Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Setelah masuk sebagai salah satu sekolah adiwiyata tingkat kabupaten dan menata diri dalam Adiwiyata tingkat provinsi, kini SD Inpres 6/75 Ta, Kabupaten Bone, Sulsel, terus berbenah diri untuk akreditasi nasional.
Sarana dan prasarana, kebersihan dan estetika di lingkungan sekolah terus dibenahi bersama seluruh unsur sekolah.
“Hal-hal yang sedang dipersiapkan diantaranya berupa administrasi guru, pegawai dan murid, termasuk sarana dan prasarana sekolah,”kata Kepala Sekolah SD Inpres 6/75 Ta, Muh Tamrin, kepada FAJAR PENDIDIKAN, Selasa (17/7).
Tamrin mengaku, meskipun sekolah yang dipimpinnya masih mengalami kekurangan dana serta kekurangan yang lain, namun pihaknya tetap serius mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan penilaian Akreditasi.
Sebelumnya, SD Inpres 6/75 Ta mendapat penilaian Akreditasi B oleh tim akreditasi. Dengan persiapan yang telah dilakukan, Tamrin optimis, dapat mempertahankan nilai Akreditasi sebelumnya atau bahkan meningkat.
“Telah lama dilakukan pembenahan, sebisanya mempertahankan akreditasi B atau semoga bisa akreditasi A,”harap Tamrin
Pantauan FAJAR PENDIDIKAN, sekolah yang dulunya nampak tandus itu telah memiliki kolam dan taman mini dengan beraneka ragam bunga. Pohon rindang dan pemanfaatan daur ulang pun telah menambah keindahan sekolah ini.
Selain itu, untuk menambah keindahan dan kenyamanan murid dalam belajar di sekolah, juga telah membenahi taman baca, membuat pos keamanan, instalasi hidroponik, apotik hidup, Greenhouse, ruang kelas, dan kantin.
Mahasiswa Unibos dengan kesiapannya dalam menghadapi NUDC 2018 (FOTO:Ist.)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Universitas Bosowa (Unibos), Dedy Mustari (Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Kimia) dan Abinra Patintingan (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Hubungan Internasional) akan mengikuti ajang National University Debating Championship (NUDC) 2018 ke tingkat Nasional mewakili Kopertis Wilayah IX Sulawesi.
Dalam menghadapi perlombaan tersebut, kini mahasiswa Unibos mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang debat mahasiswa se-Indonesia yang akan diselenggarakan pada Agustus 15-20 Agustus 2018 mendatang.
Persiapan yang dilakukan dengan latihan rutin ini dikoordinir Andriano Panca Sumule yang juga telah menjadi juri diberbagai ajang debat Bahasa Inggris.
“Perbanyak referensi bacaan dan gunakan strategi khusus untuk setiap pembicara”, tutur Andriano saat memberikan pelatihan menghadapi ajang debat ini ke mahasiswa Unibos, Rabu (18/7/2018).
Sementara itu, mahasiswa Unibos Dedy Mustari menuturkan persiapan saat ini sudah lebih baik dari persiapan ajang-ajang sebelumnya.
“Untuk persiapan mengahadapi ajang kali ini saya kira tim dari Unibos lebih siap lagi karena sudah memahami beberapa trik yang sebelumnya memang belum kami dapatkan. Termasuk bagaimana menghadapi lawan bicara, mempersiapkan argumen, dan komponen debat lainnya,” katanya.
“Saya berharap persiapan yang dilakukan selama kurang lebih dua bulan ini tidak sia-sia dan bersama tim debat lainnya yang mewakili Kopertis Wilayah IX Sulawesi dapat memenangkan ajang ini dan memberi kebanggaan bagi kampus dan daerah yang diwakili,” tambahnya.
Ajang debat yang akan berlangsung pada tanggal di Malang ini diwakili oleh delapan perguruan tinggi se-Kopertis Wilayah IX.
Termasuk tim Unibos, Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Parahyangan Pare-Pare, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Universitas Haluoleo, dan Universitas Negeri Makassar.
Rektor UNM, Prof Husain Syam saat membawakan sambutan pada sosialisasi kekayaan intelektual (FOTO: Ist.)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar (LEMLIT-UNM) menggelar Sosialisasi kenyamanan Intelektual dengan mengangkat tema “Melindungi Produk Penelitian Melalui Hak Kekayaan Intelektual”, di gedung Phinisi, Rabu (18/7/2018)
Pada kegiatan tersebut dihadiri para Dosen dan Peneliti dalam lingkup UNM dan menghadirkan narasumber dari Kemenristekdikti yang juga merupakan Koordinator Kopertis Wilayah VII Prof Suprapto.
Ketua LEMLIT UNM Prof. Usman Mulbar dalam sambutannya mengungkapkan pada tahun 2018 UNM mendapatkan penelitian strategis Nasional Indonesia dari Kemenristekdikti sebanyak 124 penelitian, dari 124 penelitian, 35 udul penelitian yang berpotensi untuk mendapatkan hak paten.
“Tahun ini, UNM mendapatkan penelitian strategis Nasional Indonesia dari Kemenristekdikti sebanyak 124 penelitian, kami tergetkan sebanyak 35 judul penelitian yang berpotensi untuk mendapatkan hak paten, dan 10 yang bisa diusulkan ke Dikti untuk mendapatkan nomor daftar,” katanya.
Ia berharap selepas kegitan ini, para peneliti yang memiliki produk penelitian bisa mendaftarkan hak cipta dan hak patennya.
“Mudah-mudahan dengan selesainya sosialisasi ini taman-taman yang punya produk penelitian bisa mendaftarkan hak cipta dan hak paten,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor UNM, Prof Husain Syam menyambut baik kegiatan tersebut, ia mendorong agar kedepannya para dosen yang memiliki produk penelitian segera mengurus hak cipta dan hak paten atas produk penelitiannya.
“Salah satu indikator dari kualitas sumberdaya adalah adanya produk penelitian, saya harapkan kita bergerak terus dalam menciptakan produk penelitian, tapi tidak sampai disitu kita juga harus mengurus hak cipta dan hak paten atas produk penelitian kita,” ungkapnya.
Sekedar diketahui, UNM mendapatkan penghargaan dari Kemenristekdikti, sesuai catatan SINTA beberapa waktu yg lalu UNM dianugerahkan award untuk SATKER berada diurutan kedua.
Sementara untuk award SINTA secara perorangan UNM mendapat posisi pertama yang didapatkan oleh Ansari salah satu dosen dari FMIPA, dan dari jumlah publikasi reputasi internasional di scopus UNM peringkat ke-15.
Upacara pembukaan Diklat Bela Negara calon mahasiswa program ADik yang berlangsung di Lapangan Rindam Kodam XIV Hasanuddin, Pakatto, Kabupaten Gowa, Selasa (17/7). (Foto: Ist.)
Gowa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA., menghadiri upacara pembukaan Diklat Bela Negara calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Provinsi Papua dan Papua Barat di lapangan Rindam Kodam XIV Hasanuddin, Pakatto, Kabupaten Gowa, Selasa (17/7/2018).
Pembukaan Diklat Bela Negara ini dihadiri pula Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementeristekdikti, Prof Intan Ahmad Ph D; Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof Husain Syam; Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang, Dr Hamzah Yusuf, dan Wakil Komandan Rindam Kodam XIV Hasanuddin, Kolonel Muhahammad Ali, dan Kepala Balitbangda Sulsel, Iqbal Suhaeb.
Pembekalaan Bela Negara ini diikuti sebanyak 665 calon mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) yang akan disebar di 48 Perguruan Tinggi Negeri dan 22 Politeknik Negeri di seluruh Indonesia. Mereka adalah calon mahasiswa pilihan yang diseleksi dari sekitar 3.000 peserta pendaftar program ADik 2018.
Dalam sambutannya, Prof Intan Ahmad mengucapkan selamat kepada calon mahasiswa yang diterima dalam program Afirmasi OAP.
Prof Intan mengatakan, program Afirmasi Papua dan Papua Barat ini merupakan program pendidikan yang memihak pada putra dan putri orang asli Papua untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi di perguruan tinggi berkualitas di tanah air.
Hanya saja, kata Prof Intan, sejak program beasiswa itu bergulir ada diantara mahasiswa ADik yang berhenti di tengah jalan karena berbagai alasan. Sehingga, dianggap perlu untuk mengadakan pembekalan Diklat Bela Negara untuk menyiapkan kemampuan mental dan adaptasi diri dengan baik, terutama dalam mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi.
“Sebab tantangan yang akan dihadapi di perguruan tinggi tidaklah mudah, diperlukan kesiapan fisik, mental, dengan semangat juang dan kerja keras, pantang menyerah, dan tentunya kesabaran serta ketabahan,” ucap Prof. Intan.
Direktur Belmawa Kemeristekdikti itu menambahkan, usaha bela negara oleh semua anak bangsa, teramasuk OAP, bukan hanya dalam bentuk fisik (militer), tetapi meliputi berbagai sikap dan tindakan untuk meningkatkan kemajuan bangsa dan negara.
“Artinya hakekat bela negara yang sesungguhnya adalah semangat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia demi kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan, menuju masyarakat madani Indonesia yang bermartabat,” katanya.
Senada dengan hal itu, Rektor Unhas sangat mendukung kegiatan Diklat Bela Negara ini untuk calon mahasiswa ADik Papua dan Papua Barat. Sehingga program ADik yang digagas oleh pemerintah dapat berlangsung sukses.
“Inilah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan anak-anak Papua. Kita harapkan, melalui kegiatan Bela Negara ini calon mahasiswa memiliki semangat dan daya juang yang kuat untuk menempuh proses pendididikan di perguruan tinggi,” ujar Prof Dwia Aries Tina Pululubu usai upacara pembukaan Diklat Bela Negara 2018 tersebut.
Prof Dwia mengatakan, pada tahun 2018 ini Unhas menerima sebanyak 32 orang calon mahasiswa ADik Papua dan dan ADik daerah 3T. Dia berharap jumlah mahasiswa ADik Papua dan daerah 3T dapat bertambah setiap tahunnya agar calon mahasiswa dari wilayah tersebut semakin banyak yang belajar di Unhas.
Unhas sangat mendukung program afirmasi untuk mempercepat peningkatan sumber daya manusia orang Papua. Selain melalui program ADik Papua ini, Unhas juga bekerja sama secara individual dengan beberapa Kabupaten di Papua dan Papua Barat, untuk pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan, antara lain dengan Kabupaten Asmat dan Kabupaten Maybrat.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas menemui dan menyapa secara langsung calon mahasiswa-mahasiswi ADik Provinsi Papua dan Papua Barat yang tengah menyemut di lapangan. Prof Dwia berdialog singkat dengan sejumlah calon mahasiswa, menanyakan di mana mereka akan berkuliah, serta jurusan apa yang diterima.
“Dimana diterima dek? semangat ya. Kalian adalah generasi masa depan Papua. Kemajuan Papua berada di pundak kalian. Jadi harus betul-betul belajar dan memanfaatkan waktu di masa perkuliahan,“ kata Dwia pada sejumlah calon mahasiswa ADik Papua, sesaat sebelum mereka diarahkan ke aula untuk mengikuti kegiatan Diklat Bela Negara selanjutnya.
Kegiatan Bela Negara ini akan berlangsung selama lima hari kedepan. Beberapa di antara kegiatannya akan berlangsung dalam kelas, yakni para calon mahasiswa akan mendapatkan materi Wawasan Kebangsaan, 4 Konsensus Dasar Berbangsa, Motivasi Belajar untuk Kemauan dan Masa Depan Papua, Kegiatan Akademik dan Proses Pembelajaran, Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, dan lainnya. (FP)
Dosen Unibos dan Masyarakat Tombolo Pao dalam pengembngan Selai Tomat (FOTO:Ist.)
Gowa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), Dosen Universitas Bosowa (Unibos) beri pelatihan pengembangan selai tomat kepada warga Desa Pao, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Selasa (17/07/2018).
Kegiatan yang diperuntukan untuk masyarakat kelompok tani tomat ini dikoordinir oleh Indrayani Nur, Faridah, I Nyoman Mariantha, Dr. Syafri dan beberapa mahasiswa Unibos.
Mengangkat tema Penguatan Potensi Desa Menuju Desa Wisata Berbasis Ekowisata, dosen Unibos memberi pelatihan bukan hanya untuk pengembangan potensi Sumber Daya Manusia dan Alam tetapi, juga sebagai bentuk untuk menjadikan Desa Pao sebagai daerah dengan potensi wilayah yang dapat menjadi tempat wisata.
Hal tersebut dituturkan oleh salah satu dosen Unibos yang memberikan pelatihan ini. Faridah mengungkapkan ada tiga potensi daerah untuk dijadikan sebuah Desa Wisata.
“Termasuk mengembangkan potensi SDM nya melalui pelatihan, potensi alamnya melalui pengembangan air terjunnya dan potensi hasil pertanian salah satunya dengan mengolah tomat menjadi selai dengan nilai jual tinggi,” katanya.
“Selain pelatihan dan pembuatan selai tomat, masyarakat setempat juga dibantu dalam proses pemasaran produk mulai dari packaging, distribusi hingga saat ini selai tomat Desa Pao memiliki brand tersendiri,” tambahnya.
Pembuatan selai tomat dipilih sebagai salah satu bagian pelaksanaan PPDM sebab melihat hasil tomat Desa Pao sangat melimpah dan harga cenderung menurun saat panen raya. Sehingga program ini dijalankan untuk menambah nilai ekonomi dengan olahan tomat jenis berbeda.
“Bahan yang dibutuhkan hanya tomat buah, gula pasir, garam, dan jeruk nipir. Proses olahannya membutuhkan waktu dua jam dan target market kedepan akan dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa Pao untuk para wisatawan,” kata Faridah
Sementara itu, kepala Desa Pao, Muh. Basri juga mengungkap kegembiraannya jika masyarakat Desa Pao dapat didukung untuk memajukan kesejahteraan ekonomi.
“Kami merasa terbantu dengan program pengembangan dari Unibos. Kami berharap kedepannya program ini dapat menjadi program berkelanjutan. Sebab kegiatan ini sangat membantu kami meningkatkan sumber mata pencaharian yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Jembatan bambu hasil karya mahasiswa jurusan teknik arsitektur UIN Alauddin bekerjasama dengan ARKOM pada saat melakukan pengabdian masyarakat di Kampung Kara’ba, Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. (Foto: Ist.)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang oleh institusi ini telah dilembagakan menjadi kemitraan universitas – masyarakat dengan metode service learning yang teraplikasi dalam mata kuliah arsitektur dan lingkungan.
Kegiatan yang diadakan selama satu semester (Maret – Juli 2018) bertempat di kampus UIN Alauddin Makassar dan di Kampung Kara’ba, Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Bekerjasama dengan Arsitek Komunitas (ARKOM) yang selama ini telah berkiprah dan dikenal dengan proyek -proyek komunitas mereka, Jurusan Teknik Arsitektur menurunkan kurang lebih 30 orang mahasiswa dan dosen yang ikut serta dalam proses pengabdian masyarakat ini.
Tema yang diangkat yaitu, “Teras Kampung Pesisir menjadi Momentum Perekatan Interaksi Sosial Budaya di Kampung Kara’ba”.
“Tema ini menjadi acuan dalam kegiatan ini yang diharapkan dapat memberikan timbal balik pembelajaran terutama pengalaman pembelajaran dari masyarakat,” jelas Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknik Arsitektur, Muhammad Attar ST MT.
Selain itu, pengampu mata kuliah arsitektur dan lingkungan, Muh Ajwad Musdar ST MT memaparkan bahwa terkait pembelajaran akademik yang dipadukan dengan kemitraan universitas – masyarakat, kegiatan ini telah mendudukkan fungsi penghubung perguruan tinggi dalam Tri Dharmanya yaitu antara dunia kampus dan masyarakat melalui metode service learning yang telah diterapkan.
Dimana metode ini tidak hanya memberikan pemahaman kepada peserta didik di dalam kelas, tetapi betul-betul terjun di lapangan dan memikirkan solusi yang dapat diberikan terhadap hambatan yang ditemui, sekaligus mendapatkan wawasan yang lebih luas dari pengalaman komunitas. Sehingga menjadi pengetahuan baru bagi sivitas akademik baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
“Salah satu yang dihasilkan oleh kegiatan ini adalah perbaikan jembatan dan renovasi rumah masyarakat di Kampung Kara’ba, serta pemahaman mengenai material tepat guna seperti bambu yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah sesuai dengan perekonomian masyarakat setempat,” jelas Ajwad.
Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar, St Aisyah Rahman ST MT dalam sambutannya pada saat acara penutupan di depan masyarakat Kampung Kara’ba menegaskan, bahwa dukungan kampus dalam meningkatkan kualitas masyarakat akan diupayakan menjadi kegiatan berkesinambungan. Misalnya dengan mengusulkan Kampung Kara’ba menjadi salah satu Desa Binaan UIN Alauddin Makassar.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat Kampung Kara’ba yang telah menerima mahasiswa kami berkegiatan di wilayah ini. Serta penghargaan kepada rekan-rekan ARKOM yang telah berkenan untuk bekerjasama dan membimbing mahasiswa kami dalam menemukenali pembelajaran dari komunitas dan belajar bersama dengan komunitas,” ucapnya.
Kata Aisyah, hal tersebut akan menjadi panduan tersendiri kelak dalam mengembangkan kepribadian, kepemimpinan, kreativitas dan keterampilan mahasiswa. Baik dalam kerangka hardskill maupun softskill dari lulusan Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar ini di kemudian hari. (FP)
Calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua-Papua Barat mengikuti kegiatan pembekalan bela negara yang berlangsung di Rindam XIV/Hasanuddin, Selasa (17/7). (Foto: Ist.)
Gowa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebanyak 655 calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua-Papua Barat mengikuti kegiatan pembekalan bela negara yang berlangsung di Rindam XIV/Hasanuddin, Selasa (17/7).
Kegiatan bela negara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Prof Intan Ahmad.
Dalam sambutannya, Intan Ahmad menyebut kegiatan bela negara merupakan konsep yang diusung sebagaimana telah diamanatkan dalam undang-undang 1945, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negaranya.
Intan Ahmad menambahkan, pemahaman bela negara adalah suatu sikap dan perilaku warga negara yang wajib dijiwai oleh kecintaanya kepada NKRI yang berdasarkan pada pancasila dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa.
“Selain sebagai kewajiban dasar manusia, bela negara juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan, dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban,” kata Intan Ahmad memberi semangat dalam amanatnya.
Ketua Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (2012-2015) ini mengatakan, program ADik Papua-Papua Barat ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah kepada orang asli Papua, agar mereka mendapatkan akses untuk menempuh pendidikan pada perguruan tinggi berkualitas di Tanah Air.
“Kita harapkan kepada mahasiswa yang menerima program ADik Papua agar mampu menjalani setiap proses dengan baik. Jika suatu saat terjadi kendala, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan pembimbing,” jelas mantan pelaksana harian (Plh) Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof DR Husain Syam M TP mengatakan, dengan adanya pelaksanaan bela negara ini, calon mahasiswa mampu menjadikannya sebagai proses untuk pembentukan mental.
“Pengalaman kita selama ini, ada calon mahasiswa yang mentalnya tidak kuat sehingga harus berhenti ditengah jalan, hal itu tidak kita inginkan. Sehingga dengan adanya kegiatan bela negara ini, bisa menjadi tempat untuk membentuk jiwa dan mental lebih baik,” ujar Guru Besar bidang pertanian ini.
Husain juga menambahkan, untuk tahun ini, UNM mendapatkan jata sebanyak 42 calon mahasiswa. Hal ini juga sesuai dengan kuota tahun sebelumnya untuk pemerataan pembagian calon mahasiswa.
“Penerima program ADik Papua ini memilih jurusan yang hampir sama, tidak ada yang lebih menonjol dan lebih banyak dipilih oleh calon mahasiswa,” tambahnya.
Diketahui, tahun ini jumlah pelamar program ADik Papua sebanyak 3000 mahasiswa dan hanya diterima 655 untuk disebar ke 48 Perguruan Tinggi Negeri dan 22 Politeknik Negeri di Seluruh Indonesia.
Makassar, FajarPendidikan.co.id– Kelompok TanGAN Perkusi Makassar akan hadir diperhelatan besar teater kampus FSD UNM pada gelar “Maha Karya Mata Air Kehidupan” yang diselenggarakan 20-21 Juli 2018 pukul 17.30 di Benteng Rotterdam dengan sajian karya berjudul “Bukan Sok Syantik”. Karya ini terinspirasi dari lagu Badriah yang saat ini buming diperbincangkan oleh kalangan seniman musik, hingga sampai mancanegara. Karenanya memiliki keajaiban nilai khas dan keunikan tinggi secara musikal menurutnya.
TanGAN Perkusi Makassar adalah merupakan kelompok musik pertama yang deklarasikan musik perkusi di Sulawesi Selatan ini, lahir sejak tahun 2000. Namun sejak tahun 2010 mengalami kefakuman atas berbagai aktifitas kesibukan bagi penghuninya.
Kelompok musik ini kurang lebih memiliki anggota berjumlah 80 orang dengan bervarian disiplinnya, yang dirangkul dengan sistem pengkaderan ala lembaga tersebut. Kelompok ini di bentuk di Baruga Colli PujiE FSD UNM oleh beberapa seniman musik seperti Ardi JK, Ancu Batara, Iwan Tobbe, Imran Rauf, Aco Ober dan Arifin Manggau. Lembaga ini telah melakukan konser tunggal selama dua kali dengan menyajikan karya-karya perkusi yang terinspirasi dari seni kearifan lokal.
Arifin Manggau selaku koordinator lembaga ini mengungkapkan bahwa Kelompok TanGAN Perkusi Makassar akan tampil di Milad Terkam ke 37 yang bertemakan “Maha Karya Mata Air Kehidupan”, adalah salah satu bentuk upaya kelompok ini untuk mengembalikan jiwa atau roh kelompok ini untuk kembali lagi aktual dalam menorehkan karya-karya terbaiknya, sekaligus membangun wacana musik perkusi di Makassar ini yang beberapa tahun ini mulai hilang ditelan pergeseran peradaban musik.
Reborn TanGAN Perkusi Makassar, yakni mengembalikan citra eksisnya kali ini dengan mengangkat karya “Bukan Sok Syantik (Badriah)” yang dikemas melalui arransemen perkusi, dimainkan oleh Rambo Sax, Syahbani Bass, Upik Drums, Imran Timb, Irwan Tarb, Ancu Perc-vok, Ardi Jimb, Ober Jimb, dan Iping Jimb. selamat menyaksikan.
Pembukaan Monev Eksternal PKM Kemenristekdikti di Ruang Senat Gedung Rektorat Unhas. Senin (16/7).(Foto: Ist.)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah kegiatan Monitoring dan Evaluasi Eksternal Program Kreativitas Mahasiswa 5 Bidang Kemenristekdikti 2018.
Tim Monev Eskternal PKM Kemenristekdikti yang hadir di Unhas akan menilai dan mengevaluasi hasil karya penelitian mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi. Karya penelitian mahasiswa yang terbaik akan diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018 nanti.
Dalam kegiatan monev eksternal PKM Kemenristekdikti ini, Unhas berhasil mengikutkan 123 tim mahasiswa, yang telah mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti.
Sebanyak 123 tim mahasiswa Unhas diutus untuk bersaing bersama 13 perguruan tinggi lainnya di ajang Monev Eksternal PKM Kemenristekdikti 2018.(Foto: Ist.)
Tim PKM Unhas akan bersaing dengan puluhan tim mahasiswa PKM dari 13 perguruan tinggi lain yang ikut dalam kegiatan Monev Eksternal PKM Kemenristekdikti 2018.
Tim mahasiswa PKM tersebut adalah berasal dari UMI, Universitas Negeri Gorontalo, Politeknik Gorontalo, Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Muhammadiyah Makassar, UNIFA, UIM, Universitas Kristen Indonesia Indonesia, Akbid Pelamonia Kesdam VII, Politeknik Bosowa, Unibos, dan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
Tim mahasiswa yang hadir tampak didampingi oleh dosen pembimbing PKM perguruan tinggi masing-masing.
Pembukaan Monev Eskternal PKM Kemenristekdikti tersebut berlangsung di ruang Senat gedung Rektorat Unhas pada Senin (16/7/2018).
Pembukaan Monev Eksternal ini dihadiri oleh 6 reviewer selaku tim Monev Kemenristekdikti 2018.
Keenam reviewer tersebut disambut dengan hangat oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Dr Ir Abdul Rasyid Jalil M Si., beserta jajaran.
Dalam sambutannya, Abdul mengatakan bahwa kegiatan monev PKM ini merupakan tahapan yang bermanfaat bagi para mahasiswa dan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan dan perbaikan dari tim monev, sehingga kualitas karya mahasiswa semakin lebih baik.
“Mudah-mudahan di akhir kegiatan ini, kami bisa mendapatkan masukan yang membangun, apakah untuk Unhas, Unibos, dan perguruan tinggi lainya,” kata Cido, sapaan akrab Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas.
Sementara itu, sebagai ketua tim Monev Eksternal Kemenristedikti, Prof Sundani Nurono mengatakan tugas reviewer sebagai pencerah. Reviewer tidak boleh menista atau mencela hasil karya mahasiswa.
Karena itu, kehadiran tim reviewer monev eksternal Kemenristekdikti adalah untuk memberikan arahan dan semangat bagi mahasiswa dalam berkarya dan melakukan kegiatan ilmiah.
“Yang menjadi kelemahan mendasar dari seluruh mahasiswa di Indonesia, dari Aceh sampai Papua adalah masalah berbahasa. Bukan berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia dan lainnya, tetapi mahasiswa lebih senang berbahasa visual. Berbahasa visual artinya apa yang dilihat itu yang dibahasakan,” kata Profesor Sundani.
Sundani menambahkan, dalam monev yang dinilai bukan hanya presentasi dengan bahasa visual, tetapi penguasaan karya tersebut secara ilmiah dan intelektual. Bahasa presentasi yang disampaikan berdasarkan data dan pengakajian ilmiah.
“Mahasiswa itu kaum intelektual. Mereka harus tampil seperti intelektual, bukan sekadar akting,” katanya.
Kegiatan monev ini akan berlangsung selama tiga hari kedepan untuk menyaring karya-karya penelitian mahasiswa yang terbaik. Unhas sendiri mengikutkan sebanyak 123 tim mahasiswa. Jumlah tim PKM Unhas ini meningkat dari tahun lalu yang hanya 116 tim.
Selain kegiatan presentasi karya penelitian mahasiswa, pihak panitia Unhas Monev Eksternal PKM menggelar pameran banner di lantai dasar perpustakaan pusat Unhas. Ratusan banner karya mahasiswa yang ikut dalam kegiatan monev PKM tersebut tampak memenuhi koridor perpustakaan lantai bawah. (FP)
Rektor UMI, Prof Basri Modding saat melantik tujuh pejabat barunya (FOTO/Ist)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pasca terpilih sebagai Rektor di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Prof. Dr. Basri Modding bergerak cepat untuk bekerja.
Hal ini terlihat saat pelantikan lima Wakil Rektor baru lingkup UMI Makassar, periode 2018/2022, di Menara UMI Lt 9. Senin (16/7/2018).
Dalam sambutanya, Rektor UMI Makassar, Prof. Dr. Basri Modding menyampaikan selamat kepada para wakil (pembantu) yang baru saja dilantik.
Ia berpesan kepada lima wakil rektor yang baru dilantik agar apa amanah diberikan dapat dijalankan dan dipertanggung jawabkan di kemudian hari.
“Saya mengucapkan selamat kepada yang baru saja dilantik. Mudah-mudahan ke depan kita bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh Yayasan Wakaf UMI,” pesan Guru besar Ekonomi UMI ini.
Menurut mantan Direktur PPs UMI ini, tugas dirinya sebagai Rektor dan para Wakil ke depan sangat berat. Namun, dirniya meyakini jika dikerjakan dengan ikhlas dan kerjasama yang baik. Maka semua bisa diselesaikan dengan baik.
“Meski tugas ke depan sangat berat. Kalau kita bisa melaksanakan dengan amanah, kita bisa melaksanakan sesuai dengan komitmen yang selalu dijalankan maka bisa ringan,” katanya.
Oleh itu, ia mengajak para pembatu wakil Rektor agak menjalankan tugasmya. Tentunya harus dimulai dengan komitmen dan tetap bersykur.
Kata dia, komitmen senantiasa mengabdi dengan ikhlas berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
kedua dan juga pada komitmen yang lainnya adalah bagaimana civitas akademika UMI Makassar, memberikan layanan terbaik kepada stakeholder.
“Dengang memberikan layanan terbaik kepada masyarakt, kita tentunya kita akan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena dengan pelayanan yang baik kepada siapapun di situlah tercermin silaturahim antara kita dan para customer kita. Saya kira ini komitmen yang sangat perlu kita wujudkan dilingkungan UMI,” lanjut pesan Prof Basri Modding.
Sementara itu, Ketua Yayasan Wakaf UMI Makassar, H. Muh. Mokhtar Noer Jaya, SE, M.Si mengingatkan jabatan adalah amanah. Namun, pihaknya sebagai yayasan akan melakukan evaluasi terhadap Wakil Rektor.
“Jabatan untuk WR ini Insya Allah, kita evaluasi setiap tahun. Kan kita mau kinerja dilakukan sehat,” tuturnya.
Menurutnya, mengevaluasi penting. Bukan berarti mau diganti, tapi bagaimana peranan UMI lebih baik lagi.
“Kita harus bekerja keras cerdas semuanya bagaimana kedepannya. Untuk kualitas yang baik,” pungkasnya.
Berikut adalah Struktur baru Wakik Rektor dan Jajaran di lingkup UMI Makassar, periode 2018/2022.
1. Mantan Dekan Teknik UMI Makassar, Dr. Ir. H. Hanafi Assad MT sebagai WR I, UMI Makassar
2. Mantan Ketua LPMD Prof. Dr. H. Salim Basalamah SE, MSi sebagai WR II
3. Guru besar Hukum UMI. Prof. Dr. H Laode Husein SH, MH sebagai WR III
4. Drs. KH. Zain Irwanto MA sebagai WR IV (petahana)
5. Pengurus Yayasan Wakaf UMI Prof. Dr. Hatta Fattah MS sebagai WR V.
Sedangkan mantan WR III UMI Makassar, Prof. Dr. H Syahnur Said MS sebagai ketua LP2S
Dan mantan WR I, Prof. Dr. H Ahmad Gani SE, MSi sebagai Ketua LPMD.