Beranda blog Halaman 28

GBNN Peduli Kemanusiaan: Ormas Garda Bela Negara Nasional Tunjukkan Kepedulian atas Kasus Pembunuhan Sadis

0

GOWA – Organisasi Kemasyarakatan Garda Bela Negara Nasional (GBNN) kembali menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Menyikapi kasus pembunuhan sadis yang menggemparkan Kabupaten Gowa, GBNN turut menyampaikan rasa prihatin mendalam terhadap tragedi yang merenggut nyawa secara kejam tersebut.

Sebagai wujud nyata kepedulian, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GBNN Kabupaten Gowa turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban. Bantuan ini meliputi kebutuhan pokok serta dukungan moril kepada pihak keluarga yang tengah berjuang menghadapi duka mendalam.

Ketua DPC GBNN Kabupaten Gowa menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, tetapi juga berkomitmen untuk mendampingi kasus ini hingga tuntas. “Kami akan memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Pelaku harus mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya, dan kami mendukung agar pelaku dijerat dengan hukuman mati jika terbukti bersalah,” ujarnya tegas.

Selain itu, GBNN Kabupaten Gowa juga siap menjembatani pihak keluarga korban dengan pemerintah untuk memastikan mereka mendapatkan akses bantuan yang dibutuhkan. Dalam proses pendampingan hukum, GBNN akan bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk aparat kepolisian dan lembaga penegak hukum lainnya.

“Kami hadir untuk memberikan keadilan kepada korban dan keluarganya. Ini adalah tanggung jawab moral kami sebagai organisasi yang peduli terhadap keadilan dan kemanusiaan,” tambah Ketua DPC GBNN Kabupaten Gowa.

Langkah cepat dan tanggap yang dilakukan GBNN Kabupaten Gowa ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Diharapkan, dukungan yang diberikan dapat membantu keluarga korban dalam proses pemulihan, sekaligus menjadi dorongan bagi aparat hukum untuk bekerja maksimal menyelesaikan kasus ini.

Dengan tekad kuat dan kerja sama berbagai pihak, GBNN berkomitmen untuk memastikan keadilan benar-benar ditegakkan, sehingga pelaku mendapatkan hukuman sesuai aturan hukum yang berlaku

Renungan Harian Kristen, Senin, 27 Januari 2025: Lihatlah Kembali dan Renungkan

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Senin, 27 Januari 2025 berjudul: Lihatlah Kembali dan Renungkan

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Matius 6:25

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Lihatlah Kembali dan Renungkan

Matius 6:25 – “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pengantar:

Menarik, bahwa ancaman terhadap “kehidupan Allah dalam diri kita” adalah kekhawatiran, yang dikipas-kipas oleh apa yang disebut oleh Oswald Chambers sebagai setan kecil (little devil) — karena mungkin kelihatannya tidak berbahaya! Bagaimana kita dapat bebas dari serbuan ancaman ini?

Renungan Harian Kristen, Senin, 27 Januari 2025

Ada sebuah peringatan yang perlu diulang-ulang bahwa kekhawatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, serta keinginan akan hal-hal yang lain akan mengimpit kehidupan Allah di dalam kita (Matius 13:22). Kita tidak pernah bebas dari gelombang serbuan ini.

Jika serangan garis depan bukan mengenai sandang dan pangan, mungkin itu mengenai uang atau kekurangan uang, tentang teman atau tidak adanya teman, atau mungkin dari keadaan sulit. Serangan seperti ini akan selalu datang dan mungkin seperti banjir, kecuali kita mengizinkan Roh Allah mengangkat panji peperangan melawannya.

“Aku berkata kepadamu, janganlah kuatir tentang hidupmu ….” Dengan perkataan tersebut Yesus menekankan agar kita hanya berhati-hati tentang satu hal, yaitu hubungan kita dengan Dia.

Akan tetapi, akal sehat kita berteriak keras dan berkata, “Itu konyol, aku harus ‘dong’ memperhatikan bagaimana aku akan hidup, dan aku harus memikirkan apa yang aku harus makan dan minum.”

Yesus berkata, tidak harus demikian. Jangan sekali-kali berpikir bahwa Dia mengucapkan hal ini tanpa memahami situasi Anda. Yesus Kristus lebih mengetahui situasi kita ketimbang kita sendiri memahaminya.

Dia melarang kita memikirkan hal-hal ini sehingga menjadi perhatian utama dalam hidup kita. Jika ada berbagai masalah yang bertumpuk dalam hidup Anda, pastikanlah bahwa Anda selalu menempatkan hubungan Anda dengan Kristus di atas semuanya.

Kata Yesus, “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Berapa banyakkah kesusahan yang telah mulai mengancam Anda hari ini? Lihatlah upaya iblis kecil yang telah mengintai hidup Anda sambil berujar, “Apakah rencanamu untuk bulan depan — atau musim yang akan datang?”

Yesus mengatakan, kita tidak usah khawatir akan semua hal ini. Lihatlah kembali dan renungkanlah. Arahkanlah pikiran Anda kepada janji “terlebih lagi” dari Bapa surgawi Anda (Matius 6:30).

Demikian Renungan hari ini, Senin, 27 Januari 2025 diambil dari Matius 6:25 yang mengisahkan tentang Lihatlah Kembali dan Renungkan dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Dari Gogoso’ sampai dengan Pencakar Langit

0

Kenangan kepada Alwi Haji Muhammad

Oleh: S Sinansari Ecip

Saya terlambat dengar Nur Aini, isteri Alwi, meninggal. Petang itu saya langsung ke Bandara Cengkareng. Beruntung saya dapat pesawat yang ke Papua. Karena agak lambat, pesawat tiba di Mandai dinihari. Setelah Subuh saya dijemput anak saya.

Lebih satu jam kemudian, saya ke rumah Alwi. “Saya minta sarapan,” kataku. Alwi tertegun.

“Agak kusut, dari mana ko?”

“Dari bandara langsung ke makam.” Saya menerima piring yang disodorkan Alwi. Dia terdiam. Kami makan.

Dua jam kemudian kami sudah di lantai 4 Graha Pena, Rapat. “Ecip pagi-pagi sudah dari makam Noni.”

Kata-kata Alwi tersendat di kerongkongan. Alwi menyilakan saya evaluasi koran Fajar hari itu.

Penjual Gogoso’

Alwi kecil menjual gogoso’ di tempat bus atau angkutan umum singgah di Sidrap

Dia berlari-lari kecil.

Gogoso’ atau sering diucapkan sebagai gogos adalah kue sejenis lemper. Bahan utamanya ketan-masak yang digulung. Di dalamnya ada ikan dihancurkan yang sudah dibumbui agak pedas. Bungkusnya daun pisang yang agak berminyak dan gosong/hangus karena telah dipanggang.

Alwi lahir di desa Allekuang di Sidrap. Tidak jauh dari rumah Haji Muhamad ada bukit berbatu-batu. Produk desa ini adalah cobek batu untuk bikin sambala’ dan batu nisan.

Cetak Sederhana

Alwi dan aktivis-aktivis mahasiswa menerbitkan koran mingguan. Bentuknya tabloid 8 halaman. Itu untuk meramaikan awal sejarah Orde Baru. Nama mingguan tersebut adalah Surat Kabar Umum KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Di Jakarta terbit Harian KAMI.

Bagaimana huruf-huruf besi atau timah disusun? Huruf-huruf tersebut terpisah-pisah lalu disusun satu per satu berpedoman pada naskah yang diketik. Alwi membelinya di Salatiga. Kemudian hasil susunan tangan (handzet) disusun lagi dalam ukuran halaman koran. Jika kurang hati-hati ketika diangkut becak bisa berantakan.

Cetaknya di Bakti milik pemerintah provinsi, di Hogepad, Jl A Yani sekaràng. Koran dijual kepada umum.

Menyiapkan Fajar

Beberapa minggu Alwi membujuk saya untuk bersama-sama menerbitkan koran harian baru. Namanya Fajar. Saya mau tapi harus tunggu saya pulang dari Amerika selama 2 semester.

Alwi mencari awak redaksi yang tangguh di Makassar tapi tidak ada. Kemampuan saya biasa-biasa saja karena tiap hari bergelut dengan tulis menulis.

Siap Terbit

Pulang dari Amerika, saya ditagih Alwi. Saya bikin kursus kilat. Pesertanya Hamid Awaludin, Aidir Amin Daud, Abun Sanda, Endang dan Ivone. Kursus ini ditunggui Harun Rasyid. Harun mungkin heran atas hal-hal baru yang saya ajarkan. Harun wartawan produk lama. Dia yang jadi pemimpin redaksi.

Saya jadi wakil pemimpin redaksi. Sehari-hari yang mengelola bidang redaksi adalah saya. Harun Rasyid Djibbe jadi pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Alwi Hamu sebagai pemimpin perusahaan. Surat Izin Terbitnya memang atas nama Harun. Saya bikin berita kecil tentang terbitnya Fajar. Berita tersebut dimuat Kompas.

Aktivis pers kampus yang menonjol terutama dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Difasilitasi universitas, mereka punya tabloid Identitas yang masih terbit sampai sekarang. Inisiatornya Anwar Arifin, yang kemudian jadi pimpinannya. Saya punya rubrik di Identitas. Isinya kritik. Namanya Si Pahit Lidah.

Beberapa mahasiswa kampus lain juga saya seleksi. Inilah peristiwa penting dalam sejarah pers Indonesia. Serombongan besar aktivis pers kampus hijrah ke pers umum. Meŕeka mendominasi awak redaksi Fajar.

Hasilnya seperti apa? Pers-baru hadir di Makassar. Isinya berani, bahasanya jelas, memihak yang lemah. Informasinya baru, tidak atau belum diberitakan media. Koran lain terkejut. Apalagi mereka tahu saya juga koresponden majalah Tempo.

Dua peristiwa penting kami beritakan bersambung berhari-hari. Saya rencanakan dengan baik lalu saya tulis ulang dengan lebih baik. Intinya supaya pembaca terpancing untuk mengikutinya terus. Beberapa hari Fajar tiap hari cetak beberapa kali. Penjualan eceran sangat naik. Apa pemberitaannya?

Satu, peristiwa pembunuhan bupati Bone. Tersangkanya seorang tukang kebun. Info harus digali secara rinci. Info harus didapat dari para saksi, polisi, rumah sakit, dokter yang periksa jenazah, dan lainnya. Dibuat gambar peta kejadian. Foto-foto dilengkapi.

Dua, tertangkapnya Menteri Pertahanan Kelompok Kahar Muzakar. Berita pertama Fajar dan media lain cuma tertangkap Sanusi Daris itu saja. Pembaca dan umum ingin rinci apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana latar belakang dan bagaimana bisa tertangkap. Alur penyusunannya harus membuat pembaca asyik dan puas.

Bergabung dengan Jawa Pos

Masa jaya Fajar terjadi waktu berkantor di Racing Centre. Semangat pekerja sangat tinggi. Penjualan meningkat dan iklan juga banyak. Pada periode ini, Jawa Pos sudah menyusup ke dalam Fajar.

Grup Jawa Pos menggurita. Di beberapa kota, Japos kerja sama dengan koran lokal.

Bos Japos menghubungi saya. Dia mengenal nama saya pertama ketika membaca makalah saya pada pelatihan jurnalisme di Jatim. Saya ikut melatih. Kakak perempuan Dahlan peserta latihan tersebut. Dahlan yang tinggal di Kaltim membaca bahan-bahan yang dibawa kakaknya.

Kami (Dahlan dan saya) berencana bikin koran baru. Saya temui Menpen Harmoko. Menpen tidak setuju tapi usul perkuat koran lama.

Dahlan dan Alwi mempersiapkan kerja sama itu. Saya tidak ikut karena haruk aktif belajar di Universitas Indonesia. Dahlan kepada saya bilang, tidak kenal Alwi. Yang dia kenal ecip. Yang sebelumnya menindaklanjuti ke Japos adalah Kipli Gani Ottoh, adik ipar Alwi.

Sebelum itu, oleh Unhas saya diberi tanggung jawab memimpin proyek peningkatan pelatihan wartawan, dua gelombang pada tahun 1983 dan 1984. Masing-masing pelatihan selama 2 bulan. Tiap gelombang peserta terbanyak dari Fajar. Peserta terbaiknya Aidir Amin Daud untuk gelombang pertama. Baso Amir terbaik untuk gelombang kedua. Keduanya wakil dari Fajar.

Dalam rapat umum pemegang saham Fajar di Batam, Alwi umumkan pengangkatan saya sebagai komisaris tanpa saya minta. Alwi juga sampaikan dia awalnya belum dikenal Dahlan. Yang dikenalnya ialah Ecip. Sampai berdirinya Graha Pena, saya tidak ikut lagi di Fajar.

Ketika Fajar-baru akan terbit, Dahlan telepon saya. “Mas Ecip ayo kita ke Makassar, kita bidani lahirnya Fajar-baru.” Saya dengan biaya sendiri bargabung dengan Dahlan di Makassar. Sampai tulisan ini dibikin, saya masih di posisi komisaris.

Hubungan Akrab

Hubungan Alwi dan isteri (Noni) dengan saya dan isteri cukup akrab. Isteri saya memanggil Noni dengan Kak Noni. Anak-anak saya memanggil Noni dengan Tante Kak Noni. Lucu,ya.

Ketika emaknya Alwi meninggal, dia telepon saya di Jakarta. “Induk meninggal,” katanya tersedu-sedu. Emak Alwi di bulan-bulan awal terbitnya Fajar banyak membantu finansial. Emak Alwi juga baik kepada saya. “Kau nikahlah, saya yang nikahkan.” Saya memang tidak memberi tahu bahwa sudah punya calon, yaitu isteri saya sekarang.

Tiga Pendekar

Dahlan Iskan dalam menyambut meninggalnya Alwi, menyebut tiga pendekar, yakni Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, dan Alwi Hamu. Sebetulnya ada tiga orang aneh. yaitu Alwi Hamu, Aksa Mahmud, dan Syarifuddin Husain. Ketiganya sepakat untuk tidak lulus sarjana. Mereka ingin sukses tanpa harus bersarjana.

Pesan mereka, anak-anaknya tetap harus selesai perguruan tinggi. Syarifuddin Husain sudah meninggal. Dia kakak dokter Farid Husain (alm). Farid salah satu anggota tim Jusuf  Kalla dalam mendamaikan Poso, Ambon dan Aceh.

Tiga gedung tinggi di Makassar: Graha Pena (Alwi Hamu), Wisma Kalla (Jusuf Kalla), dan Bosowa (singkatan Bone, Soppeng, dan Wajo, Aksa Mahmud, Jl Sudirman, Karebosi).

Itulah. Tokoh-tokoh yang baik akan meninggalkan gading yang tak retak. (SSecip)

PERHAPI Sulteng: Perguruan Tinggi untuk Mencerdaskan Bangsa, Urusan Tambang Serahkan pada Ahlinya

0

PALU – Ketua Wilayah Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Sulawesi Tengah, Ir. H. Musliman, MM, menyoroti usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang dianggap kontroversial. Salah satu poin yang menjadi perhatian adalah penambahan Pasal 51A, yang memberikan prioritas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara kepada perguruan tinggi.

Musliman menilai konsep “prioritas” dalam usulan tersebut dapat berpotensi melanggar peraturan perundang-undangan jika tidak mempertimbangkan keahlian dan tugas utama perguruan tinggi. “Perguruan tinggi tugasnya mencerdaskan bangsa, bukan menjadi pelaku usaha pertambangan. Mencerdaskan berarti memberikan pendidikan, pemahaman, dan mencetak kader terbaik,” ujarnya di Palu, Sabtu (25/1/2025).

Anggota Komisi III DPRD Sulteng ini juga menegaskan bahwa meskipun pasal tersebut bertujuan mendukung dana perguruan tinggi, pendekatan ini bertentangan dengan fungsi Tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Jika pemerintah ingin membantu perguruan tinggi, seharusnya fokus pada pendanaan riset, bukan memberikan hak pengelolaan tambang,” tambahnya.

Pandangan serupa disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si., yang menilai bahwa pemberian hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi dapat menggeser fokus utama lembaga pendidikan. “Perguruan tinggi harus menjalankan Tridharma. Pemberian hak tambang justru bertentangan dengan itu,” tegasnya.

Prof. Slamet menekankan pentingnya negara memperkuat pendanaan riset sebagai solusi. “Riset adalah pilar utama perguruan tinggi. Negara harus mendukung itu, bukan mendorong perguruan tinggi masuk ke bisnis tambang,” ujarnya.

Usulan dalam RUU tersebut memunculkan kekhawatiran akan bergesernya peran perguruan tinggi dari lembaga pendidikan menjadi badan usaha. Para pengamat mendesak pemerintah dan DPR agar merevisi pasal tersebut, sehingga perguruan tinggi tetap berfokus pada tugas utamanya mencerdaskan bangsa. (RN)

Milenial dan Gen Z: Gaya Hidup Sehat yang Jadi Tren di 2025

0

Di tahun 2025, gaya hidup sehat bukan lagi sekadar pilihan; bagi generasi Milenial dan Gen Z, ini adalah bagian dari identitas mereka. Dengan akses informasi yang semakin luas dan teknologi yang terus berkembang, kedua generasi ini menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. 

Dikutip dari pafikutaikab.org Berikut adalah tren gaya hidup sehat yang paling diminati oleh Milenial dan Gen Z di tahun 2025.

1. Pola Makan Berbasis Nabati (Plant-Based Diet)

Milenial dan Gen Z semakin sadar akan dampak pola makan terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan. Diet berbasis nabati, seperti vegan atau vegetarian, menjadi populer. Produk pengganti daging yang lebih lezat dan bernutrisi kini tersedia luas, didukung oleh inovasi teknologi pangan. Generasi ini memilih makanan yang tidak hanya sehat tetapi juga ramah lingkungan.

2. Kesehatan Mental Menjadi Fokus Utama

Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga mendapatkan perhatian besar. Aplikasi meditasi, konseling online, dan terapi berbasis AI menjadi alat yang umum digunakan untuk menjaga keseimbangan mental. Generasi ini memahami pentingnya membangun kesehatan mental yang kuat sebagai fondasi produktivitas dan kebahagiaan.

3. Olahraga Fleksibel dan Berbasis Teknologi

Dengan jadwal yang padat, olahraga fleksibel menjadi solusi. Platform olahraga berbasis aplikasi dan perangkat wearable membantu pengguna memantau kebugaran mereka. Olahraga virtual seperti kelas yoga online, gym berbasis VR, dan pelatih AI memungkinkan Milenial dan Gen Z berolahraga kapan saja, di mana saja.

4. Kesehatan Digital melalui Wearable Tech

Jam tangan pintar, gelang kebugaran, dan perangkat kesehatan lainnya menjadi aksesori yang wajib dimiliki. Dengan teknologi ini, pengguna dapat memantau detak jantung, tingkat stres, kualitas tidur, dan bahkan kadar oksigen dalam darah. Data ini membantu mereka membuat keputusan kesehatan yang lebih baik secara real-time.

5. Minuman Fungsional dan Suplemen Alami

Minuman fungsional seperti kombucha, teh adaptogenik, dan kopi bebas kafein menjadi pilihan populer. Selain itu, suplemen alami seperti ashwagandha, kunyit, dan kolagen membantu generasi ini menjaga kesehatan kulit, sistem imun, dan energi sehari-hari.

6. Komunitas Digital untuk Gaya Hidup Sehat

Milenial dan Gen Z gemar berbagi pengalaman mereka di media sosial. Grup kesehatan, tantangan kebugaran, dan komunitas online lainnya menjadi tempat untuk saling mendukung dan memotivasi. Dengan konektivitas digital, gaya hidup sehat menjadi gerakan sosial.

7. Pengurangan Jejak Karbon dalam Kesehatan

Generasi ini juga peduli dengan dampak lingkungan dari pilihan mereka. Mulai dari memilih produk organik hingga menggunakan perlengkapan olahraga yang ramah lingkungan, Milenial dan Gen Z menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap planet.

8. Peningkatan Kesadaran terhadap Keseimbangan Hidup

“Work-life balance” bukan sekadar slogan. Generasi ini menempatkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga sebagai prioritas. Dengan meningkatnya popularitas cuti untuk kesehatan mental dan fleksibilitas kerja, mereka lebih mudah menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.

Pengamat Kritik Usulan Hak Pengelolaan Tambang oleh Perguruan Tinggi, Sebut Langgar UU Pendidikan

0

PALU – Pengesahan usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara oleh DPR RI menuai kontroversi. Salah satu poin yang disoroti adalah tambahan Pasal 51A, yang memberikan prioritas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batubara kepada perguruan tinggi.

Meski bertujuan membuka opsi pendanaan baru bagi perguruan tinggi, sejumlah pihak menilai langkah tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Pendidikan dan berpotensi menciptakan konflik kepentingan.

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Aristan, dari Partai Nasdem, menyebut usulan tersebut sebagai langkah yang mengabaikan fungsi utama perguruan tinggi.

“Ini bertentangan dengan akal sehat. Perguruan tinggi diberi izin mengelola tambang? Menurut saya, itu seperti menghina esensi dunia pendidikan,” tegas Aristan melalui sambungan telepon, Jumat (24/1/2025).

Aristan menambahkan, perguruan tinggi seharusnya tetap fokus pada perannya sebagai institusi pencetak sumber daya manusia berkualitas dan pusat penelitian ilmu pengetahuan, bukan terjun ke dunia usaha.

“Perguruan tinggi adalah kontrol sosial masyarakat, bukan entitas bisnis. Jangan sampai peran ini tercampur aduk. Langkah ini perlu dikritik dan direvisi agar perguruan tinggi tetap berada pada jalur yang benar,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako (Untad) Palu, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si. Ia menilai, memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi adalah langkah keliru yang bertentangan dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

“Perguruan tinggi harus menjalankan Tridharma, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Memberikan hak pengelolaan tambang justru menggeser fokus utama ini,” kata Prof. Slamet, yang juga Dewan Pakar Pengurus Pusat Indonesian Association for Public Administration (IAPA).

Menurutnya, pemerintah seharusnya memperkuat pendanaan riset ketimbang memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi.

“Riset adalah salah satu pilar utama dalam Tridharma. Jika ingin berkontribusi lebih besar, negara harus mendukung riset perguruan tinggi dengan memperkuat pendanaannya. Fokus perguruan tinggi adalah transfer ilmu, penelitian, dan pengabdian masyarakat, bukan bisnis tambang,” tegas Guru Besar Kebijakan Publik FISIP Untad ini.

Usulan dalam draf RUU ini memicu kekhawatiran akan tergesernya peran perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan menjadi entitas bisnis. Para pengamat pun mendesak revisi pasal tersebut untuk memastikan perguruan tinggi tetap menjalankan fungsi utamanya bagi masyarakat. (RN)

Kemenkum Sulteng Gelar Penandatanganan Komitmen Bersama, Wujud Nyata Pembangunan Zona Integritas

0

PALU – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkum Sulteng) melaksanakan penandatanganan Komitmen Bersama, Pakta Integritas, dan Perjanjian Kinerja sebagai langkah nyata dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) tahun 2025.

Acara yang digelar di Ruang Garuda, Jumat (24/1/2025), ini dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil Kemenkum Sulteng, Rakhmat Renaldy, serta dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Tengah, Iqbal Andi Magga, dan Kepala Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah, Edy Suharto. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh pimpinan tinggi pratama dari berbagai unit kerja, termasuk Pemasyarakatan, Imigrasi, dan Kemenkum Sulteng.

Dalam sambutannya, Rakhmat Renaldy menegaskan bahwa penandatanganan Perjanjian Kinerja bukan sekadar formalitas, melainkan langkah strategis untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan pencapaian target kinerja di lingkungan Kementerian Hukum.

“Ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sulawesi Tengah,” ujar Rakhmat.

Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari agenda nasional pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi, dengan integritas sebagai nilai utama yang harus melekat dalam setiap aspek pelayanan.

“Kita perlu menghadirkan inovasi pelayanan, menjaga profesionalisme, dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini. Keberhasilan pembangunan Zona Integritas adalah tanggung jawab bersama,” tambahnya.

Rakhmat juga memaparkan beberapa poin penting yang menjadi fokus utama dalam membangun Zona Integritas:

  1. Nilai Integritas: Menjadikan integritas sebagai landasan utama dalam setiap keputusan.
  2. Kualitas Pelayanan: Memberikan layanan yang cepat, transparan, dan bebas dari pungutan liar.
  3. Monitoring dan Evaluasi: Konsisten mengevaluasi capaian target kinerja.
  4. Inovasi: Menciptakan solusi efektif sesuai perkembangan era digital.

Ia mengajak seluruh jajaran untuk berkolaborasi, berdedikasi, dan terus berinovasi demi menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

“Pembangunan Zona Integritas ini harus menjadi momentum untuk membangun budaya kerja yang lebih baik, demi kemajuan institusi dan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu membawa perubahan positif di lingkungan Kemenkum Sulteng, sekaligus menjadi langkah konkret menuju birokrasi yang bersih dan melayani.(RN)

Mahasiswa Untar Edukasi Siswa SD 138 Timusu, Kepsek Berikan Apresiasi

0

BONE – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Darmayana Universitas Tarumanegara (Untar) menggelar edukasi bagi murid SD Negeri 138 Timusu, Desa Timusu, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Jumat (24/1/2025). Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Sekolah SD Negeri 138 Timusu, Idnan Iwanu.

“Kegiatan mahasiswa Untar ini sangat positif bagi murid-murid di sekolah. Kami, pihak sekolah, sangat mengapresiasi inisiatif seperti ini,” ujar Idnan Iwanu kepada Fajar Pendidikan saat ditemui di sekolahnya.

Edukasi ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Metta Day Ke-30 yang digelar UKM Darmayana Untar. Dalam program ini, sebanyak 10 dokter dari Jakarta hadir memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat sekitar.

Flyer yang beredar menyebutkan, Metta Day Ke-30 menawarkan beragam layanan kesehatan gratis seperti pemeriksaan penyakit umum, perawatan gigi, cek kesehatan, operasi minor, hingga khitanan.

Koordinator Metta Day Ke-30, Cindy, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa Untar terhadap kesehatan dan pendidikan masyarakat. Selain edukasi di sekolah, program ini juga memberikan layanan kesehatan tanpa biaya kepada masyarakat setempat.

“Untuk di Desa Timusu, kami menyediakan layanan kesehatan gratis seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, serta operasi minor dan khitanan. Masyarakat bisa langsung datang tanpa dipungut biaya apa pun,” kata Cindy, Kamis (23/1/2025).

Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WITA dengan layanan tanpa batas kuota, namun tetap mengacu pada waktu registrasi. Cindy juga menyebutkan bahwa usai kegiatan di Desa Timusu, Metta Day akan dilanjutkan di Vihara Dharma Palakka, Bone Kota, serta beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten Bone.

Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pihak sekolah, mencerminkan semangat kepedulian mahasiswa Untar dalam mendukung kesehatan dan pendidikan di daerah pelosok.

Renungan Harian Kristen, Minggu, 26 Januari 2025: Pandanglah pada Allah

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Minggu, 26 Januari 2025 berjudul: Pandanglah pada Allah

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Matius 6:30

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Pandanglah pada Allah

Matius 6:30 – Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Pengantar:

Membiarkan “kekhawatiran dunia ini” masuk dalam pikiran kita dan melupakan janji “terlebih lagi” dari Bapa surgawi, seperti yang disebutkan dalam Matius 13:22, merupakan pikiran yang tidak hormat pada firman Tuhan. Hal ini dapat mengakibatkan kita surut dalam persekutuan dengan Tuhan. Bagaimana seharusnya? Mari, kita simak dalam renungan hari ini.

Renungan Harian Kristen, Minggu, 26 Januari 2025

Pernyataan Yesus yang sederhana selalu menjadi teka-teki bagi kita karena kita tidak bersikap sederhana. Bagaimana kita dapat memperoleh kesederhanaan Yesus agar kita dapat memahami Dia?

Dengan menerima Roh-Nya, mengenal, dan mengandalkan Dia, serta mematuhi-Nya (mengenal, mengandalkan Dia, dan mematuhi-Nya). Ketika Dia membawa kita kepada kebenaran firman-Nya, hidup akan menjadi sederhana, tetapi mengagumkan.

Yesus meminta kita merenungkan, “… jika demikian Allah mendandani rumput di ladang”, betapa “terlebih lagi” Dia akan mendandani Anda, asalkan Anda tetap menjalin hubungan yang benar dengan Dia.

Setiap kali kita surut atau mundur dalam persekutuan kita dengan Allah, itu karena kita mempunyai pemikiran yang sangat tidak patut, tidak hormat, merasa lebih tahu daripada Yesus Kristus. Kita telah membiarkan “kekhawatiran dunia ini” masuk (pikiran kita) (Matius 13:22), dan melupakan janji “terlebih lagi” dari Bapa surgawi.

“Pandanglah burung-burung di langit ….” (Matius 6:26) Tugas burung-burung tersebut ialah mematuhi naluri yang telah diberikan Allah dan Allah menjaga mereka. Yesus berkata bahwa bila Anda mempunyai hubungan yang baik dengan Dia dan mematuhi Roh-Nya (dalam diri Anda), Allah akan memelihara Anda.

“Perhatikanlah bunga bakung di ladang ….” (Matius 6:28) Mereka tumbuh di lahan tempat mereka ditanam. Banyak di antara kita menolak untuk tumbuh di tempat Allah menempatkan kita. Oleh karena itu, kita tidak berakar sama sekali.

Yesus mengatakan bahwa jika kita mematuhi Allah, Dia akan mengurus semua hal yang lain. Berdustakah Yesus kepada kita? Apakah kita sedang mengalami “terlebih lagi” yang dijanjikan-Nya itu?

Jika tidak, itu karena kita tidak mematuhi Allah dan mengusutkan hari kita dengan pikiran-pikiran yang membingungkan dan mencemaskan. Berapa banyak waktu yang terbuang karena menanyakan pertanyaan bodoh tanpa arti kepada Allah, padahal seharusnya kita sepenuhnya memusatkan perhatian terhadap pelayanan kita bagi-Nya?

Pengudusan adalah tindakan memisahkan diri (saya) secara terus-menerus dari segala sesuatu, selain yang ditetapkan Allah untuk dilakukan. Hal itu bukanlah suatu pengalaman sesaat melainkan proses yang terus berlangsung. Apakah saya terus-menerus memisahkan diri sambil memandang kepada Allah setiap hari dalam hidup saya?

Demikian Renungan hari ini, Minggu, 26 Januari 2025 diambil dari Matius 6:30 yang mengisahkan tentang Pandanglah pada Allah dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Bostek 2024: Membentuk Kader Teknik yang Berkarakter dan Militan

0

Sebanyak 69 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Fajar (Unifa) mengikuti kegiatan Bina Orientasi dan Sosialisasi Teknik (Bostek) 2024 yang bertempat di Bumi Perkemahan dan Edukasi Surandar, Kabupaten Maros, 24-26 Januari 2025. Dengan mengusung tema “Membentuk Regenerasi yang Berkarakter dan Loyal Agar Terciptanya Kader Teknik yang Militan”, acara ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter, loyalitas, dan daya juang kepada mahasiswa baru.

Peserta mulai berkumpul pada Jumat pagi, 24 Januari 2025, di Gedung Serba Guna Universitas Fajar untuk mengikuti acara pelepasan resmi yang dipimpin oleh Deputi Rektor 3. Setelah pelepasan, peserta melaksanakan persiapan keberangkatan dan melakukan perjalanan ke lokasi perkemahan usai shalat Jumat, pukul 14:00.

Ketua SMFT memberikan sambutan yang memotivasi para peserta untuk menghadapi tantangan dengan penuh semangat dan inovasi. Dia menekankan pentingnya potensi diri untuk memajukan Fakultas Teknik di masa depan.

Dari sisi DPM FT, sambutan juga menyoroti tujuan besar kegiatan ini, yaitu mencetak generasi berkarakter dan memiliki daya juang yang tinggi. “Melalui kegiatan ini, kami berharap lahirnya kader-kader teknik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan,” ujar perwakilan DPM FT.

Deputi Rektor 3 juga memberikan pesan yang mendalam mengenai esensi Bostek 2024. “Kegiatan ini tak hanya tentang mengenal kehidupan kampus, tetapi juga sebagai pondasi dasar untuk masa depan. Mahasiswa akan dihadapkan pada tantangan dan kesempatan yang membentuk pribadi mereka menjadi lebih baik, tangguh, dan siap menghadapi dunia profesional,” ungkapnya dalam sambutan.

Tujuan dan Harapan Kegiatan

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta mendapatkan berbagai materi dan pengalaman yang dirancang untuk membangun karakter dan loyalitas. Dengan harapan, kegiatan ini mampu menciptakan kader teknik yang tidak hanya militan, tetapi juga memiliki semangat tinggi untuk memajukan fakultas dan berkontribusi di dunia profesional.

Bostek 2024 menjadi salah satu langkah strategis Fakultas Teknik Universitas Fajar dalam membentuk mahasiswa baru agar tidak hanya mengenal kehidupan kampus, tetapi juga mempersiapkan diri menjadi generasi penerus yang berdaya saing, tangguh, dan berkarakter. (*)