Beranda blog Halaman 3341

Mahasiswa FTI UMI Raih Juara Pertama Smart K3 Competition

Ketiga mahasiswa Fakultas Teknik Kimia FTI UMI yaitu Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia berhasil meraih Juara Smart K3 Competition. (Foto: Ist)
Ketiga mahasiswa Fakultas Teknik Kimia FTI UMI yaitu Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia berhasil meraih Juara Smart K3 Competition. (Foto: Ist)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) jurusan Teknik Kimia lagi-lagi mengukir prestasi yang membanggakan.

Dengan meraih juara pertama saat mengikuti lomba Smart K3 Competition yang diadakan Universitas Fajar di Graha Pena, Rabu (4/7/2018).

Ketiga mahasiswa tersebut yakny Mutia Sakina, Elfira Usman, dan Andi Anindita Dzakia. Dimana mereka bersaing dan mengalahkan lima universitas yang ada di Makassar di antaranya universitas fajar (UNIFA), Universitas Bosowa (UNIBOS), Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM), Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).

Mutia mengungkapkan saat mengikuti kompetisi ini ia mendapatkan Informasi berawal dari ketua himpunan Teknik Kimia UMI. karena dia dan timnya memang sudah bergabung di Innovation Of Enginnering Research and Technology (INERT) FTI UMI.

Innovation Of Enginnering Risearch and Technology (INERT) FTI UMI merupakan salah satu organisasi yang bergerak dibidang riset dan penelitian dibidang Teknik Kimia.

“Kompetisi yang dilakukan melalui tiga tahapan. Yang pertama, pernyataan dengan tiga pertanyaan yang skornya berbeda-beda; tahapan kedua, terdiri dari lima pertanyaan. Sedangkan tahapan ke-3, pertanyaan yang berbentuk essay kemudian dipaparkan,” ungkapnya saat ditemui. Jumat (6/7).

Mutia dan kawan-kawan tidak menyangka dengan persiapan yang minim dan singkat dapat meraih juara pertama bahkan materi di dapatkan sehari sebelum kompetisi berlangsung.

“Saya sangat senang karena bisa membanggakan orang tua, kampus UMI. Dan termotivasi dari kepercayaan diri, karena saya datang dari palu dan bersaing dengan mahasiswa yang ada di Makassar,” ucapnya.

Ia menjelaskan jika Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting dalam dunia pekerjaan. Terutama pekerjaan yang berkaitan dengan teknik kimia seperti, industri minyak dan gas minuman maupun makanan.

“Karena berhubungan dengan zat-zat kimia yang bisa jadi dapat membahayakan diri yang terjun di bidang pekerjaan tersebut,” jelasnya.

 

Reporter : JUM

Kesan Pesan Rektor Prof Masrurah di akhir Jabatannya

Prof Masrurah Mokthar menyampaikan kesan dan pesannya selama memimpin UMI dua periode.(Foto: Rahmat Saputra/FP)
Prof Masrurah Mokthar menyampaikan kesan dan pesannya selama memimpin UMI dua periode.(Foto: Rahmat Saputra/FP)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tepat hari Kamis, 5 Juli 2018 di Auditorium Al-Jibra, kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) telah berlangsung pelantikan rektor baru.

Dengan demikian, Prof Dr Masrurah Mokhtar MA yang terukir sebagai rektor perempuan pertama telah mengakhir masa jabatannya selama dua periode memimpin UMI.

Dalam sambutannya, Prof Dr Masrurah MA mengungkapkan kesan dan pesannya. “Insya Allah saya yakin betul bahwa semua ini pasti ada hikmanya dari Allah Subhanawata’ala, selama delapan tahun saya sampaikan tadi kepada kantor kopertis pusat; selama delapan tahun tak terasa begitu sibuknya, begitu banyaknya kegiatan, begitu banyaknya harapan-harapan dari pemerintah baik instansi dan stakeholder yang lain kepada Universitas Muslim Indonesia. Sehingga tidak terasa waktu begitu berlalu,” ungkapnya.

“Saya pikir, Alhamdulillah, ini semua akhir dari masa jabatan, saya bersyukur karena saya menyelesaikan masa jabatan rektor UMI dengan senyuman. Jangan sampai saya katakan meninggalkan masa amanah ini dengan kesedihan dengan menangis, dengan terpaksa, diusik oleh KPK atau sejenisnya. Alhamdulillah, meninggalkan dengan senyuman dengan kesan terbaik,” tambahnya.

Bahkan hingga detik-detik mengakhiri masa jabatannya menjadi rektor, Prof Masrurah, masih menyempatkan untuk melantik wakil dekan Fakultas Kedokteran UMI, masa jabatan 2018-2022, dan wakil dekan Fakultas Teknologi Industri.

Dengan umur yang tak muda lagi, Prof Dr Masrurah Mukhtar MA, banyak yang meminta tips dari beliau apa yang membuatnya masih tetap gesit dan enjoy menikmati pekerjaannya. Beliaupun memberikan tips kepada undangan yang hadir pada pelantikan tersebut.

“Kita mencintai pekerjaan, mencintai amanah kita diiringi dengan penuh keikhlasan. Selalu saya katakan tidak usah kekecewaan, kesedihan dan stress ketika memangku jabatan. Karena kita harus yakin, daun kering pun tidak akan gugur tanpa seizin Allah,” katanya.

Di akhir penyampaian pesan dan kesannya, Prof Dr Masrurah MA mengungkapkan selamat kepada rektor baru yang terpilih.

“Selamat kepada adindaku, Prof Basri Modding yang telah diberikan amanah oleh Allah Subhanawata’ala, mengangkat prestasi UMI sampai tingkat word university. Selalu saya katakan, jaga amanah ini. Karena ini adalah titipan kepercayaan, bukan hanya dari sivitas akademika UMI. Tapi juga kepercayaan dari Allah Subhanawata’ala dan mampu,” katanya.

“Dan tetaplah melanjutkan apa yang kami programkan yaitu, mengumrahkan seluruh karyawan Universitas Muslim Indonesia, seluruh cleaning service, seluruh supir, yang saya kira 99 persen tinggal dosen yang belum mempunyai jabatan nanti saya titip agar juga dinaikkan umrah,” tutupnya.

Reporter : Annisa

Rektor Terpilih UMI, Prof Basri Modding Paparkan Kinerja Kedepan

Prof Basri Modding, Rektor UMI terpilih periode 2018 - 2022.
Prof Basri Modding, Rektor UMI terpilih periode 2018 – 2022.

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang baru saja melakukan pergantian kepemimpinan dipandang perlu membentuk pusat peningkatan karakter nasional yang ungggul dan inovatif melalui peningkatan teknologi dan informasi.

Prof Basri Modding yang resmi terpilih pada tanggal 1 Juli 2018 yang kemudian pada kamis 5 juli 2018 dilantik; diharapkan mampu menciptakan sejarah baru dalam dunia pendidikan, membawa hal baru dan pengalaman baru bagi sivitas akademika UMI.

Menakodai UMI selama empat tahun kedepan, Prof Basri akan menerapkan tinjauan pendidikan karakter. Yang pertama yaitu: moral, iman, takwa, kejujuran, renda hati dan karakter kinerja ulet tanpa menyerah. Salah satu wadah untuk mewujudkan itu yaitu pesantren darul mihklisin padang lampe.

Sebagai universitas yang berada dalam bidang akhlak, penerapan pembentukan karakter di kampus UMI dalam bentuk peningkatan integritas dan kercerdasan.

“Menjalankan segala bentuk kepercayaan dari sivitas akademika kampus UMI, saya akan bekerjasama dalam kesalehan sosial, karena kesalehan sosial, akan menunggu di surga,” tutupnya.

Reporter: Jum

Kurangi Pemanasan Global, Mahasiswa ITS Ciptakan Bahan Kaca Berlapis Zeolit

Mahasiswa ITS yang menciptakan bahan Kaca Berlapis Zeolit

Surabaya, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Polusi kerap menjadi sumber atau pemicu pemanasan global. Salah satu jenis polutan atau bahan yang mengakibatkan polusi adalah gas karbondioksida.

Keberadaan gas karbondioksida di atmosfer yang melewati ambang batas akan mendorong kenaikan permukaan laut dan meningkatkan suhu bumi. Terlebih jika dibiarkan terus menerus, akan mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.

Beranjak dari kondisi tersebut, tiga mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil mengurangi kadar gas karbondioksida dengan kaca berlapiskan Zeolit-Y. Ketiganya adalah Nadia Lailatus Sadiyah, Aristin Putri Kusuma Anggraini dan Awanda Gita, dengan pencetus ide dan pengarah adalah Randy Yusuf Kurniawan.

Zeolit-Y merupakan material berpori, terdiri dari mineral aluminosilikat yang terikat satu sama lain membentuk struktur oktahedral. Menurut tim, dengan adanya struktur oktahedral tersebut akan menghasilkan rongga-rongga di dalam material yang berfungsi meng-adsorpsi atau menyerap gas karbondioksida.

Kata Randy, Zeolit-Y ini efektif dalam meng-adsorpsi gas karbondioksida, karena ukuran rongganya yang hampir sama dengan ukuran molekul karbondioksida. Selain itu, kandungan silikanya yang tinggi dibandingkan zeolit lain mengakibatkan sifat hidrofobitasnya atau sifat fisik molekul yang tidak suka air juga tinggi.
Sifat tersebut sama dengan sifat komponen kaca pada umumnya, sehingga membuat Zeolit-Y ini digunakan sebagai zat pendukung pada serat kaca. “Serat kaca merupakan bahan pembuat kaca yang berbentuk seperti lembaran benang,” jelas Awanida, anggota dari tim tersebut.

Dari hasil penelitiannya, efisiensi adsorpsi atau penyerapan gas karbondioksida menunjukkan angka 33,15 persen. Artinya, sebanyak 33,15 persen gas karbondioksida mampu diadsorpsi oleh kaca berlapiskan zeolit ini. “Angka tersebut sangat tinggi dibandingkan Zeolit-Y tanpa serat kaca yang hanya menghasilkan efisiensi 27,76 persen,” sambung mahasiswa semester lima itu.

Tak ayal, kaca berlapiskan zeolit ini pun diharapkan tim bisa dipakai di gedung-gedung dan perumahan sebagai bentuk kepedulian terhadap efek pemanasan global. “Kami sangat bangga ketika inovasi kami bisa benar-benar diterapkan dan dikembangkan lagi,” ujar mahasiswa asal Gresik itu.
Inovasi yang dirancang ketiga mahasiswa tersebut telah lolos mendapatkan pendanaan dari Ditjen Dikti dan diharapkan bisa lolos bertarung di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018 di Yogyakarta.

Reporter : Ahadri

Delegasi ITS Raih Penghargaan di Japan English MUN 2018

Zullian Zulfikar Hafiz berhasil mengantongi gelar Outstanding Position Paper Award.

Surabaya, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Satu lagi prestasi internasional mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang patut dibanggakan. Melalui kompetisi Japan English Model United Nations (JEMUN) 2018 yang diadakan di Osaka, Jepang, Zullian Zulfikar Hafiz berhasil mengantongi gelar Outstanding Position Paper Award.

Dalam gelaran yang berlangsung akhir Juni lalu tersebut, Zullian dan tim harus berjuang dalam menyimulasikan konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Kali ini, JEMUN berfokus pada Sustainable Development Goals (SDG) atau pembangunan yang berkelanjutan tentang pangan dan kesehatan.

Dengan persiapan yang dilakukan sekitar empat bulan, awalnya Zullian membentuk tim JMUN melalui seleksi yang cukup ketat. Seleksi tersebut meliputi registrasi, simulasi MUN, wawancara. “Sampai akhirnya tim kami bisa mengikuti JEMUN dan berangkat ke Osaka,” ucap mahasiswa Departemen Teknik Kelautan tersebut saat dihubungi setibanya di Tanah Air, Kamis (5/7/2018).

Menurut Zullian, JEMUN ini terdiri dari committee session di mana perdebatan formal berbahasa Inggris terjadi selama tiga hari. Di sinilah terjadi berbagai negosiasi dengan 300 delegasi lainnya. Mereka pun dituntut untuk kreatif dalam menyalurkan ide-ide yang disesuaikan dengan situasi dan kompromi dengan peserta lainnya, bekerja sama dengan negara lain untuk menyelesaikan suatu isu internasional yang dibahas komite tersebut.

Perjalanan Zullian tak serta-merta berjalan mulus. Ia sempat menemui beberapa rintangan seperti bahasa. “Orang Jepang kebanyakan tidak menggunakan berbahasa Inggris, tulisannya juga sulit dibaca sehingga ada satu orang di tim kami yang bertugas belajar bahasa Jepang,” tutur Zullian menjelaskan perjuangannya. Akomodasi di Jepang juga tak bisa dibilang murah, sehingga Zullian dan tim sebelumnya harus mencari sponsor dalam waktu singkat.

Walaupun kali pertama ITS MUN Club mengikuti JEMUN, perjuangan mahasiswa yang menginjak tahun keempatnya itu akhirnya terbalas manis. Zullian pulang dengan membawa gelar Outstanding Position Paper Award. “Saya merasa puas dan bangga karena usaha selama empat bulan ini akhirnya terbayarkan,” ujar Zullian sembari mengulum senyum.

Pria yang hobi berbahasa Inggris ini merasa bahwa MUN sangat seru dan berguna. “Dalam MUN, kita akan mendapatkan banyak teman dari berbagai latar belakang dan negara karena akan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu isu internasional,” ungkapnya antusias. Baginya, MUN adalah ajang yang sangat baik untuk mengembangkan beberapa softskill seperti berbicara di depan umum, negosiasi, presentasi, berbahasa Inggris, dan masih banyak lagi.

Zullian berharap agar ITS dan Indonesia lebih mengenal apa itu MUN dan manfaatnya. “Semoga lebih banyak mahasiswa ITS yang tertarik pada MUN dan mengikutinya, insya Allah bisa mendapatkan juara dalam skala nasional dan internasional agar nama ITS lebih dikenal lagi,” pungkasnya.

Reporter : Ahadri

Fakultas Dakwah & Komunikasi UINAM Gelar ISC 1st Biemnial

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Komunikasi Zaman Now atau Era Digital sangat berbeda dengan komunikasi tradisional, sehingga etika dalam berkomunikasi juga harus menyesuaikan. Untuk itu, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar menggelar 1st Biemnial International Seminar on Communication (ISC) 2018, Kamis 4-5 Juli 2018

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Rektorat lantai 4 ini bertajuk The behaviour and etchics of communication in the millennial era. Panitia menghadirkan Porf Madya Dr Normah Mustaffa dari UKM Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Drs Syamsuddin Aziz M. Phil., Ph. D dari Universitas Hasanuddin sebagai pembicara, dan dimoderatori oleh Haidir Fitra Siagian selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi FDK UINAM.

Di hadapan ratusan mahasiswa beserta dosen dan staf FDK UINAM, Prof Normah menjelaskan hasil penelitiannya bersama beberapa ahli komunikasi di Malaysia, terkait tema yang menjadi poin pembahasan dalam seminar Internasional tersebut.

Dia meneliti tentang melihat bagaimana media sosial dari prespektif revolusi, tidak melihat impact-nya secara khusus, tapi melihat bagaimana media sosial sebagai media baru itu dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.

“Ada dua persoalan yang kami teliti, pertama peranan media sosial itu sendiri sebagai tumpuan untuk mengekspreiskan pendapat, dan apakah terdapat teori Spiral of silence dalam era teknologi sekarang di dunia media sosial?,” ungkapnya.

Dia menjawab hasil penelitiannya, bahwa ternyata teori Spiral of silence yang dicetuskan Elizabeth Noelle-Neumann itu tidak berlaku di zaman kini. Prof Normah mengatakan, teori ini tak lagi relevan dengan media baru. Alasannya karena dengan adanya media sosial, orang-orang dengan bebas bisa mengekspresikan pendapatnya.

Dia bahkan mengemukakan teori model baru, yakni The twin helic opinion (TWHO), yakni model baru yang mereka hasilkan untuk menyangkal atau menolak teori Spiral of Silence. “Khalayak itu bebas mengeluarkan pendapat, dalam konteks media sosial itu semua sama, tidak ada yang dibeda-bedakan, siapa saja bisa mengeluarkan pendapatnya,” terang Prof Normah.

Drs. Syamsuddin menjelaskan mengenai perkembangan big data dalam dunia jurnalistik di era digital. Katanya, perkembangan big data itu juga berpengaruh dengan varian baru jurnalistik yang bertumpu pada data. Data ini digunakan untuk melaporkan peristiwa di masyarakat, yang disajikan dalam basis grafis.

“Penggunaan big data itu selaras dengan perubahan membaca generasi saat ini. Seperti generasi Y, Z dan yang akand dating generasi A (alpha), yang lebih menyukai hal-hal yang disajikan dengan kemampuan multimedia, seperti infografis, videografis, yang sifatnya sederhana,” tuturnya.

Syamsuddin menambahkan, secara konseptual, generasi ini bukan lagi pembaca non-aktif, otak mereka terlatih memainkan games, sehingga efeknya generasi baru itu menginginkan penyajian data dalam bentuk aplikasi.

“Mereka ingin mendapatkan semua dalam satu aplikasi, yang sederhana tapi disajikan dalam satu platform, kompleks, karena mereka lebih mengerti ketimbang diberikan teks panjang,” jelasnya.

Dengan demikian, praktik jurnalistik data itu membutuhkan tiga hal, pertama dibutuhkan penyajian jurnalistik dengan menggunakan kemampuan algoritma infografik, videografik, bahkan aplikasi program interface.

Kedua kemampuan mengolah dan menganalisis data yang diadobsi dan dikembangkan melalui ilmu sosial, dan terakhir kemampuan jurnalis yang pernah ada dan kemudian diperbaharui dengan visual naratif digital.

Reporter : Ahadri

KEMIH 2018 dijanjikan Meriah, Catat Waktu dan Tanggalnya!

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar kembali menghadirkan kegiatan Kemah Ilmiah 2018 yang akan dilaksanakan pada 19-22 Juli di Desa Ko’mara, Kecamatan Polongbangkeng, Kabupaten Takalar.

Kemah Ilmiah 2018 atau biasa disingkat KEMIH 2018 itu merupakan program tahunan yang diusung Bidang II “Pendidikan dan Pelatihan” dari organisasi kampus ini. Kegiatan yang dipastikan meria itu mengusung tema “Internalisasi Budaya Menetliti dan Kreativitas dalam Menumbuhkan Semangat Peneliti Masa Kini”.

Panitia pelaksana mengungkapkan bila kegiatan ini sebagai upaya membentuk generasi ilmiah, membangun semangat meneliti yang inovatif dan kompetitif, serta membentuk pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab.

Selain itu, kegiatan ini juga diperuntukkan bagi siswa dan guru yang ingin mengembangkan kemampuan membuat karya tulis Ilmiah sebagai upaya pengembangan profesinya sebagai tenaga pendidik dan perannya sebagai guru pendamping. Tertarik? Unduh panduan dan formulir pendaftaran di link berikut: bit.ly/panduankemih2018 dan bit.ly/formulirpendaftarankemih2018

Dekan Psikologi UNM Berduka Cita Atas Insiden Kapal Tenggelam di kampungnya

0
Dekan Psikologi UNM, Prof Muhammad Jufri saat ditemui kru Fajar Pendidikan, dan turut bela sungkawa atas insiden kapal tenggelam di wilayah kampungnya. (FOTO/Ahadri)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dekan fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Muhammad Jufri berturut duka cita atas insiden tenggelamnya kapal Feri KM Lestari yyang menuju ke kabupaten Selayar.

Dimana, Prof Muhammad Jufri yang juga sebagai masyarakat asal kabupaten Selayar, mengungkapkan rasa keprihatinan dan rasa duka mendalam yang menimpa warga kampungnya.

“Saya sebagai salah satu bagian dari warga Sepayar berdomisili di Makassat turut berduka cita atas musibah yang menimpa tenggelamnya kapal KM lestari Maju yang mengangkut kendaraan roda 2 roda 4 dan beberapa penumpang beberapa diantaranya dikabarkan telah meninggal,” ungkapnya, Rabu (4/7/2018).

Menurutnya, musibah KM Lestari tersebut ini merupakan kehendak Allah. tentunya menjadi pelajaran penting dan bisa dijadikan para pimpinan pengambil kebijakan.

“Utamanya di bidang perhubungan sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” harapnya

“Mudah-mudahan orang tertimpa musibah ini menerima kesabaran dan keluarga yang ditinggalkan menerima kesabaran menerima kenyataan ini dan mereka dinyatakan meninggal mudah-mudahan mereka diterima arwahnya di sisi Allah Swt. Amin,” ucapnya.

Reporter: Ahadri

Pascasarjana Budi Daya Perairan Unibos Akan Studi Banding Ke Thailand

Ketua Prodi S2 Budidaya Perairan Unibos, Dr. Sri Mulyani. (FOTO/IST)
Ketua Prodi S2 Budidaya Perairan Unibos, Dr. Sri Mulyani. (FOTO/IST)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dalam rangka kerja lapang dan menambah pengetahuan tentang kegiatan budidaya perairan yang ada di Thailand, mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Prodi Budidaya Perairan Universitas Bosowa (Unibos) melakukan study banding ke Universitas Chulolongkorn dan Universitas Kasarsart, Thailand.

Hal ini diungkapkan Ketua Prodi S2 Budidaya Perairan Unibos, Dr Sri Mulyani saat ditemui, Selasa (03/07).

Dr Sri Mulyani menuturkan kegiatan ini, selain kunjungan sebagai salah satu proses perkuliahan di lapangan juga dilakukan untuk memahami berbagai teknologi budidaya yang berkelanjutan yang diterapkan di universitas tersebut.

‘’Ini kunjungan pertama yang kami lakukan di tahun 2018 dan memang menyasar Thailand karena kami melihat budaya perairan disana lebih maju dan bisa menjadi referensi untuk pengembangan budidaya di Unibos,” jelasnya.

Selain itu, sambungnya, ini juga bisa menjadi tempat kami belajar untuk memahami berbagai strategi yang mereka gunakan dalam penetapan startegi pengembangan teknologi dan manajemen budidaya perairan di Unibos.

Kunjungan yang akan dilakukan selama lima hari ini akan diikuti 17 orang baik dari kalangan mahasiswa S2 Budidaya Perairan Unibos, Dosen dan didampingi langsung oleh Rektor Universitas Bosowa.

Selain kunjungan studi, perjalanan ini juga dilakukan untuk penjajakan kerjasama dalam bidang akademik bersama kedua perguruan tinggi tersebut.

‘’Kami berharap kunjungan ini betul-betul akan menghasilkan kerjasama yang baik untuk kedua pihak dan akan berlanjut untuk berbagai pengembangan khususnya bidang akademik. Selain itu  semoga dapat menambah pengalaman yang mampu memberi sumbangsi informasi dalam dunia perikanan,” tambahnya.

Selanjutnya S2 Budidaya Perairan Unibos  mengatakan akan melakukan keberangkatan studi banding ke Thailand pada tanggal 10 Agustus 2018 mendatang.

 

Reporter : Ahadri

Rektor Unhas Membagi Ilmu Penanganan Konflik Kepada 150 Perwira Menengah TNI/Polri

Rektor Unhas menjadi pembicara di pendidikan Reguler XLV Sesko TNI. Bandung 3/7/2018 Tema "Penanganan Konflik di Indonesia".
Rektor Unhas menjadi pembicara di pendidikan Reguler XLV Sesko TNI. Bandung 3/7/2018 Tema “Penanganan Konflik di Indonesia”.

Bandung, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menjadi pembicara pada Pendidikan Reguler Angkatan XLV Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI di Gedung Serasan Sesko TNI, Bandung, Selasa, 3 Juli 2018; dengan tema: “Penanganan Konflik di Indonesia”.

Pendidikan Reguler Angkatan XLV Sesko TNI diikuti oleh 150 peserta, terdiri dari 59 orang Perwira Menengah (Pamen) TNI AD, 42 orang Pamen TNI AL, 38 orang Pamen TNI AU, enam orang Pamen Polri dan lima orang perwakilan dari Australia, India, Malaysia, Madagaskar dan Singapura yang berpangkat Kolonel atau sederajat.

Sesko TNI adalah pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI yang diselenggarakan untuk mencetak calon-calon pimpinan TNI pada level strategis.

Pendidikan Reguler Angkatan XLV kali ini terbilang menarik karena diikuti pula oleh tiga orang peserta wanita, masing-masing satu orang Pamen dari setiap Matra darat, laut, dan udara.

Dalam pemaparannya, Prof Dwia memaparkan tentang konfigurasi konflik sosial di Indonesia serta berbagai alternatif pendekatan untuk mengatasinya. Para peserta juga nampak sangat antusias dan banyak mengajukan pertanyaan terutama terkait konflik-konflik yang terjadi di Tolikara, Poso, dan Papua.

Sebagai guru besar sosiologi dengan spesialisasi resolusi konflik, Prof Dwia menegaskan bahwa Indonesia memiliki kerentanan terhadap konflik karena berbagai faktor.

“Setidaknya ada tiga faktor sosiologis yang menyebabkan Indonesia rentan terhadap konflik, yaitu: warisan kolonial yang masih berpengaruh hingga kini, kondisi masyarakat yang plural baik secara ekonomi, politik, budaya, dan kekuasaan, serta faktor geografis kepulauan yang mempengaruhi akses terhadap sumber daya alam,” jelas Prof Dwia.

Untuk itu, para pemimpin Indonesia perlu memiliki sensitivitas dalam penanganan konflik. Khusus bagi para pemimpin di institusi militer, sensitivitas ini harus berbarengan dengan kapasitas lainnya, sebab penanganan konflik tidak bisa diselesaikan secara represif saja. Untuk penyelesaian jangka panjang dan permanen, dibutuhkan pendekatan komprehensif, baik sosiologis, politis, ekonomi, bahkan budaya.

Ini adalah kali kedua Prof Dwia diundang pada forum Sesko TNI. Sebelumnya, pada tahun 2016 Prof Dwia juga diundang untuk berbicara membagi ilmu kepada para perwira menengah peserta pendidikan di Seskoad Bandung.(*/FP)