Beranda blog Halaman 16

Renungan Harian Kristen, Selasa, 28 Januari 2025: Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Selasa, 28 Januari 2025 berjudul: Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kisah Para Rasul 26:14

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

Kisah Para Rasul 26:14 – Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.

Pengantar:

Kita takkan pernah bebas dari jerat memaksakan kehendak sendiri dalam menjalani hidup bagi Allah, yang selalu akan melukai Yesus Kristus sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api”. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, berarti kita sedang menganiaya Dia.

Renungan Harian Kristen, Selasa, 28 Januari 2025

“Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 26:14)

Apakah Anda bertekad untuk memaksakan kemauan Anda dalam menjalani hidup bagi Tuhan? Kita takkan pernah bebas dari jerat ini sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api” (Matius 3:11).

Kekerasan hati dan kehendak sendiri (self-will) akan selalu menikam Yesus Kristus. Hal itu mungkin takkan menyakiti siapa pun, tetapi melukai Roh-Nya.

Bila kita keras hati dan memaksakan kehendak sendiri kita serta mengedepankan ambisi kita sendiri, kita sedang menyakiti Yesus. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, kita sedang menganiaya Dia.

Bila kita mengandalkan harga diri, kita sesungguhnya sedang mendukakan Roh-Nya. Bila kita akhirnya memahami bahwa Yesuslah yang sedang kita aniaya selama ini, itu merupakan suatu penyingkapan yang paling menekan dan menghancurkan hati.

Apakah firman Allah menembus dengan amat tajam ke dalam diri saya selagi saya menyampaikannya kepada Anda, atau hidup saya bertentangan dengan hal-hal yang berlagak saya ajarkan? Saya mungkin saja mengajar pengudusan, tetapi memamerkan roh iblis, yaitu roh yang menganiaya Yesus Kristus.

Roh Yesus itu membawa kepada satu hal saja, yaitu kesatuan yang sempurna dengan Bapa. Dan, Dia mengatakan kepada kita, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29).

Semua yang saya lakukan harus dilandaskan oleh kesatuan yang sempurna dengan Dia, bukan berdasarkan tekad dari kehendak diri untuk menjadi saleh. Ini berarti bahwa orang lain mungkin akan menggunakan saya, bersama-sama dengan saya, atau sama sekali tidak memedulikan saya, tetapi jika saya mau berserah dan taat pada-Nya dalam semua hal itu, saya akan mencegah Yesus Kristus dari kemungkinan dianiaya.

Demikian Renungan hari ini, Selasa, 28 Januari 2025 diambil dari Kisah Para Rasul 26:14 yang mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Puasa, “Herbal” Mematikan Kanker

0

Sel kanker dikenal sebagai sel yang sangat rakus dan berkembang dengan cepat. Salah satu cara untuk mengobatinya adalah dengan menghentikan suplai makanan ke sel kanker, sehingga sel-sel tersebut “mati kelaparan”. Proses ini dapat dicapai melalui puasa.

Puasa sebagai Terapi untuk Kanker

Saat seseorang berpuasa, tubuh tidak lagi menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel kanker, yang akhirnya menyebabkan sel-sel tersebut mati melalui proses yang disebut apoptosis (kematian sel terprogram).

Yang menarik, puasa tidak mengganggu sel normal, malah dapat memicu proses pembersihan tubuh, yang dikenal sebagai autophagy, di mana tubuh menghilangkan sel-sel rusak dan tidak berguna.

Karena manfaatnya yang besar, puasa disarankan baik bagi mereka yang sehat maupun penderita kanker. Puasa sunnah seperti Senin dan Kamis bisa menjadi pilihan yang baik untuk membantu tubuh melawan kanker.

Herbal Alami untuk Membunuh Sel Kanker

Selain puasa, ada beberapa herbal yang dapat membantu membunuh sel kanker secara alami. Salah satunya adalah buah sirsak, yang dikenal juga sebagai buah dari pohon graviola.

Buah ini disebut-sebut sebagai “pembunuh sel kanker” yang lebih kuat 10.000 kali dibandingkan kemoterapi. Banyak orang yang telah mencoba mengonsumsinya dan melaporkan manfaat positif dalam melawan kanker.

Untuk pengobatannya, Anda bisa meminum jus sirsak atau mengonsumsinya langsung tanpa diolah. Sirsak dikenal tidak memiliki efek samping, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita kanker.

Daun Kenikir: Herbal Pembunuh Kanker

Selain sirsak, daun kenikir (juga dikenal dengan nama ilmiah Cosmos caudatus juga memiliki manfaat besar untuk mengatasi kanker. Daun kenikir mengandung senyawa aktif seperti atsiri, saponin, flavonoida, dan antioksidan yang dapat membantu membunuh sel kanker dalam waktu sekitar 16 jam.

Untuk pengobatannya, ambil 7-10 tangkai daun kenikir, potong kecil-kecil, lalu rebus dan minum air rebusannya dua kali sehari. Anda juga bisa mencampurkannya dengan sayur seperti lotek, atau melalapnya langsung dengan makan, sambil tetap mengonsumsi air putih hangat untuk membantu penyerapan zat-zat aktif dalam darah.

Kulit Lemon: Alat Alami untuk Melawan Kanker

Tidak hanya buah sirsak dan daun kenikir, kulit lemon juga dikenal sebagai bahan alami yang ampuh untuk melawan kanker. Kulit lemon mengandung vitamin dan antioksidan yang jauh lebih banyak dibandingkan jus lemon, dan dapat membunuh sel kanker hingga 10 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi.

Untuk mengonsumsinya, cuci bersih buah lemon, lalu masukkan ke dalam freezer. Setelah beku, parut kulit lemon dan taburkan pada makanan Anda. Rasanya akan lebih enak dan memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Kulit lemon tidak hanya membunuh sel kanker, tapi juga dapat mengatasi masalah prostat, payudara, paru-paru, pankreas, usus besar, dan berbagai jenis kanker lainnya.

Kulit lemon juga memiliki sifat antimikroba yang efektif melawan bakteri, jamur, dan parasit. Selain itu, ekstrak kulit lemon bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker ganas tanpa merusak sel-sel normal di tubuh. (Sdn0811233926/ana)

Ronald Lumbuun: Profesi ASN Tak Kalah Menantang Dibanding Advokat

0

Profesi advokat sering kali menjadi pilihan utama bagi lulusan fakultas hukum, terutama karena popularitas dan prestise yang melekat padanya. Namun, Kepala Biro Hukum, Komunikasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Hukum (Kemenkum), Ronald Lumbuun, menilai bahwa menjadi aparatur sipil negara (ASN) juga menawarkan tantangan dan peluang karier yang tak kalah menarik.

“Menjadi ASN itu tidak kalah menantangnya dibandingkan menjadi lawyer atau jaksa. Negara membutuhkan lulusan fakultas hukum terbaik untuk bergabung sebagai ASN demi kemajuan bangsa di masa depan,” ujar Ronald dalam forum diskusi Days of Law Career (DoLC) yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BEM FHUI), di Jakarta Convention Center, Senayan, Jumat (25/1/2025).

Sebagai alumni FHUI dari jenjang S1 hingga S3, Ronald memahami kecenderungan mahasiswa hukum untuk bercita-cita menjadi advokat. Namun, ia menekankan bahwa karier di Kemenkum memiliki daya tarik tersendiri, dengan berbagai formasi jabatan yang tersedia, baik struktural maupun fungsional.

“Peluang karier di Kemenkum sangat banyak. Misalnya, bagi yang tertarik menjadi dosen bisa menjadi widyaiswara, ada juga posisi analis hukum, penyuluh hukum, dan lainnya,” jelas Ronald. Ia menambahkan bahwa penerapan merit system di Kemenkum semakin memperluas peluang karier bagi ASN, di mana promosi dan penghargaan diberikan berdasarkan kinerja, bukan preferensi pribadi.

Partisipasi Kemenkum dalam DoLC ditandai dengan pembukaan booth pameran selama acara berlangsung pada 24–26 Januari 2025. Booth tersebut menjadi sarana untuk memperkenalkan transformasi Kemenkum, yang sebelumnya dikenal sebagai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pengunjung juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi hukum, mendapatkan informasi terkait ruang lingkup kerja Kemenkum, hingga mengikuti permainan edukatif seputar hukum.

“Melalui booth ini, kami memberikan asistensi bagi siapa saja yang ingin berkonsultasi atau sekadar bertanya tentang pekerjaan di Kemenkum. Ini juga menjadi cara kami mendekatkan diri dengan masyarakat,” tambah Ronald.

DoLC sendiri merupakan acara tahunan yang menyediakan informasi eksklusif tentang peluang pendidikan, program magang, dan prospek pekerjaan di bidang hukum. Acara ini juga menjadi ajang perekrutan potensial bagi mitra dari berbagai sektor, seperti firma hukum, perusahaan, lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, hingga institusi akademik. (RN)

Keluarga Korban Pembunuhan Putri Indah Sari Nurcahyani Apresiasi Kepedulian DPC GBNN Gowa

0

GOWA – Keluarga Putri Indah Sari Nurcahyani, korban pembunuhan tragis yang mengguncang Kabupaten Gowa, menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kunjungan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga besar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Garda Bela Negara Nasional (GBNN) Kabupaten Gowa, Senin (27/01/2025).

Kehadiran DPC GBNN Gowa menjadi angin segar bagi keluarga yang masih dirundung duka mendalam. Dalam kunjungannya, DPC GBNN Gowa membawa bantuan sebagai bentuk solidaritas serta dukungan moral untuk keluarga korban yang tengah menghadapi masa sulit.

“Kami sekeluarga sangat bersyukur dan berterima kasih atas kedatangan keluarga besar GBNN. Kehadiran mereka memberikan kekuatan dan dukungan yang luar biasa bagi kami,” ujar salah satu anggota keluarga korban.

Selain memberikan bantuan, DPC GBNN Gowa juga menyampaikan komitmennya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum. Ketua DPC GBNN Gowa menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal kasus ini hingga tuntas agar keadilan benar-benar ditegakkan.

“Kami hadir tidak hanya untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi juga untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil. Keluarga korban tidak akan dibiarkan berjuang sendiri. Kami akan mendukung mereka, baik secara moral maupun dalam pendampingan hukum,” tegas Ketua DPC GBNN Gowa.

Keluarga besar DPC GBNN Gowa juga menyampaikan pesan solidaritas kepada keluarga korban, sekaligus menyerukan agar masyarakat dan pihak berwenang bersatu dalam menuntut keadilan bagi Putri Indah Sari Nurcahyani.

Kehadiran GBNN Gowa ini mendapat apresiasi tidak hanya dari keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas yang berharap tragedi seperti ini tidak lagi terulang. Dengan kerja sama semua pihak, GBNN optimistis kasus ini akan menjadi momen penting untuk memperkuat penegakan hukum dan nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.

GBNN Peduli Kemanusiaan: Ormas Garda Bela Negara Nasional Tunjukkan Kepedulian atas Kasus Pembunuhan Sadis

0

GOWA – Organisasi Kemasyarakatan Garda Bela Negara Nasional (GBNN) kembali menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Menyikapi kasus pembunuhan sadis yang menggemparkan Kabupaten Gowa, GBNN turut menyampaikan rasa prihatin mendalam terhadap tragedi yang merenggut nyawa secara kejam tersebut.

Sebagai wujud nyata kepedulian, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GBNN Kabupaten Gowa turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban. Bantuan ini meliputi kebutuhan pokok serta dukungan moril kepada pihak keluarga yang tengah berjuang menghadapi duka mendalam.

Ketua DPC GBNN Kabupaten Gowa menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, tetapi juga berkomitmen untuk mendampingi kasus ini hingga tuntas. “Kami akan memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Pelaku harus mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya, dan kami mendukung agar pelaku dijerat dengan hukuman mati jika terbukti bersalah,” ujarnya tegas.

Selain itu, GBNN Kabupaten Gowa juga siap menjembatani pihak keluarga korban dengan pemerintah untuk memastikan mereka mendapatkan akses bantuan yang dibutuhkan. Dalam proses pendampingan hukum, GBNN akan bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk aparat kepolisian dan lembaga penegak hukum lainnya.

“Kami hadir untuk memberikan keadilan kepada korban dan keluarganya. Ini adalah tanggung jawab moral kami sebagai organisasi yang peduli terhadap keadilan dan kemanusiaan,” tambah Ketua DPC GBNN Kabupaten Gowa.

Langkah cepat dan tanggap yang dilakukan GBNN Kabupaten Gowa ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Diharapkan, dukungan yang diberikan dapat membantu keluarga korban dalam proses pemulihan, sekaligus menjadi dorongan bagi aparat hukum untuk bekerja maksimal menyelesaikan kasus ini.

Dengan tekad kuat dan kerja sama berbagai pihak, GBNN berkomitmen untuk memastikan keadilan benar-benar ditegakkan, sehingga pelaku mendapatkan hukuman sesuai aturan hukum yang berlaku

Renungan Harian Kristen, Senin, 27 Januari 2025: Lihatlah Kembali dan Renungkan

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Senin, 27 Januari 2025 berjudul: Lihatlah Kembali dan Renungkan

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Matius 6:25

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Lihatlah Kembali dan Renungkan

Matius 6:25 – “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pengantar:

Menarik, bahwa ancaman terhadap “kehidupan Allah dalam diri kita” adalah kekhawatiran, yang dikipas-kipas oleh apa yang disebut oleh Oswald Chambers sebagai setan kecil (little devil) — karena mungkin kelihatannya tidak berbahaya! Bagaimana kita dapat bebas dari serbuan ancaman ini?

Renungan Harian Kristen, Senin, 27 Januari 2025

Ada sebuah peringatan yang perlu diulang-ulang bahwa kekhawatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, serta keinginan akan hal-hal yang lain akan mengimpit kehidupan Allah di dalam kita (Matius 13:22). Kita tidak pernah bebas dari gelombang serbuan ini.

Jika serangan garis depan bukan mengenai sandang dan pangan, mungkin itu mengenai uang atau kekurangan uang, tentang teman atau tidak adanya teman, atau mungkin dari keadaan sulit. Serangan seperti ini akan selalu datang dan mungkin seperti banjir, kecuali kita mengizinkan Roh Allah mengangkat panji peperangan melawannya.

“Aku berkata kepadamu, janganlah kuatir tentang hidupmu ….” Dengan perkataan tersebut Yesus menekankan agar kita hanya berhati-hati tentang satu hal, yaitu hubungan kita dengan Dia.

Akan tetapi, akal sehat kita berteriak keras dan berkata, “Itu konyol, aku harus ‘dong’ memperhatikan bagaimana aku akan hidup, dan aku harus memikirkan apa yang aku harus makan dan minum.”

Yesus berkata, tidak harus demikian. Jangan sekali-kali berpikir bahwa Dia mengucapkan hal ini tanpa memahami situasi Anda. Yesus Kristus lebih mengetahui situasi kita ketimbang kita sendiri memahaminya.

Dia melarang kita memikirkan hal-hal ini sehingga menjadi perhatian utama dalam hidup kita. Jika ada berbagai masalah yang bertumpuk dalam hidup Anda, pastikanlah bahwa Anda selalu menempatkan hubungan Anda dengan Kristus di atas semuanya.

Kata Yesus, “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Berapa banyakkah kesusahan yang telah mulai mengancam Anda hari ini? Lihatlah upaya iblis kecil yang telah mengintai hidup Anda sambil berujar, “Apakah rencanamu untuk bulan depan — atau musim yang akan datang?”

Yesus mengatakan, kita tidak usah khawatir akan semua hal ini. Lihatlah kembali dan renungkanlah. Arahkanlah pikiran Anda kepada janji “terlebih lagi” dari Bapa surgawi Anda (Matius 6:30).

Demikian Renungan hari ini, Senin, 27 Januari 2025 diambil dari Matius 6:25 yang mengisahkan tentang Lihatlah Kembali dan Renungkan dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Dari Gogoso’ sampai dengan Pencakar Langit

0

Kenangan kepada Alwi Haji Muhammad

Oleh: S Sinansari Ecip

Saya terlambat dengar Nur Aini, isteri Alwi, meninggal. Petang itu saya langsung ke Bandara Cengkareng. Beruntung saya dapat pesawat yang ke Papua. Karena agak lambat, pesawat tiba di Mandai dinihari. Setelah Subuh saya dijemput anak saya.

Lebih satu jam kemudian, saya ke rumah Alwi. “Saya minta sarapan,” kataku. Alwi tertegun.

“Agak kusut, dari mana ko?”

“Dari bandara langsung ke makam.” Saya menerima piring yang disodorkan Alwi. Dia terdiam. Kami makan.

Dua jam kemudian kami sudah di lantai 4 Graha Pena, Rapat. “Ecip pagi-pagi sudah dari makam Noni.”

Kata-kata Alwi tersendat di kerongkongan. Alwi menyilakan saya evaluasi koran Fajar hari itu.

Penjual Gogoso’

Alwi kecil menjual gogoso’ di tempat bus atau angkutan umum singgah di Sidrap

Dia berlari-lari kecil.

Gogoso’ atau sering diucapkan sebagai gogos adalah kue sejenis lemper. Bahan utamanya ketan-masak yang digulung. Di dalamnya ada ikan dihancurkan yang sudah dibumbui agak pedas. Bungkusnya daun pisang yang agak berminyak dan gosong/hangus karena telah dipanggang.

Alwi lahir di desa Allekuang di Sidrap. Tidak jauh dari rumah Haji Muhamad ada bukit berbatu-batu. Produk desa ini adalah cobek batu untuk bikin sambala’ dan batu nisan.

Cetak Sederhana

Alwi dan aktivis-aktivis mahasiswa menerbitkan koran mingguan. Bentuknya tabloid 8 halaman. Itu untuk meramaikan awal sejarah Orde Baru. Nama mingguan tersebut adalah Surat Kabar Umum KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Di Jakarta terbit Harian KAMI.

Bagaimana huruf-huruf besi atau timah disusun? Huruf-huruf tersebut terpisah-pisah lalu disusun satu per satu berpedoman pada naskah yang diketik. Alwi membelinya di Salatiga. Kemudian hasil susunan tangan (handzet) disusun lagi dalam ukuran halaman koran. Jika kurang hati-hati ketika diangkut becak bisa berantakan.

Cetaknya di Bakti milik pemerintah provinsi, di Hogepad, Jl A Yani sekaràng. Koran dijual kepada umum.

Menyiapkan Fajar

Beberapa minggu Alwi membujuk saya untuk bersama-sama menerbitkan koran harian baru. Namanya Fajar. Saya mau tapi harus tunggu saya pulang dari Amerika selama 2 semester.

Alwi mencari awak redaksi yang tangguh di Makassar tapi tidak ada. Kemampuan saya biasa-biasa saja karena tiap hari bergelut dengan tulis menulis.

Siap Terbit

Pulang dari Amerika, saya ditagih Alwi. Saya bikin kursus kilat. Pesertanya Hamid Awaludin, Aidir Amin Daud, Abun Sanda, Endang dan Ivone. Kursus ini ditunggui Harun Rasyid. Harun mungkin heran atas hal-hal baru yang saya ajarkan. Harun wartawan produk lama. Dia yang jadi pemimpin redaksi.

Saya jadi wakil pemimpin redaksi. Sehari-hari yang mengelola bidang redaksi adalah saya. Harun Rasyid Djibbe jadi pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Alwi Hamu sebagai pemimpin perusahaan. Surat Izin Terbitnya memang atas nama Harun. Saya bikin berita kecil tentang terbitnya Fajar. Berita tersebut dimuat Kompas.

Aktivis pers kampus yang menonjol terutama dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Difasilitasi universitas, mereka punya tabloid Identitas yang masih terbit sampai sekarang. Inisiatornya Anwar Arifin, yang kemudian jadi pimpinannya. Saya punya rubrik di Identitas. Isinya kritik. Namanya Si Pahit Lidah.

Beberapa mahasiswa kampus lain juga saya seleksi. Inilah peristiwa penting dalam sejarah pers Indonesia. Serombongan besar aktivis pers kampus hijrah ke pers umum. Meŕeka mendominasi awak redaksi Fajar.

Hasilnya seperti apa? Pers-baru hadir di Makassar. Isinya berani, bahasanya jelas, memihak yang lemah. Informasinya baru, tidak atau belum diberitakan media. Koran lain terkejut. Apalagi mereka tahu saya juga koresponden majalah Tempo.

Dua peristiwa penting kami beritakan bersambung berhari-hari. Saya rencanakan dengan baik lalu saya tulis ulang dengan lebih baik. Intinya supaya pembaca terpancing untuk mengikutinya terus. Beberapa hari Fajar tiap hari cetak beberapa kali. Penjualan eceran sangat naik. Apa pemberitaannya?

Satu, peristiwa pembunuhan bupati Bone. Tersangkanya seorang tukang kebun. Info harus digali secara rinci. Info harus didapat dari para saksi, polisi, rumah sakit, dokter yang periksa jenazah, dan lainnya. Dibuat gambar peta kejadian. Foto-foto dilengkapi.

Dua, tertangkapnya Menteri Pertahanan Kelompok Kahar Muzakar. Berita pertama Fajar dan media lain cuma tertangkap Sanusi Daris itu saja. Pembaca dan umum ingin rinci apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana latar belakang dan bagaimana bisa tertangkap. Alur penyusunannya harus membuat pembaca asyik dan puas.

Bergabung dengan Jawa Pos

Masa jaya Fajar terjadi waktu berkantor di Racing Centre. Semangat pekerja sangat tinggi. Penjualan meningkat dan iklan juga banyak. Pada periode ini, Jawa Pos sudah menyusup ke dalam Fajar.

Grup Jawa Pos menggurita. Di beberapa kota, Japos kerja sama dengan koran lokal.

Bos Japos menghubungi saya. Dia mengenal nama saya pertama ketika membaca makalah saya pada pelatihan jurnalisme di Jatim. Saya ikut melatih. Kakak perempuan Dahlan peserta latihan tersebut. Dahlan yang tinggal di Kaltim membaca bahan-bahan yang dibawa kakaknya.

Kami (Dahlan dan saya) berencana bikin koran baru. Saya temui Menpen Harmoko. Menpen tidak setuju tapi usul perkuat koran lama.

Dahlan dan Alwi mempersiapkan kerja sama itu. Saya tidak ikut karena haruk aktif belajar di Universitas Indonesia. Dahlan kepada saya bilang, tidak kenal Alwi. Yang dia kenal ecip. Yang sebelumnya menindaklanjuti ke Japos adalah Kipli Gani Ottoh, adik ipar Alwi.

Sebelum itu, oleh Unhas saya diberi tanggung jawab memimpin proyek peningkatan pelatihan wartawan, dua gelombang pada tahun 1983 dan 1984. Masing-masing pelatihan selama 2 bulan. Tiap gelombang peserta terbanyak dari Fajar. Peserta terbaiknya Aidir Amin Daud untuk gelombang pertama. Baso Amir terbaik untuk gelombang kedua. Keduanya wakil dari Fajar.

Dalam rapat umum pemegang saham Fajar di Batam, Alwi umumkan pengangkatan saya sebagai komisaris tanpa saya minta. Alwi juga sampaikan dia awalnya belum dikenal Dahlan. Yang dikenalnya ialah Ecip. Sampai berdirinya Graha Pena, saya tidak ikut lagi di Fajar.

Ketika Fajar-baru akan terbit, Dahlan telepon saya. “Mas Ecip ayo kita ke Makassar, kita bidani lahirnya Fajar-baru.” Saya dengan biaya sendiri bargabung dengan Dahlan di Makassar. Sampai tulisan ini dibikin, saya masih di posisi komisaris.

Hubungan Akrab

Hubungan Alwi dan isteri (Noni) dengan saya dan isteri cukup akrab. Isteri saya memanggil Noni dengan Kak Noni. Anak-anak saya memanggil Noni dengan Tante Kak Noni. Lucu,ya.

Ketika emaknya Alwi meninggal, dia telepon saya di Jakarta. “Induk meninggal,” katanya tersedu-sedu. Emak Alwi di bulan-bulan awal terbitnya Fajar banyak membantu finansial. Emak Alwi juga baik kepada saya. “Kau nikahlah, saya yang nikahkan.” Saya memang tidak memberi tahu bahwa sudah punya calon, yaitu isteri saya sekarang.

Tiga Pendekar

Dahlan Iskan dalam menyambut meninggalnya Alwi, menyebut tiga pendekar, yakni Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, dan Alwi Hamu. Sebetulnya ada tiga orang aneh. yaitu Alwi Hamu, Aksa Mahmud, dan Syarifuddin Husain. Ketiganya sepakat untuk tidak lulus sarjana. Mereka ingin sukses tanpa harus bersarjana.

Pesan mereka, anak-anaknya tetap harus selesai perguruan tinggi. Syarifuddin Husain sudah meninggal. Dia kakak dokter Farid Husain (alm). Farid salah satu anggota tim Jusuf  Kalla dalam mendamaikan Poso, Ambon dan Aceh.

Tiga gedung tinggi di Makassar: Graha Pena (Alwi Hamu), Wisma Kalla (Jusuf Kalla), dan Bosowa (singkatan Bone, Soppeng, dan Wajo, Aksa Mahmud, Jl Sudirman, Karebosi).

Itulah. Tokoh-tokoh yang baik akan meninggalkan gading yang tak retak. (SSecip)

PERHAPI Sulteng: Perguruan Tinggi untuk Mencerdaskan Bangsa, Urusan Tambang Serahkan pada Ahlinya

0

PALU – Ketua Wilayah Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Sulawesi Tengah, Ir. H. Musliman, MM, menyoroti usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang dianggap kontroversial. Salah satu poin yang menjadi perhatian adalah penambahan Pasal 51A, yang memberikan prioritas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara kepada perguruan tinggi.

Musliman menilai konsep “prioritas” dalam usulan tersebut dapat berpotensi melanggar peraturan perundang-undangan jika tidak mempertimbangkan keahlian dan tugas utama perguruan tinggi. “Perguruan tinggi tugasnya mencerdaskan bangsa, bukan menjadi pelaku usaha pertambangan. Mencerdaskan berarti memberikan pendidikan, pemahaman, dan mencetak kader terbaik,” ujarnya di Palu, Sabtu (25/1/2025).

Anggota Komisi III DPRD Sulteng ini juga menegaskan bahwa meskipun pasal tersebut bertujuan mendukung dana perguruan tinggi, pendekatan ini bertentangan dengan fungsi Tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Jika pemerintah ingin membantu perguruan tinggi, seharusnya fokus pada pendanaan riset, bukan memberikan hak pengelolaan tambang,” tambahnya.

Pandangan serupa disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si., yang menilai bahwa pemberian hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi dapat menggeser fokus utama lembaga pendidikan. “Perguruan tinggi harus menjalankan Tridharma. Pemberian hak tambang justru bertentangan dengan itu,” tegasnya.

Prof. Slamet menekankan pentingnya negara memperkuat pendanaan riset sebagai solusi. “Riset adalah pilar utama perguruan tinggi. Negara harus mendukung itu, bukan mendorong perguruan tinggi masuk ke bisnis tambang,” ujarnya.

Usulan dalam RUU tersebut memunculkan kekhawatiran akan bergesernya peran perguruan tinggi dari lembaga pendidikan menjadi badan usaha. Para pengamat mendesak pemerintah dan DPR agar merevisi pasal tersebut, sehingga perguruan tinggi tetap berfokus pada tugas utamanya mencerdaskan bangsa. (RN)

Milenial dan Gen Z: Gaya Hidup Sehat yang Jadi Tren di 2025

0

Di tahun 2025, gaya hidup sehat bukan lagi sekadar pilihan; bagi generasi Milenial dan Gen Z, ini adalah bagian dari identitas mereka. Dengan akses informasi yang semakin luas dan teknologi yang terus berkembang, kedua generasi ini menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. 

Dikutip dari pafikutaikab.org Berikut adalah tren gaya hidup sehat yang paling diminati oleh Milenial dan Gen Z di tahun 2025.

1. Pola Makan Berbasis Nabati (Plant-Based Diet)

Milenial dan Gen Z semakin sadar akan dampak pola makan terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan. Diet berbasis nabati, seperti vegan atau vegetarian, menjadi populer. Produk pengganti daging yang lebih lezat dan bernutrisi kini tersedia luas, didukung oleh inovasi teknologi pangan. Generasi ini memilih makanan yang tidak hanya sehat tetapi juga ramah lingkungan.

2. Kesehatan Mental Menjadi Fokus Utama

Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga mendapatkan perhatian besar. Aplikasi meditasi, konseling online, dan terapi berbasis AI menjadi alat yang umum digunakan untuk menjaga keseimbangan mental. Generasi ini memahami pentingnya membangun kesehatan mental yang kuat sebagai fondasi produktivitas dan kebahagiaan.

3. Olahraga Fleksibel dan Berbasis Teknologi

Dengan jadwal yang padat, olahraga fleksibel menjadi solusi. Platform olahraga berbasis aplikasi dan perangkat wearable membantu pengguna memantau kebugaran mereka. Olahraga virtual seperti kelas yoga online, gym berbasis VR, dan pelatih AI memungkinkan Milenial dan Gen Z berolahraga kapan saja, di mana saja.

4. Kesehatan Digital melalui Wearable Tech

Jam tangan pintar, gelang kebugaran, dan perangkat kesehatan lainnya menjadi aksesori yang wajib dimiliki. Dengan teknologi ini, pengguna dapat memantau detak jantung, tingkat stres, kualitas tidur, dan bahkan kadar oksigen dalam darah. Data ini membantu mereka membuat keputusan kesehatan yang lebih baik secara real-time.

5. Minuman Fungsional dan Suplemen Alami

Minuman fungsional seperti kombucha, teh adaptogenik, dan kopi bebas kafein menjadi pilihan populer. Selain itu, suplemen alami seperti ashwagandha, kunyit, dan kolagen membantu generasi ini menjaga kesehatan kulit, sistem imun, dan energi sehari-hari.

6. Komunitas Digital untuk Gaya Hidup Sehat

Milenial dan Gen Z gemar berbagi pengalaman mereka di media sosial. Grup kesehatan, tantangan kebugaran, dan komunitas online lainnya menjadi tempat untuk saling mendukung dan memotivasi. Dengan konektivitas digital, gaya hidup sehat menjadi gerakan sosial.

7. Pengurangan Jejak Karbon dalam Kesehatan

Generasi ini juga peduli dengan dampak lingkungan dari pilihan mereka. Mulai dari memilih produk organik hingga menggunakan perlengkapan olahraga yang ramah lingkungan, Milenial dan Gen Z menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap planet.

8. Peningkatan Kesadaran terhadap Keseimbangan Hidup

“Work-life balance” bukan sekadar slogan. Generasi ini menempatkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga sebagai prioritas. Dengan meningkatnya popularitas cuti untuk kesehatan mental dan fleksibilitas kerja, mereka lebih mudah menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.

Pengamat Kritik Usulan Hak Pengelolaan Tambang oleh Perguruan Tinggi, Sebut Langgar UU Pendidikan

0

PALU – Pengesahan usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara oleh DPR RI menuai kontroversi. Salah satu poin yang disoroti adalah tambahan Pasal 51A, yang memberikan prioritas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara kepada perguruan tinggi.

Meski bertujuan membuka opsi pendanaan baru bagi perguruan tinggi, sejumlah pihak menilai langkah tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Pendidikan dan berpotensi menciptakan konflik kepentingan.

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Aristan, dari Partai Nasdem, menyebut usulan tersebut sebagai langkah yang mengabaikan fungsi utama perguruan tinggi.

“Ini bertentangan dengan akal sehat. Perguruan tinggi diberi izin mengelola tambang? Menurut saya, itu seperti menghina esensi dunia pendidikan,” tegas Aristan melalui sambungan telepon, Jumat (24/1/2025).

Aristan menambahkan, perguruan tinggi seharusnya tetap fokus pada perannya sebagai institusi pencetak sumber daya manusia berkualitas dan pusat penelitian ilmu pengetahuan, bukan terjun ke dunia usaha.

“Perguruan tinggi adalah kontrol sosial masyarakat, bukan entitas bisnis. Jangan sampai peran ini tercampur aduk. Langkah ini perlu dikritik dan direvisi agar perguruan tinggi tetap berada pada jalur yang benar,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako (Untad) Palu, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si. Ia menilai, memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi adalah langkah keliru yang bertentangan dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

“Perguruan tinggi harus menjalankan Tridharma, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Memberikan hak pengelolaan tambang justru menggeser fokus utama ini,” kata Prof. Slamet, yang juga Dewan Pakar Pengurus Pusat Indonesian Association for Public Administration (IAPA).

Menurutnya, pemerintah seharusnya memperkuat pendanaan riset ketimbang memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi.

“Riset adalah salah satu pilar utama dalam Tridharma. Jika ingin berkontribusi lebih besar, negara harus mendukung riset perguruan tinggi dengan memperkuat pendanaannya. Fokus perguruan tinggi adalah transfer ilmu, penelitian, dan pengabdian masyarakat, bukan bisnis tambang,” tegas Guru Besar Kebijakan Publik FISIP Untad ini.

Usulan dalam draf RUU ini memicu kekhawatiran akan tergesernya peran perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan menjadi entitas bisnis. Para pengamat pun mendesak revisi pasal tersebut untuk memastikan perguruan tinggi tetap menjalankan fungsi utamanya bagi masyarakat. (RN)