Beranda blog Halaman 57

Bupati Barru Lepas dan Ikuti Jalan Sehat Hari Jadi Sulsel ke-355

0

Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., Ph.S(HC), melepas dan turut serta dalam kegiatan Jalan Sehat dalam rangka memperingati Hari Jadi Provinsi Sulawesi Selatan ke-355 yang dilaksanakan pada Ahad (13/10/2024) pagi. Kegiatan ini berlangsung serentak di seluruh kabupaten dan kota se-Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Barru.

Bupati Barru didampingi oleh Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Barru, pejabat lingkup Pemerintah Daerah Barru, para camat, kepala sekolah, ASN, serta para guru dan siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Dalam sambutannya, Bupati Suardi menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Terima kasih kepada semua peserta yang telah mengikuti kegiatan ini. Jalan sehat ini dilaksanakan serentak di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan untuk memperingati Hari Jadi Provinsi Sulsel ke-355, sekaligus memecahkan Rekor MURI dengan kategori peserta jalan sehat terbanyak di Indonesia,” ungkapnya.

Kegiatan ini, lanjut Bupati, merupakan bagian dari upaya mencetak rekor dengan jarak minimal 3,55 km di setiap kabupaten. “Meskipun jaraknya 3,55 km, rasanya seperti 35 km. Alhamdulillah kita bisa mencapai garis finish bersama-sama,” katanya dengan nada penuh semangat.

Bupati juga menekankan pentingnya kegiatan positif seperti ini untuk mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dianjurkan pemerintah. “Olahraga minimal 30 menit sehari, makan buah dan sayur, serta rutin memeriksa kesehatan adalah bagian penting dari Germas,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa perubahan gaya hidup modern, yang semakin minim gerak akibat kemajuan teknologi, seperti penggunaan remote TV dan handphone, mengharuskan masyarakat lebih aktif berolahraga. “Kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memulai gaya hidup sehat,” tambahnya.

“Kalau dulu kita bilang, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, sekarang justru sebaliknya—di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang sehat. Karena jika pikiran kita terganggu, tubuh pun ikut sakit,” jelas Bupati Suardi.

Mengakhiri sambutannya, ia kembali berterima kasih kepada para peserta dan berharap ada yang mendapatkan hadiah dari undian virtual yang diadakan pada kegiatan tersebut. “Selamat Hari Jadi Sulawesi Selatan ke-355, Sulawesi Selatan, Rumah Kita Bersama,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barru, H. Andi Adnan Asiz, S.STP., M.Si., mengungkapkan bahwa lebih dari 6.000 peserta ikut serta dalam jalan sehat ini. Rute yang ditempuh meliputi Alun-Alun Colliq Pujie, Jalan A.P. Pettarani, Jalan Jend. Ahmad Yani, Tugu Payung, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Andi Iskandar Unru, Jalan H.M. Sewang, dan kembali ke Alun-Alun Colliq Pujie dengan jarak total 3,55 km.

Dalam video virtual, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel menyebutkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 535.500 peserta dari seluruh kabupaten/kota, yang berhasil memecahkan Rekor MURI untuk kategori peserta jalan sehat terbanyak di Indonesia.

Dapatkan Rumah di Surga dengan 3 Amalan

0

Surga adalah tempat yang dijanjikan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa. Surga, adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan. Di surga, manusia akan mendapatkan segala kebahagiaan yang diinginkannya. Salah satu kenikmatan yang didapatkan di surga, adalah rumah yang indah.

Rumah di surga, tidak seperti rumah di dunia. Rumah di surga, terbuat dari emas dan permata. Rumah di surga juga sangat luas dan indah, yang disediakan bagi orang yang melakukan amal kebaikan.

Allah SWT telah menjanjikan kepada hamba-hambaNya yang beriman dan bertakwa bahwa mereka akan mendapatkan rumah di surga.

Terdapat banyak sekali amalan yang akan dibalas Allah SWT, dengan mendapatkan tempat tinggal di surga, bagi orang yang melaksanakannya antara lain :

Pertama, membangun masjid di dunia. Dalam sebuah hadist, Rasulullah menyebutkan bahwa membangun masjid adalah amal ibadah yang sangat mulia dan agung.

Allah Taala akan membalas kebaikan tersebut, debgan pahala yang besar. Yaitu, membangunkan rumah di surga bagi orang yang membangun masjid.

Di dalam suatu riwayat, dari Jabir bin Abdillah r.a. Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang membangun mesjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan rumah, seperti itu pula di surga”. (HR Ibnu Majah).

Hadist tersebut menunjukkan bahwa membangun masjid merupakan amal soleh yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan Allah SWT menjanjikan bagi orang yang membangun masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung pipit, akan mendapatkan sebuah rumah di surga.

Pada sisi lain, dari hadist shahih yang bersumber dari riwayat Imam Bukhari dan Muslim, menyebutkan bahwa, membangun masjid termasuk amal jariyah yang pahalanya akan mengalir, hingga nanti ketika kita sudah di liang kubur.

Jika kita membangun masjid, adalah perbuatan yang sangat mulia, dan dianjurkan oleh Islam. Membangun masjid, salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dan juga merupakan amal jariyah yang terus mengalir pahalanya, hingga hari kiamat.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda, “Siapa yang membangun masjid karena Allah SWT, maka Allah akan mebangunkan baginya semisal itu di surga”. (HR Bukhari dan Muslim).

Ibnu Hajar menjelaskan, membangun masjid yang akan dibalas dengan rumah di surga, maksudnya, tidak akan membangun fisik bangunan saja. Tetapi juga termasuk membangun masjid adalah memakmurkan masjid tersebut.

Memakmurkan masjid, artinya menghidupkan masjid dengan berbagai kegiatan ibadah dan keagamaan. Sehingga masjid menjadi pusat kegiatan umat Islam di lingkungannya.

Ibnu Hajar berkata, “Bisa jadi yang dimaksud mesjid adalah, tempat tempat sujud. Dan mungkin yang dimaksud adalah tempat yang dijadikan mendirikan salat.

Dan pada pendapat kedua, mungkin yang dimaksud dengan memakmurkan bangunannya, dan mungkin juga yang dimaksud adalah menetap di dalamnya untuk berdzikir mengingat Allah SWT.

Kedua, orang beriman akan mendapatkan bangunan rumah di surga dari Allah. Salah satu kenikmatan yang didapatkan oleh orang orang beriman di surga, adalah sebuah rumah yang dibangun oleh Allah SWT.

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh manusia di dunia.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Aku adalah pemimpin dan pelindung bagi siapa saja yang beriman kepadaku, berserah diri kepadaku, dan berhijrah.

Aku akan memberinnya rumah di pinggir surga dan rumah di tengah surga. Aku juga adalah pemimpin bagi siapa saja yang beriman kepadaku, berserah diri kepadaku dan berjihat di jalan Allah SWT.

Aku akan memberinya rumah di pinggir surga, rumah di tengah surga, dan rumah di kamar tertinggi surga. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka dia telah memenuhi segala tuntutan kebaikan dan tidak ada tempat untuk kejahatan baginya.Dia akan mati dimanapun Allah kehendaki untuk meninggal dunia”. (HR Nasai)

Orang yang Beriman

Sementara dalam QS An -Nisa : 122, Allah menjanjikan surga akan diberikan kepada orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh.

Orang orang yang beriman adalah, orang orang yang meyakini keberadaan Allah SWT, para MalaikatNya, kitab kitabNya, para RasulNya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk. Sedangkan amal soleh adalah segala perbuatan yang diridhoi Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Allah berfirman, “orang yang beriman dan beramal soleh.akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Mereka kekal di dalamnya, selama lamanya”. Janji Allah SWT, itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya? (QS An – Nisa :122).

Menurut Abu Muhammad.Al Baghawi, kelak orang yang beriman dan beramal soleh akan disediakan rumah dan tempat tinggal di surga. Bangunan rumah dan tempat tinggal itu, kekal selama lamanya baginya.

Aspek Penting

Ketiga, memiliki akhlak mulia. Sejatinya, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, merupakan landasan utama bagi seorang muslim. Namun untuk meraih kemuliaan di sisi Allah SWT dan mendapatkan ganjaran surga, ada satu aspek penting yang tidak boleh dilalaikan. Yaitu, berakhlak mulia. Salah satu keutamaan berakhlak mulia adalah mendapatkan ganjaran berupa rumah di surga.

Hal tersebut, disebutkan dalam sebuah hadist Abu Dawud, Rasulullah bersabda, “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir surga, bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia bercanda. Aku menjamin sebuah rumah di surga yang tinggi, bagi orang yang bagus akhlaknya”.

Hadist tersebut menegaskan bahwa, akhlak.mulia merupakan salah satu amal soleh yang sangat bernilai di sisi Allah SWT. Bahkan, pahala yang diberikan, berupa bangunan rumah yang indah dan megah di surga. Tempat yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan abadi. (Kultum/ana)

Sejarah Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Reog Ponorogo , Makna Tari Reog Ponorogo, gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Reog Ponorogo adalah salah satu tarian tradisional yang paling terkenal dari Jawa Timur, terutama dari daerah Ponorogo. Tarian ini menggabungkan seni tari, musik, dan drama dengan sentuhan mistis yang kuat. Tari Reog Ponorogo sering kali ditampilkan dalam berbagai acara, baik sebagai hiburan maupun sebagai bagian dari upacara adat. Kesenian ini dikenal dengan penampilan yang megah, kostum besar, dan unsur magis yang terkandung di dalamnya.

1. Sejarah Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo memiliki sejarah yang sangat tua dan berhubungan erat dengan legenda serta mitos dari masyarakat Ponorogo. Salah satu cerita yang sering dikaitkan dengan asal usul tari Reog adalah legenda tentang Raja Kelana Sewandana, yang sedang mencari putri cantik bernama Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Untuk mempersunting sang putri, Raja Kelana harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk melawan Singo Barong, raja yang berwujud singa besar.

Selain legenda tersebut, Tari Reog juga dipercaya memiliki hubungan dengan ritual-ritual keagamaan pada masa kerajaan di Jawa, terutama yang berkaitan dengan kekuatan spiritual dan magis.

2. Makna Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo mengandung makna simbolis yang mendalam, terutama tentang keberanian, kekuatan, dan perjuangan. Dalam cerita rakyat yang menjadi dasar tarian ini, tokoh-tokoh seperti Raja Kelana Sewandana, Singo Barong, dan para prajuritnya melambangkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan.

Reog juga dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan. Pada masa penjajahan, Reog sering dipentaskan sebagai bentuk kritik sosial terhadap penguasa yang dianggap menindas rakyat. Selain itu, Tari Reog juga memiliki unsur-unsur spiritual yang kuat, dengan beberapa penari yang dapat memasuki kondisi trance atau kesurupan selama pertunjukan.

3. Gerakan Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo terdiri dari beberapa bagian utama yang mencakup gerakan yang dinamis dan dramatis. Setiap karakter dalam tarian ini memiliki gerakan khas yang mencerminkan peran mereka dalam cerita:

  • Gerakan Singo Barong: Penari yang memerankan Singo Barong membawa topeng singa besar dengan mahkota yang dihiasi bulu-bulu merak. Gerakannya menyerupai gerakan singa yang berwibawa dan gagah.
  • Gerakan Raja Kelana Sewandana: Gerakan Raja Kelana menonjolkan kegagahan dan kewibawaan sebagai seorang raja yang kuat dan berani. Penari bergerak dengan tenang namun tegas, menampilkan kepribadian seorang pemimpin.
  • Gerakan Prajurit (Jathilan): Gerakan prajurit dilakukan oleh penari yang menunggang kuda-kudaan (mirip dengan kuda lumping) dan melambangkan prajurit yang setia dan gagah berani.

Selain itu, gerakan tari Reog sering kali berisi atraksi kekuatan fisik, seperti penari yang menari sambil membawa topeng besar dan berat yang dikenakan oleh penari Singo Barong.

4. Properti dalam Tari Reog Ponorogo

Properti yang digunakan dalam Tari Reog Ponorogo sangat ikonik dan khas, terutama:

  • Topeng Singo Barong: Properti utama yang sangat besar dan berat, menggambarkan wajah seekor singa yang dihiasi dengan bulu-bulu merak di bagian atasnya. Topeng ini bisa mencapai berat hingga 50 kg dan diangkat oleh penari hanya dengan menggunakan kekuatan gigi.
  • Kuda Kepang: Digunakan oleh penari Jathilan yang berperan sebagai prajurit berkuda.
  • Topeng Raja Kelana: Topeng ini menggambarkan wajah Raja Kelana Sewandana, yang biasanya dihiasi dengan kumis panjang dan mahkota raja.

5. Busana dalam Tari Reog Ponorogo

Busana dalam Tari Reog Ponorogo sangat mencolok dan penuh warna, mencerminkan kekayaan budaya Jawa Timur. Beberapa busana utama dalam tarian ini meliputi:

  • Busana Singo Barong: Penari Singo Barong memakai kostum yang menyerupai singa, lengkap dengan topeng besar dan bulu-bulu merak yang menghiasi bagian atasnya.
  • Busana Raja Kelana Sewandana: Kostum Raja Kelana biasanya berwarna mencolok dengan aksesori kerajaan seperti mahkota, jubah, dan perisai.
  • Busana Jathilan: Penari Jathilan mengenakan busana prajurit yang lebih sederhana, sering kali dengan kain batik dan hiasan kepala.

6. Musik Pengiring Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo diiringi oleh musik tradisional yang dimainkan oleh gamelan, dengan kombinasi alat musik seperti:

  • Gong: Alat musik ini digunakan untuk menandai bagian-bagian penting dari tarian.
  • Kendang: Alat musik perkusi ini digunakan untuk mengatur tempo dan ritme tarian.
  • Saron dan Bonang: Alat musik ini memainkan melodi utama dalam musik pengiring.

Selain gamelan, pementasan Tari Reog Ponorogo juga biasanya disertai oleh nyanyian atau tembang tradisional yang dinyanyikan oleh sinden, menambah suasana dramatis dalam pertunjukan.

7. Pementasan Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo sering kali dipentaskan dalam acara-acara besar seperti festival, perayaan adat, atau upacara keagamaan. Pertunjukan ini biasanya berlangsung di lapangan terbuka dan melibatkan banyak penari serta pemain gamelan. Dalam pertunjukan yang lebih mistis, penari Reog dapat memasuki kondisi trance, di mana mereka menunjukkan kemampuan supranatural, seperti mengangkat topeng Singo Barong yang sangat berat dengan menggunakan gigi.

Pertunjukan Reog Ponorogo juga dapat menjadi tontonan yang sangat atraktif dan menghibur, dengan kombinasi antara gerakan tari, drama, musik, dan atraksi kekuatan fisik.

Mengenal Tari Jaran Kepang dari Provinsi Jawa Timur

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Jaran Kepang , Makna Tari Jaran Kepang, gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Jaran Kepang adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Tarian ini juga dikenal dengan sebutan Tari Jathilan atau Tari Kuda Lumping di berbagai daerah di Jawa. Tarian ini menampilkan penari yang menunggangi kuda kepang (kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan) dan sering kali diiringi oleh musik gamelan. Tari Jaran Kepang berhubungan erat dengan unsur mistis dan budaya tradisional Jawa, sehingga sering kali diiringi oleh ritual-ritual tertentu.

1. Sejarah Tari Jaran Kepang

Tari Jaran Kepang memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan unsur budaya Jawa. Awalnya, tarian ini merupakan bagian dari ritual keagamaan dan upacara adat yang bertujuan untuk meminta keselamatan, kesuburan, atau keberkahan. Dalam perkembangan sejarahnya, Tari Jaran Kepang juga menjadi hiburan rakyat yang dipentaskan pada acara-acara penting seperti pesta rakyat, perayaan panen, atau acara pernikahan.

Tarian ini dipercaya berakar dari tradisi prajurit yang sedang berlatih perang dan menunggang kuda untuk bertempur melawan musuh. Oleh karena itu, beberapa gerakan dalam Tari Jaran Kepang menyerupai gerakan prajurit berkuda yang sedang beraksi di medan perang.

2. Makna Tari Jaran Kepang

Tari Jaran Kepang mengandung berbagai makna simbolis yang terkait dengan kehidupan, keberanian, dan semangat juang. Kuda kepang, yang merupakan simbol dari kuda perang, melambangkan kekuatan, ketangguhan, dan keberanian. Penari yang memerankan prajurit di atas kuda tiruan ini sering kali dianggap sebagai representasi dari ksatria yang gagah berani dalam melindungi tanah air.

Selain itu, beberapa versi dari tarian ini juga memiliki unsur spiritual, di mana penari dapat memasuki kondisi trance atau kesurupan. Hal ini diyakini sebagai bentuk komunikasi dengan dunia spiritual atau arwah leluhur, dan sering kali dianggap sebagai cara untuk mendapatkan perlindungan atau kekuatan magis.

3. Gerakan Tari Jaran Kepang

Gerakan dalam Tari Jaran Kepang cukup dinamis dan menggambarkan aksi prajurit yang sedang berkuda. Beberapa gerakan utama dalam tarian ini meliputi:

  • Gerakan Berkuda: Penari menggunakan kuda kepang dan bergerak seolah-olah mereka sedang menunggang kuda dengan lincah. Gerakan ini sering kali menggambarkan prajurit yang sedang bersiap untuk bertempur.
  • Gerakan Berperang: Penari dapat melakukan gerakan berperang, seperti menebas atau menusuk, yang melambangkan keberanian dan kekuatan prajurit.
  • Gerakan Atraktif: Beberapa pertunjukan Tari Jaran Kepang melibatkan gerakan-gerakan atraktif seperti melompat atau berputar untuk menambah daya tarik visual.

Pada beberapa pertunjukan, penari juga bisa memasuki kondisi trance, di mana mereka menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, seperti menari dengan mata tertutup, makan benda tajam, atau berjalan di atas bara api, menambah unsur mistis dalam tarian ini.

4. Properti dalam Tari Jaran Kepang

Properti utama dalam Tari Jaran Kepang adalah kuda kepang itu sendiri, yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan. Kuda kepang ini dihias dengan berbagai motif dan warna yang cerah, serta kadang-kadang dilengkapi dengan aksesoris seperti bulu-bulu atau pita.

Selain kuda kepang, penari kadang juga menggunakan senjata tiruan seperti pedang atau tombak, yang melambangkan peralatan perang para prajurit.

5. Busana dalam Tari Jaran Kepang

Busana yang dikenakan penari dalam Tari Jaran Kepang cenderung sederhana, tetapi tetap mencerminkan unsur keperwiraan prajurit. Penari biasanya memakai ikat kepala (blangkon) atau ikat kain, serta kostum yang terdiri dari kain batik atau celana tradisional yang dilengkapi dengan ikat pinggang. Warna-warna yang digunakan biasanya cerah dan mencolok, seperti merah, hijau, kuning, atau biru, yang melambangkan semangat dan keberanian.

Beberapa penari juga menggunakan aksesoris tambahan seperti gelang, kalung, atau sabuk, untuk menambah kesan keindahan visual.

6. Musik Pengiring Tari Jaran Kepang

Tari Jaran Kepang diiringi oleh musik gamelan yang terdiri dari berbagai alat musik tradisional Jawa, seperti:

  • Saron dan Bonang: Instrumen gamelan ini memainkan melodi utama dalam musik pengiring.
  • Kendang: Kendang mengatur tempo dan ritme dari tarian.
  • Gong dan Kenong: Alat musik ini digunakan untuk menandai bagian-bagian penting dari tarian dan memberikan suasana yang dramatis.

Selain alat musik gamelan, sering kali tarian ini juga diiringi oleh nyanyian atau tembang yang dinyanyikan oleh sinden, yang menambah suasana mistis dan spiritual dalam tarian.

7. Pementasan Tari Jaran Kepang

Tari Jaran Kepang biasanya dipentaskan dalam upacara adat, festival rakyat, atau perayaan tradisional lainnya. Pertunjukan ini sering kali berlangsung di lapangan terbuka dan melibatkan banyak penari. Dalam beberapa kesempatan, tarian ini juga dilakukan sebagai bagian dari ritual keagamaan atau penyembuhan, terutama ketika penari memasuki kondisi trance.

Pementasan Tari Jaran Kepang juga dapat disaksikan sebagai bagian dari pertunjukan kuda lumping, di mana penari menunjukkan kemampuan mereka dalam keadaan kesurupan atau trance, melakukan aksi-aksi ekstrem yang melibatkan kekuatan spiritual.

Sejarah Tari Wayang Wong (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Wayang Wong , Makna Tari Wayang Wong, gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Wayang Wong adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tarian ini merupakan bentuk dramatari yang menampilkan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta sering dianggap sebagai salah satu perwujudan seni klasik Jawa. Nama “Wayang Wong” berasal dari kata “wayang” yang berarti bayangan atau pertunjukan wayang, dan “wong” yang berarti manusia. Jadi, Tari Wayang Wong adalah bentuk seni pertunjukan di mana cerita-cerita wayang dimainkan oleh manusia, bukan boneka.

1. Sejarah Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong pertama kali dikembangkan di lingkungan istana Keraton Mataram pada abad ke-18. Pada masa itu, seni tari dan pertunjukan wayang menjadi bagian penting dari kehidupan istana sebagai sarana hiburan dan juga media pendidikan moral. Tari ini juga dipandang sebagai simbol kebesaran kerajaan dan sering dipertunjukkan pada acara-acara resmi kerajaan.

Di luar keraton, Tari Wayang Wong juga berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sering dimainkan dalam berbagai perayaan adat. Karena itu, meski awalnya bersifat eksklusif untuk kalangan istana, tarian ini kemudian diterima luas oleh masyarakat umum dan menjadi bagian penting dari warisan seni budaya Jawa.

2. Makna Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong menyampaikan nilai-nilai moral dan filosofi hidup melalui kisah-kisah epik Ramayana dan Mahabharata. Cerita yang dipentaskan sering kali mengajarkan tentang perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, kesetiaan, keberanian, serta cinta dan pengorbanan. Dalam tarian ini, tokoh-tokoh seperti Rama, Sinta, Hanoman, Pandawa, dan Kurawa dipentaskan dengan gerakan tari yang penuh simbolisme.

Tarian ini juga menggambarkan harmoni dalam kehidupan dan alam semesta, di mana setiap gerakan, kostum, dan dialog memiliki makna mendalam terkait keseimbangan antara manusia dan alam, serta antara dunia fisik dan spiritual.

3. Gerakan Tari Wayang Wong

Gerakan Tari Wayang Wong sangat kaya dan penuh simbolisme. Setiap gerakan dalam tarian ini mencerminkan karakter dari tokoh yang diperankan, baik tokoh ksatria, raksasa, maupun dewa. Gerakan dalam tari ini dibagi ke dalam beberapa kategori utama, antara lain:

  • Gerakan Ksatria (Alus): Gerakan ini diperagakan oleh tokoh-tokoh protagonis seperti Rama atau Arjuna. Gerakan ksatria bersifat halus, elegan, penuh dengan ketenangan, dan menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang luhur.
  • Gerakan Raksasa (Gagah): Gerakan ini diperagakan oleh tokoh antagonis seperti Rahwana atau Kurawa. Gerakan raksasa cenderung tegas, kuat, dan gagah, menggambarkan kekuatan dan kemarahan.
  • Gerakan Kera: Karakter kera seperti Hanoman memiliki gerakan yang lincah dan energik. Mereka sering kali berlari, melompat, atau melakukan gerakan akrobatik untuk menunjukkan sifat mereka yang penuh semangat dan setia.
  • Gerakan Perempuan (Sinta dan Dewi): Gerakan perempuan dalam Wayang Wong sangat halus dan lemah lembut, melambangkan kesopanan, ketenangan, dan keindahan.

Setiap gerakan tangan, kaki, dan tubuh dalam Tari Wayang Wong memiliki makna simbolis, sehingga tarian ini bukan hanya soal keindahan gerakan, tetapi juga penyampaian nilai-nilai mendalam.

4. Properti dalam Tari Wayang Wong

Beberapa properti penting yang digunakan dalam Tari Wayang Wong mencakup:

  • Keris: Tokoh ksatria sering kali membawa keris sebagai simbol keberanian dan kekuatan.
  • Busur dan Panah: Ini adalah properti utama untuk tokoh Rama atau Arjuna, yang terkenal dengan keahliannya dalam memanah.
  • Tombak atau Gada: Tokoh raksasa atau prajurit biasanya membawa tombak atau gada sebagai senjata perang.
  • Topeng: Kadang-kadang, penari yang memainkan karakter raksasa atau kera menggunakan topeng untuk mempertegas karakter mereka.

Properti-properti ini digunakan untuk menambah daya dramatik dalam penampilan Wayang Wong serta memperkuat karakter tokoh yang dimainkan.

5. Busana Tari Wayang Wong

Busana dalam Tari Wayang Wong sangat mewah dan penuh detail, mencerminkan status para tokoh dalam cerita. Beberapa elemen utama busana ini antara lain:

  • Kostum Ksatria: Ksatria seperti Rama, Arjuna, atau Yudhistira mengenakan pakaian yang dihiasi ornamen emas dan perak, dilengkapi dengan ikat kepala atau mahkota, kain batik, serta aksesoris seperti kalung dan gelang.
  • Kostum Raksasa: Tokoh raksasa mengenakan kostum yang lebih besar dan tegas, biasanya didominasi warna-warna gelap seperti merah, hitam, atau biru. Kostum ini juga sering dihiasi dengan ornamen besar dan senjata.
  • Kostum Kera: Tokoh kera seperti Hanoman memakai busana yang ringan dan sederhana, dilengkapi dengan ekor dan kadang-kadang topeng kera.
  • Kostum Wanita: Tokoh wanita seperti Sinta atau Dewi Srikandi mengenakan kebaya atau pakaian tradisional Jawa dengan selendang, serta aksesoris rambut seperti sanggul atau hiasan bunga.

Busana dalam Tari Wayang Wong merupakan salah satu aspek yang membuat tarian ini terlihat sangat megah dan artistik.

6. Musik Pengiring Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong diiringi oleh gamelan Jawa, yang terdiri dari alat-alat musik seperti:

  • Saron dan Bonang: Alat ini memainkan melodi utama dalam musik pengiring.
  • Kendang: Kendang mengatur ritme dan tempo tarian, terutama ketika ada perubahan gerakan atau peralihan adegan.
  • Gong: Gong menandai akhir atau awal adegan dalam cerita.
  • Gender: Instrumen ini menambahkan lapisan melodi yang kompleks pada gamelan.

Musik gamelan dalam Tari Wayang Wong sangat mendukung atmosfer dramatik, sekaligus membantu penari dalam mengatur ritme dan alur gerakan.

7. Pementasan Tari Wayang Wong

Pertunjukan Tari Wayang Wong umumnya dilakukan di panggung terbuka atau di tempat khusus seperti Pendopo. Penampilan biasanya berlangsung selama beberapa jam, dengan beberapa babak yang menceritakan bagian-bagian penting dari epos yang dimainkan. Dalam beberapa kesempatan, tarian ini dipentaskan di keraton atau pada acara-acara adat penting, seperti upacara Grebeg di Yogyakarta dan Surakarta.

Tari Ronggeng, Tarian Tradisional Dari Jawa Barat

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Ronggeng , Makna Tari Ronggeng,  gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Ronggeng merupakan salah satu tarian tradisional dari Jawa Barat yang memiliki sejarah panjang dan kuat dalam budaya masyarakat Sunda. Tarian ini sering diasosiasikan dengan hiburan rakyat, serta diiringi dengan musik gamelan dan lagu-lagu khas Sunda. Tari Ronggeng juga dikenal sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang melibatkan interaksi antara penari dan penonton.

1. Sejarah Tari Ronggeng

Tari Ronggeng diperkirakan telah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Nusantara dan berkembang di masyarakat Sunda di Jawa Barat. Dalam sejarahnya, tarian ini digunakan sebagai hiburan di berbagai upacara adat, pesta pernikahan, hingga perayaan panen. Dahulu, para penari ronggeng juga sering diundang ke istana untuk menghibur para bangsawan dan tamu kehormatan.

Ronggeng dalam konteks tradisional sering dikaitkan dengan penari perempuan yang dikenal sebagai “ronggeng” yang menari untuk menghibur masyarakat. Meskipun pada masa lalu tarian ini pernah diasosiasikan dengan unsur erotisme, seiring berjalannya waktu, Tari Ronggeng kini lebih dihargai sebagai salah satu warisan seni budaya yang kaya dan penuh nilai.

2. Makna Tari Ronggeng

Makna Tari Ronggeng berkaitan dengan ekspresi kegembiraan, kecantikan, dan keramahtamahan. Dalam berbagai upacara, Tari Ronggeng biasanya menjadi simbol dari kemeriahan dan perayaan. Gerakan tarian yang dinamis dan menghibur mencerminkan keceriaan serta kelincahan para penari dalam berinteraksi dengan penonton.

Tari Ronggeng juga sering dihubungkan dengan simbol kesuburan dan keberuntungan dalam kehidupan masyarakat agraris. Pada saat pesta panen atau pernikahan, tarian ini menjadi tanda syukur kepada Tuhan dan doa agar mendapatkan berkah.

3. Gerakan Tari Ronggeng

Gerakan dalam Tari Ronggeng ditandai dengan kombinasi gerakan yang anggun dan penuh semangat. Beberapa gerakan khas yang sering ditemukan dalam tarian ini adalah:

  • Gerakan Berputar: Penari sering melakukan gerakan berputar dengan tubuh lentur, menunjukkan keluwesan mereka dalam menari.
  • Gerakan Memutar Selendang: Penari menggunakan selendang yang dipegang dengan kedua tangan dan digerakkan dengan anggun sebagai bagian dari tarian.
  • Gerakan Mengajak Berinteraksi: Dalam beberapa penampilan, penari juga mengajak penonton untuk ikut serta menari, menciptakan suasana interaktif yang ceria.
  • Gerakan Kaki Dinamis: Kaki para penari melakukan langkah-langkah kecil yang dinamis dan mengikuti irama musik, menambah ritme tarian yang meriah.

Gerakan Tari Ronggeng secara umum bersifat lincah, menggambarkan semangat dan kebahagiaan yang melingkupi suasana pertunjukan.

4. Properti dalam Tari Ronggeng

Properti yang digunakan dalam Tari Ronggeng umumnya cukup sederhana, dengan fokus pada penggunaan selendang sebagai elemen utama. Selendang ini menjadi aksesoris yang tidak hanya memperindah tarian tetapi juga digunakan secara aktif dalam gerakan tarian.

Penari Ronggeng juga biasanya membawa kipas atau alat musik kecil sebagai tambahan dalam pertunjukan. Properti-properti ini digunakan untuk memperkaya gerakan dan menambah elemen visual yang menarik dalam tarian.

5. Busana Tari Ronggeng

Busana yang dikenakan oleh penari ronggeng sangat mencerminkan keanggunan dan keindahan wanita Sunda. Busana tradisional yang dikenakan biasanya berupa kebaya yang dipadukan dengan kain batik dan aksesoris tambahan seperti:

  • Kebaya Berwarna Cerah: Penari memakai kebaya dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, atau kuning, yang mencerminkan keceriaan.
  • Kain Batik: Penari menggunakan kain batik sebagai bawahan, yang memberikan nuansa tradisional pada penampilan mereka.
  • Selendang: Selendang yang menjadi properti tarian juga berfungsi sebagai bagian dari busana yang mempercantik penari.
  • Aksesoris Rambut: Penari sering memakai hiasan kepala, seperti bunga atau mahkota kecil, untuk menambah keanggunan.

Busana Tari Ronggeng mencerminkan budaya Sunda yang kaya akan seni dan estetika tradisional.

6. Musik Pengiring Tari Ronggeng

Tari Ronggeng diiringi oleh gamelan Sunda, yang terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti:

  • Kendang: Kendang mengatur irama tarian dan memberikan tempo yang dinamis.
  • Saron dan Bonang: Instrumen ini memberikan melodi yang khas dan harmonis.
  • Gong: Gong digunakan untuk menandai perubahan dalam ritme dan suasana tarian.
  • Seruling: Alunan seruling menambah suasana syahdu dalam pertunjukan.

Musik pengiring Tari Ronggeng biasanya bersifat cepat dan enerjik, mengikuti gerakan tarian yang dinamis. Penari sering kali menyesuaikan gerakannya dengan irama kendang, yang menjadi komponen penting dalam pengaturan ritme.

7. Ronggeng dan Tradisi Interaksi dengan Penonton

Salah satu ciri khas dari Tari Ronggeng adalah adanya interaksi langsung antara penari dan penonton. Pada beberapa kesempatan, penonton dapat ikut menari bersama penari ronggeng dengan memberikan “sawer” (uang) kepada penari sebagai bentuk apresiasi.

Tradisi ini memperkuat keterlibatan penonton dalam pertunjukan dan menciptakan suasana yang sangat meriah. Interaksi semacam ini mencerminkan bagaimana Tari Ronggeng menjadi bentuk hiburan yang inklusif dan mengundang partisipasi dari semua orang yang hadir.

Mengenal Tarian Tradisional Kuda Lumping dari Jawa Tengah

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Kuda Lumping , Makna Tari Kuda Lumping dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Kuda Lumping, atau sering disebut juga Jaran Kepang, adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Tarian ini dikenal karena penggunaan properti berupa kuda buatan dari anyaman bambu yang disebut kuda lumping atau jaran kepang, serta unsur mistis yang kadang melibatkan atraksi kesurupan. Tari Kuda Lumping adalah bentuk seni pertunjukan yang sarat akan makna spiritual dan kepercayaan tradisional masyarakat Jawa.

1. Sejarah Tari Kuda Lumping

Tari Kuda Lumping sudah ada sejak zaman dahulu dan dipercaya merupakan warisan dari budaya prajurit Jawa yang menggambarkan semangat kepahlawanan para prajurit berkuda. Ada berbagai versi mengenai asal-usulnya, namun sebagian besar menyebut bahwa tarian ini terkait dengan pertempuran prajurit Majapahit saat melawan penjajah, atau menggambarkan latihan perang prajurit yang menggunakan kuda sebagai kendaraan perang.

Di masa lalu, tarian ini juga sering dihubungkan dengan ritual magis dan kepercayaan animisme-dinamisme, di mana penarinya bisa mengalami kesurupan atau berada dalam kondisi trans spiritual.

2. Makna Tari Kuda Lumping

Makna Tari Kuda Lumping sangat erat kaitannya dengan keberanian, semangat, dan perjuangan. Tari ini melambangkan semangat pantang menyerah dari para prajurit yang berperang untuk mempertahankan tanah air. Properti berupa kuda-kudaan mencerminkan kendaraan yang digunakan para prajurit dalam pertempuran.

Selain itu, tarian ini juga sering dianggap sebagai simbol dari interaksi antara dunia manusia dengan kekuatan-kekuatan gaib atau spiritual. Atraksi-atraksi yang menunjukkan kesurupan dan kekebalan fisik, seperti makan beling atau berjalan di atas bara api, sering dianggap sebagai bukti kekuatan magis yang turun ke dalam tubuh para penari saat pertunjukan.

3. Gerakan Tari Kuda Lumping

Gerakan dalam Tari Kuda Lumping sangat energik dan penuh semangat. Beberapa ciri khas gerakannya meliputi:

  • Gerakan Menunggang Kuda: Penari memegang kuda lumping (kuda buatan dari anyaman bambu) dan bergerak seolah-olah sedang menunggang kuda. Gerakan ini mencerminkan pergerakan prajurit yang gagah berani di medan perang.
  • Gerakan Lompat dan Berputar: Penari sering kali melakukan gerakan melompat dan berputar yang dinamis, menggambarkan keceriaan dan semangat prajurit.
  • Gerakan Kesurupan: Dalam beberapa versi pertunjukan, penari yang mengalami kesurupan akan menampilkan gerakan-gerakan liar di luar kendali, seperti makan pecahan kaca atau menunjukkan kekebalan terhadap benda tajam.
  • Gerakan Pukulan dan Tarian Perang: Kadang-kadang, penari juga menirukan gerakan bertarung antara prajurit yang menggunakan senjata atau benda tajam, menciptakan suasana pertempuran yang dramatis.

4. Properti dalam Tari Kuda Lumping

Properti utama dalam Tari Kuda Lumping adalah kuda-kudaan atau kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu dan dihias sedemikian rupa untuk menyerupai kuda. Properti ini biasanya berwarna-warni dengan hiasan kain dan benang, memberikan kesan meriah dan ceria pada tarian.

Selain kuda lumping, dalam beberapa pertunjukan, penari yang mengalami kesurupan sering kali menggunakan properti lain, seperti:

  • Pecut (Cemeti): Digunakan untuk menambah dramatisasi tarian, cemeti ini sering kali dipukulkan ke lantai atau digunakan untuk mencambuk udara.
  • Keris atau Benda Tajam: Digunakan oleh penari yang kesurupan untuk menunjukkan kekebalan mereka terhadap benda tajam.
  • Obor: Beberapa pertunjukan menampilkan penari yang berjalan di atas bara api atau melakukan atraksi berbahaya lainnya.

5. Busana Tari Kuda Lumping

Busana dalam Tari Kuda Lumping sangat sederhana dan biasanya mencerminkan pakaian prajurit atau penari rakyat. Penari mengenakan kostum yang terdiri dari:

  • Celana Panjang dan Kain Batik: Penari laki-laki biasanya memakai celana panjang yang dililit dengan kain batik di pinggang.
  • Ikat Kepala atau Blangkon: Blangkon atau ikat kepala tradisional Jawa sering dikenakan oleh penari laki-laki.
  • Aksesoris Prajurit: Beberapa penari mungkin mengenakan atribut prajurit seperti rompi atau perisai, untuk menambah kesan gagah dan berani.
  • Kostum Warna-Warni: Warna-warna cerah sering kali digunakan untuk menciptakan suasana meriah dalam pertunjukan.

Busana yang dikenakan biasanya disesuaikan dengan tema pertunjukan, dengan unsur keperkasaan prajurit tetap menjadi sorotan utama.

6. Musik Pengiring

Musik pengiring dalam Tari Kuda Lumping biasanya berupa gamelan Jawa yang terdiri dari:

  • Kendang: Berfungsi untuk mengatur ritme dan irama tarian.
  • Bonang, Saron, dan Gong: Alat musik ini menciptakan melodi yang dinamis dan kadang mendayu, menyesuaikan dengan gerakan para penari.
  • Seruling atau Rebab: Beberapa pertunjukan juga menggunakan seruling atau rebab untuk menambah suasana mistis dan magis dalam tarian.

Irama musik dalam Tari Kuda Lumping biasanya cepat dan penuh semangat, mengikuti gerakan penari yang enerjik dan dinamis. Saat penari memasuki fase kesurupan, musik akan berubah menjadi lebih intens dan cepat.

7. Atraksi Mistis

Salah satu hal yang membedakan Tari Kuda Lumping dari tarian lainnya adalah unsur mistis yang sering kali dihadirkan dalam pertunjukan. Dalam beberapa versi, penari dapat mengalami kesurupan atau trance, di mana mereka melakukan tindakan-tindakan di luar kebiasaan, seperti:

  • Makan Pecahan Kaca atau Beling: Beberapa penari yang kesurupan akan memakan pecahan kaca tanpa terluka.
  • Berjalan di Atas Bara Api: Dalam beberapa pertunjukan, penari juga akan berjalan di atas bara api atau menginjak-injak arang panas.
  • Kekuatan Supranatural: Penari sering kali menunjukkan kekuatan supranatural, seperti kebal terhadap benda tajam atau tidak merasa sakit meski melakukan tindakan berbahaya.

Atraksi-atraksi mistis ini membuat Tari Kuda Lumping memiliki daya tarik tersendiri dan sering dikaitkan dengan ritual kepercayaan masyarakat Jawa terhadap kekuatan supranatural.

Ketahui Penyebab Usus Jadi Kotor dan Cara Membersihkannya

0

Usus yang kotor tidak dapat menyerap nutrisi dengan optimal, termasuk nutrisi yang berperan dalam melancarkan peredaran darah. Akibatnya, aliran darah menjadi terganggu, yang dapat melemahkan fungsi jantung, khususnya dalam proses pemompaan darah. Ini dapat menyebabkan penurunan kinerja jantung.

Obesitas

Obesitas sering disebabkan oleh kebiasaan makan yang berlebihan. Konsumsi makanan berlemak, junk food, dan rendah serat dapat meninggalkan sisa-sisa di dinding usus. Makanan tidak sehat ini kemudian akan terakumulasi dalam bentuk lemak, yang menyebabkan peningkatan berat badan secara drastis.

Sembelit Kronis

Usus yang kotor dapat mengurangi kemampuannya untuk menyerap nutrisi serta mengganggu proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Hal ini menyebabkan kotoran menumpuk di dalam usus dan sulit dikeluarkan, terkadang sampai berhari-hari.

Penyebab Usus Kotor

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan usus menjadi kotor meliputi:

  • Makanan Berminyak dan Tinggi Gula: Makanan ini dapat mengganggu kesehatan usus.
  • Jadwal Makan yang Berantakan: Pola makan yang tidak teratur dapat memengaruhi fungsi usus.
  • Makanan Tinggi Lemak: Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat berkontribusi pada masalah pencernaan.
  • Kurang Sayur dan Buah: Kekurangan serat dari sayur dan buah dapat mengganggu kesehatan usus.
  • Makanan Tinggi Kalori, MSG, dan Pengawet: Bahan-bahan ini juga dapat berdampak negatif pada kesehatan usus.

Cara Membersihkan Usus

Untuk membersihkan usus, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Konsumsi Air: Pastikan untuk minum setidaknya 8 gelas air setiap hari.
  • Kurangi Kafein dan Gula: Batasi asupan makanan tinggi gula dan kafein.
  • Puasa: Melakukan puasa dapat membantu memberi waktu bagi usus untuk beristirahat.
  • Konsumsi Sayur dan Buah: Perbanyak sayuran dan buah dalam diet Anda.
  • Makan Teratur: Jaga pola makan yang teratur.
  • Jus Pepaya Muda: Mengonsumsi jus pepaya muda yang masih mentah dapat membantu membersihkan racun dan kotoran dari usus.

Tips Agar Pencernaan Sehat

Untuk menjaga kesehatan pencernaan, beberapa tips yang bisa diikuti adalah:

  • Konsumsi Banyak Serat: Makanan tinggi serat sangat baik untuk kesehatan pencernaan.
  • Mengkonsumsi Probiotik: Probiotik membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus.
  • Minum Air Putih yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik.
  • Makan dengan Perlahan: Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu pencernaan.
  • Hindari Tidur Setelah Makan: Beri waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan.
  • Olahraga dan Kelola Stres: Aktivitas fisik dan manajemen stres sangat penting untuk kesehatan pencernaan.
  • Pilih Asupan Lemak dengan Cermat: Pilih lemak sehat yang bermanfaat bagi tubuh.

Makanan yang Bisa Membersihkan Usus

Beberapa makanan yang dapat membantu membersihkan usus meliputi:

  • Brokoli
  • Psyllium husk
  • Pisang hijau
  • Cabe cayenne
  • Yogurt
  • Teh kefir
  • Jus buah sitrun
  • Air putih
  • Chia seed

Dengan menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat, Anda dapat membantu menjaga kesehatan usus dan mencegah berbagai masalah kesehatan. (*)

Ini Jenis Makanan yang Menyehatkan Ginjal

0

Ginjal adalah organ yang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Jika ginjal mengalami masalah, dampaknya bisa signifikan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal sangatlah penting. Berikut adalah beberapa makanan yang dapat mendukung kesehatan ginjal:

Bawang Putih

Mengandung antioksidan dan zat antiperadangan yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Bawang putih juga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan peradangan dalam tubuh.

Berries (Stroberi, Cranberry)

Berries kaya akan antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi kandung kemih.

Paprika Merah

Rendah kalium tetapi kaya akan vitamin A, C, dan B6, asam folat, serta serat. Paprika merah bermanfaat untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah beberapa jenis kanker.

Kecambah

Sebaiknya dikonsumsi mentah, karena bermanfaat untuk membersihkan ginjal dan mengurangi risiko batu ginjal.

Kubis

Meningkatkan fungsi ginjal dan berfungsi sebagai obat alami untuk memperbaiki dan menyehatkan ginjal.

Apel, Anggur, Ceri

Makanan ini membantu detoksifikasi dan membersihkan ginjal. Disarankan untuk mengonsumsi apel secara rutin setiap hari.

Minyak Zaitun

Mengandung asam lemak antiinflamasi yang baik untuk kesehatan jantung dan menurunkan risiko oksidasi, serta bermanfaat bagi ginjal.

Bawang Merah

Dikenal dapat membantu menyembuhkan batu ginjal secara alami, berfungsi sebagai penawar racun dan membersihkan ginjal.

Ceri

Kaya akan vitamin dan rendah protein, ceri dapat membantu mengurangi kadar kalium dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan ginjal.

Ikan

Mengandung Omega-3 yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, melindungi ginjal dari penyakit. Ikan salmon, mackerel, herring, dan tuna adalah pilihan yang baik.

Penyebab Usus Kotor

Berikut adalah beberapa penyebab usus kotor yang perlu diperhatikan:

Konsumsi Makanan Berlemak: Terlalu banyak makan gorengan, makanan olahan, MSG, dan pemanis buatan dapat berkontribusi pada masalah usus.

Paparan Polusi: Terlalu sering terpapar udara kotor, zat kimia, dan polusi (toksin) dapat memengaruhi kesehatan usus.

Pola Diet yang Tidak Sehat: Diet yang tidak seimbang, kurang olahraga, atau hanya mengandalkan buah saja dapat berisiko bagi kesehatan usus.

Stres Berlebihan dan Tidur Tidak Teratur: Stres yang tinggi dan pola tidur yang buruk dapat meningkatkan rasa lapar dan berkontribusi pada masalah pencernaan.

Kanker: Sekitar 70% bakteri dalam tubuh berada di usus. Ketika usus kotor, penumpukan bakteri dapat memengaruhi pertumbuhan sel jahat dalam tubuh, termasuk sel kanker.

Dengan memperhatikan pola makan dan gaya hidup, kita dapat menjaga kesehatan ginjal dan usus dengan lebih baik. (*)

Resep Kuah Ketupat/Lontong, Favorit Banyak Orang

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Kuah Ketupat/Lontong by @emihacikenz. Kuah Ketupat atau Kuah Lontong adalah salah satu pelengkap yang sering disajikan bersama ketupat atau lontong dalam berbagai hidangan, terutama saat Lebaran atau acara spesial lainnya.

Ciri Khas

Rasa: Kuah ini umumnya memiliki rasa gurih dan sedikit pedas, tergantung pada bahan dan rempah yang digunakan. Rasanya bisa bervariasi antara manis dan asin, tergantung pada jenis hidangan yang disajikan.
Tekstur: Kuahnya biasanya kental dan kaya, memberikan sensasi yang memuaskan saat dinikmati.

Variasi

Kuah Soto: Di beberapa daerah, kuah ini mirip dengan kuah soto, yang memberikan rasa khas yang segar dan beraroma.
Kuah Gulai: Beberapa versi kuah ketupat juga terinspirasi dari gulai, dengan penggunaan rempah yang lebih kaya dan kompleks.

Penyajian

Kuah Ketupat biasanya disajikan dalam mangkuk bersama potongan ketupat atau lontong. Hidangan ini sering dipadukan dengan pelengkap lain seperti rendang, opor ayam, atau sayur lodeh.

Kuah Ketupat/Lontong adalah hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki makna khusus dalam budaya Indonesia. Kelezatannya yang kaya dan keanekaragaman resep membuatnya menjadi favorit banyak orang, terutama dalam perayaan. Setiap suapan memberikan perpaduan rasa yang harmonis antara kuah dan ketupat/lontong, menjadikannya hidangan yang memuaskan dan berkesan.

Resep Kuah Ketupat/Lontong

Bahan:

  • Secukupnya daging sapi. Diresep ini, mix dengan tetelan
  • 2 wortel, iris iris seperti korek api
  • 1 buah labu siam, parut kasar
  • 1 buah kentang, potong seperti kotak kecil
  • 1 batang serei, geprek
  • Seruas lengkuas geprek
  • 3 lembar daun salam
  • Pete secukupnya
  • 1 bungkus santan instant 65 ml
  • 2 sendok makan bubuk crimer fibercream
  • Air 1000 – 1500 ml atau secukupnya
  • Garam, gula pasir dan kaldu bubuk secukupnya

Bumbu yang Dihaluskan

  • Secukupnya cabe merah
  • 12 butir bawang merah
  • 4 butir bawang putih
  • Kunyit secukupnya
  • 1/2 sdt terasi
  • 3 butir kemiri

Cara Membuat Kuah Ketupat/Lontong

  1. Rebus daging hingga cukup empuk. Lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan.
  2. Masukkan serei, lengkuas, dan daun salam. Masukkan ke rebusan daging. Masukkan potongan kentang dan irisan wortel, selanjutnya serutan labu siang. Lalu masukkan santan dan crimer. Aduk hingga tercampur rata.
  3. Setelah semua bahan empuk, masukkan pete. Lalu angkat dan sajikan dengan ketupat atau lontong.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)