Beranda blog Halaman 27

Renungan Harian Kristen, Jumat, 31 Januari 2025: Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Jumat, 31 Januari 2025 berjudul: Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Roma 1:1

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Sadarkah Anda akan Panggilan Anda?

Roma 1:1 – Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Pengantar:

Renungan hari ini (dan besok) merupakan bagian yang sulit — tetapi teramat dalam — dari penulisan Chambers. Akan tetapi, intinya jelas. Ditekankan bahwa kebaikan manusia dan kesucian pribadi adalah akibat dari penebusan, bukan untuk mendapatkan penebusan.

Renungan ini juga mengungkapkan adanya bahaya, jika mata kita terpusat pada kesucian pribadi dan menempatkannya di atas keinginan untuk mengenal Allah, sehingga kita tidak pernah sampai pada realitas sepenuhnya dari penebusan.

Renungan Harian Kristen, Jumat, 31 Januari 2025

Panggilan kita terutama bukanlah menjadi para pria dan wanita yang suci, melainkan untuk menjadi para pemberita Injil Allah. Satu hal yang sangat penting adalah Injil Allah harus dikenal sebagai satu-satunya realitas atau kenyataan yang kekal. Dan, realitas ini bukanlah kebaikan manusia, atau kesucian, atau surga, atau neraka, melainkan penebusan.

Hal ini dirasakan perlu menjadi kebutuhan utama dari pekerja Kristen masa kini. Sebagai pekerja, kita harus terbiasa dengan pernyataan atau penyingkapan bahwa penebusan adalah satu-satunya realitas.

Kesucian pribadi/perorangan adalah akibat penebusan, bukan penyebab (untuk mendapatkan) penebusan. Jika kita menaruh iman kita pada kebaikan manusia, kita akan tenggelam bila pencobaan datang.

Paulus tidak menyatakan bahwa dia mengkhususkan dirinya sendiri, tetapi “ketika Allah berkenan, Dia memilih aku …,” demikian kata Paulus (Galatia 1:15, NKJV). Paulus tidak secara berlebihan menaruh perhatian atas diri/karakternya sendiri.

Selama mata kita terpusat pada kesucian pribadi kita sendiri, kita tidak akan pernah sampai pada realitas sepenuhnya dari penebusan. Para pekerja Kristen gagal karena mereka menaruh hasrat atau keinginan pada kesucian mereka sendiri di atas hasrat mereka untuk mengenal Allah.

Mungkin ada yang berkata, “Jangan meminta saya untuk dihadapkan dengan realitas penebusan yang kokoh di tengah kecemaran hidup manusia sebagaimana adanya, apa yang saya inginkan adalah apa yang dapat dilakukan Allah bagi saya agar saya menjadi semakin menarik dalam pandangan saya sendiri.”

Berbicara demikian merupakan tanda bahwa realitas Injil Allah belum menyentuh diri saya. Dalam hal seperti itu, tidak ada kerelaan meninggalkan segalanya dan memberikan diri secara sepenuhnya kepada Allah.

Allah tidak dapat membebaskan saya selagi minat saya hanya tertuju pada diri atau karakter saya sendiri. Paulus tidak melihat ke dirinya sendiri. Dia sepenuhnya berhenti dan menyerahkan diri, dan dipisahkan oleh Allah untuk satu maksud, yaitu memberitakan Injil Allah (Roma 9:3).

Demikian Renungan hari ini, Jumat, 31 Januari 2025 diambil dari Roma 1:1 yang mengisahkan tentang Sadarkah Anda akan Panggilan Anda? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Mahasiswa Program RPL Ilmu Komunikasi Unifa Presentasikan Skripsi tentang Strategi Kehumasan

0

Dua mahasiswa Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Ilmu Komunikasi Universitas Fajar (Unifa) telah memasuki tahap akhir studi mereka dengan mempresentasikan hasil penelitian skripsi yang berfokus pada strategi komunikasi kehumasan di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Syafruddin (NIM 2310122003), mahasiswa angkatan kedua yang menempuh masa studi selama satu setengah tahun (tiga semester), menyusun skripsi berjudul “Strategi Humas Polres Penajam Paser Utara dalam Memanfaatkan Akun Instagram @polresppu_ sebagai Media Informasi dan Publikasi”. Penelitian ini mengkaji strategi komunikasi yang diterapkan oleh Humas Polres dalam menyebarluaskan informasi serta membangun citra institusi melalui platform media sosial Instagram.

Sementara itu, Subur Priono (NIM 2210122002), mahasiswa angkatan pertama Program RPL Ilmu Komunikasi yang telah menempuh masa studi selama dua tahun, mempresentasikan skripsi berjudul “Proses Pemberitaan Kegiatan Pemerintah Daerah di Media Massa oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara”.

Penelitian ini menyoroti peran strategis Humas Pemerintah Daerah dalam mendistribusikan informasi mengenai program dan kebijakan pemerintah kepada media massa serta mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan.

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Soraya Firdausy menyampaikan apresiasi atas semangat dan dedikasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi mereka, meskipun di tengah kesibukan pekerjaan dan tantangan jarak.

“Kesibukan dalam pekerjaan bukanlah penghalang untuk terus menempuh pendidikan. Semangat dan komitmen yang ditunjukkan oleh mahasiswa Program RPL ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mengejar pendidikan tinggi,” ujarnya.

Kedua penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik maupun praktis dalam pengelolaan strategi komunikasi di lingkungan pemerintahan dan kepolisian, khususnya dalam pemanfaatan media digital dan efektivitas publikasi informasi kepada masyarakat.

  1. Dengan selesainya penelitian ini, baik Syafruddin maupun Subur Priono selangkah lebih dekat dalam menyelesaikan studi mereka di Universitas Fajar. Keberhasilan ini juga menjadi cerminan komitmen Program RPL Ilmu Komunikasi Unifa dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi akademik serta keterampilan profesional di bidang komunikasi strategis dan kehumasan. (*)

Renungan Harian Kristen, Kamis, 30 Januari 2025: Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Kamis, 30 Januari 2025 berjudul: Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari 1 Samuel 3:15

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan

1 Samuel 3:15 – Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.

Pengantar:

“Benarkah itu suara Tuhan?” Samuel belajar untuk mengenali suara Tuhan. Akan tetapi, ketika suara Tuhan menjadi jelas, Samuel, sang pelayan muda itu dihadapkan dengan pilihan berat, menyampaikan firman teguran kepada Eli, yang dia hormati. Bagaimana seharusnya kita bersikap dalam situasi seperti itu?

Renungan Harian Kristen, Kamis, 30 Januari 2025

Allah tidak pernah berbicara kepada kita dengan cara yang dramatis (seperti kepada Samuel), melainkan dengan cara yang mudah disalahpahami. Kemudian, kita berkata, “Benarkah itu suara Allah?”

Yesaya berkata bahwa Tuhan berbicara kepadanya “dengan tangan yang kuat”, yaitu dengan tekanan situasi yang dialaminya (Yesaya 8:11, NKJV). Tanpa tangan Allah yang berkuasa itu sendiri, tidak ada yang dapat menyentuh hidup kita. Apakah kita mengenali tangan-Nya yang sedang bekerja atau kita hanya melihat segala sesuatu sebagai rangkaian peristiwa semata-mata?

Biasakanlah untuk berkata, “Berbicaralah, Tuhan,” maka kehidupan akan menjadi menyenangkan (romantis) (1 Samuel 3:9). Setiap kali situasi mengimpit Anda, katakanlah, “Berbicaralah, Tuhan,” dan luangkan waktu untuk mendengar.

Teguran/hajaran (dari Tuhan) itu lebih dari sekadar sarana disiplin — itu dimaksudkan untuk mendorong kita berkata, “Berbicaralah, Tuhan.” Kenanglah kembali saat-saat Tuhan berbicara kepada Anda di masa lalu.

Adakah Anda mengingat apa yang diucapkan-Nya? Apakah itu berupa Lukas 11:13 atau 1 Tesalonika 5:23? Selagi kita mendengar, telinga kita menjadi semakin peka, dan seperti Yesus, kita akan mendengar Allah berbicara sepanjang waktu.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel, “… bahwa Aku akan menghukum keluarganya (Eli) untuk selamanya karena … anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!” (1 Samuel 3:13) Akan tetapi, “Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.”

(1 Samuel 3:15) Haruskah saya mengatakan kepada “Eli” (saya) tentang hal yang ditunjukkan Allah kepada saya? Di sinilah, dilema atau letak pilihan berat dari kepatuhan itu. Kita tidak patuh kepada Allah karena menjadi “berbuat kebaikan bagi orang lain” dan kita berpikir, “Aku harus melindungi ‘Eli’”, yang melambangkan orang terbaik yang kita kenal.

Memang (dalam nas) Allah tidak menyuruh Samuel untuk memberitahukan kepada Eli, tetapi dia harus memutuskan hal itu sendiri. Pesan Allah kepada Anda, apabila disampaikan, mungkin akan menyakiti “Eli” Anda, tetapi berusaha merintangi penderitaan dalam hidup orang lain akan menjadi rintangan antara jiwa Anda dan Allah. Anda menanggung akibatnya sendiri bila merintangi “pemenggalan tangan kanan” dan “pencungkilan mata kanan seseorang” (lihat Matius 5:29-30).

Jangan sekali-kali meminta nasihat orang lain tentang apa pun yang dikehendaki Allah untuk Anda putuskan di hadapan-Nya. Jika Anda meminta nasihat, Anda hampir selalu berpihak kepada iblis. Seperti sikap Paulus, “… maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia (Galatia 1:16).

Demikian Renungan hari ini, Kamis, 30 Januari 2025 diambil dari 1 Samuel 3:15 yang mengisahkan tentang Dilema atau Pilihan Berat dari Kepatuhan dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Persiapan Sudah 100 Persen, HPN 2025 di Riau Siap Dilaksanakan

0

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau sebagai tuan rumah Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 memastikan kesiapan 100 persen untuk menyukseskan acara nasional tersebut.

Semua persiapan terkait akomodasi, transportasi lokal, dan tempat pelaksanaan acara-acara HPN 2025 telah rampung sepenuhnya.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada PWI Riau yang telah siap 100 persen sebagai tuan rumah HPN 2025,” ujar Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, yang juga menjabat sebagai Penanggung Jawab HPN 2025, didampingi Ketua PWI Riau, Raja Isyam Azwar, saat berbincang dengan wartawan di Pekanbaru pada Rabu (29/01/2025) sore.

Zulmansyah menjelaskan, seluruh fasilitas, mulai dari hotel hingga transportasi lokal untuk PWI provinsi se-Indonesia yang akan hadir, sudah dipersiapkan dengan baik. Begitu juga dengan akomodasi untuk pengurus PWI Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

“Semua sudah siap, kita tinggal menjalankan acara. Akomodasi, transportasi, dan konsumsi peserta sudah dipersiapkan,” jelas Zulmansyah sambil menyampaikan tema HPN 2025, yaitu “Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas.”

Zulmansyah juga menambahkan bahwa sejumlah kegiatan telah dirancang untuk memeriahkan HPN 2025 yang berlangsung dari 6 hingga 9 Februari 2025. Beberapa di antaranya adalah Silaturahmi Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) SMSI, Diskusi Media dengan topik “Integritas dan Kekerasan Terhadap Wartawan,” serta Seminar Nasional Sawit bersama GAPKI bertema “Sosialisasi Perpres Nomor 5/2025 dan Optimalisasi Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan: Tantangan, Peluang, dan Inovasi di Era Globalisasi.”

Selain itu, akan ada juga Sarasehan Nasional Media Massa dengan tema “Media Sustainability Pasca-Publisher Right,” Seminar Energi yang membahas “Mewujudkan Swasembada Energi Nasional: Tantangan dan Solusi,” serta Seminar Nasional Kesehatan yang berjudul “Optimalisasi Program Kesehatan Ibu dan Anak untuk Mewujudkan Generasi Emas.”

“Kegiatan HPN 2025 di Riau dimulai pada 6 Februari, dan pada 9 Februari 2025 pagi, kita akan mengadakan jalan sehat di Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru. Kami juga akan mengundang sejumlah Menteri dan tokoh-tokoh pers Indonesia sebagai narasumber,” jelas Zulmansyah.

Di kesempatan yang sama, Ketua PWI Riau Raja Isyam Azwar mengajak seluruh wartawan anggota PWI Riau untuk turut serta memeriahkan rangkaian kegiatan HPN 2025 di Riau yang akan berlangsung mulai 6 hingga 9 Februari 2025.

“Kami mengimbau seluruh rekan-rekan pers di Riau untuk bersama-sama meramaikan dan menyukseskan pelaksanaan HPN 2025 di sini,” ajak Raja Isyam. (*)

Renungan Harian Kristen, Rabu, 29 Januari 2025: Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Rabu, 29 Januari 2025 berjudul: Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kisah Para Rasul 26:12

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh

Kisah Para Rasul 26:12 – Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.

Pengantar:

Bagaimana Seorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh? Judul renungan hari ini cukup keras. Renungan ini mengingatkan kita, antara lain apakah “kita melayani Yesus dengan roh yang bukan Roh-Nya”, kita berbicara dengan kata-kata yang terdengar baik, tetapi roh di balik kata-kata itu adalah roh seorang musuh, melayani dengan menggebu-gebu menurut cara saya sendiri dan untuk kepuasan diri sendiri.

Renungan Harian Kristen, Rabu, 29 Januari 2025

“Beginilah firman TUHAN kepadaku,” kata Yesaya, “… ketika tangan-Nya menguasai aku ….” (Yesaya 8:11). Firman Tuhan ini menyatakan, tidak ada tempat untuk melarikan diri bila Tuhan berbicara. Dia selalu datang dengan menggunakan otoritas-Nya dan menguasai pengertian kita.

Sudahkah suara Allah mendatangi Anda secara langsung? Jika sudah, Anda tidak akan dapat salah dengan suasana keakraban yang mengiringinya, yang disampaikan kepada Anda. Karena Allah berbicara dengan bahasa yang paling Anda kenal, bukan melalui telinga Anda, melainkan melalui situasi yang Anda alami.

Allah harus menghancurkan kepercayaan kita terhadap keyakinan atau pendirian kita sendiri. Kita berkata, “Aku tahu bahwa inilah yang harus kulakukan!” Lalu, tiba-tiba Allah berbicara dalam cara yang meliputi kita dengan menyingkapkan kebodohan dan ketidakacuhan kita.

Kita memperlihatkan kebodohan kita tentang Dia dalam cara kita membuat keputusan untuk melayani Dia. Kita melayani Yesus dengan roh yang bukan Roh-Nya dan menyakiti Dia melalui pembelaan kita terhadap Dia. Kita mengesampingkan tuntutan-Nya dalam roh iblis. Kata-kata kita terdengar baik, tetapi roh di balik kata-kata itu adalah roh seorang musuh.

“Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka” (Lukas 9:55), Yesus menegur murid-murid-Nya karena ada roh lain pada mereka. Roh Tuhan di dalam para pengikut-Nya tertulis dalam 1 Korintus 13.

Adakah saya telah menganiaya Yesus dengan tekad yang menggebu-gebu untuk melayani Dia menurut cara saya sendiri? Jika saya merasa telah melakukan kewajiban saya, tetapi telah menyakiti Dia dalam cara saya melayani, saya dapat memastikan yang saya lakukan bukanlah kewajiban saya.

Cara saya tidak akan mengembangkan roh yang lemah lembut dan tenang, melainkan hanya roh kepuasan diri sendiri. Kita menyangka bahwa apa pun yang tidak menyenangkan adalah kewajiban kita. Adakah seperti itu Roh Tuhan kita? “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku ….” (Mazmur 40:9) Demikianlah seharusnya roh pelayanan kita.

Demikian Renungan hari ini, Rabu, 29 Januari 2025 diambil dari Kisah Para Rasul 26:12 yang mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang (Pelayan) Bisa Begitu Bodoh dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Mahasiswa Unifa Raih Prestasi Nasional pada ISEC 2025

0

Mahasiswa Universitas Fajar (Unifa) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Rut Amelinda, mahasiswa angkatan 2024 Program Studi Manajemen, berhasil meraih Medali Perak dalam bidang Bahasa Indonesia pada ajang Indonesia Science Excellence Competition (ISEC) 2025.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh CV Divya Cahaya Prestasi dan diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 10–12 Januari 2025, dengan menilai kemampuan akademik peserta di berbagai bidang ilmu.

Rut Amelinda menunjukkan keunggulannya dengan memperoleh nilai sempurna (A), sehingga layak dianugerahi predikat sebagai Peraih Medali Perak Tingkat Nasional.

Direktur CV Divya Cahaya Prestasi, Suleman Tappi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah berkompetisi dengan semangat dan dedikasi tinggi. Ia juga menegaskan bahwa kompetisi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas akademik generasi muda Indonesia.

Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Universitas Fajar, sekaligus membuktikan kemampuan mahasiswa dalam bersaing di kancah nasional. Seluruh sivitas akademika Universitas Fajar memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang diraih oleh Rut Amelinda dan berharap agar capaian ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi. (*)

Renungan Harian Kristen, Selasa, 28 Januari 2025: Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Selasa, 28 Januari 2025 berjudul: Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kisah Para Rasul 26:14

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?

Kisah Para Rasul 26:14 – Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.

Pengantar:

Kita takkan pernah bebas dari jerat memaksakan kehendak sendiri dalam menjalani hidup bagi Allah, yang selalu akan melukai Yesus Kristus sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api”. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, berarti kita sedang menganiaya Dia.

Renungan Harian Kristen, Selasa, 28 Januari 2025

“Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 26:14)

Apakah Anda bertekad untuk memaksakan kemauan Anda dalam menjalani hidup bagi Tuhan? Kita takkan pernah bebas dari jerat ini sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api” (Matius 3:11).

Kekerasan hati dan kehendak sendiri (self-will) akan selalu menikam Yesus Kristus. Hal itu mungkin takkan menyakiti siapa pun, tetapi melukai Roh-Nya.

Bila kita keras hati dan memaksakan kehendak sendiri kita serta mengedepankan ambisi kita sendiri, kita sedang menyakiti Yesus. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, kita sedang menganiaya Dia.

Bila kita mengandalkan harga diri, kita sesungguhnya sedang mendukakan Roh-Nya. Bila kita akhirnya memahami bahwa Yesuslah yang sedang kita aniaya selama ini, itu merupakan suatu penyingkapan yang paling menekan dan menghancurkan hati.

Apakah firman Allah menembus dengan amat tajam ke dalam diri saya selagi saya menyampaikannya kepada Anda, atau hidup saya bertentangan dengan hal-hal yang berlagak saya ajarkan? Saya mungkin saja mengajar pengudusan, tetapi memamerkan roh iblis, yaitu roh yang menganiaya Yesus Kristus.

Roh Yesus itu membawa kepada satu hal saja, yaitu kesatuan yang sempurna dengan Bapa. Dan, Dia mengatakan kepada kita, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29).

Semua yang saya lakukan harus dilandaskan oleh kesatuan yang sempurna dengan Dia, bukan berdasarkan tekad dari kehendak diri untuk menjadi saleh. Ini berarti bahwa orang lain mungkin akan menggunakan saya, bersama-sama dengan saya, atau sama sekali tidak memedulikan saya, tetapi jika saya mau berserah dan taat pada-Nya dalam semua hal itu, saya akan mencegah Yesus Kristus dari kemungkinan dianiaya.

Demikian Renungan hari ini, Selasa, 28 Januari 2025 diambil dari Kisah Para Rasul 26:14 yang mengisahkan tentang Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Puasa, “Herbal” Mematikan Kanker

0

Sel kanker dikenal sebagai sel yang sangat rakus dan berkembang dengan cepat. Salah satu cara untuk mengobatinya adalah dengan menghentikan suplai makanan ke sel kanker, sehingga sel-sel tersebut “mati kelaparan”. Proses ini dapat dicapai melalui puasa.

Puasa sebagai Terapi untuk Kanker

Saat seseorang berpuasa, tubuh tidak lagi menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel kanker, yang akhirnya menyebabkan sel-sel tersebut mati melalui proses yang disebut apoptosis (kematian sel terprogram).

Yang menarik, puasa tidak mengganggu sel normal, malah dapat memicu proses pembersihan tubuh, yang dikenal sebagai autophagy, di mana tubuh menghilangkan sel-sel rusak dan tidak berguna.

Karena manfaatnya yang besar, puasa disarankan baik bagi mereka yang sehat maupun penderita kanker. Puasa sunnah seperti Senin dan Kamis bisa menjadi pilihan yang baik untuk membantu tubuh melawan kanker.

Herbal Alami untuk Membunuh Sel Kanker

Selain puasa, ada beberapa herbal yang dapat membantu membunuh sel kanker secara alami. Salah satunya adalah buah sirsak, yang dikenal juga sebagai buah dari pohon graviola.

Buah ini disebut-sebut sebagai “pembunuh sel kanker” yang lebih kuat 10.000 kali dibandingkan kemoterapi. Banyak orang yang telah mencoba mengonsumsinya dan melaporkan manfaat positif dalam melawan kanker.

Untuk pengobatannya, Anda bisa meminum jus sirsak atau mengonsumsinya langsung tanpa diolah. Sirsak dikenal tidak memiliki efek samping, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita kanker.

Daun Kenikir: Herbal Pembunuh Kanker

Selain sirsak, daun kenikir (juga dikenal dengan nama ilmiah Cosmos caudatus juga memiliki manfaat besar untuk mengatasi kanker. Daun kenikir mengandung senyawa aktif seperti atsiri, saponin, flavonoida, dan antioksidan yang dapat membantu membunuh sel kanker dalam waktu sekitar 16 jam.

Untuk pengobatannya, ambil 7-10 tangkai daun kenikir, potong kecil-kecil, lalu rebus dan minum air rebusannya dua kali sehari. Anda juga bisa mencampurkannya dengan sayur seperti lotek, atau melalapnya langsung dengan makan, sambil tetap mengonsumsi air putih hangat untuk membantu penyerapan zat-zat aktif dalam darah.

Kulit Lemon: Alat Alami untuk Melawan Kanker

Tidak hanya buah sirsak dan daun kenikir, kulit lemon juga dikenal sebagai bahan alami yang ampuh untuk melawan kanker. Kulit lemon mengandung vitamin dan antioksidan yang jauh lebih banyak dibandingkan jus lemon, dan dapat membunuh sel kanker hingga 10 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi.

Untuk mengonsumsinya, cuci bersih buah lemon, lalu masukkan ke dalam freezer. Setelah beku, parut kulit lemon dan taburkan pada makanan Anda. Rasanya akan lebih enak dan memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Kulit lemon tidak hanya membunuh sel kanker, tapi juga dapat mengatasi masalah prostat, payudara, paru-paru, pankreas, usus besar, dan berbagai jenis kanker lainnya.

Kulit lemon juga memiliki sifat antimikroba yang efektif melawan bakteri, jamur, dan parasit. Selain itu, ekstrak kulit lemon bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker ganas tanpa merusak sel-sel normal di tubuh. (Sdn0811233926/ana)

Ronald Lumbuun: Profesi ASN Tak Kalah Menantang Dibanding Advokat

0

Profesi advokat sering kali menjadi pilihan utama bagi lulusan fakultas hukum, terutama karena popularitas dan prestise yang melekat padanya. Namun, Kepala Biro Hukum, Komunikasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Hukum (Kemenkum), Ronald Lumbuun, menilai bahwa menjadi aparatur sipil negara (ASN) juga menawarkan tantangan dan peluang karier yang tak kalah menarik.

“Menjadi ASN itu tidak kalah menantangnya dibandingkan menjadi lawyer atau jaksa. Negara membutuhkan lulusan fakultas hukum terbaik untuk bergabung sebagai ASN demi kemajuan bangsa di masa depan,” ujar Ronald dalam forum diskusi Days of Law Career (DoLC) yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BEM FHUI), di Jakarta Convention Center, Senayan, Jumat (25/1/2025).

Sebagai alumni FHUI dari jenjang S1 hingga S3, Ronald memahami kecenderungan mahasiswa hukum untuk bercita-cita menjadi advokat. Namun, ia menekankan bahwa karier di Kemenkum memiliki daya tarik tersendiri, dengan berbagai formasi jabatan yang tersedia, baik struktural maupun fungsional.

“Peluang karier di Kemenkum sangat banyak. Misalnya, bagi yang tertarik menjadi dosen bisa menjadi widyaiswara, ada juga posisi analis hukum, penyuluh hukum, dan lainnya,” jelas Ronald. Ia menambahkan bahwa penerapan merit system di Kemenkum semakin memperluas peluang karier bagi ASN, di mana promosi dan penghargaan diberikan berdasarkan kinerja, bukan preferensi pribadi.

Partisipasi Kemenkum dalam DoLC ditandai dengan pembukaan booth pameran selama acara berlangsung pada 24–26 Januari 2025. Booth tersebut menjadi sarana untuk memperkenalkan transformasi Kemenkum, yang sebelumnya dikenal sebagai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pengunjung juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi hukum, mendapatkan informasi terkait ruang lingkup kerja Kemenkum, hingga mengikuti permainan edukatif seputar hukum.

“Melalui booth ini, kami memberikan asistensi bagi siapa saja yang ingin berkonsultasi atau sekadar bertanya tentang pekerjaan di Kemenkum. Ini juga menjadi cara kami mendekatkan diri dengan masyarakat,” tambah Ronald.

DoLC sendiri merupakan acara tahunan yang menyediakan informasi eksklusif tentang peluang pendidikan, program magang, dan prospek pekerjaan di bidang hukum. Acara ini juga menjadi ajang perekrutan potensial bagi mitra dari berbagai sektor, seperti firma hukum, perusahaan, lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, hingga institusi akademik. (RN)

Keluarga Korban Pembunuhan Putri Indah Sari Nurcahyani Apresiasi Kepedulian DPC GBNN Gowa

0

GOWA – Keluarga Putri Indah Sari Nurcahyani, korban pembunuhan tragis yang mengguncang Kabupaten Gowa, menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kunjungan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga besar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Garda Bela Negara Nasional (GBNN) Kabupaten Gowa, Senin (27/01/2025).

Kehadiran DPC GBNN Gowa menjadi angin segar bagi keluarga yang masih dirundung duka mendalam. Dalam kunjungannya, DPC GBNN Gowa membawa bantuan sebagai bentuk solidaritas serta dukungan moral untuk keluarga korban yang tengah menghadapi masa sulit.

“Kami sekeluarga sangat bersyukur dan berterima kasih atas kedatangan keluarga besar GBNN. Kehadiran mereka memberikan kekuatan dan dukungan yang luar biasa bagi kami,” ujar salah satu anggota keluarga korban.

Selain memberikan bantuan, DPC GBNN Gowa juga menyampaikan komitmennya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum. Ketua DPC GBNN Gowa menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal kasus ini hingga tuntas agar keadilan benar-benar ditegakkan.

“Kami hadir tidak hanya untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi juga untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil. Keluarga korban tidak akan dibiarkan berjuang sendiri. Kami akan mendukung mereka, baik secara moral maupun dalam pendampingan hukum,” tegas Ketua DPC GBNN Gowa.

Keluarga besar DPC GBNN Gowa juga menyampaikan pesan solidaritas kepada keluarga korban, sekaligus menyerukan agar masyarakat dan pihak berwenang bersatu dalam menuntut keadilan bagi Putri Indah Sari Nurcahyani.

Kehadiran GBNN Gowa ini mendapat apresiasi tidak hanya dari keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas yang berharap tragedi seperti ini tidak lagi terulang. Dengan kerja sama semua pihak, GBNN optimistis kasus ini akan menjadi momen penting untuk memperkuat penegakan hukum dan nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.