Beranda blog Halaman 196

Resep Bugis Mandi, Cita Rasanya Unik dan Kenyal

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Bugis Mandi ala @kuesabine_bytutiputu. Kue Bugis Mandi adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari masyarakat Bugis di Sulawesi. Kue ini terkenal karena cita rasanya yang unik dan teksturnya yang kenyal.

Ciri-ciri Kue Bugis Mandi

Bahan Utama: Kue ini biasanya terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air dan bahan lainnya. Isian yang umum digunakan adalah gula merah atau kelapa parut yang dicampur dengan gula.

Proses Pembuatan: Adonan yang telah dicampur kemudian dibentuk bulat atau pipih, diisi dengan gula merah atau kelapa, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.

Rasa: Kue ini memiliki rasa manis dari gula merah dan aroma khas daun pisang, serta tekstur yang kenyal.

Makna Budaya

Kue Bugis Mandi sering disajikan dalam berbagai acara adat atau perayaan, seperti pernikahan, syukuran, atau perayaan hari besar. Selain menjadi makanan penutup, kue ini juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kebersamaan dan tradisi masyarakat Bugis.

Resep Bugis Mandi

(Untuk 40 buah)

Bahan Kulit:

  • 500 gr tepung ketan kemasan
  • 200 ml santan sedang
  • 100 ml Air blenderan daun suji dari 15 lbr daun suji
  • 3 sdm mìnyak sayur
  • 1 st garam
  • Beberapa tetes warna hijau tua

Cara Membuat Bugis Mandi

  • Campur semua bahan menjadi satu dalam baskom. Cairan jangan dimasukkan sekaligus. Bisa ditambah atau kurangi sedikit dari resep (andalkan feeling agar tekstur adonanya tidak lembek tapi padat lembut).
  • Uleni sampai tercampur rata dan kalis. Sisihkan.

Unti Kelapa

Bahan:

  • 1 btr kelapa agak muda, parut.
  • 250 gr gula merah, bisa tambah kalau suka manis.
  • 4 sdm gula pasir
  • 1 st garam
  • 2 lbr daun pandan, simpulkan.
  • 1/2 st panili bubuk
  • 50 ml air

Cara Membuat:

  1. Masak semua bahan, kecuali kelapa. Sampai agak larut.
  2. Masukkan kelapa. Aduk-aduk kurang lebih 15 menit. Masak api sedang. Angkat dan dinginkan, lalu bulat-bulatkan.

Bahan Vla:

  • 150 gr tepung beras
  • 2 sdm maezena
  • 700 ml santan kental
  • 2 sdm susu SKM
  • 1/2 st garam
  • Masak semua bahan. Aduk pakai whisk sampai meletup. Tekstur vlanya kental berjejak, sisihkan.

Penyelesaian:

  1. Timbang bahan kulit masing-masing 25 gr, isi dengan Unti. Bulatkan. Lakukan untuk semua adonan.
  2. Susun di kukusan yang sudah dialasi daun dan diolesi minyak sayur. Daun atau plastik tahan panas. Kukus selama 10 menit. Sesekali buka tutup. Sajikan dengan vla atau tanpa vla.
Selamat mencoba. (*)

Naturalisasi Itu Apa? Ini Penjelasan dan Syarat-syaratnya

0

Belakangan ini, isu naturalisasi pemain di Timnas Indonesia kembali mencuat. Peter Frans Gontha, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Instagramnya, @petergontha. Ia mengkritik dominasi pemain naturalisasi di timnas yang dinilai dapat mencemarkan martabat bangsa.

Keriuhan tersebut memicu warganet untuk mempertanyakan asal-usul penggawa Timnas Indonesia. Beberapa pemain memiliki darah Indonesia, baik dari ibu atau ayah WNI, seperti Jordi Amat, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama. Mereka menjalani proses naturalisasi khusus meskipun tidak memenuhi syarat tinggal di Indonesia minimal lima tahun berturut-turut.

Mereka tidak mengikuti jalur naturalisasi umum karena sudah memiliki status Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, khususnya Pasal 4 huruf c, d, dan h.

Pemain keturunan dari ayah WNI dan ibu WNA, atau sebaliknya, diakui sebagai WNI secara sah oleh undang-undang. Mereka hanya perlu mendaftar kepada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia, sesuai dengan Pasal 41 UU yang sama. Setelah itu, mereka melepaskan status kewarganegaraan ganda.

Apa yang Dimaksud dengan Naturalisasi?

Naturalisasi, atau pewarganegaraan, adalah proses hukum untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yang mengubah status seseorang dari Warga Negara Asing (WNA) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Pemain naturalisasi pertama dalam sejarah Timnas Indonesia adalah Arnold van de Vin, lahir di Semarang, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai kiper handal pada masa Hindia Belanda dan pernah bermain untuk klub Excelsior di Surabaya serta Persija Jakarta, di mana ia membantu tim meraih gelar juara perserikatan.

Menurut Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, WNA dapat mengajukan permohonan naturalisasi dengan beberapa kriteria, termasuk:

  1. Permohonan oleh WNA itu sendiri.
  2. Perkawinan campur.
  3. Pemberian kewarganegaraan bagi WNA yang berjasa atau demi kepentingan negara.
  4. Kewarganegaraan bagi anak yang belum memiliki status kewarganegaraan.

Syarat-syarat Naturalisasi

Pemohon harus memenuhi syarat berikut:

  • Berusia 18 tahun atau sudah menikah.
  • Tinggal di Indonesia selama minimal 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Mampu berbahasa Indonesia dan mengakui Pancasila serta UUD 1945.
  • Tidak pernah dijatuhi hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
  • Tidak memiliki kewarganegaraan ganda.
  • Memiliki pekerjaan dan/atau penghasilan tetap.
  • Membayar biaya naturalisasi.
  • Mengajukan permohonan secara tertulis dengan lampiran yang ditentukan. (*)

5 Cara Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Peroleh Status WNI

0

Belakangan ini, isu naturalisasi pemain di Timnas Indonesia kembali mencuat. Peter Frans Gontha, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Instagramnya, @petergontha. Ia mengkritik dominasi pemain naturalisasi di timnas yang dinilai dapat mencemarkan martabat bangsa.

Keriuhan tersebut memicu warganet untuk mempertanyakan asal-usul penggawa Timnas Indonesia. Merespons hal ini, akun @idextratime dan @strootsy memberikan penjelasan mengenai bagaimana para pemain dapat memperoleh status Warga Negara Indonesia (WNI).

Aturan Naturalisasi Pemain Keturunan

Beberapa pemain naturalisasi terbaru memiliki darah Indonesia, baik dari ibu atau ayah WNI, seperti Jordi Amat, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama. Mereka menjalani proses naturalisasi khusus meskipun tidak memenuhi syarat tinggal di Indonesia minimal lima tahun berturut-turut.

Mereka tidak mengikuti jalur naturalisasi umum karena sudah memiliki status Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, khususnya Pasal 4 huruf c, d, dan h.

Pemain keturunan dari ayah WNI dan ibu WNA, atau sebaliknya, diakui sebagai WNI secara sah oleh undang-undang. Mereka hanya perlu mendaftar kepada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia, sesuai dengan Pasal 41 UU yang sama.

Setelah itu, mereka melepaskan status kewarganegaraan ganda. Proses ini juga diikuti oleh pemain lain, seperti Justin Hubner.

Bagi yang masih ragu, mereka dapat merujuk pada kata-kata motivasi kapten Timnas, Jay Idzes, saat melawan Arab Saudi dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Idzes menegaskan, “Kita layak di sini… Jangan lupa untuk siapa kalian bermain, untuk keluargamu, untuk negaramu, untuk kebanggaanmu!”

Cara Pemain Naturalisasi Dapatkan Status WNI

Berikut adalah lima cara penggawa Timnas Indonesia memperoleh status WNI:

Full-Blood (WNI Sejak Lahir)

Pemain yang lahir dari orang tua asli Indonesia. Contoh: Marselino Ferdinan dan Rizky Ridho.

Half-Blood (WNI Sejak Lahir)

Pemain dari perkawinan campuran antara WNI dan WNA, seperti Ronaldo Kwateh dan Ji Da Bin.

Diaspora Keturunan

Pemain yang lahir dan besar di luar Indonesia namun memiliki darah keturunan Indonesia. Contoh: Elkan Baggott (WNI sejak lahir) dan Jay Idzes serta Sandy Walsh (melalui proses naturalisasi).

Keturunan Blijvers

Pemain yang tidak memiliki darah keturunan langsung dari orang tua, namun memiliki nenek moyang yang tinggal di Indonesia pada era Hindia Belanda, seperti Maarten Paes dan Nathan Tjoe-A-On.

Bukan Keturunan/Blijvers

Pemain yang terlahir sebagai WNA tanpa garis keturunan Indonesia, yang kemudian memenuhi syarat naturalisasi dengan tinggal di Indonesia minimal lima tahun. Contoh: Marc Klok dan Cristian Gonzales.

Dengan latar belakang yang beragam, para pemain memiliki tujuan yang sama: memberikan yang terbaik bagi Timnas Indonesia dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Naturalisasi bukan sekadar proses administratif, tetapi juga bentuk komitmen dan cinta kepada negara yang mereka bela. (*)

Ini 4 Sosok Kontroversi yang Kritik Naturalisasi di Timnas Indonesia

0

Empat sosok ini mengundang kontroversi karena kritik mereka terhadap naturalisasi di Timnas Sepak Bola Indonesia, terutama terkait pemain “berdarah campuran” yang kini memperkuat tim nasional.

Di tengah euforia atas peningkatan performa Timnas Indonesia, muncul komentar kritis dari beberapa sosok mengenai pemain-pemain yang dianggap mereka “asing.” Meskipun pemain-pemain ini memiliki darah Indonesia dan telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), mereka masih dianggap berbeda dan “asing” oleh sebagian orang.

Salah satu yang mengkritik adalah mantan Duta Besar RI untuk Polandia, Peter F Gontha, yang mengisahkan adanya dugaan misi terselubung di balik naturalisasi pemain keturunan. Gontha mempertanyakan apakah naturalisasi ini bersifat sementara dan mengkhawatirkan pemain-pemain tersebut akan meninggalkan status WNI mereka setelah masa tugas di Indonesia selesai.

Gontha tidak sendirian dalam pandangannya. Beberapa pengamat lain seperti Rocky Gerung, Bung Towel, dan mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, juga memberikan kritik serupa. Berikut ini adalah catatan kritik dari masing-masing:

Bung Towel

Bung Towel sering mengkritik pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dan kebijakan PSSI mengenai pemain naturalisasi. Ia berpendapat bahwa PSSI terlalu agresif dalam menaturalisasi pemain, yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompetisi domestik.

Ia juga mempertanyakan keputusan PSSI mendatangkan Maarten Paes sebagai penjaga gawang, mengingat posisi tersebut sudah diisi oleh pemain muda potensial seperti Ernando Ari. Meskipun kritiknya awalnya tajam, Paes kemudian dianggap sebagai pahlawan oleh penggemar Timnas berkat performanya melawan Arab Saudi dan Australia.

Fakhri Husaini

Fakhri Husaini meminta agar publik tidak memberikan pujian berlebihan kepada pemain naturalisasi, karena hal itu bisa membuat pemain lokal merasa tersisih. Ia merasa bahwa pujian yang berlebihan pada pemain naturalisasi dapat meremehkan kontribusi pemain lokal yang juga berperan penting dalam tim. Menurutnya, timnas yang sukses adalah hasil dari kontribusi semua pemain, baik lokal maupun naturalisasi.

Peter F Gontha

Peter Gontha menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah menyampaikan pandangannya yang tajam mengenai kebijakan naturalisasi. Ia mengungkapkan keraguannya mengenai keaslian komitmen pemain naturalisasi terhadap Indonesia, dengan menyatakan bahwa mereka mungkin hanya sementara dan bisa saja melepaskan status WNI mereka setelah masa tugas berakhir. Gontha menilai bahwa lebih baik membina pemain lokal dari usia muda daripada bergantung pada pemain naturalisasi.

Rocky Gerung

Rocky Gerung menilai kebijakan naturalisasi PSSI sebagai bentuk penipuan sensasi. Ia berpendapat bahwa euforia saat ini mungkin membuat publik lupa bahwa banyak pemain di lapangan bukanlah asli Indonesia.

Menurut Rocky, patriotisme seharusnya ditunjukkan dengan mendukung pemain lokal, bukan dengan mengandalkan naturalisasi yang dianggapnya bertentangan dengan prinsip patriotisme dan kedaulatan bangsa.

Respon PSSI

Menanggapi kritik, anggota komite eksekutif PSSI, Arya Sinulingga menegaskan bahwa para pemain naturalisasi memiliki darah Indonesia dan telah melalui proses hukum yang sah untuk menjadi WNI.

Arya juga menjelaskan bahwa semua pemain naturalisasi hanya memiliki satu paspor, yaitu paspor Indonesia. Ia menyatakan bahwa penting untuk fokus pada prestasi dan antusiasme masyarakat terhadap Timnas, daripada terjebak dalam kontroversi yang tidak berdasar. (*)

20 Contoh Karya Seni Instalasi Dari Berbagai Kategori dan Seniman

Setiap jenis seni instalasi ini menawarkan pengalaman yang unik dan memungkinkan penonton untuk terlibat secara lebih mendalam dengan ruang, objek, dan makna karya. Berikut adalah 20 contoh karya seni instalasi dari berbagai kategori dan seniman yang berbeda:

1. “The Weather Project” oleh Olafur Eliasson

  • Menggunakan lampu dan kabut untuk menciptakan simulasi matahari dan langit di dalam Turbine Hall, Tate Modern, London.

2. “Infinity Mirror Rooms” oleh Yayoi Kusama

  • Instalasi dengan cermin dan lampu yang memberikan ilusi ruang tak terbatas.

3. “Field of Light” oleh Bruce Munro

  • Instalasi besar yang menggunakan ribuan bola lampu di padang gurun Australia yang menciptakan pemandangan cahaya.

4. “A Subtlety” oleh Kara Walker

  • Patung besar berbentuk Sphinx dari gula di sebuah pabrik gula yang kosong, mengangkat isu tentang perbudakan dan kolonialisme.

5. “Sunflower Seeds” oleh Ai Weiwei

  • Instalasi berupa 100 juta biji bunga matahari dari porselen yang dibuat dengan tangan dan dipamerkan di Tate Modern, London.

6. “Spiral Jetty” oleh Robert Smithson

  • Instalasi lingkungan berupa spiral besar yang terbuat dari batu di Great Salt Lake, Utah, Amerika Serikat.

7. “The Dinner Party” oleh Judy Chicago

  • Instalasi yang berbentuk meja segitiga besar, dengan 39 tempat makan yang dihiasi untuk menghormati wanita-wanita bersejarah.

8. “Cloud Gate” oleh Anish Kapoor

  • Patung besar berbentuk kacang perak yang dikenal sebagai “The Bean” di Chicago, memantulkan pemandangan sekelilingnya.

9. “Waterfall” oleh Olafur Eliasson

  • Air terjun buatan yang dipasang di sungai East River, New York, sebagai bagian dari proyek seni publik.

10. “Ghost Forest” oleh Maya Lin

  • Instalasi hutan mati di Madison Square Park, New York, sebagai simbol kerusakan lingkungan.

11. “Blood Swept Lands and Seas of Red” oleh Paul Cummins dan Tom Piper

  • Instalasi berupa 888.246 bunga poppy keramik di sekitar Menara London, untuk memperingati prajurit Inggris yang gugur dalam Perang Dunia I.

12. “Rain Room” oleh Random International

  • Instalasi interaktif di mana penonton dapat berjalan di dalam hujan buatan tanpa basah karena teknologi sensor gerak.

13. “Refik Anadol – Machine Hallucination”

  • Instalasi digital yang menampilkan visualisasi data menggunakan kecerdasan buatan, menciptakan pengalaman visual imersif.

14. “Untitled (Portrait of Ross in L.A.)” oleh Félix González-Torres

  • Instalasi permen seberat 175 pon yang penonton bisa ambil sebagai bentuk simbolisme terhadap berat tubuh seseorang yang hilang karena AIDS.

15. “Big Bambú” oleh Doug dan Mike Starn

  • Instalasi besar dari bambu yang terus bertambah dengan cara dipasang setiap hari oleh seniman, memberikan pengalaman berjalan di atas struktur yang rumit.

16. “My Bed” oleh Tracey Emin

  • Instalasi yang terdiri dari ranjang asli seniman dengan semua objek pribadi, menceritakan kisah kehidupan pribadi seniman.

17. “The Gates” oleh Christo dan Jeanne-Claude

  • Instalasi sementara di Central Park, New York, yang terdiri dari 7.503 gerbang dengan kain oranye yang berkibar di angin.

18. “Plastic Bag Jellyfish” oleh Thijs Biersteker

  • Instalasi interaktif yang menunjukkan dampak plastik terhadap lingkungan laut melalui replika ubur-ubur dari kantong plastik.

19. “1.26” oleh Janet Echelman

  • Jaring besar yang tergantung di atas kota, berfungsi sebagai patung kinetik yang bergerak mengikuti angin.

20. “Desire Lines” oleh Tatiana Trouvé

  • Instalasi interaktif berupa gulungan benang besar yang mewakili rute berjalan kaki di Central Park, New York.

Setiap karya ini memiliki karakteristik unik, baik melalui penggunaan material, ruang, maupun interaksi dengan penonton, menjadikannya pengalaman yang mendalam dan beragam dalam dunia seni instalasi.Itulah 20 contoh karya seni instalasi dari berbagai kategori dan seniman.

Mengenal Jenis-Jenis Seni Instalasi

Seni instalasi bisa menggunakan berbagai media seperti benda fisik, cahaya, suara, atau teknologi digital, sehingga menciptakan pengalaman yang mendalam dan imersif. Berikut adalah beberapa jenis seni instalasi berdasarkan media, teknik, dan tujuan pembuatan:

1. Instalasi Objek

  • Menggunakan objek fisik atau benda-benda sehari-hari yang disusun dalam suatu ruang untuk menciptakan pengalaman estetis atau menyampaikan makna tertentu.
  • Contoh: Instalasi berupa tumpukan kursi, meja, atau benda bekas yang disusun dalam komposisi tertentu.

2. Instalasi Cahaya

  • Menggunakan elemen cahaya sebagai medium utama. Lampu, proyeksi, atau efek cahaya digunakan untuk menciptakan suasana tertentu atau untuk mengubah persepsi ruang.
  • Contoh: Penggunaan lampu neon, proyeksi video, atau laser untuk menciptakan bentuk atau pola cahaya dalam ruangan gelap.

3. Instalasi Suara

  • Menggabungkan elemen suara, musik, atau kebisingan untuk menciptakan pengalaman sensorik. Suara bisa berasal dari rekaman, perangkat elektronik, atau instrumen yang dipasang dalam ruang tertentu.
  • Contoh: Suara alami seperti angin atau hujan yang diproyeksikan dalam ruangan untuk menciptakan suasana alami atau emosional.

4. Instalasi Video

  • Menggunakan video atau proyeksi sebagai elemen utama karya. Instalasi video sering kali melibatkan penggunaan layar besar atau proyeksi langsung ke permukaan tertentu.
  • Contoh: Proyeksi video di dinding atau objek tiga dimensi yang mengubah penampilan ruang melalui gambar bergerak.

5. Instalasi Interaktif

  • Karya yang melibatkan interaksi aktif dari penonton. Penonton dapat memanipulasi elemen karya, seperti menekan tombol, berjalan di sekitar karya, atau berpartisipasi dalam pengalaman interaktif.
  • Contoh: Instalasi yang berubah ketika penonton berinteraksi, seperti sensor gerak atau layar sentuh.

6. Instalasi Lingkungan (Environmental Installation)

  • Karya yang dirancang untuk berinteraksi dengan atau memanfaatkan elemen lingkungan alami seperti udara, tanah, air, atau tumbuhan. Instalasi ini biasanya berfokus pada isu-isu lingkungan dan ekologi.
  • Contoh: Instalasi di alam terbuka yang menggunakan elemen seperti pasir, air, atau pepohonan sebagai bagian dari karya.

7. Instalasi Situs-Spesifik (Site-Specific Installation)

  • Karya seni yang dirancang khusus untuk ruang atau lokasi tertentu. Instalasi ini tidak bisa dipindahkan tanpa kehilangan maknanya karena karya tersebut dirancang untuk ruang itu sendiri.
  • Contoh: Instalasi di ruang publik seperti taman kota, bangunan bersejarah, atau ruang galeri tertentu.

8. Instalasi Kinetik

  • Instalasi yang melibatkan elemen gerak atau perubahan fisik. Biasanya karya ini menggunakan motor, angin, atau mekanisme tertentu untuk menggerakkan bagian-bagian karya.
  • Contoh: Objek yang berputar, melayang, atau bergerak secara otomatis sebagai bagian dari instalasi.

9. Instalasi Digital atau Virtual

  • Instalasi yang menggunakan teknologi digital, seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), atau simulasi komputer, untuk menciptakan pengalaman imersif di dunia digital.
  • Contoh: Penggunaan headset VR untuk membawa penonton masuk ke dunia virtual yang sepenuhnya diciptakan oleh seniman.

10. Instalasi Performatif

  • Menggabungkan elemen seni pertunjukan (performance art) dengan instalasi. Penampilan atau interaksi manusia menjadi bagian dari karya itu sendiri.
  • Contoh: Karya di mana seniman atau aktor berinteraksi dengan ruang dan objek di dalam instalasi sebagai bagian dari performa yang berkelanjutan.

Setiap jenis seni instalasi ini menawarkan pengalaman yang unik dan memungkinkan penonton untuk terlibat secara lebih mendalam dengan ruang, objek, dan makna karya.

Seni Instalasi : Pengertian, Karakteristik dan Fungsinya

Seni instalasi adalah bentuk seni rupa tiga dimensi yang melibatkan penataan objek atau elemen di dalam suatu ruang tertentu, menciptakan pengalaman visual dan sensorik bagi penikmatnya. Simak penjelasan lengkap mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni instalasi.

Pengertian Seni Instalasi

Seni Instalasi adalah bentuk seni rupa tiga dimensi yang dirancang untuk mengubah persepsi ruang, di mana elemen-elemen material disusun di dalam suatu ruang tertentu sehingga pengunjung dapat berinteraksi secara langsung dengan karya tersebut.

Karya seni instalasi sering kali bersifat sementara dan memanfaatkan berbagai media seperti objek fisik, cahaya, suara, atau elemen digital untuk menciptakan pengalaman visual dan sensorik bagi penikmatnya.

Karakteristik Seni Instalasi

  1. Ruang Sebagai Bagian dari Karya:
    • Seni instalasi sangat tergantung pada ruang di mana karya tersebut dipamerkan. Karya ini sering kali dirancang untuk mengisi atau mengubah suatu ruang, sehingga ruang itu sendiri menjadi bagian integral dari karya.
  2. Interaksi dengan Penonton:
    • Seni instalasi mendorong interaksi aktif antara penonton dan karya seni. Penonton tidak hanya melihat dari kejauhan, tetapi bisa masuk ke dalam, berjalan di sekitar, atau bahkan berpartisipasi secara fisik dengan karya tersebut.
  3. Multimedia dan Material Beragam:
    • Karya seni instalasi bisa menggunakan berbagai jenis material, seperti objek fisik, bahan organik, teknologi digital, suara, cahaya, dan media video. Penggunaan berbagai media ini memungkinkan seniman untuk menciptakan pengalaman yang lebih dinamis.
  4. Sifat Sementara atau Permanen:
    • Beberapa instalasi bersifat sementara, hanya dipajang untuk acara tertentu atau dalam jangka waktu terbatas, sementara yang lain bersifat permanen, terutama jika dirancang untuk ruang publik atau galeri.
  5. Konseptual dan Eksperimental:
    • Seni instalasi sering kali berfokus pada konsep dan ide, dan tidak terikat oleh batasan medium tertentu. Karya ini sering digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide sosial, politik, lingkungan, atau filosofi, menjadikannya media yang sangat eksperimental.

Fungsi Seni Instalasi

  1. Fungsi Estetis:
    • Seni instalasi memiliki nilai estetika yang bertujuan untuk mengubah atau memperindah ruang tertentu. Dengan penataan elemen-elemen yang unik, karya ini memberikan pengalaman visual yang menarik.
  2. Fungsi Kritik Sosial dan Politik:
    • Banyak seniman instalasi menggunakan karya mereka untuk menyampaikan pesan atau kritik tentang isu-isu sosial, politik, atau lingkungan. Karya ini dapat memicu dialog atau mengajak penonton untuk merenung mengenai suatu masalah.
  3. Fungsi Interaktif:
    • Seni instalasi memberikan pengalaman yang lebih langsung dan interaktif kepada penonton. Pengunjung sering diminta untuk masuk ke dalam ruang karya, menyentuh, atau berpartisipasi, menciptakan hubungan yang lebih mendalam antara karya dan penikmatnya.
  4. Fungsi Edukatif:
    • Instalasi seni dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau ide secara visual dan interaktif. Banyak instalasi yang dibuat untuk membantu meningkatkan kesadaran atau pemahaman publik tentang isu-isu penting, seperti perubahan iklim, ketidakadilan sosial, atau budaya.
  5. Fungsi Eksperimen Artistik:
    • Seni instalasi memberi seniman kebebasan untuk bereksperimen dengan material, media, dan ruang. Fungsi ini menjadikan instalasi sebagai wadah eksplorasi dan inovasi dalam dunia seni.

Seni instalasi melampaui batasan tradisional seni rupa dengan menciptakan pengalaman multidimensi yang mengundang penonton untuk lebih terlibat secara fisik, emosional, dan intelektual dengan karya. Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni instalasi.

Simak!! 20 Contoh Karya Seni Kriya

Setiap jenis seni kriya ini menonjolkan keterampilan tangan dan kreativitas pengrajin dalam menciptakan karya yang estetis dan fungsional, sekaligus melestarikan warisan budaya. Berikut adalah 20 contoh karya seni kriya dari berbagai bahan dan teknik:

1. Wayang Kulit

  • Karya seni kriya dari kulit yang dipakai dalam pertunjukan tradisional Jawa dan Bali.

2. Patung Kayu

  • Patung yang diukir dari kayu, biasanya digunakan sebagai dekorasi atau bagian dari upacara adat.

3. Batik Tulis

  • Kain batik yang dibuat dengan menggunakan teknik malam (lilin) dan canting pada kain.

4. Tenun Ikat

  • Kain tradisional yang ditenun menggunakan teknik ikat pada benang, khas dari berbagai daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara.

5. Songket

  • Kain tenun tradisional yang dihiasi dengan benang emas atau perak, biasanya digunakan dalam upacara adat.

6. Gerabah

  • Kriya dari tanah liat yang dibentuk dan dibakar menjadi barang-barang fungsional seperti piring, mangkuk, atau vas.

7. Keris

  • Senjata tradisional Indonesia yang terbuat dari logam dengan bentuk unik, digunakan sebagai simbol kekuatan dan spiritualitas.

8. Ukiran Jepara

  • Ukiran kayu dari daerah Jepara yang biasanya digunakan untuk membuat perabot rumah tangga seperti kursi, meja, dan lemari.

9. Tas Kulit

  • Tas yang dibuat dari bahan kulit asli dengan teknik jahit tangan, sering dihiasi dengan motif ukiran.

10. Perhiasan Perak

  • Aksesori seperti cincin, gelang, dan kalung yang dibuat dari perak dengan teknik ukiran atau tempa.

11. Anyaman Bambu

  • Keranjang, tikar, atau perabot rumah tangga yang dibuat dari bambu melalui teknik anyaman.

12. Vas Keramik

  • Vas yang dibuat dari tanah liat yang dibakar dan sering kali dihias dengan lukisan atau pola tertentu.

13. Kaca Patri

  • Karya seni dari potongan-potongan kaca berwarna yang dirangkai dan dipasang dalam bingkai logam, sering digunakan pada jendela.

14. Lampu Hias Kaca

  • Lampu yang dibuat dari kaca, sering kali dengan teknik tiup untuk menciptakan bentuk unik dan artistik.

15. Patung Marmer

  • Patung yang diukir dari batu marmer, biasanya memiliki nilai estetika tinggi dan sering digunakan sebagai dekorasi.

16. Anyaman Rotan

  • Meja, kursi, atau perabot lain yang dibuat dari bahan rotan dengan teknik anyaman.

17. Topeng Kayu

  • Topeng yang diukir dari kayu, biasanya digunakan dalam upacara adat atau pertunjukan tari tradisional.

18. Kendi Tanah Liat

  • Kendi atau wadah air yang dibuat dari tanah liat, sering digunakan dalam budaya tradisional.

19. Quilling Kertas

  • Karya seni dari kertas yang digulung dan dibentuk menjadi motif atau gambar tertentu, sering digunakan sebagai dekorasi.

20. Guci Keramik

  • Guci yang dibuat dari keramik dengan berbagai bentuk dan ukuran, sering digunakan sebagai elemen dekorasi rumah atau benda koleksi.

Setiap karya seni kriya ini menunjukkan kekayaan kreativitas, tradisi, dan keterampilan tangan pengrajin dalam menciptakan karya yang fungsional sekaligus estetis. Itulah 20 contoh karya seni kriya dari berbagai bahan dan teknik

Mengenal Jenis-Jenis Seni Kriya

Berikut adalah beberapa jenis seni kriya yang dibedakan berdasarkan material dan teknik pembuatannya:

1. Kriya Kayu

Seni kriya yang menggunakan bahan dasar kayu. Teknik yang digunakan biasanya meliputi ukiran, pahat, dan potong. Karya yang dihasilkan bisa berupa patung, perabot, atau hiasan dinding.

  • Contoh: ukiran Jepara, topeng kayu, patung kayu.

2. Kriya Logam

Seni kriya yang menggunakan bahan logam seperti perak, tembaga, atau emas. Teknik yang umum digunakan adalah tempa, cor, dan patri. Biasanya kriya logam menghasilkan benda seperti perhiasan, perlengkapan rumah tangga, atau senjata tradisional.

  • Contoh: keris, perhiasan emas, ukiran tembaga.

3. Kriya Tekstil

Seni kriya yang menggunakan kain atau serat sebagai bahan utamanya. Karya ini bisa dibuat melalui teknik tenun, batik, sulam, atau rajut. Produk kriya tekstil biasanya berupa pakaian, kain hias, dan barang dekoratif.

  • Contoh: batik, songket, tenun ikat.

4. Kriya Keramik

Seni kriya yang menggunakan tanah liat sebagai bahan dasar dan dibuat dengan teknik cetak, putar, atau ukir. Kriya keramik biasanya melewati proses pembakaran untuk menghasilkan produk yang keras dan tahan lama.

  • Contoh: vas, piring, guci, gerabah.

5. Kriya Kulit

Seni kriya yang menggunakan kulit hewan sebagai bahan dasar. Biasanya kulit diproses untuk menjadi lebih kuat dan lentur sebelum diukir atau dibentuk. Kriya kulit menghasilkan barang seperti sepatu, tas, wayang kulit, dan aksesori.

  • Contoh: wayang kulit, tas kulit, sepatu kulit.

6. Kriya Batu

Seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan dasar, sering kali untuk menghasilkan patung atau ornamen. Batu yang digunakan bisa berupa batu alam, batu mulia, atau marmer.

  • Contoh: patung batu, relief candi, batu permata untuk perhiasan.

7. Kriya Kaca

Seni kriya yang menggunakan kaca sebagai bahan utama. Karya-karya kriya kaca biasanya menggunakan teknik tiup, cetak, atau ukir untuk membuat benda hias atau fungsional.

  • Contoh: kaca patri, vas kaca, patung kaca.

8. Kriya Anyaman

Seni kriya yang menggunakan bahan alami seperti bambu, rotan, daun pandan, atau serat alam lainnya. Teknik anyaman digunakan untuk menciptakan produk seperti tikar, keranjang, dan perabot rumah tangga.

  • Contoh: tikar pandan, keranjang rotan, perabot anyaman bambu.

9. Kriya Kertas

Seni kriya yang menggunakan kertas sebagai bahan utama. Teknik yang digunakan meliputi lipat, gunting, tempel, atau bentuk lainnya. Biasanya, karya kriya kertas menghasilkan benda dekoratif atau fungsional.

  • Contoh: origami, quilling, kerajinan kertas daur ulang.

Setiap jenis seni kriya ini menonjolkan keterampilan tangan dan kreativitas pengrajin dalam menciptakan karya yang estetis dan fungsional, sekaligus melestarikan warisan budaya.

Seni Kriya : Pengertian, Karakteristik dan Fungsinya

Seni Kriya adalah cabang seni rupa yang menekankan pada keterampilan tangan dalam proses pembuatan karya seni, yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga fungsional. Berikut penjelasan mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni kriya.

Pengertian Seni Kriya

Seni Kriya adalah cabang seni rupa yang menekankan pada keterampilan tangan (craftmanship) dalam proses pembuatannya. Seni ini menghasilkan karya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sering kali bersifat fungsional. Kata “kriya” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “mengerjakan” atau “membuat.” Seni kriya biasanya berkaitan dengan kerajinan tangan yang menggunakan berbagai bahan seperti kayu, logam, kain, keramik, dan lain-lain.

Karakteristik Seni Kriya

  1. Keterampilan Tangan (Handmade): Seni kriya menekankan pada keterampilan manual atau pengerjaan tangan yang tinggi dalam menciptakan suatu karya. Proses pembuatan sering kali melibatkan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun.
  2. Estetika dan Fungsi: Karya seni kriya tidak hanya indah untuk dilihat (estetis), tetapi juga memiliki nilai guna (fungsional). Misalnya, peralatan rumah tangga, furnitur, dan perhiasan.
  3. Penggunaan Bahan Alam dan Tradisional: Seni kriya umumnya memanfaatkan bahan-bahan dari alam, seperti kayu, tanah liat, bambu, kain, dan logam, serta menerapkan teknik-teknik tradisional dalam pengolahannya, seperti anyaman, ukiran, dan tenun.
  4. Keragaman Bentuk dan Fungsi: Seni kriya dapat mengambil berbagai bentuk dan fungsi, mulai dari kriya hias, kriya fungsional, hingga kriya tekstil. Karya seni kriya bisa berupa dekorasi dinding, perabotan, alat musik, dan aksesori.
  5. Proses Produksi yang Teliti: Pembuatan seni kriya sering kali melibatkan proses yang panjang dan mendetail, mulai dari persiapan bahan hingga tahap akhir penyelesaian. Ini mencakup berbagai teknik seperti pemotongan, pembentukan, penghalusan, hingga pewarnaan.

Fungsi Seni Kriya

  1. Fungsi Hias (Dekoratif): Banyak karya seni kriya dibuat untuk keperluan estetika, seperti patung, relief, atau hiasan dinding. Karya-karya ini sering digunakan untuk mempercantik ruang dan memberikan nuansa budaya atau artistik.
  2. Fungsi Pakai (Fungsional): Selain aspek estetika, seni kriya juga memiliki fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh karya seni kriya fungsional termasuk furnitur, alat rumah tangga (seperti wadah atau piring), perhiasan, dan tekstil.
  3. Fungsi Simbolis atau Ritual: Seni kriya juga sering digunakan dalam konteks upacara atau ritual keagamaan dan adat. Misalnya, patung-patung dewa dalam tradisi Hindu atau kerajinan tangan yang digunakan dalam perayaan budaya.
  4. Fungsi Ekonomi: Karya seni kriya sering diproduksi untuk dijual, baik sebagai produk seni maupun barang-barang kerajinan yang memiliki fungsi pakai. Industri kerajinan tangan menjadi salah satu sektor ekonomi yang dapat memberikan pendapatan bagi pengrajin.
  5. Fungsi Edukasi: Seni kriya juga bisa memiliki fungsi edukasi, di mana teknik dan tradisi pembuatan kriya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, membantu menjaga warisan budaya dan keterampilan lokal.

Dengan memadukan aspek estetika dan fungsionalitas, seni kriya memainkan peran penting dalam memperkaya budaya visual dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Itulah penjelasan mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni kriya.