Beranda blog Halaman 3339

845 Wisudawan Unhas Dikukuhkan Hari Ke-2

Wisuda Periode IV Tahun 2017/2018 untuk Program Doktor, Magister, Spesialis, dan Profesi yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas). (Foto: Ist)
Wisuda Periode IV Tahun 2017/2018 untuk Program Doktor, Magister, Spesialis, dan Profesi yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas). (Foto: Ist)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hari ini, Rabu, 11 Juli 2018, berlangsung Wisuda Periode IV Tahun 2017/2018 untuk Program Doktor, Magister, Spesialis, dan Profesi yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas).

Acara yang dimulai pukul 08.00 di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Kampus Unhas Tamanlarea ini dihadiri oleh Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat, Ketua, Sekretaris beserta para Anggota Senat Akademik, Ketua, Sekretaris, dan para Anggota Dewan Profesor, para Wakil Rektor dan Sekertaris Universitas, Dekan-dekan dan Wakil Dekan Fakultas dan Sekolah Pascasarjana, Kepala-kepala Lembaga di lingkungan Unhas, dan Kepala Biro di lingkungan Unhas.

Wisuda Periode IV hari kedua ini diikuti 845 wisudawan, yang terdiri dari Program Doktor, Magister, Spesialis dan Profesi sebanyak 587 orang, ditambah wisudawan program sarjana dari dua fakultas sebanyak 258 orang.

Pada wisuda hari pertama yang berlangsung kemarin (Selasa, 10 Juli 2018) telah diikuti oleh wisudawan dari 13 fakultas lainnya, sehingga total wisudawan program sarjana adalah 1.217 orang.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Unhas, untuk menyediakan pelayanan pembelajaran kepada para wisudawan selama menjalankan program studi lanjut.

“Kami tak henti-hentinya berinisiatif untuk mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan pada semua jenjang di Unhas ini,” kata Prof Dwia.

Rektor Unhas juga mengajak para wisudawan untuk aktif bahu-membahu berkontribusi dalam pembangunan negeri, bekerja dengan baik pada masing-masing bidang yang ditekuni, dan membangun optimisme sehingga dapat mendaya-gunakan kapasitas wisudawan secara maksimal.

“Saya ingin mengingatkan agar para wisudawan, khususnya untuk program doktor, selalu aktif mengikuti perkembangan keilmuan yang digeluti. Perkembangan ilmu dan teknologi begitu cepat akhir-akhir ini,” pesannya.

Tanpa ketekunan yang memadai, katanya, kita semua akan dengan mudah ketinggalan.

“Sementara untuk wisudawan program Magister, Spesialis, dan Profesi saya harapkan tidak pernah jemu untuk terus meningkatkan kapasitas belajarnya, baik melalui jenjang pendidikan formal S3, S2, Sub-Spesialis, dan Spesialis, maupun melalui proses pembelajaran mandiri,” harap Prof Dwia kepada para wisudawan.

Pada kesempatan ini, Rektor Unhas juga menitipkan pesan untuk menjaga nama baik almamater, mengingat posisi Unhas yang telah memperoleh pengakuan baik nasional maupun internasional.

“Paling tidak kita telah meraih dua pengakuan eksternal, yaitu Akreditasi Institusi Unhas dari BAN PT kembali meraih nilai A tahun ini dengan skor yang sangat membanggakan kita semua. Selain itu, telah terdapat sembilan program studi S1 yang telah disertifikasi oleh Asean University Network – Quality Assurance (AUN-QA). Bahkan saat ini kita telah mempersiapkan empat program studi lagi untuk disertifikasi oleh AUN-QA pada bulan Nopember 2018 ini. Kita juga mempersiapkan empat program studi lainnya untuk diakreditasi oleh ASIIN dari Jerman pada awal tahun 2019 nanti,” tutupnya. (FP)

 

Lepas Ratusan Mahasiswa Ber-KKN, Rektor UNM Minta Jaga Nama Baik Almamater

Rektor UNM, Prof Husain Syam yang melepas secara resmi Mahasiswanya untuk ber KKN. (Foto: Ist)
Rektor UNM, Prof Husain Syam mengenakkan jas almamater kepada salah satu mahasiswa peserta KKN sebagai simbolis melepaskan secara resmi mahasiswanya untuk ber-KKN. (Foto: Ist)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebanyak 745 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengikuti Pembekalan dan Pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), yang digelar di gedung Phinisi UNM, Rabu (11/7/2018).

Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNM, Prof Bahrain melaporkan, ke 744 mahasiswa KKN-PPM ini akan ditempatkan dan tersebar di enam kabupaten, yakni Barru, Sidrap, Soppeng, Wajo, Pinrang, dan Takalar.

“KKN-PPM Kali ini merupakan peserta terbanyak,” katanya.

Sementara itu, Rektor UNM, Prof Husain Syam mengingatkan kepada mahasiswa KKN-PPM agar menjaga nama baik UNM dan melakukan program kerja yang betul-betul bisa bermanfaat bagi masyarakat.

“Anandaku sekalian, yang harus kalian ingat, kalian adalah delegasi UNM yang nantinya yang membawa nama UNM ditengah masyarakat. Hadirkan kesadaran dalam diri anandaku semua, bahwa ananda semua tidak pulang kampung tapi anda nantinya punya tugas pengabdian ditengah-tenagah masyarakat,” kata Prof Husain.

Prof Husain Syam pula mengingatkan kepada pembimbing kk untuk melakukan pembimbingan dan pengawasan kepada mahasiswa agar program wajib dan program lainnya bisa diselesaikan sebelum jadwal penarikan mahasiswa KKN-PPM.

“Kemudian untuk para pembimbing, mari kita bekerja mendampingi mahasiswa agar program wajib dan program lainnya yang telah dicanangkan bisa selesai dan betul-betul bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat sebelum jadwal penarikan,” tandasnya.

Sekedar diketahui, rencannya jadwal pemberangkatan akan dilakukan pertengahan Juli 2018.

 

Reporter: Ahadri

 

Letakkan Jabatan Rektor, Prof Masrurah Lantunkan Puisi untuk Suami di Hadapan Civitas Akademika UMI

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Setelah ada nahkoda Rektor baru. Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, melakukan serah terima jabatan Rektor UMI Makassar dari Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA masa amanah 2014-2018 kepada Prof Dr H Basri Modding SE MSi Di Auditorium Al-Jibra UMI Selasa (10/7).

Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA dalam sambutan ini menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat dan jabatan yang selama ini diemban.

Menurutnya, selama menjalankan tugas sebagai rektor banyak suka-duka serta hal yang telah dilalui. Namun, kini semua itu dilepaskan karena jabatan kata dia, adalah sebuah amanah sementara.

“Rasa syukur atas kesempatan ini. Masa tugas saya sampai peralihan dan penyerahan banyak hak yang dilalui. Jabatan adalah amanah titipan sementara,” kata Masrurah.

Menurut Rektor dua periode ini, selama menjadi orang nomor satu di kampus julukan unggul, mutuh, islami ini dibantu oleh para jajaran wakil Rektor.

Dia sempat mengenang perjalanan kinerja, dimana para wakil Rektor bekerja dengan ikhlas saling berkomitmen dalam bekerja.

“Saya berpesan kepada para wakil Rektorku, selama mendampingi saya. Saling berkomitmen dan mengisi kekurangan serta kelebihan dalam pengembangan kampus. Saya katakan terima kasih atas kerja selama ini, karena tak perna mengeluh,” katanya.

Pada kesempatan ini, Prof Masrurah melantunkan puisi terakhir pasca meletakkan jabatan sebagai Rektor yang selama ini diemban. Berikut bunyi puisi:

Kepada Pendamping Hidupku

Terima kasih padamu tak terbatas, engkau yang selalu memberikan kesempatan, memberikan semangat yang kokoh, dalam selimut cintamu yang selalu membara wahai kasihku.

Engkau telah banyak memberikan dan dikorbankan, tapi api cintamu tak pernah pudar, cintamu tak perna padam.

Karena cintamu adalah doa bagiku, cintamu adalah ketulusan dsn Taqwa, cintamu adalah kekuatan yang dahsyat.

Bukah yang membuatku tegar, membuatku tidak pernah lelah, membuatku tidak perna mengeluh.

Dalam selimut kasihmu, semoga di hari-hari ku yang akan datang cintamu tetap menyala memerangi seluruh hingga akhir hayat.

Kenanganku di Menara dan Kampus Hijau

Delapan tahun kita bersama dalam suka dan duka, membangun persaudaraan yang indah menjelmakan persahabatan yang tulus.
Aku akan selalu mengenangmu wahai sahabatku, mengenang dengan rindu yang tiada berujung.

Masa-masa sibuk kita, Hiruk pikuk di kampis hijau, Pontang-panting di menara pengabdian.

Matahari kadang telah terbenam di ufuk Barat, Kita pun belum beranjak meninggalkan kerja, Semua itu tidak membuat kita lelah. Dengan dambaanku pada saudara sekalian.

Jangan pernah mengeluh, Kini aku akan pamit dari kesibukan rutinitas. Teruskanlah perjuangan kita membangun UMI menuju World clas University.

Semoga aku tidak melukai hati siapapun.
Andai kata ada yang pernah terluka atas perbuatan dan kotorku maafkanlah karena itu pasti diluar kontrolku, semoga maaf aku membawa kita kepada-Nya. (*)

Mayjen Agus Surya Bakti Sukses Meraih Predikat Sangat Memuaskan pada Ujian Tesis di Unhas

Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti dihadapan pemimbing dan penguji berhasil mempertahankan tesis berjudul "Strategi Komunikasi TNI AD Dalam Pelaksanaan Pembinaan Teritorial Paska Konflik di Poso, Sulawesi Tengah", Senin, 9 Juli 2018 di FISIP Universitas Hasanuddin, dengan predikat sangat memuaskan.
Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti dihadapan pemimbing dan penguji berhasil mempertahankan tesis berjudul “Strategi Komunikasi TNI AD Dalam Pelaksanaan Pembinaan Teritorial Paska Konflik di Poso, Sulawesi Tengah”, Senin, 9 Juli 2018 di FISIP Universitas Hasanuddin, dengan predikat sangat memuaskan.

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti berhasil mempertahankan tesis berjudul “Strategi Komunikasi TNI AD Dalam Pelaksanaan Pembinaan Teritorial Paska Konflik di Poso, Sulawesi Tengah”, Senin, 9 Juli 2018 di FISIP Universitas Hasanuddin, dengan predikat sangat memuaskan.

Ujian yang berlangsung sejak pukul 15.00 WITA dipimpin oleh Prof Dr Hafied Cangara M Si sebagai Ketua sekaligus Pembimbing, dengan anggota penguji: Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA; Prof Dr Andi Alimuddin M Si; Dr Faried Emsil M Si; dan Dr Hasrullah MA.

Mayjen Agus berhasil meyakinkan para penguji akan validitas dan reliabilitas metode, serta keabsahan analisis dan teori.

Prof Dwia menyatakan salut dan apresiasi yang tinggi. “Ini merupakan bukti bahwa ditengah-tengah kesibukan sebagai Panglima, Mayjen Agus dapat meramu pengalaman dan kompetensi yang dimiliki untuk diuji secara akademik. Dan ternyata hasilnya luar biasa,” kata Prof Dwia.

“Mulai saat ini, saudara Agus Surya Bakti telah berhak secara akademik dan formal untuk menyandang gelar Magister Ilmu Komunikasi, dengan predikat sangat memuaskan,” kata Prof Hafied Cangara ketika membacakan hasil ujian.

Ketika diminta menyampaikan pesan dan kesan, Mayjen Agus teringat akan pengorbanan orang tuanya.

“Saya teringat orang tua saya. Ayah saya almarhum adalah sarjana muda, BA. Ketika saya mencapai gelar ini, saya tahu perjuangan mereka membesarkan saya tidak sia-sia,” kenang Mayjen Agus.

“Tentara sering diidentikkan sebagai karakter keras dan tegar. Tapi kalau sudah berurusan dengan jasa dan ketulusan orang tua, tidak ada yang bisa bertahan dengan kekerasan sikapnya,” lanjut Mayjen Agus sambil menyeka sudut matanya.

Tesis yang ditulis oleh Mayjen Agus Surya Bakti merupakan kompilasi data dan teori yang menggabungkan teori-teori komunikasi dan teori konflik. Kekayaan data dan ketajaman analisis menginspirasi para penguji untuk mendorong Mayjen Agus untuk melanjutkan ke tahap doktoral.

“Dengan gelar magister ini, Saudara Agus berhak untuk melanjutkan pendidikan doktoral di kampus manapun,” kata Prof Hafied Cangara. (FP)

Refleksi Seni, Budaya Pendidikan dan Literasi di UNM

UNM menggelar Seminar Nasional yang merupakan rangkaian acara dalam memperingati Dies Natalis yang ke-57 Tahun yang berlangsung di Menara Phinisi Lantai 3 Ruang Theater. Senin (9/7).
UNM menggelar Seminar Nasional yang merupakan rangkaian acara dalam memperingati Dies Natalis yang ke-57 Tahun yang berlangsung di Menara Phinisi Lantai 3 Ruang Theater. Senin (9/7).

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke-57 Tahun Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Seminar Nasional di Menara Phinisi Lantai 3 Ruang Theater, Senin (9/7).

Seminar ini mengangkat tema “Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”.

Pada seminar ini sekitar 375 peserta yang hadir, diantaranya mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, guru, dosen dan tamu undangan.

Prof Yudi Latif M A Ph D; Dr Nungki Kusumastuti M SI; Prof Dr Suminto A Sayuti dan Prof Sofyan Salam M; sebagai narasumber yang telah ahli dibidangnya terutama yang telah bergelut di bidang seni, seni pertunjukkan, pendidikan seni dan budaya.

Sebelum memasuki ruangan digelarnya seminar, peserta akan disambut dengan karya-karya yang berbau visual dan seni rupa yang berupa lukisan, tembikar yang dipamerkan disana.

Dra Jamilah sebagai ketua panitia dalam sambutannya mengungkapkan tanggapannya mengenai fenomena yang terjadi dikalangan mahasiswa dan masyarakat mengenai seni dan budaya yang mulai tergeserkan dengan budaya barat tanpa melihat potensi Sulawesi Selatan yang ternyata memiliki budaya yang cukup potensial.

“Sulawesi Selatan adalah sumber-sumber akar tradisional seperti LagaLigo, yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Melihat budaya barat, padahal estetika kita lebih berbudaya. Bagaimana sipakatau sipakainge’ dan sipakalebbi’ mengembangkan ruh semangat orang Bugis Makassar,” ungkapnya.

Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang menjunjung tinggi budayanya. Kebesaran atau potensi-potensi kebesaran suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh satu faktor.

Simultanitas dan sinergi sejumlah faktor yang bersifat lintas bidang, meniscayakan tercapai atau terwujudkannya potensi kebesaran tersebut. Dengan cara demikianlah suatu bangsa akan mampu menghasilkan warisan yang bersifat lintas generasi.

“Indonesia tidak dikenal dengan olahraganya, melainkan dikenal dengan budayanya,” ungkap Suminto A. Sayuti.

Budaya Literasi merupakan modal utama bagi sebuah peradaban bangsa “Gapura besar” yang bernama budaya literasi mesti segera dibuka dan kita masuki demi pemartabatan dan peradaban bangsa.

Prof Sofyan Salam menambahkan bahwa, pengembangan karakter merupakan tujuan akhir dari pendidikan, sudah sejak lama disadari pentingnya dan karena itu telah menjadi bahan pembahasan sepanjang masa.

“Di Indonesia, hambatan dalam upaya pengembangan karakter tersebut pada persoalan “abadi” yang dihadapi oleh pendidikan seni di sekolah dasar yakni, pertama keterbatasan kompetensi pendidik seni dalam melaksanakan pembelajaran yang komprehensif dan bermakna khususnya tingkat sekolah dasar,” jelasnya.

Kedua, sambungnya, keterbatasan bahan ajar terdesain yang siap pakai. Ketiga, rendahnya komitmen administrator sekolah terhadap pendidikan seni, dan keempat rendahnya partisipasi masyarakat dalam upaya menyukseskan pendidikan seni dalam mengemban misinya di sekolah.

“Tentu saja ada beberapa sekolah mampu memfasilitasi pendidikan seni dengan baik. Hanya saja sekolah seperti ini masih amat terbatas jumlahnya,” ungkapnya.

“Pada akhirnya, karena pengembangan karakter merupakan tanggungjawab bersama, maka pendidik seni mesti mengambil bagian dalam upaya mulia tersebut,” pungkasnya.

 

Reporter: Nis

 

Unhas Helat Tudang Sipulung Kebangsaan

Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema "Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI" di gedung IPTEKS Unhas. Tudang sipulung tersebut menghadirkan narasumber, Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum. Senin (9/7).
Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI” di gedung IPTEKS Unhas. Tudang sipulung tersebut menghadirkan narasumber, Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum. Senin (9/7).

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI” di gedung IPTEKS Unhas. Senin (9/7).

Selain menggelar tudang sipulung, acara ini juga dirangkaikan dengan pengukuhan MPP ( Mahasuswa Pecinta Pancasila) dan pelaksanaan kegiatan SAINS (Studi Al-Qur’an Intensif).

Adapun narasumber yang hadir diantaranya Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum.

Ada sekitar 200 peserta yang ikut dan dihadiri berbagai kalangan antara lain dosen MKU, pengurus bem se-Unhas, wakil dekan bidang kemahasiswaan, kasubag kemahasiswaan, mahasiswa utusan setiap fakultas dan penerima beasiswa.

Berdasarkan landasan Bhineka Tunggal Ika, Dr Heri santoso memaparkan cita-cita negara yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dan tujuan negara melindungi, memajukan, mencerdaskan dan ikut melaksanakan ketertibaan dunia.

Bhineka tunggal ika berproses menjadi satu, Indonesia yang dibangun adalah bangsa dan negara yang bersatu, pemimpin berperang penting dalam pembentukan suatu negara, dan pemimpin Indonesia adalah orang yang terdidik yaitu anak muda.

“Saat ini kita menyaksikan keadaan Indonesia yang masih belum dapat memaknai arti Pancasila berdasarkan Historusnya. Banyak orang cerdas tapi hatinya mati,” kata Anhar.

Pemimpin adalah orang yang mampu melampaui dirinya, kesadaran sebuah posisi berdasarkan kehendak-Nya dengan berlandaskan pancasila.

“Terbentuknya landasan pancasila berdasarkan keputusan bersama antara nasionalis dan islami; dan faktor utama bertahannya Indonesia adalah dialog, menjadikan anak muda tidak hanya cerdas namun hatinya terbuka dan dibangun oleh suku bangsa,” tutup Anhar.

 

Reporter : Jum

 

Mahasiswa FTI UMI Raih Juara Pertama Smart K3 Competition

Ketiga mahasiswa Fakultas Teknik Kimia FTI UMI yaitu Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia berhasil meraih Juara Smart K3 Competition. (Foto: Ist)
Ketiga mahasiswa Fakultas Teknik Kimia FTI UMI yaitu Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia berhasil meraih Juara Smart K3 Competition. (Foto: Ist)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) jurusan Teknik Kimia lagi-lagi mengukir prestasi yang membanggakan.

Dengan meraih juara pertama saat mengikuti lomba Smart K3 Competition yang diadakan Universitas Fajar di Graha Pena, Rabu (4/7/2018).

Ketiga mahasiswa tersebut yakny Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia. Dimana mereka bersaing dan mengalahkan lima universitas yang ada di Makassar di antaranya universitas fajar (UNIFA), Universitas Bosowa (UNIBOS), Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM), Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).

Mutia mengungkapkan saat mengikuti kompetisi ini ia mendapatkan Informasi berawal dari ketua himpunan Teknik Kimia UMI. karena dia dan timnya memang sudah bergabung di Innovation Of Enginnering Research and Technology (INERT) FTI UMI.

Innovation Of Enginnering Risearch and Technology (INERT) FTI UMI merupakan salah satu organisasi yang bergerak dibidang riset dan penelitian dibidang Teknik Kimia.

“Kompetisi yang dilakukan melalui tiga tahapan. Yang pertama, pernyataan dengan tiga pertanyaan yang skornya berbeda-beda; tahapan kedua, terdiri dari lima pertanyaan. Sedangkan tahapan ke-3, pertanyaan yang berbentuk essay kemudian dipaparkan,” ungkapnya saat ditemui. Jumat (6/7).

Mutia dan kawan-kawan tidak menyangka dengan persiapan yang minim dan singkat dapat meraih juara pertama bahkan materi di dapatkan sehari sebelum kompetisi berlangsung.

“Saya sangat senang karena bisa membanggakan orang tua, kampus UMI. Dan termotivasi dari kepercayaan diri, karena saya datang dari palu dan bersaing dengan mahasiswa yang ada di Makassar,” ucapnya.

Ia menjelaskan jika Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting dalam dunia pekerjaan. Terutama pekerjaan yang berkaitan dengan teknik kimia seperti, industri minyak dan gas minuman maupun makanan.

“Karena berhubungan dengan zat-zat kimia yang bisa jadi dapat membahayakan diri yang terjun di bidang pekerjaan tersebut,” jelasnya.

 

Reporter : JUM

Kesan Pesan Rektor Prof Masrurah di akhir Jabatannya

Prof Masrurah Mokthar menyampaikan kesan dan pesannya selama memimpin UMI dua periode.(Foto: Rahmat Saputra/FP)
Prof Masrurah Mokthar menyampaikan kesan dan pesannya selama memimpin UMI dua periode.(Foto: Rahmat Saputra/FP)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tepat hari Kamis, 5 Juli 2018 di Auditorium Al-Jibra, kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) telah berlangsung pelantikan rektor baru.

Dengan demikian, Prof Dr Masrurah Mokhtar MA yang terukir sebagai rektor perempuan pertama telah mengakhir masa jabatannya selama dua periode memimpin UMI.

Dalam sambutannya, Prof Dr Masrurah MA mengungkapkan kesan dan pesannya. “Insya Allah saya yakin betul bahwa semua ini pasti ada hikmanya dari Allah Subhanawata’ala, selama delapan tahun saya sampaikan tadi kepada kantor kopertis pusat; selama delapan tahun tak terasa begitu sibuknya, begitu banyaknya kegiatan, begitu banyaknya harapan-harapan dari pemerintah baik instansi dan stakeholder yang lain kepada Universitas Muslim Indonesia. Sehingga tidak terasa waktu begitu berlalu,” ungkapnya.

“Saya pikir, Alhamdulillah, ini semua akhir dari masa jabatan, saya bersyukur karena saya menyelesaikan masa jabatan rektor UMI dengan senyuman. Jangan sampai saya katakan meninggalkan masa amanah ini dengan kesedihan dengan menangis, dengan terpaksa, diusik oleh KPK atau sejenisnya. Alhamdulillah, meninggalkan dengan senyuman dengan kesan terbaik,” tambahnya.

Bahkan hingga detik-detik mengakhiri masa jabatannya menjadi rektor, Prof Masrurah, masih menyempatkan untuk melantik wakil dekan Fakultas Kedokteran UMI, masa jabatan 2018-2022, dan wakil dekan Fakultas Teknologi Industri.

Dengan umur yang tak muda lagi, Prof Dr Masrurah Mukhtar MA, banyak yang meminta tips dari beliau apa yang membuatnya masih tetap gesit dan enjoy menikmati pekerjaannya. Beliaupun memberikan tips kepada undangan yang hadir pada pelantikan tersebut.

“Kita mencintai pekerjaan, mencintai amanah kita diiringi dengan penuh keikhlasan. Selalu saya katakan tidak usah kekecewaan, kesedihan dan stress ketika memangku jabatan. Karena kita harus yakin, daun kering pun tidak akan gugur tanpa seizin Allah,” katanya.

Di akhir penyampaian pesan dan kesannya, Prof Dr Masrurah MA mengungkapkan selamat kepada rektor baru yang terpilih.

“Selamat kepada adindaku, Prof Basri Modding yang telah diberikan amanah oleh Allah Subhanawata’ala, mengangkat prestasi UMI sampai tingkat word university. Selalu saya katakan, jaga amanah ini. Karena ini adalah titipan kepercayaan, bukan hanya dari sivitas akademika UMI. Tapi juga kepercayaan dari Allah Subhanawata’ala dan mampu,” katanya.

“Dan tetaplah melanjutkan apa yang kami programkan yaitu, mengumrahkan seluruh karyawan Universitas Muslim Indonesia, seluruh cleaning service, seluruh supir, yang saya kira 99 persen tinggal dosen yang belum mempunyai jabatan nanti saya titip agar juga dinaikkan umrah,” tutupnya.

Reporter : Annisa

Rektor Terpilih UMI, Prof Basri Modding Paparkan Kinerja Kedepan

Prof Basri Modding, Rektor UMI terpilih periode 2018 - 2022.
Prof Basri Modding, Rektor UMI terpilih periode 2018 – 2022.

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang baru saja melakukan pergantian kepemimpinan dipandang perlu membentuk pusat peningkatan karakter nasional yang ungggul dan inovatif melalui peningkatan teknologi dan informasi.

Prof Basri Modding yang resmi terpilih pada tanggal 1 Juli 2018 yang kemudian pada kamis 5 juli 2018 dilantik; diharapkan mampu menciptakan sejarah baru dalam dunia pendidikan, membawa hal baru dan pengalaman baru bagi sivitas akademika UMI.

Menakodai UMI selama empat tahun kedepan, Prof Basri akan menerapkan tinjauan pendidikan karakter. Yang pertama yaitu: moral, iman, takwa, kejujuran, renda hati dan karakter kinerja ulet tanpa menyerah. Salah satu wadah untuk mewujudkan itu yaitu pesantren darul mihklisin padang lampe.

Sebagai universitas yang berada dalam bidang akhlak, penerapan pembentukan karakter di kampus UMI dalam bentuk peningkatan integritas dan kercerdasan.

“Menjalankan segala bentuk kepercayaan dari sivitas akademika kampus UMI, saya akan bekerjasama dalam kesalehan sosial, karena kesalehan sosial, akan menunggu di surga,” tutupnya.

Reporter: Jum

Kurangi Pemanasan Global, Mahasiswa ITS Ciptakan Bahan Kaca Berlapis Zeolit

Mahasiswa ITS yang menciptakan bahan Kaca Berlapis Zeolit

Surabaya, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Polusi kerap menjadi sumber atau pemicu pemanasan global. Salah satu jenis polutan atau bahan yang mengakibatkan polusi adalah gas karbondioksida.

Keberadaan gas karbondioksida di atmosfer yang melewati ambang batas akan mendorong kenaikan permukaan laut dan meningkatkan suhu bumi. Terlebih jika dibiarkan terus menerus, akan mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.

Beranjak dari kondisi tersebut, tiga mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil mengurangi kadar gas karbondioksida dengan kaca berlapiskan Zeolit-Y. Ketiganya adalah Nadia Lailatus Sadiyah, Aristin Putri Kusuma Anggraini dan Awanda Gita, dengan pencetus ide dan pengarah adalah Randy Yusuf Kurniawan.

Zeolit-Y merupakan material berpori, terdiri dari mineral aluminosilikat yang terikat satu sama lain membentuk struktur oktahedral. Menurut tim, dengan adanya struktur oktahedral tersebut akan menghasilkan rongga-rongga di dalam material yang berfungsi meng-adsorpsi atau menyerap gas karbondioksida.

Kata Randy, Zeolit-Y ini efektif dalam meng-adsorpsi gas karbondioksida, karena ukuran rongganya yang hampir sama dengan ukuran molekul karbondioksida. Selain itu, kandungan silikanya yang tinggi dibandingkan zeolit lain mengakibatkan sifat hidrofobitasnya atau sifat fisik molekul yang tidak suka air juga tinggi.
Sifat tersebut sama dengan sifat komponen kaca pada umumnya, sehingga membuat Zeolit-Y ini digunakan sebagai zat pendukung pada serat kaca. “Serat kaca merupakan bahan pembuat kaca yang berbentuk seperti lembaran benang,” jelas Awanida, anggota dari tim tersebut.

Dari hasil penelitiannya, efisiensi adsorpsi atau penyerapan gas karbondioksida menunjukkan angka 33,15 persen. Artinya, sebanyak 33,15 persen gas karbondioksida mampu diadsorpsi oleh kaca berlapiskan zeolit ini. “Angka tersebut sangat tinggi dibandingkan Zeolit-Y tanpa serat kaca yang hanya menghasilkan efisiensi 27,76 persen,” sambung mahasiswa semester lima itu.

Tak ayal, kaca berlapiskan zeolit ini pun diharapkan tim bisa dipakai di gedung-gedung dan perumahan sebagai bentuk kepedulian terhadap efek pemanasan global. “Kami sangat bangga ketika inovasi kami bisa benar-benar diterapkan dan dikembangkan lagi,” ujar mahasiswa asal Gresik itu.
Inovasi yang dirancang ketiga mahasiswa tersebut telah lolos mendapatkan pendanaan dari Ditjen Dikti dan diharapkan bisa lolos bertarung di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018 di Yogyakarta.

Reporter : Ahadri