dua tahun, mempresentasikan skripsi berjudul “Proses Pemberitaan Kegiatan Pemerintah Daerah di Media Massa oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara”.

Penelitian ini menyoroti peran strategis Humas Pemerintah Daerah dalam mendistribusikan informasi mengenai program dan kebijakan pemerintah kepada media massa serta mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan.

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Soraya Firdausy menyampaikan apresiasi atas semangat dan dedikasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi mereka, meskipun di tengah kesibukan pekerjaan dan tantangan jarak.

“Kesibukan dalam pekerjaan bukanlah penghalang untuk terus menempuh pendidikan. Semangat dan komitmen yang ditunjukkan oleh mahasiswa Program RPL ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mengejar pendidikan tinggi,” ujarnya.

Kedua penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik maupun praktis dalam pengelolaan strategi komunikasi di lingkungan pemerintahan dan kepolisian, khususnya dalam pemanfaatan media digital dan efektivitas publikasi informasi kepada masyarakat.

  1. Dengan selesainya penelitian ini, baik Syafruddin maupun Subur Priono selangkah lebih dekat dalam menyelesaikan studi mereka di Universitas Fajar. Keberhasilan ini juga menjadi cerminan komitmen Program RPL Ilmu Komunikasi Unifa dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi akademik serta keterampilan profesional di bidang komunikasi strategis dan kehumasan. (*)

Renungan Harian Kristen, Kamis, 30 Januari 2025: Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Kamis, 30 Januari 2025 berjudul: Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari 1 Samuel 3:15

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

1 Samuel 3:15 – Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.

Pengantar:

“Benarkah itu suara Tuhan?” Samuel belajar untuk mengenali suara Tuhan. Akan tetapi, ketika suara Tuhan menjadi jelas, Samuel, sang pelayan muda itu dihadapkan dengan pilihan berat, menyampaikan firman teguran kepada Eli, yang dia hormati. Bagaimana seharusnya kita bersikap dalam situasi seperti itu?

Renungan Harian Kristen, Kamis, 30 Januari 2025

Allah tidak pernah berbicara kepada kita dengan cara yang dramatis (seperti kepada Samuel), melainkan dengan cara yang mudah disalahpahami. Kemudian, kita berkata, “Benarkah itu suara Allah?”

Yesaya berkata bahwa Tuhan berbicara kepadanya “dengan tangan yang kuat”, yaitu dengan tekanan situasi yang dialaminya (Yesaya 8:11, NKJV). Tanpa tangan Allah yang berkuasa itu sendiri, tidak ada yang dapat menyentuh hidup kita. Apakah kita mengenali tangan-Nya yang sedang bekerja atau kita hanya melihat segala sesuatu sebagai rangkaian peristiwa semata-mata?

Biasakanlah untuk berkata, “Berbicaralah, Tuhan,” maka kehidupan akan menjadi menyenangkan (romantis) (1 Samuel 3:9). Setiap kali situasi mengimpit Anda, katakanlah, “Berbicaralah, Tuhan,” dan luangkan waktu untuk mendengar.

Teguran/hajaran (dari Tuhan) itu lebih dari sekadar sarana disiplin — itu dimaksudkan untuk mendorong kita berkata, “Berbicaralah, Tuhan.” Kenanglah kembali saat-saat Tuhan berbicara kepada Anda di masa lalu.

Adakah Anda mengingat apa yang diucapkan-Nya? Apakah itu berupa Lukas 11:13 atau 1 Tesalonika 5:23? Selagi kita mendengar, telinga kita menjadi semakin peka, dan seperti Yesus, kita akan mendengar Allah berbicara sepanjang waktu.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel, “… bahwa Aku akan menghukum keluarganya (Eli) untuk selamanya karena … anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!” (1 Samuel 3:13) Akan tetapi, “Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.”

(1 Samuel 3:15) Haruskah saya mengatakan kepada “Eli” (saya) tentang hal yang ditunjukkan Allah kepada saya? Di sinilah, dilema atau letak pilihan berat dari kepatuhan itu. Kita tidak patuh kepada Allah karena menjadi “berbuat kebaikan bagi orang lain” dan kita berpikir, “Aku harus melindungi ‘Eli’”, yang melambangkan orang terbaik yang kita kenal.

Memang (dalam nas) Allah tidak menyuruh Samuel untuk memberitahukan kepada Eli, tetapi dia harus memutuskan hal itu sendiri. Pesan Allah kepada Anda, apabila disampaikan, mungkin akan menyakiti “Eli” Anda, tetapi berusaha merintangi penderitaan dalam hidup orang lain akan menjadi rintangan antara jiwa Anda dan Allah. Anda menanggung akibatnya sendiri bila merintangi “pemenggalan tangan kanan” dan “pencungkilan mata kanan seseorang” (lihat Matius 5:29-30).

Jangan sekali-kali meminta nasihat orang lain tentang apa pun yang dikehendaki Allah untuk Anda putuskan di hadapan-Nya. Jika Anda meminta nasihat, Anda hampir selalu berpihak kepada iblis. Seperti sikap Paulus, “… maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia (Galatia 1:16).

Demikian Renungan hari ini, Kamis, 30 Januari 2025 diambil dari 1 Samuel 3:15 yang mengisahkan tentang Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Persiapan Sudah 100 Persen, HPN 2025 di Riau Siap Dilaksanakan

0

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau sebagai tuan rumah Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 memastikan kesiapan 100 persen untuk menyukseskan acara nasional tersebut.

Semua persiapan terkait akomodasi, transportasi lokal, dan tempat pelaksanaan acara-acara HPN 2025 telah rampung sepenuhnya.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada PWI Riau yang telah siap 100 persen sebagai tuan rumah HPN 2025,” ujar Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, yang juga menjabat sebagai Penanggung Jawab HPN 2025, didampingi Ketua PWI Riau, Raja Isyam Azwar, saat berbincang dengan wartawan di Pekanbaru pada Rabu (29/01/2025) sore.

Zulmansyah menjelaskan, seluruh fasilitas, mulai dari hotel hingga transportasi lokal untuk PWI provinsi se-Indonesia yang akan hadir, sudah dipersiapkan dengan baik. Begitu juga dengan akomodasi untuk pengurus PWI Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

“Semua sudah siap, kita tinggal menjalankan acara. Akomodasi, transportasi, dan konsumsi peserta sudah dipersiapkan,” jelas Zulmansyah sambil menyampaikan tema HPN 2025, yaitu “Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas.”

Zulmansyah juga menambahkan bahwa sejumlah kegiatan telah dirancang untuk memeriahkan HPN 2025 yang berlangsung dari 6 hingga 9 Februari 2025. Beberapa di antaranya adalah Silaturahmi Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) SMSI, Diskusi Media dengan topik “Integritas dan Kekerasan Terhadap Wartawan,” serta Seminar Nasional Sawit bersama GAPKI bertema “Sosialisasi Perpres Nomor 5/2025 dan Optimalisasi Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan: Tantangan, Peluang, dan Inovasi di Era Globalisasi.”

Selain itu, akan ada juga Sarasehan Nasional Media Massa dengan tema “Media Sustainability Pasca-Publisher Right,” Seminar Energi yang membahas “Mewujudkan Swasembada Energi Nasional: Tantangan dan Solusi,” serta Seminar Nasional Kesehatan yang berjudul “Optimalisasi Program Kesehatan Ibu dan Anak untuk Mewujudkan Generasi Emas.”

“Kegiatan HPN 2025 di Riau dimulai pada 6 Februari, dan pada 9 Februari 2025 pagi, kita akan mengadakan jalan sehat di Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru. Kami juga akan mengundang sejumlah Menteri dan tokoh-tokoh pers Indonesia sebagai narasumber,” jelas Zulmansyah.

Di kesempatan yang sama, Ketua PWI Riau Raja Isyam Azwar mengajak seluruh wartawan anggota PWI Riau untuk turut serta memeriahkan rangkaian kegiatan HPN 2025 di Riau yang akan berlangsung mulai 6 hingga 9 Februari 2025.

“Kami mengimbau seluruh rekan-rekan pers di Riau untuk bersama-sama meramaikan dan menyukseskan pelaksanaan HPN 2025 di sini,” ajak Raja Isyam. (*)

Renungan Harian Kristen, Rabu, 29 Januari 2025: Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Rabu, 29 Januari 2025 berjudul: Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kisah Para Rasul 26:12

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

Kisah Para Rasul 26:12 – Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.

Pengantar:

Bagaimana Seorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh? Judul renungan hari ini cukup keras. Renungan ini mengingatkan kita, antara lain apakah “kita melayani Yesus dengan roh yang bukan Roh-Nya”, kita berbicara dengan kata-kata yang terdengar baik, tetapi roh di balik kata-kata itu adalah roh seorang musuh, melayani dengan menggebu-gebu menurut cara saya sendiri dan untuk kepuasan diri sendiri.

Renungan Harian Kristen, Rabu, 29 Januari 2025

“Beginilah firman TUHAN kepadaku,” kata Yesaya, “… ketika tangan-Nya menguasai aku ….” (Yesaya 8:11). Firman Tuhan ini menyatakan, tidak ada tempat untuk melarikan diri bila Tuhan berbicara. Dia selalu datang dengan menggunakan otoritas-Nya dan menguasai pengertian kita.

Sudahkah suara Allah mendatangi Anda secara langsung? Jika sudah, Anda tidak akan dapat salah dengan suasana keakraban yang mengiringinya, yang disampaikan kepada Anda. Karena Allah berbicara dengan bahasa yang paling Anda kenal, bukan melalui telinga Anda, melainkan melalui situasi yang Anda alami.

Allah harus menghancurkan kepercayaan kita terhadap keyakinan atau pendirian kita sendiri. Kita berkata, “Aku tahu bahwa inilah yang harus kulakukan!” Lalu, tiba-tiba Allah berbicara dalam cara yang meliputi kita dengan menyingkapkan kebodohan dan ketidakacuhan kita.

Kita memperlihatkan kebodohan kita tentang Dia dalam cara kita membuat keputusan untuk melayani Dia. Kita melayani Yesus dengan roh yang bukan Roh-Nya dan menyakiti Dia melalui pembelaan kita terhadap Dia. Kita mengesampingkan tuntutan-Nya dalam roh iblis. Kata-kata kita terdengar baik, tetapi roh di balik kata-kata itu adalah roh seorang musuh.

“Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka” (Lukas 9:55), Yesus menegur murid-murid-Nya karena ada roh lain pada mereka. Roh Tuhan di dalam para pengikut-Nya tertulis dalam 1 Korintus 13.

Adakah saya telah menganiaya Yesus dengan tekad yang menggebu-gebu untuk melayani Dia menurut cara saya sendiri? Jika saya merasa telah melakukan kewajiban saya, tetapi telah menyakiti Dia dalam cara saya melayani, saya dapat memastikan yang saya lakukan bukanlah kewajiban saya.

Cara saya tidak akan mengembangkan roh yang lemah lembut dan tenang, melainkan hanya roh kepuasan diri sendiri. Kita menyangka bahwa apa pun yang tidak menyenangkan adalah kewajiban kita. Adakah seperti itu Roh Tuhan kita? “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku ….” (Mazmur 40:9) Demikianlah seharusnya roh pelayanan kita.

Demikian Renungan hari ini, Rabu, 29 Januari 2025 diambil dari Kisah Para Rasul 26:12 yang mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Mahasiswa Unifa Raih Prestasi Nasional pada ISEC 2025

0

Mahasiswa Universitas Fajar (Unifa) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Rut Amelinda, mahasiswa angkatan 2024 Program Studi Manajemen, berhasil meraih Medali Perak dalam bidang Bahasa Indonesia pada ajang Indonesia Science Excellence Competition (ISEC) 2025.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh CV Divya Cahaya Prestasi dan diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 10–12 Januari 2025, dengan menilai kemampuan akademik peserta di berbagai bidang ilmu.

Rut Amelinda menunjukkan keunggulannya dengan memperoleh nilai sempurna (A), sehingga layak dianugerahi predikat sebagai Peraih Medali Perak Tingkat Nasional.

Direktur CV Divya Cahaya Prestasi, Suleman Tappi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah berkompetisi dengan semangat dan dedikasi tinggi. Ia juga menegaskan bahwa kompetisi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas akademik generasi muda Indonesia.

Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Universitas Fajar, sekaligus membuktikan kemampuan mahasiswa dalam bersaing di kancah nasional. Seluruh sivitas akademika Universitas Fajar memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang diraih oleh Rut Amelinda dan berharap agar capaian ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi. (*)