Beranda blog Halaman 221

7 Kunci Menghindari Perilaku Bullying di Sekolah

0

Dalam upaya mencegah perilaku bullying, penting bagi guru untuk menyadari bahwa pendekatan yang efektif melibatkan lebih dari sekadar menerapkan aturan dan sanksi. Guru perlu fokus pada pengembangan keterampilan emosional dan empati pada siswa.

Kecerdasan emosional memungkinkan siswa untuk memahami dan mengelola emosi mereka dengan bijaksana, sementara empati membantu mereka memahami perasaan dan pandangan orang lain.

Artikel ini akan menjelaskan mengapa kombinasi antara kecerdasan emosional dan empati sangat penting dalam menghindari bullying dan bagaimana langkah-langkah konkret dapat diterapkan.

Mengenali dan Mengelola Emosi Diri

Guru memiliki peran kunci dalam membantu siswa mengenali dan mengelola emosi mereka. Ini melibatkan penciptaan lingkungan yang mendukung ekspresi emosi secara sehat.

Guru dapat memfasilitasi diskusi terbuka mengenai perasaan dan emosi, membantu siswa merasa nyaman untuk membagikan apa yang mereka rasakan. Dengan memahami dan mengelola emosi mereka, siswa dapat lebih bijaksana dalam menghadapi perasaan yang kuat.

Menurut Dr Marc Brackett, ahli kecerdasan emosional, pemahaman tentang emosi sendiri adalah dasar dari kecerdasan emosional. Pendekatan seperti “Mood Meter” dapat membantu siswa mengidentifikasi dan mengartikan emosi mereka, memungkinkan mereka untuk bertindak lebih bijaksana.

Berlatih Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah keterampilan penting yang perlu diajarkan oleh guru. Ini melibatkan pemahaman tentang emosi yang dirasakan serta faktor-faktor yang memicunya. Guru dapat memperkenalkan konsep pemicu emosional dan membantu siswa merenung tentang apa yang mereka rasakan dan mengapa. Dengan kesadaran diri yang lebih tinggi, siswa dapat menghindari reaksi impulsif yang sering kali menyebabkan bullying.

Daniel Goleman, ahli kecerdasan emosional, menekankan pentingnya kesadaran diri dalam mengelola emosi dan interaksi sosial. Teknik mindfulness dan refleksi dapat digunakan untuk membantu siswa memahami faktor-faktor pencetus emosi mereka.

Menghubungkan Diri dengan Emosi Orang Lain

Menggunakan studi kasus atau cerita dalam pengajaran dapat membantu siswa menghubungkan diri dengan emosi orang lain. Diskusi kelompok tentang perasaan dan emosi dapat mendorong siswa untuk merenung tentang bagaimana mereka akan merasa dalam situasi yang sama.

Dr Brené Brown, peneliti tentang empati, menjelaskan bahwa empati melibatkan “melihat dengan mata orang lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan merasa dengan hati orang lain.” Dengan mengembangkan empati, siswa dapat memahami konsekuensi emosional dari tindakan mereka terhadap orang lain.

Latihan Mengasah Kemampuan Empati

Guru dapat mengintegrasikan latihan empati dalam pembelajaran sehari-hari. Misalnya, memberikan siswa skenario dan meminta mereka untuk membayangkan perasaan orang yang terlibat dalam situasi tersebut. Dalam mata pelajaran seperti sejarah, siswa bisa diminta untuk merasakan emosi individu dalam peristiwa tertentu.

Dr Sara Konrath menunjukkan bahwa latihan empati dapat meningkatkan hubungan sosial dan kesejahteraan psikologis. Aktivitas seperti berbicara dan mendengarkan dalam kelompok dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan empati secara praktis.

Fokus pada Solusi, Bukan Konflik

Dalam menghadapi konflik, guru dapat membantu siswa fokus pada solusi ketimbang memperburuk situasi. Dorong siswa untuk berbicara dengan tenang, mendengarkan satu sama lain, dan mempertimbangkan bagaimana emosi memengaruhi persepsi mereka.

Dr John Gottman menunjukkan bahwa fokus pada solusi dapat mencegah eskalasi masalah. Guru dapat memanfaatkan pendekatan ini untuk mendampingi siswa dalam mengatasi perbedaan pendapat secara empatik.

Membangun Hubungan Sehat

Kolaborasi antara kecerdasan emosional dan empati berkontribusi pada pembangunan hubungan yang sehat. Guru harus menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka dan saling mendukung.

Mendorong kerja sama dan timbal balik positif membantu siswa merasakan manfaat dari kecerdasan emosional dan empati dalam hubungan sosial mereka. Penelitian Dr Maurice Elias menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan ini mendukung hubungan sosial yang sehat.

Mendukung Pendidikan tentang Emosi dan Empati

Guru juga perlu mendukung program pendidikan yang fokus pada emosi dan empati. Ini dapat mencakup pelajaran khusus yang mengajarkan kecerdasan emosional dan cara mengelola emosi yang kuat.

Penelitian oleh Dr Mark Brackett dan timnya di Yale Center for Emotional Intelligence menunjukkan bahwa program semacam ini efektif dalam meningkatkan kesejahteraan emosional siswa. Dukungan terhadap program pendidikan tentang emosi dan empati dapat mencegah perilaku bullying dan memperkuat hubungan antarsiswa.

Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran tentang kecerdasan emosional dan empati, guru membantu membentuk individu yang lebih peka terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain.

Kolaborasi ini adalah fondasi dalam mencegah perilaku bullying, karena siswa belajar untuk mengelola emosi dan memahami perspektif orang lain. Dukungan terhadap pendidikan tentang emosi dan empati akan membentuk siswa yang lebih menghargai keragaman dan membangun hubungan yang positif di lingkungan sekolah. (*)

7 Alasan Outdoor Class Penting untuk Perkembangan Siswa

0

Outdoor class adalah metode pembelajaran di mana kegiatan belajar berlangsung di luar ruangan, seperti di kebun, taman, atau area perkampungan yang masih asri. Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar yang seru dan menantang bagi siswa, sekaligus mendekatkan mereka pada lingkungan dan masyarakat.

Artikel ini akan menjelaskan mengapa kegiatan outdoor class sangat penting dan apa saja manfaatnya.

Tingkatkan Motivasi Siswa

Siswa sering merasa bosan dengan kegiatan belajar yang monoton, dan ini menjadi tantangan umum bagi para guru. Outdoor class dapat menjadi solusi untuk mengatasi kebosanan tersebut.

Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas, mereka akan merasa lebih termotivasi dan bersemangat. Pengalaman baru yang ditawarkan membantu menghilangkan rasa penat dan memberikan kesegaran dalam proses belajar.

Dorong Keterlibatan Aktif

Outdoor class dapat memicu siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar. Ketika siswa berada di lingkungan baru yang penuh dengan berbagai aktivitas, rasa penasaran mereka akan mendorong mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh dan terlibat secara aktif. Suasana baru ini mendorong siswa untuk lebih antusias dalam proses pembelajaran.

Belajar dari Dunia Nyata

Melalui metode pembelajaran ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari dunia nyata. Ini bukan hanya tentang teori yang dipelajari di kelas, tetapi juga tentang penerapan pengetahuan tersebut dalam praktik. Siswa dapat menemukan fakta dan melakukan penelitian yang membuat mereka lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan lebih tertantang untuk mencari penemuan baru.

Sediakan Sumber Belajar yang Beragam

Biasanya, siswa belajar melalui buku dan internet. Outdoor class memperluas sumber belajar mereka dengan menghadapkan mereka langsung pada dunia nyata. Lingkungan alami dan interaksi langsung dengan masyarakat memberikan banyak informasi dan perspektif baru, dari belajar tentang alam dan keberagaman budaya hingga kehidupan manusia.

Tambah Pengetahuan dan Wawasan

Outdoor class membantu siswa meningkatkan pengetahuan mereka dengan memberikan wawasan yang lebih luas. Selain pengetahuan akademik, siswa juga belajar keterampilan sosial seperti bersosialisasi, mengenal kepribadian orang lain, dan membangun kerja sama. Pengalaman ini memperluas sudut pandang mereka dan membantu mereka menghadapi tantangan dengan cara yang lebih beragam.

Buat Kegiatan Belajar Lebih Menarik

Kegiatan outdoor class menambahkan unsur kesenangan dan petualangan dalam proses belajar. Suasana baru yang menyenangkan membuat pembelajaran lebih menarik dan tidak terlupakan. Siswa akan menantikan kegiatan berikutnya, karena mereka dapat belajar sambil bermain dan berpetualang.

Tambah Makna dalam Kegiatan Belajar

Outdoor class menjadi lebih bermakna ketika diterapkan secara rutin. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berbeda tetapi juga menumbuhkan rasa bersyukur, kekeluargaan, dan kedekatan dengan lingkungan yang lebih alami. Siswa dapat merasakan manfaat emosional dan sosial dari kegiatan ini, menjadikannya bagian penting dalam proses pendidikan.

Dengan melihat manfaat outdoor class yang telah dijelaskan, jelas bahwa metode ini sangat penting untuk perkembangan siswa. (*)

Renungan Harian Kristen, Senin, 9 September 2024: Lakukanlah Sendiri (2)

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Senin, 9 September 2024 berjudul: Lakukanlah Sendiri (2)

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari 2 Korintus 10:5

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Lakukanlah Sendiri (2)

2 Korintus 10:5 – Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Pengantar:

Dorongan hati dan semangat tentu saja penting dalam pelayanan. Namun, menurut renungan hari ini, hal itu bukanlah segalanya. Setiap pikiran dan rencana yang timbul dalam hubungan pekerjaan itu harus didisiplinkan dan ditundukkan dalam ketaatan kepada kehendak Tuhan. Hanya dengan demikian, pelayanan tersebut menjadi rohani.

Renungan Harian Kristen, Senin, 9 September 2024

Dengan Tekad dan Ketekunan, Disiplinlah Hal Lainnya …. Inilah aspek sulit lainnya dari sifat orang percaya yang terlalu bersemangat. Paulus mengatakan, menurut terjemahan Moffatt dari ayat ini, “… I take every project prisoner to make it obey Christ …” (“… aku membawa setiap orang yang terpenjara oleh rencana/proyeknya dan membuatnya menaati Kristus …”).

Banyak pelayanan Kristen sekarang tidak pernah didisiplinkan (disciplined), tetapi hanya timbul karena dorongan hati (impulse)! Dalam kehidupan Tuhan, dalam setiap rencana didisiplin menurut kehendak Bapa-Nya. Tidak ada kecenderungan sedikit pun untuk mengikuti dorongan hati-Nya sendiri sebagai hal yang berbeda dari kehendak Bapa-Nya — “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri” (Yohanes 5:19).

Bandingkanlah hal ini dengan hal yang kita lakukan — kita mengambil “setiap pikiran” atau rencana yang timbul dari dorongan hati, lalu langsung beraksi/bertindak mengerjakannya, bukannya memberikan diri kita dan mendisiplinkan diri kita untuk mematuhi Kristus.

Kepraktisan amat sangat ditekankan dalam masa kini, dan orang percaya yang “menawan segala pikiran (dan rencana)-nya” dikecam dan dicap tidak punya kesungguhan dan kurang bersemangat bagi Allah atau bagi keselamatan jiwa-jiwa lain.

Akan tetapi, kesungguhan dan semangat yang benar terdapat dalam mematuhi Allah, bukan dalam kehendak hati untuk melayani Dia yang timbul dari sifat manusiawi kita yang tidak berdisiplin.

Adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami, tetapi benar, bahwa orang-orang percaya tidak “menawan segala pikiran (dan rencana)-nya”, tetapi hanya melakukan pekerjaan bagi Allah karena didorong oleh sifat manusiawi mereka dan pekerjaan tersebut tidak dijadikan rohani melalui disiplin yang penuh tekad dan kesungguhan.

Kita mempunyai kecenderungan untuk lupa bahwa seseorang tidak hanya commit kepada Yesus Kristus karena keselamatan, tetapi juga commit, bertanggung jawab, dan akuntabel pada pandangan Yesus Kristus tentang Allah, dunia, dosa, dan iblis. Ini berarti bahwa setiap orang harus mengenali tanggung jawab untuk berubah oleh pembaharuan budinya (lih. Roma 12:2).

Demikian Renungan hari ini, Senin, 9 September 2024 diambil dari 2 Korintus 10:5 yang mengisahkan tentang Lakukanlah Sendiri (2) dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

SMA IT Shohwatul Is’ad Gelar Outing Class Edukatif

0

SMA IT Shohwatul Is’ad Pangkep melaksanakan kegiatan outing edukatif untuk memperluas wawasan intelektual santri. Kegiatan ini berlangsung dari Selasa-Kamis (3-5/9), dengan kunjungan ke kantor DPRD Pangkep, Graha Pena (Harian Fajar), dan Kawasan Adat Ammatoa Bulukumba.

Kepala SMA IT Shohwatul Is’ad menjelaskan bahwa outing ini bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata kepada santri, sesuai dengan tema pembelajaran saat ini, yaitu pengenalan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

“Santri dapat mengamati secara langsung berbagai aspek fisik dan lingkungan, yang dapat meningkatkan semangat, motivasi, dan daya pikir mereka. Selain itu, kegiatan ini juga memungkinkan santri untuk belajar bersosialisasi dengan masyarakat di luar pondok,” ungkap Syamsuddin.

Kegiatan outing ini diikuti oleh semua santri kelas 11 SMA IT Shohwatul Is’ad, dengan tema pembelajaran “Traveling While Studying”. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kantor DPRD Pangkep, di mana santri melakukan audiensi dengan legislator muda Kak Resky Darmawansyah, alumni PPMI Shohwatul Is’ad. Audiensi ini memberikan pemahaman baru tentang sistem pemerintahan Indonesia.

Santri juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Kak Resky mengenai topik penting, yang diharapkan akan memotivasi mereka untuk terus berkembang dan berkontribusi pada masyarakat.

Selanjutnya, rombongan melanjutkan kunjungan ke Graha Pena untuk mempelajari perkembangan dan peran media massa di era digital, termasuk penanganan berita hoax, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi informasi dan komunikasi di kalangan santri.

“Destinasi berikutnya adalah Graha Pena, yang merupakan bagian dari perjalanan santri untuk mempelajari cara penggunaan teknologi secara efektif dan positif,” jelas Syamsuddin.

Setelah itu, santri melanjutkan perjalanan ke pantai Panrangluhu untuk mempelajari kearifan lokal dalam pembuatan kapal Phinisi serta mengimplementasikan ilmu yang mereka miliki kepada masyarakat setempat. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan berbagai permainan menarik untuk mempererat hubungan kekeluargaan antar santri.

“Kegiatan outing ini diharapkan dapat membangun karakter kemandirian santri dalam hal ilmu pengetahuan dan motivasi untuk mencapai cita-cita mereka di masa depan, serta mempererat tali persaudaraan di antara sesama santri,” tambah Syamsuddin pada Kamis, 5 September 2024.

Setelah mengunjungi pantai Panrangluhu, rombongan santri melanjutkan perjalanan ke destinasi pembelajaran terakhir di kawasan adat Ammatoa Bulukumba untuk mempelajari kearifan lokal masyarakat Kajang, khususnya kebudayaan Sulawesi Selatan.

“Kunjungan terakhir ini diharapkan dapat membantu santri mengenal lebih dalam budaya dan sejarah lokal, terutama di Sulawesi Selatan,” jelas Syamsuddin.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebelum rombongan kembali ke Pondok Pesantren Modern Islam Shohwatul Is’ad. (*)

Jennie Blackpink Akan Tampil di Variety Show, Ini Perannya

0

Jennie Blackpink akan bergabung dengan variety show terbaru berjudul My Name is Gabriel. Idol ternama ini akan memerankan Maria, seorang pemilik wisma di desa dekat Roma, Italia. Berita tentang partisipasinya ini telah dikonfirmasi oleh JTBC, yang menggarap dan menyiarkan acara tersebut.

Jennie akan menghabiskan 72 jam sebagai pengelola wisma, menjalankan berbagai tugas seperti menjemput tamu, memasak, menyiapkan jamuan makan, dan mengadakan kelas memasak.

Menurut tim produksi, Jennie akan tampil dalam episode 13 dan 14 yang dijadwalkan tayang pada 27 September dan 4 Oktober. JTBC juga telah merilis poster Jennie sebagai Maria, yang menampilkan dirinya mengenakan busana putih dengan rambut panjang terurai. Poster tersebut juga menampilkan beberapa foto Jennie saat menjalankan perannya sebagai pemilik wisma.

My Name is Gabriel adalah proyek variety show terbaru yang diproduksi oleh JTBC, dengan Kim Tae-ho sebagai producing director (PD). Konsep acara ini menantang para pemain untuk menjalani kehidupan dengan identitas baru dan menghabiskan 72 jam di lokasi asing. Program ini menampilkan sejumlah aktor dan bintang Korea terkenal, termasuk Park Bo-gum, Park Myung-soo, Yeom Hye-ran, Hong Jin-kyung, Ji Chang-wook, Dex, dan Gabee.

Para peserta menjalani tantangan di berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk Chiang Mai, Chongqing, Guadalajara, dan Dublin.

Sebelumnya, Jennie Blackpink juga pernah tampil dalam variety show Apartment 404, yang menjadi debutnya sebagai pemain tetap dalam acara variety. Dalam program tersebut, ia bergabung dengan Yoo Jae-suk, Cha Tae-hyun, Oh Na-ra, Yang Se-chan, dan Lee Jung-ha, yang dikenal dari drama Moving. (*)

Tiga Contoh Puisi Bertema Pendidikan dan Politik

Puisi memiliki fleksibilitas dalam menyampaikan perasaan, pengalaman, atau pesan yang ingin disampaikan penulisnya, baik dengan bentuk yang teratur maupun yang bebas. Berikut adalah tiga contoh puisi bertema pendidikan dan bertema politik:

1. Cahaya Ilmu

Guru, kau bagai lentera
Menerangi gelap dengan ilmu yang berharga
Dari lembaran buku, kau buka dunia
Menuntun kami menuju cita-cita.

Pendidikan adalah jendela harapan
Dari kecil hingga dewasa, ilmu jadi teman
Kau ajarkan kami tak kenal lelah
Agar hidup tak hanya sekedar singgah.

2. Guruku Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Di balik papan tulis dan kapur
Kau ukir masa depan tanpa mengeluh
Mengajari kami tentang angka dan kata
Membentuk kami jadi manusia yang peka.

Meski tak bersenjata, kau adalah pahlawan
Menanamkan nilai-nilai kehidupan
Guruku, terima kasih atas baktimu
Jasamu abadi dalam kalbu.

3. Sekolah, Rumah Kedua

Sekolah adalah tempat kami bertumbuh
Di sana ilmu mengalir tanpa jemu
Di balik dindingnya ada harapan
Untuk masa depan penuh pencapaian.

Teman dan guru bagai keluarga
Membangun mimpi bersama-sama
Di sekolah, rumah kedua kami
Kami ditempa, kami belajar berdikari.

 

Berikut tiga contoh puisi bertema politik:

1. Janji yang Terlupakan

Di mimbar kau bicara penuh harapan
Menjanjikan perubahan bagi negeri ini
Namun setelah kau duduk di kursi kekuasaan
Janji-janji itu hilang, terbawa angin sunyi.

Rakyat menanti, berharap pada kata
Tapi yang datang hanya dusta
Kekuasaan yang kau genggam erat
Menjadi palu yang menghantam rakyat.

2. Suara Rakyat

Dari jalanan kami berteriak lantang
Menggugah hati yang kerap tak peduli
Suara kami adalah jeritan panjang
Tentang keadilan yang sering kali mati.

Kami tak butuh pidato indah
Kami hanya ingin hak kami dirasa
Suara rakyat tak bisa kau bungkam
Kami adalah nyala yang takkan padam.

3. Di Balik Kursi Parlemen

Kursi-kursi itu penuh kemewahan
Di dalamnya, kata-kata tersusun rapi
Tapi di luar, rakyat terus berjuang
Melawan ketidakadilan yang tak henti.

Politik adalah panggung sandiwara
Di mana kepentingan pribadi berbicara
Rakyat menonton dengan mata terbuka
Menunggu kapan keadilan benar-benar tiba.

Itulah masing-masing tiga contoh puisi bertema pendidikan dan politik

Bupati Barru Hadiri Hari Jadi Deloteng ke-64, Sebut Deloteng Selalu Terdepan

Barru – Bupati Barru, Dr. (H.C) Ir. H. Suardi Saleh, M.Si menghadiri peringatan Hari Jadi Desa Lompo Tengah (Deloteng) ke-64 yang diselenggarakan di halaman Kantor Desa Lompo Tengah, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Minggu (08/09/2024). Ribuan warga turut serta dalam kegiatan Jalan Santai yang menjadi rangkaian acara perayaan tersebut.

Dalam sambutannya, Suardi Saleh mengucapkan selamat kepada seluruh warga Deloteng atas hari jadi desa yang ke-64. Beliau juga menyampaikan bahwa sebagai kado istimewa, akan segera dilantik Hermansyah, SE, sebagai Anggota DPRD Kabupaten Barru yang berasal dari Desa Lompo Tengah. “Insya Allah, beliau akan menjaga amanah sebagai jembatan komunikasi antara warga Deloteng dan pemerintah Kabupaten Barru,” ujar Suardi.

Bupati Barru juga memuji sejarah Desa Lompo Tengah sebagai desa yang pertama kali menginisiasi peringatan hari jadi desa. “Deloteng selalu terdepan, bahkan dalam penetapan hari jadi desanya,” tegas Suardi. Menurutnya, perayaan ini menumbuhkan rasa bangga dan kebersamaan yang akan mendorong percepatan pembangunan di Deloteng.

“Adanya kebanggaan dan kebersamaan ini, Insya Allah, akan memudahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa,” katanya. Suardi juga berharap seluruh warga dapat berperan aktif mendukung ide-ide dan gagasan Kepala Desa serta BPD Deloteng demi kemajuan desa.

Tak hanya itu, Suardi Saleh berjanji akan memberikan 3.000 bibit kelapa genjah dari Taiwan sebagai kado untuk Hari Jadi Deloteng yang ke-64. Bibit kelapa ini diharapkan siap dipanen dalam waktu 2,5 tahun ke depan.

Pada kesempatan tersebut, Suardi juga mengingatkan masyarakat mengenai pelaksanaan Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024. Ia berharap semua pihak dapat menjaga situasi tetap kondusif selama proses Pilkada berlangsung. “Pilkada adalah pesta demokrasi. Jangan biarkan perbedaan memecah belah kita. Yang terpenting, gunakan hak pilih masing-masing dengan datang ke TPS,” tegasnya.

Dalam penutupan sambutannya, Suardi kembali mengucapkan selamat atas perayaan Hari Jadi Deloteng ke-64. “Selamat Hari Jadi Deloteng ke-64. Semoga Deloteng selalu terdepan, baik dalam penetapan hari jadi maupun dalam pembangunan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Lompo Tengah, Arif Pabiseang, menjelaskan bahwa perayaan ini merupakan yang pertama kalinya sejak ditetapkannya peraturan desa mengenai hari jadi. Rangkaian kegiatan di antaranya meliputi turnamen sepak bola anak-anak, pentas seni, sholawat, serta jalan santai.

Turut hadir dalam acara ini, anggota DPRD Barru terpilih Hermansyah, SE, Camat Tanete Riaja, Kapolsek Tanete Riaja, serta sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan warga Deloteng.

Ada Berapa Jenis Puisi?? Ini Penjelasannya!!

Puisi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan isinya. Berikut adalah jenis-jenis puisi yang umum dikenal dalam sastra:

Jenis-Jenis Puisi Berdasarkan Bentuk

  1. Puisi Lama
    • Pantun: Puisi lama yang terdiri dari empat baris dengan pola rima a-b-a-b. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sementara baris ketiga dan keempat merupakan isi.
    • Syair: Puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari empat baris, dengan rima a-a-a-a. Syair biasanya berisi cerita atau nasihat.
    • Gurindam: Puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, dengan rima a-a. Gurindam berisi nasihat atau petuah.
    • Talibun: Bentuk puisi lama yang mirip dengan pantun, tetapi jumlah baris dalam setiap bait lebih dari empat, biasanya enam, delapan, atau sepuluh baris.
  2. Puisi Baru
    • Soneta: Puisi baru yang berasal dari Italia dan terdiri dari 14 baris, terbagi menjadi dua bagian, yaitu dua bait pertama berisi empat baris (kuatrin) dan dua bait berikutnya berisi tiga baris (terzina). Soneta biasanya berisi tentang cinta atau keindahan alam.
    • Ode: Puisi pujian yang ditulis dengan nada formal dan penuh kekaguman terhadap seseorang, benda, atau peristiwa.
    • Himne: Puisi pujian yang ditujukan untuk Tuhan, dewa, atau hal-hal yang bersifat agung dan sakral. Pada perkembangannya, himne juga bisa dipersembahkan untuk negara atau tokoh besar.
    • Epigram: Puisi yang berisi nasihat atau ajaran moral dengan nada yang tegas dan lugas.
    • Elegi: Puisi yang berisi ungkapan kesedihan atau ratapan, biasanya untuk mengenang seseorang yang telah meninggal.
    • Satire: Puisi yang berisi sindiran atau kritik terhadap fenomena sosial, politik, atau budaya dengan cara yang tajam, sering kali menggunakan humor atau ironi.
  3. Puisi Kontemporer
    • Puisi Bebas: Puisi yang tidak terikat oleh aturan jumlah baris, rima, atau irama tertentu. Penulis puisi bebas lebih menekankan kebebasan dalam ekspresi dan penggunaan bahasa.
    • Puisi Konkret: Puisi kontemporer yang bentuk fisiknya ikut menyampaikan makna. Kata-kata dalam puisi ini bisa dibentuk menyerupai objek tertentu yang sesuai dengan tema puisi.
    • Puisi Mantra: Puisi yang dipengaruhi oleh unsur-unsur mantra atau magis, biasanya berisi kata-kata yang berulang dan penuh dengan kekuatan sugestif atau mistis.

Jenis-Jenis Puisi Berdasarkan Isi

  1. Puisi Naratif
    • Epik: Puisi yang menceritakan kepahlawanan seseorang atau peristiwa heroik, sering kali berisi tentang legenda atau mitos.
    • Romansa: Puisi naratif yang menceritakan kisah cinta, baik antara manusia maupun dewa, yang sering kali diwarnai dengan petualangan atau drama.
  2. Puisi Lirik
    • Puisi Lirik: Puisi yang mengungkapkan perasaan pribadi penyair, seperti cinta, rindu, sedih, atau kegembiraan. Lirik lebih menonjolkan ekspresi emosi.
    • Idil: Puisi yang menggambarkan keindahan kehidupan pedesaan dan alam. Sering kali menggambarkan kehidupan yang damai dan harmonis.
  3. Puisi Didaktik
    • Puisi yang Mengajarkan Nilai Moral: Jenis puisi ini bertujuan untuk memberikan pelajaran atau nasihat, baik secara langsung maupun tersirat, mengenai kehidupan, etika, atau nilai-nilai kebaikan.

Dengan berbagai jenis tersebut, puisi memiliki fleksibilitas dalam menyampaikan perasaan, pengalaman, atau pesan yang ingin disampaikan penulisnya, baik dengan bentuk yang teratur maupun yang bebas.

Puisi: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Unsur-Unsurnya

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa dengan cara yang indah dan padat untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan pengalaman penulis. Puisi seringkali menggunakan bahasa kiasan, simbolisme, dan irama tertentu sehingga menciptakan efek estetis yang mendalam. Puisi berbeda dari prosa karena lebih terikat oleh aturan irama, rima, bait, dan diksi yang khas. Berikut penjelasan mengenai fungsi, ciri-ciri, unsur-unsur dan tujuan puisi.

Fungsi Puisi

  1. Ekspresi Perasaan: Puisi sering digunakan sebagai media untuk mengekspresikan perasaan dan emosi, baik itu cinta, kesedihan, kebahagiaan, atau kemarahan.
  2. Sarana Komunikasi: Melalui puisi, penulis dapat menyampaikan pesan atau gagasan tertentu dengan cara yang unik dan mendalam.
  3. Sarana Pendidikan: Puisi dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral, kebijaksanaan, dan pengetahuan kepada pembaca dengan cara yang mengesankan.
  4. Kesenangan Estetis: Puisi juga berfungsi sebagai sarana hiburan yang memberikan kesenangan melalui keindahan bahasa dan imaji yang ditampilkan.
  5. Refleksi Sosial: Puisi bisa menjadi cerminan situasi sosial, politik, atau budaya, serta cara untuk mengkritik atau merefleksikan keadaan masyarakat.

Tujuan Puisi

  1. Menggugah Emosi: Puisi bertujuan untuk membangkitkan perasaan tertentu dalam diri pembaca, misalnya rasa kagum, iba, atau bahagia.
  2. Menyampaikan Ide atau Pesan: Banyak puisi yang ditulis untuk menyampaikan pandangan atau pesan tertentu kepada pembaca, baik itu mengenai kehidupan, alam, cinta, atau masalah sosial.
  3. Menghargai Keindahan Bahasa: Puisi bertujuan untuk menunjukkan keindahan dan kekuatan bahasa dalam menyampaikan makna yang mendalam dan kompleks.
  4. Membangkitkan Imajinasi: Puisi dapat merangsang imajinasi pembaca melalui penggunaan bahasa yang imajinatif, metafora, dan simbol.
  5. Merefleksikan Pengalaman Pribadi atau Universal: Puisi sering ditulis untuk merefleksikan pengalaman pribadi penulis, tetapi juga bisa mencerminkan pengalaman atau perasaan universal yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

Ciri-ciri Puisi

  1. Bahasa yang Padat dan Kiasan: Puisi menggunakan bahasa yang ekonomis namun bermakna dalam, sering kali melalui simbol, metafora, dan bahasa figuratif.
  2. Irama dan Rima: Puisi memiliki pola bunyi atau irama tertentu yang dihasilkan dari pilihan kata dan susunan kalimatnya. Rima (pengulangan bunyi) sering digunakan, meskipun tidak semua puisi memiliki rima.
  3. Struktur Teratur: Puisi umumnya dibagi menjadi bait atau baris, dengan struktur yang teratur, meskipun ada puisi yang lebih bebas bentuknya (puisi bebas).
  4. Mengandung Makna Mendalam: Setiap baris atau bait puisi biasanya memiliki makna yang lebih dalam dan dapat ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca.
  5. Emosional dan Ekspresif: Puisi sangat ekspresif dan sering kali dirancang untuk menyampaikan emosi dengan intensitas yang tinggi.
  6. Pilihan Diksi yang Unik: Penggunaan kata-kata dalam puisi sangat diperhitungkan. Setiap kata dipilih untuk menciptakan efek estetis tertentu, sesuai dengan tema dan nada puisi.

Unsur-unsur Puisi

  1. Tema: Ide pokok atau gagasan utama yang mendasari puisi. Tema bisa berupa cinta, alam, kehidupan, kematian, perjuangan, dan sebagainya.
  2. Diksi: Pemilihan kata yang digunakan dalam puisi. Diksi harus tepat dan sesuai dengan suasana serta makna yang ingin disampaikan penulis.
  3. Imaji: Penggambaran yang digunakan dalam puisi untuk membangkitkan indera pembaca, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
  4. Majas: Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi untuk memperindah atau mempertegas makna. Beberapa jenis majas yang sering digunakan dalam puisi adalah metafora, personifikasi, simile, dan hiperbola.
  5. Rima: Pengulangan bunyi pada akhir baris atau bait puisi. Rima memberikan harmoni dan keindahan pada puisi.
  6. Irama (Ritme): Aliran atau tempo dalam puisi yang dihasilkan oleh susunan kata dan frasa. Irama berfungsi untuk mengatur kecepatan dan perasaan yang ingin disampaikan.
  7. Tipografi: Bentuk fisik puisi yang terlihat di halaman, termasuk tata letak bait, baris, dan penggunaan spasi. Tipografi membantu menekankan ritme dan makna puisi.

Dengan unsur-unsur tersebut, puisi menjadi karya yang padat, indah, dan penuh makna, memberikan pengalaman estetis dan emosional kepada pembacanya.

Bagaimana Kaidah Laporan Hasil Observasi?? Simak Penjelasannya!!!

Laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjelasan sistematis tentang sesuatu yang diamati secara langsung. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi faktual dan objektif kepada pembaca mengenai suatu objek atau fenomena. Untuk membuat laporan hasil observasi yang baik, terdapat beberapa kaidah atau aturan yang harus diikuti. Berikut kaidah-kaidah tersebut:

1. Objektivitas

  • Penulisan berdasarkan fakta: Laporan observasi harus memuat informasi yang faktual dan akurat. Penulis tidak boleh menambahkan opini pribadi atau interpretasi subjektif.
  • Berdasarkan pengamatan langsung: Laporan ini harus didasarkan pada apa yang telah diamati secara langsung tanpa spekulasi atau asumsi.

2. Struktur yang Sistematis

  • Judul: Menyebutkan objek atau fenomena yang diamati.
  • Pendahuluan: Berisi tujuan observasi, latar belakang, serta penjelasan umum mengenai objek yang diamati.
  • Deskripsi Umum: Gambaran umum tentang objek atau fenomena yang diamati, seperti klasifikasi, ciri-ciri umum, dan latar belakang objek.
  • Deskripsi Bagian: Uraian lebih rinci mengenai bagian-bagian atau karakteristik spesifik dari objek yang diamati, berdasarkan pengamatan.
  • Penutup/Kesimpulan: Menyimpulkan hasil pengamatan secara ringkas, mencakup poin-poin penting dari objek yang diamati.

3. Bahasa yang Jelas dan Objektif

  • Bahasa baku: Laporan hasil observasi ditulis dengan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia formal.
  • Kata-kata teknis: Gunakan istilah teknis yang sesuai dengan bidang atau topik yang diamati, namun tetap mudah dipahami.
  • Kalimat efektif: Hindari kalimat yang bertele-tele. Gunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas untuk menjelaskan hasil pengamatan.

4. Penyajian Berurutan

  • Informasi dalam laporan hasil observasi disajikan secara urut dan logis, biasanya dari hal umum ke khusus. Misalnya, dimulai dengan deskripsi umum tentang objek, kemudian dilanjutkan dengan detail spesifik mengenai bagian-bagian atau karakteristiknya.

5. Penggunaan Data dan Fakta

  • Laporan ini didukung oleh data yang konkret, misalnya hasil pengukuran, catatan lapangan, atau foto pendukung, jika relevan.
  • Fakta-fakta yang diungkapkan dalam laporan harus dapat diverifikasi kebenarannya.

6. Bersifat Informatif

  • Laporan hasil observasi bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan kepada pembaca. Oleh karena itu, laporan harus memuat informasi yang penting, relevan, dan lengkap terkait objek yang diamati.

7. Menggunakan Klasifikasi

  • Pada laporan observasi, sering kali dilakukan klasifikasi atau pengelompokan objek berdasarkan kriteria tertentu, seperti jenis, ciri-ciri, atau fungsi, agar informasi yang disampaikan lebih terstruktur dan mudah dipahami.

8. Menghindari Unsur Persuasif

  • Laporan ini bersifat deskriptif dan informatif, bukan persuasif. Oleh karena itu, penulis tidak boleh mencoba mempengaruhi pembaca untuk mengambil sikap tertentu, tetapi hanya menyampaikan informasi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

Dengan mengikuti kaidah-kaidah di atas, laporannya akan menjadi lebih akurat, sistematis, dan informatif bagi pembaca.