Beranda blog Halaman 54

Tari Kipas Pakarena : Sejarah, Makna, Properti, Gerakan dan Busana

Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Kipas Pakarena, Makna Tari Kipas Pakarena Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.

Tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional dari masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini memiliki gerakan yang anggun dan lemah lembut, dengan kipas sebagai properti utamanya.

Tari Kipas Pakarena sering dipentaskan dalam berbagai acara adat, penyambutan tamu, dan perayaan penting lainnya. Tarian ini menggambarkan nilai-nilai ketenangan, kesopanan, serta hubungan harmonis antara manusia dan alam.

1. Sejarah Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena berakar dari Kerajaan Gowa, salah satu kerajaan terbesar di Sulawesi Selatan. Tarian ini dipercaya sebagai salah satu wujud penghormatan masyarakat kepada para leluhur dan dewa-dewa yang mereka yakini. Menurut cerita rakyat, tarian ini juga merupakan simbol komunikasi antara penghuni langit dan bumi.

Masyarakat Gowa percaya bahwa tarian ini diciptakan untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana cara hidup yang baik dan benar, sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan spiritualitas mereka.

Sejak dahulu, Tari Kipas Pakarena sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Gowa, terutama dalam upacara-upacara adat kerajaan, seperti penobatan raja, pernikahan adat, dan penyambutan tamu-tamu penting. Hingga kini, tari ini terus dilestarikan dan dipentaskan dalam berbagai acara budaya di Sulawesi Selatan.

2. Makna Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena penuh dengan simbolisme dan makna filosofis, yang tercermin dalam gerakan-gerakannya. Beberapa makna yang terkandung dalam tarian ini antara lain:

  • Ketenangan dan Kesabaran: Gerakan tarian yang lembut dan lambat menggambarkan ketenangan dan kesabaran, dua nilai penting yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Gowa.
  • Kesopanan dan Keharmonisan: Gerakan penari yang halus mencerminkan sikap sopan dan rendah hati, yang merupakan bagian dari etika budaya Bugis-Makassar. Selain itu, tari ini juga melambangkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan sesama.
  • Penghormatan kepada Leluhur: Tari Kipas Pakarena juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Tarian ini menjadi cara masyarakat untuk menjaga ikatan spiritual dengan para leluhur.

3. Busana Tari Kipas Pakarena

Busana yang digunakan oleh para penari Kipas Pakarena adalah busana adat Bugis-Makassar yang indah dan anggun. Pakaian tersebut terdiri dari:

  • Baju Bodo: Penari wanita mengenakan baju bodo, pakaian adat Sulawesi Selatan yang berwarna cerah dan terbuat dari kain transparan. Baju bodo adalah simbol keanggunan dan kesederhanaan.
  • Sarung Sutra: Penari juga memakai sarung sutra khas Bugis dengan motif dan warna yang mencolok. Kain sutra ini melambangkan keindahan dan kemakmuran.
  • Aksesoris Tradisional: Para penari mengenakan hiasan kepala, gelang, dan kalung tradisional yang memperkaya busana mereka dan memberikan kesan elegan.

4. Properti dalam Tari Kipas Pakarena

Properti utama dalam Tari Kipas Pakarena adalah kipas. Kipas ini tidak hanya sebagai alat tambahan, tetapi juga menjadi simbol penting dalam tarian. Beberapa makna yang terkandung dalam properti kipas adalah:

  • Simbol Kesopanan dan Kelembutan: Kipas melambangkan kelembutan dan kesopanan wanita Bugis-Makassar. Gerakan kipas yang halus dan perlahan mencerminkan sikap anggun dan penuh hormat.
  • Simbol Kehidupan dan Keharmonisan: Kipas juga dianggap sebagai simbol keseimbangan hidup dan harmoni antara manusia dengan alam. Gerakan membuka dan menutup kipas mencerminkan siklus hidup yang terus berulang, dari lahir hingga kembali kepada Sang Pencipta.

5. Gerakan Tari Kipas Pakarena

Gerakan Tari Kipas Pakarena sangat lembut dan anggun, dengan aturan yang sangat ketat dan berkesan klasik. Beberapa ciri khas gerakan dalam tarian ini adalah:

  • Gerakan Tangan yang Halus: Tangan penari bergerak lembut mengikuti irama musik, menggerakkan kipas dengan penuh keanggunan. Gerakan tangan ini melambangkan kesopanan dan keharmonisan.
  • Langkah Kecil dan Lambat: Penari bergerak dengan langkah-langkah kecil dan lambat, menciptakan kesan ketenangan dan keanggunan. Gerakan ini juga menggambarkan kerendahan hati dan sikap yang penuh perhatian.
  • Gerakan Kipas: Kipas menjadi fokus utama dalam tarian ini, dengan gerakan membuka dan menutup kipas yang melambangkan siklus kehidupan dan keseimbangan alam.
  • Tata Formasi: Para penari biasanya menari dalam formasi tertentu, dengan gerakan yang serempak dan sinkron. Formasi ini menunjukkan keharmonisan dan kerja sama.

6. Musik Pengiring Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena diiringi oleh musik tradisional Sulawesi Selatan, yang biasanya dimainkan oleh alat musik tradisional seperti gendang, seruling, dan gong. Irama musik yang mengiringi tarian ini cenderung lembut dan menenangkan, sesuai dengan gerakan tarian yang anggun dan halus.

Musik dalam Tari Kipas Pakarena memiliki peran penting dalam membangun suasana spiritual dan menghubungkan penari dengan alam dan leluhur.

Tari Bosara, Tarian Tradisional dari Provinsi Sulawesi Selatan

Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Bosara, Makna Tari Bosara, Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.

Tari Bosara adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, khususnya dari budaya masyarakat Bugis-Makassar. Tarian ini dikenal sebagai tarian penyambutan tamu dan sering dipertunjukkan dalam acara-acara adat atau perayaan penting.

Bosara sendiri merupakan sebuah nampan atau wadah tradisional yang digunakan untuk menyajikan makanan atau kue-kue tradisional kepada tamu sebagai simbol penghormatan.

1. Sejarah Tari Bosara

Tari Bosara sudah ada sejak lama dalam budaya Bugis-Makassar dan biasanya ditampilkan pada acara-acara adat, terutama ketika menyambut tamu penting atau pada upacara pernikahan.

Dalam tradisi Bugis-Makassar, bosara adalah simbol kehormatan dan keramahan, sehingga tari ini menggambarkan sikap sopan santun dan rasa hormat masyarakat Bugis-Makassar kepada tamu yang datang.

Tarian ini juga mengandung filosofi tentang kebersamaan, kerja sama, serta kedermawanan dalam menyambut orang lain. Dengan mempertahankan tarian ini, masyarakat Bugis-Makassar menjaga warisan tradisi leluhur yang kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya.

2. Makna Tari Bosara

Tari Bosara memiliki beberapa makna penting, antara lain:

  • Simbol Penghormatan: Bosara sebagai properti utama dalam tarian ini digunakan untuk menyimbolkan penghormatan kepada tamu. Melalui tarian ini, masyarakat Bugis-Makassar menunjukkan sikap hormat dan menyambut tamu dengan penuh kehangatan.
  • Keramahan: Tarian ini juga menggambarkan keramahan dan keterbukaan masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Bugis-Makassar, dalam menerima kedatangan tamu atau sahabat.
  • Keindahan Adat: Tari Bosara mengedepankan nilai-nilai budaya lokal yang memperlihatkan keindahan adat-istiadat Bugis-Makassar melalui gerakan tarian yang anggun dan penuh makna.

3. Busana Tari Bosara

Busana yang dikenakan dalam Tari Bosara adalah pakaian adat Bugis-Makassar yang indah dan penuh warna. Beberapa ciri khas busana Tari Bosara meliputi:

  • Baju Bodo: Penari wanita mengenakan baju bodo, pakaian adat Sulawesi Selatan yang berbahan tipis dan berwarna cerah. Baju bodo merupakan busana tradisional khas Bugis yang menonjolkan kesederhanaan namun tetap elegan.
  • Sarung Sutra: Selain baju bodo, penari juga memakai sarung sutra khas Bugis yang memiliki corak dan warna mencolok, menambah kesan anggun dan megah.
  • Hiasan Kepala: Penari biasanya mengenakan hiasan kepala berupa sanggul atau hiasan bunga, yang menambah keindahan penampilan.

4. Properti dalam Tari Bosara

Properti utama dalam tarian ini adalah Bosara, yaitu sebuah nampan kecil yang biasanya terbuat dari rotan atau kayu yang dilengkapi dengan penutup. Bosara berfungsi sebagai wadah untuk menyajikan makanan atau kue tradisional kepada tamu.

Selama tarian berlangsung, penari membawa bosara di tangan mereka, menunjukkan gerakan yang anggun dan penuh kehormatan, seolah-olah mereka menyajikan bosara kepada tamu sebagai simbol keramahan.

5. Gerakan Tari Bosara

Gerakan Tari Bosara cenderung lemah lembut dan anggun, mencerminkan kehalusan dan kesopanan dalam menyambut tamu. Beberapa ciri khas gerakan dalam Tari Bosara adalah:

  • Gerakan Membawa Bosara: Penari mengangkat bosara dengan tangan, seolah-olah hendak menyajikan kepada tamu. Gerakan ini dilakukan dengan sangat halus dan elegan, menunjukkan sikap hormat.
  • Langkah Lembut: Para penari melakukan gerakan langkah yang lambat dan teratur, melambangkan sikap sabar dan penuh perhatian terhadap tamu.
  • Gerakan Tangan: Gerakan tangan memainkan peran penting dalam tarian ini. Tangan penari bergerak dengan halus, mencerminkan kelembutan dan keramahan, saat mereka membawa dan menyajikan bosara.
  • Formasi Berkelompok: Tari Bosara sering kali dilakukan oleh beberapa penari wanita dalam formasi berkelompok, yang bergerak serempak dan sinkron, mencerminkan kerja sama dan harmoni.

7 Pola Asuh yang Diterapkan Gen Z sebagai Orang Tua

0

Seiring berjalannya waktu, generasi Gen Z mulai mengambil peran penting sebagai orang tua. Dengan karakteristik unik yang mereka miliki—terdidik, kritis, dan peka terhadap isu sosial—mereka mengadopsi pendekatan pola asuh yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

Pola asuh yang diterapkan oleh Gen Z mencerminkan kesadaran akan kesehatan mental, keterbukaan terhadap informasi, serta pentingnya kesetaraan gender dalam pengasuhan. Mereka tidak hanya fokus pada mendisiplinkan anak, tetapi juga mendengarkan kebutuhan dan aspirasi mereka.

Dalam konteks ini, mari kita eksplorasi lebih dalam tentang bagaimana Gen Z membentuk cara mereka dalam membesarkan anak dan pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari mereka.

Pola Asuh yang Diterapkan Gen Z sebagai Orang Tua

Setiap generasi memiliki karakter dan gaya pengasuhan yang unik, dan Gen Z dikenal sebagai generasi yang terdidik, kritis, serta sensitif terhadap isu-isu sosial. Meskipun gaya pengasuhan mereka memiliki kelebihan dan kekurangan, mari kita fokus pada hal-hal positif yang bisa diadopsi dalam pola asuh kita saat ini.

1. Kepedulian Terhadap Kesehatan Mental

Gen Z menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental, menyadari bahwa kesejahteraan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mereka mengintegrasikan kesadaran ini dalam pengasuhan, memahami ketidaksempurnaan mereka sebagai orangtua, dan berupaya menjaga keseimbangan mental.

2. Selektivitas dalam Memilih Informasi

Sebagai generasi digital natives, Gen Z sangat teliti dalam memilih sumber informasi. Mereka lebih cenderung mengandalkan informasi dari media digital dan sosial daripada nasihat yang tidak terverifikasi dari orang lain.

3. Rasionalitas di Atas Mitos

Gen Z cenderung mempertanyakan mitos-mitos pengasuhan yang tidak berbasis bukti. Mereka tidak segan untuk tidak mengikuti nasihat yang dianggap tidak rasional, bukan karena sikap pembangkangan, tetapi karena logika dan bukti yang mendasarinya.

4. Pendekatan Demokratis

Orang tua Gen Z tidak lagi menggunakan metode disiplin yang keras. Mereka memilih pendekatan yang lebih demokratis, mendengarkan kebutuhan dan keinginan anak, serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk membuat pilihan.

5. Mengintegrasikan Peran Orangtua dan Eksistensi Diri

Orang tua Gen Z menyadari bahwa membesarkan anak adalah tanggung jawab besar, tetapi mereka juga berusaha mempertahankan identitas pribadi. Mereka memilih untuk mengintegrasikan anak dalam aspek kehidupan mereka, termasuk karier dan hobi.

6. Fokus pada Keluarga

Meskipun sering mendapat stigma kekanak-kanakan, Gen Z lebih memilih untuk tidak terpengaruh oleh komentar orang lain. Mereka fokus pada tugas membesarkan anak dengan mengikuti naluri mereka sendiri.

7. Kesadaran Gender yang Lebih Baik

Gen Z berupaya melawan budaya patriarki, memahami bahwa pengasuhan adalah tanggung jawab bersama antara kedua orang tua. Mereka menolak anggapan bahwa tugas rumah tangga dan pengasuhan hanya beban salah satu pihak.

Setelah membaca ini, kita seharusnya menyadari bahwa tidak ada generasi yang sempurna. Masing-masing memiliki kelebihan dan cara pengasuhan yang unik. Generasi Boomers dikenal disiplin, Milenials cenderung menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan Gen Z memiliki pendekatan yang segar dan relevan untuk pengasuhan. (*)

Ketahui Bentuk Penyalahgunaan Antibiotik dan Bahayanya bagi Anak

0

Beberapa waktu lalu, seorang pengguna media sosial membagikan foto hasil cek kultur darah yang mengejutkan, menunjukkan bahwa ia resisten terhadap semua jenis antibiotik. Kondisi ini membuat pengobatan menjadi sulit, sehingga penting bagi kita, terutama orang tua, untuk memahami bentuk dan bahaya penyalahgunaan antibiotik agar tidak menimpa anak-anak dan keluarga kita. Mari kita simak informasi penting berikut ini!

Manfaat Antibiotik yang Sesungguhnya

Menurut Alodokter, antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dengan cara melemahkan atau membunuh bakteri tersebut. Karena ada berbagai jenis bakteri, pemilihan antibiotik yang tepat sangat penting agar pengobatan efektif.

Pada kasus pengguna tersebut, kemungkinan besar ia mengalami resistensi akibat penyalahgunaan antibiotik, yang bisa berakibat fatal.

Bentuk Penyalahgunaan Antibiotik

Penting bagi orangtua untuk mengenali bentuk-bentuk penyalahgunaan antibiotik yang umum terjadi:

Jenis Antibiotik yang Salah
Setiap antibiotik ditujukan untuk jenis bakteri tertentu. Mengonsumsi antibiotik yang tidak sesuai tidak akan mempengaruhi bakteri penyebab penyakit, sehingga infeksi dapat terus berkembang.

Formulasi yang Salah
Antibiotik tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet, intravena, dan krim. Memilih formulasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dapat mengakibatkan terapi yang tidak efektif.

Dosis yang Salah
Dosis antibiotik harus ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, berat badan, dan tingkat keparahan infeksi. Dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping serius, sedangkan dosis yang salah dapat memicu resistensi.

Durasi yang Salah
Lama penggunaan antibiotik bervariasi tergantung jenis infeksi. Menghentikan pengobatan sebelum waktu yang ditentukan dapat membuat infeksi kambuh dan meningkatkan risiko resistensi.

Penggunaan yang Salah
Antibiotik seharusnya hanya digunakan untuk infeksi bakteri. Mengonsumsinya tanpa indikasi yang jelas hanya akan menambah masalah.

Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik

Penyalahgunaan antibiotik dapat menimbulkan risiko serius, antara lain:

Resistensi Antibiotik
Ketika bakteri beradaptasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik, ini membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan memerlukan antibiotik yang lebih kuat.

Efek Samping
Pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan efek samping seperti sakit perut, ruam, atau bahkan kerusakan organ seperti ginjal dan hati.

Menyulitkan Penyembuhan
Kesalahpahaman dalam penggunaan antibiotik dapat memperburuk kondisi pasien dan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk angka kematian yang lebih tinggi.

Semoga informasi ini membantu orang tua untuk lebih bijak dalam memberikan antibiotik kepada anak-anak. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memberikan obat agar pengobatan yang dilakukan aman dan efektif. (*)

Simak!! Sejarah dan Makna Tari Cakalele Tarian Tradisional Dari Provinsi Sulawesi Utara

Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Cakalele, Makna Tari Cakalele, Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.

Tari Cakalele adalah tarian perang tradisional yang berasal dari masyarakat Maluku dan Sulawesi Utara, terutama di kalangan suku Sangihe dan Talaud. Tarian ini memiliki sejarah panjang dan kaya makna, menggambarkan semangat kepahlawanan, keberanian, serta sikap patriotik masyarakat yang siap membela kehormatan dan wilayah mereka.

1. Sejarah Tari Cakalele

Tari Cakalele pada awalnya merupakan tarian perang yang ditarikan oleh para prajurit sebelum pergi ke medan pertempuran. Tarian ini adalah bagian dari ritual persiapan perang, di mana para prajurit memohon restu kepada leluhur dan para dewa untuk diberikan kekuatan dan keberanian dalam pertempuran.

Seiring perkembangan zaman, Tari Cakalele tidak lagi hanya dilakukan sebagai bagian dari persiapan perang, tetapi juga dipertunjukkan dalam acara-acara adat, perayaan budaya, dan upacara penyambutan tamu kehormatan. Kini, Tari Cakalele menjadi simbol dari semangat kepahlawanan dan keberanian masyarakat Sulawesi Utara.

2. Makna Tari Cakalele

Tari Cakalele memiliki makna yang sangat dalam, terutama terkait dengan keberanian, kekuatan, dan semangat juang. Beberapa makna yang terkandung dalam Tari Cakalele antara lain:

  • Perang dan Keberanian: Gerakan-gerakan dalam tarian ini mencerminkan suasana perang dan keberanian prajurit yang siap bertarung demi mempertahankan tanah air.
  • Penghormatan kepada Leluhur: Tari Cakalele juga memiliki makna spiritual sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang dianggap memberikan kekuatan dan restu kepada prajurit.
  • Patriotisme: Tari Cakalele sering dianggap sebagai simbol patriotisme dan cinta tanah air, di mana masyarakat menunjukkan rasa bangga terhadap sejarah kepahlawanan nenek moyang mereka.

3. Busana Tari Cakalele

Busana yang dikenakan dalam Tari Cakalele memiliki nuansa yang khas, menonjolkan kesan prajurit dan perang. Beberapa elemen utama dalam busana tari ini adalah:

  • Penari Pria: Penari pria biasanya mengenakan pakaian serba merah atau kuning, warna yang melambangkan keberanian dan kekuatan. Mereka juga mengenakan ikat kepala atau penutup kepala berbentuk tanduk, yang melambangkan prajurit siap tempur.
  • Senjata Tradisional: Penari pria membawa pedang (parang) dan tameng (salawaku) sebagai perlengkapan utama. Pedang digunakan untuk melakukan gerakan serangan, sementara tameng digunakan untuk bertahan.
  • Penari Wanita: Dalam beberapa pertunjukan, penari wanita juga turut serta dengan mengenakan pakaian adat, namun gerakan mereka lebih halus dan berfungsi sebagai pendamping atau simbol perlindungan bagi para prajurit.

4. Properti dalam Tari Cakalele

Properti utama dalam Tari Cakalele adalah senjata tradisional berupa pedang dan tameng. Properti ini menjadi elemen penting yang digunakan oleh penari untuk melakukan gerakan tarian yang menyerupai gerakan tempur. Beberapa properti lain yang digunakan dalam tarian ini meliputi:

  • Parang (Pedang): Digunakan oleh penari pria untuk memperagakan gerakan menyerang dalam tarian.
  • Salawaku (Tameng): Tameng digunakan sebagai perlindungan saat menari dan menjadi bagian penting dalam gerakan bertahan.

5. Gerakan Tari Cakalele

Gerakan dalam Tari Cakalele sangat dinamis dan menggambarkan suasana peperangan. Gerakan-gerakan ini biasanya dilakukan dengan penuh semangat dan energi. Beberapa ciri khas gerakan dalam Tari Cakalele antara lain:

  • Gerakan Perang: Gerakan menyerang dan bertahan yang dilakukan oleh penari pria dengan menggunakan parang dan tameng. Gerakan ini dilakukan dengan cepat, tegas, dan penuh kekuatan.
  • Lompatan dan Ayunan: Penari sering melakukan gerakan lompatan yang menunjukkan kelincahan dan kesiapan bertempur. Ayunan pedang dan tameng juga dilakukan secara dinamis untuk menciptakan suasana tempur.
  • Terompet dan Musik: Tari Cakalele diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong dan drum, serta terompet bambu yang menambah nuansa heroik dan membangkitkan semangat dalam pertunjukan.

Mengenal Tari Maengket Dari Provinsi Sulawesi Utara

Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Maengket, Makna Tari Maengket, Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.

Tari Maengket dari Sulawesi Utara merupakan tarian tradisional yang kaya akan sejarah, makna budaya, dan simbolisme. Berikut penjelasan mendalam mengenai sejarah, makna, busana, properti, dan gerakan dari Tari Maengket.

1. Sejarah Tari Maengket

Tari Maengket berasal dari suku Minahasa di Sulawesi Utara dan telah ada sejak zaman pra-kolonial. Pada awalnya, tarian ini dipentaskan sebagai bagian dari upacara adat untuk merayakan panen padi.

Masyarakat Minahasa menganggap padi sebagai komoditas penting yang sangat dihargai, dan melalui Tari Maengket mereka mengungkapkan rasa syukur kepada Opo Wana Natas, Tuhan yang mereka yakini memberi kehidupan dan hasil bumi.

Seiring waktu, Tari Maengket berkembang tidak hanya untuk upacara panen, tetapi juga dipertunjukkan dalam berbagai acara adat, perayaan, dan penyambutan tamu kehormatan. Tarian ini tetap relevan hingga sekarang dan kerap ditampilkan dalam acara budaya untuk memperkenalkan warisan tradisi Minahasa.

2. Makna Tari Maengket

Tari Maengket memiliki makna yang dalam terkait kehidupan agraris masyarakat Minahasa. Beberapa nilai penting yang terkandung dalam tarian ini meliputi:

  • Rasa Syukur: Tari Maengket adalah ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah, yang membawa kehidupan dan kemakmuran.
  • Kerja Sama dan Gotong Royong: Tarian ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam masyarakat Minahasa, di mana setiap orang bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama.
  • Hubungan Sosial: Bagian akhir dari tarian ini menggambarkan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks kerja, pergaulan, maupun cinta kasih antarindividu.

3. Busana Tari Maengket

Penari Maengket mengenakan pakaian adat yang khas dari Minahasa. Busana ini memiliki warna-warna yang cerah, terutama merah dan putih, yang melambangkan keberanian dan kemurnian.

  • Wanita: Para penari wanita biasanya mengenakan baju bodo atau baju tradisional Minahasa yang berwarna cerah, lengkap dengan kain sarung khas. Mereka juga mengenakan ikat kepala atau hiasan kepala yang dibuat dari kain atau bunga.
  • Pria: Penari pria mengenakan busana serupa, tetapi dengan bentuk lebih sederhana, seperti baju berlengan panjang dan celana panjang. Mereka juga sering mengenakan kain ikat di kepala sebagai hiasan.

4. Properti dalam Tari Maengket

Tari Maengket menggunakan properti yang sederhana, sesuai dengan sifat agraris masyarakat Minahasa. Properti yang digunakan biasanya:

  • Gendang atau Tifa: Alat musik yang dimainkan untuk mengiringi tarian, menghasilkan irama yang dinamis dan penuh semangat.
  • Kepala Sawah: Pada beberapa kesempatan, benda yang melambangkan hasil panen juga ditampilkan sebagai bagian dari dekorasi atau properti simbolik, terutama jika Tari Maengket ditampilkan dalam acara adat yang berkaitan dengan panen.

5. Gerakan Tari Maengket

Gerakan dalam Tari Maengket bervariasi tergantung pada bagian tarian yang ditampilkan. Namun, secara umum, gerakannya mencerminkan semangat dan antusiasme masyarakat Minahasa. Gerakan Tari Maengket dibagi menjadi tiga bagian:

  • Maowey Kamberu: Gerakan di bagian ini bersifat enerjik dan penuh semangat, mencerminkan kegembiraan dan rasa syukur atas panen yang melimpah. Para penari bergerak dalam formasi kelompok, dengan tangan dan kaki yang melangkah selaras dengan irama musik.
  • Marambak: Pada bagian ini, gerakannya lebih energik dan dinamis, menggambarkan gotong royong dan kerja keras masyarakat Minahasa dalam memperluas rumah atau bangunan. Gerakan tangan dan kaki menunjukkan semangat kebersamaan dan kekompakan.
  • Lalayaan: Bagian terakhir ini menampilkan gerakan yang lebih lembut dan mengalir, menggambarkan interaksi sosial di masyarakat. Para penari menunjukkan gerakan yang halus, melambangkan hubungan sosial yang harmonis, baik dalam konteks percintaan maupun kehidupan sehari-hari.

Resep Lemet Jagung; Camilan Tradisional untuk MPASI

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Lemet Jagung. Lemet Jagung adalah camilan tradisional yang sangat cocok untuk MPASI (Makanan Pendamping ASI) anak.

Berikut adalah beberapa poin ulasan mengenai Lemet Jagung:

Kesehatan

  • Bahan Alami: Lemet Jagung biasanya terbuat dari jagung manis yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat, dan vitamin.
  • Nutrisi: Jagung mengandung vitamin B, vitamin E, dan mineral seperti magnesium dan fosfor, yang penting untuk pertumbuhan anak.
  • Rendah Gula: Umumnya, Lemet Jagung tidak mengandung banyak gula tambahan, sehingga lebih sehat dibandingkan camilan manis lainnya.

Kemudahan

  • Proses Pembuatan: Lemet Jagung mudah dibuat di rumah. Cukup kukus jagung yang sudah dihaluskan, dicampur dengan sedikit bahan lainnya, lalu dibentuk dan dikukus kembali.
  • Variasi Rasa: Bisa ditambahkan bahan lain seperti keju, kelapa parut, atau pisang untuk variasi rasa, sehingga anak tidak cepat bosan.

Lemet Jagung adalah pilihan camilan yang sehat, bergizi, dan mudah dibuat. Ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk memperkenalkan tekstur dan rasa baru pada MPASI anak, sekaligus menjaga asupan nutrisi mereka.

Resep Lemet Jagung

Bahan:

  • 3 buah jagung manis, kukus dan pipil
  • 5 sdm tepung beras
  • 1/2 butir kelapa muda, parut
  • 5 sdm gula pasir
  • 125 ml santan kental
  • 1/2 sdt garam
  • Kulit jagung (klobot) secukupnya untuk membungkus

Cara Membuat Lemet Jagung

  1. Ambil tiga perempat dari jagung yang sudah dipipil, lalu masukkan ke dalam food processor. Haluskan hingga benar-benar halus.
  2. Masukkan sisa jagung dan blender hingga teksturnya kasar.
  3. Campurkan tepung beras, gula, santan, dan kelapa parut ke dalam adonan. Aduk rata hingga semua bahan tercampur.
  4. Siapkan selembar kulit jagung, letakkan adonan di atasnya, dan bungkus dengan rapat.
  5. Kukus bungkusan tersebut selama kurang lebih 45 menit.
  6. Setelah matang, angkat dan biarkan dingin sebelum dinikmati. (SRY)

Resep Nagasari; Camilan Tradisional untuk MPASI, Sehat dan Mudah

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Nagasari. Nagasari adalah camilan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan sederhana namun kaya rasa.

Selain lezat, jajanan tradisional yang berasal dari Yogyakarta ini juga merupakan salah satu pilihan makanan yang kaya nutrisi, bisa menjadi pilihan yang baik untuk makanan pendamping ASI (MPASI) bagi si kecil.

Berikut adalah ulasan tentang kelebihan dan cara membuat nagasari sebagai camilan sehat untuk anak.

Kelebihan Nagasari

Bahan Alami: Nagasari umumnya terbuat dari tepung beras, santan, dan pisang, yang semuanya adalah bahan alami dan sehat. Ini membuatnya cocok untuk MPASI, karena bebas dari bahan pengawet dan aditif.

Kaya Nutrisi: Pisang sebagai bahan utama memberikan serat, vitamin, dan mineral penting bagi pertumbuhan anak. Santan juga menambah lemak sehat yang diperlukan untuk perkembangan otak.

Tekstur Lembut: Nagasari memiliki tekstur yang lembut dan mudah dikunyah, sehingga cocok untuk anak-anak yang baru belajar makan makanan padat.

Rasa yang Disukai: Rasa manis alami dari pisang dan santan membuat nagasari menjadi camilan yang disukai anak-anak, menjadikannya pilihan menarik dalam menu MPASI.

Nagasari adalah camilan tradisional yang sehat dan mudah dibuat, menjadikannya pilihan ideal untuk MPASI. Dengan bahan-bahan alami dan rasa yang disukai anak, nagasari tidak hanya memberikan nutrisi yang dibutuhkan, tetapi juga memperkenalkan si kecil pada cita rasa khas Indonesia. Cobalah resep ini di rumah dan nikmati kebersamaan saat membuat camilan sehat untuk anak!

Resep Nagasari

Bahan:

  • 5 buah pisang kepok
  • 1 liter santan encer
  • 250 gram tepung beras
  • 2 lembar daun pandan, sobek dan ikat
  • 75 gram gula pasir
  • Sejumput garam
  • Minyak goreng secukupnya
  • Daun pisang secukupnya untuk membungkus

Cara Membuat Nagasari

  1. Kukus pisang kepok hingga matang. Setelah itu, potong pisang menjadi irisan serong sekitar 1 cm dan sisihkan.
  2. Ambil setengah dari santan, masukkan tepung beras, dan aduk hingga tepung larut.
  3. Panaskan sisa santan dalam panci, lalu tambahkan gula pasir, garam, dan daun pandan.
  4. Setelah santan mendidih, tuangkan larutan tepung beras yang sudah disiapkan, aduk hingga mengental, kemudian matikan api.
  5. Siapkan selembar daun pisang dan olesi dengan sedikit minyak.
  6. Letakkan sekitar 1 sendok makan adonan tepung beras di atas daun pisang, tambahkan sepotong pisang di tengahnya, lalu tutup dengan sedikit adonan lagi.
  7. Bungkus adonan nagasari dan kukus selama sekitar 20 menit.
  8. Setelah matang, angkat dan biarkan dingin sebelum disajikan.

Nikmati nagasari sebagai camilan sehat yang bergizi untuk si kecil! (SRY)

Debut di Film Kuasa Gelap, Freya JKT48 Ketagihan Berakting

0

Freya JKT48 telah melakukan debut aktingnya dalam film horor berjudul Kuasa Gelap, di mana ia berperan sebagai Cilla. Pelantun lagu “Rapsodi” ini mengungkapkan beberapa perbedaan yang ia rasakan antara berakting di film dan di teater JKT48.

“Pastinya filmnya beda sih karena perform-nya itu output-nya beda,” ungkap Freya di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 25 September 2024.

Menurutnya, ketika tampil di teater, ia dapat berinteraksi langsung dengan penonton, yang memberikan pengalaman emosional yang berbeda. “Di JKT48, kami perform di depan penonton langsung, jadi ada euforia yang aku rasakan di atas panggung,” jelasnya.

Sebaliknya, saat berakting dalam film, Freya harus beraksi di depan tim produksi, termasuk sutradara. Ia menjelaskan bahwa hal ini cukup menantang karena ia harus mengekspresikan perasaannya tanpa interaksi langsung dengan penonton. “Di film, aktingnya di depan kamera dan kru, jadi aku harus bisa menyalurkan perasaanku agar terasa, meskipun tidak bertemu langsung,” tambahnya.

Setelah pengalamannya di Kuasa Gelap, Freya JKT48 mengaku ketagihan berakting dan tertarik untuk mengeksplorasi berbagai genre film. “Aku sangat suka drama, film drama horor, dan mungkin juga komedi atau aksi,” ucapnya.

Namun, ia menjelaskan bahwa ia tidak dapat memilih proyek film sesukanya karena masih terikat dengan manajemen JKT48, yang membantu dalam pemilihan judul film dan pengaturan jadwal. “Karena aku masih di bawah JKT48, pasti ada pertimbangan dari manajemen karena jadwal JKT48 yang tersendiri,” jelasnya.

Film Kuasa Gelap disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan terinspirasi dari kasus nyata eksorsisme di Indonesia. Selain Freya, film ini juga dibintangi oleh Jerome Kurnia, Lukman Sardi, Astrid Tiar, Lea Ciarachel, Delia Husein, dan Erdin Werdrayana, dan telah tayang di bioskop sejak 3 Oktober 2024.

Film ini mengisahkan seorang remaja perempuan yang berusaha memisahkan ibunya dari kekasihnya dengan memanggil arwah mendiang ayahnya melalui cara terlarang, yang berujung pada pengusiran iblis melalui proses eksorsisme sesuai ajaran Katolik.

Resep Es Alpukat Kocok, Menyegarkan di Cuaca Panas

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Es Alpukat Kocok. Es Alpukat Kocok adalah minuman segar yang populer di Indonesia, terutama saat cuaca panas.

Berikut adalah beberapa ulasan mengenai Es Alpukat Kocok:

Rasa: Kombinasi alpukat yang creamy dengan susu kental manis dan cokelat menciptakan rasa yang sangat nikmat. Alpukat memberikan rasa yang kaya dan lezat, sementara susu dan cokelat menambah manis yang pas.

Tekstur: Es Alpukat Kocok memiliki tekstur yang lembut dan creamy, berkat alpukat yang dihaluskan. Saat dicampur dengan es, minuman ini menjadi sangat menyegarkan.

Nutrisi: Alpukat kaya akan lemak sehat, serat, dan berbagai vitamin. Ini membuat Es Alpukat Kocok tidak hanya enak, tetapi juga cukup bergizi.

Variasi: Beberapa orang menambahkan bahan lain seperti kacang atau biji chia untuk menambah rasa dan tekstur. Ini juga membuatnya lebih mengenyangkan.

Penyajian: Minuman ini biasanya disajikan dalam gelas besar dengan es serut, menjadikannya pilihan yang sempurna untuk dinikmati bersama teman atau keluarga.

Secara keseluruhan, Es Alpukat Kocok adalah pilihan yang sangat baik untuk menikmati segarnya alpukat dengan cara yang unik dan menggugah selera!

Resep Es Alpukat Kocok

Bahan:

  • Alpukat matang secukupnya
  • Susu kental manis cokelat atau putih, kombinasi keduanya juga boleh
  • Susu fullcream secukupnya
  • Topping sesuai selera, milo atau keju

Cara Membuat Es Alpukat Kocok

  1. Lumatkan akpukat pakai garfu. Boleh tambah gula atau sirup bila suka.
  2. Beri susu kental manis dan es batu serut (di resep ini, es batunya di chopper).
  3. Beri susu cair secukupnya.
  4. Beri topping sesuai selera.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)