Beranda blog Halaman 62

Simak!! 10 Tarian Tradisional yang Berasal dari Provinsi Sulawesi Barat

Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Sulawesi Barat yang kaya akan budaya dan tradisi suku-suku di daerah tersebut:

  1. Tari Pattudu
    Tarian ini berasal dari suku Mandar di Sulawesi Barat. Tari Pattudu adalah tarian yang biasanya ditampilkan dalam acara penyambutan tamu kehormatan atau upacara adat. Gerakannya lemah gemulai dan penuh makna penghormatan.
  2. Tari Toerang Batu
    Tari Toerang Batu menggambarkan perjuangan masyarakat Mandar dalam mencari nafkah di laut dan darat. Tarian ini sering kali dipentaskan untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil tangkapan atau panen.
  3. Tari Sayyang Pattudu
    Tarian ini dipentaskan sebagai bagian dari tradisi kuda menari atau Sayyang Pattudu, yang merupakan ritual adat Mandar untuk merayakan anak-anak yang telah menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an. Penari menari di atas kuda yang dihias dengan indah, disertai musik tradisional.
  4. Tari Bamba Manurung
    Tari Bamba Manurung merupakan tarian yang terinspirasi dari legenda dan cerita rakyat Mandar. Tarian ini sering kali dipentaskan untuk mengenang sejarah atau peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat.
  5. Tari Kondo Sapata
    Tarian ini ditampilkan dalam acara-acara adat seperti pernikahan atau upacara syukuran. Tari Kondo Sapata menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur masyarakat atas berkat yang mereka terima.
  6. Tari Balago Lopi
    Tarian ini menggambarkan kehidupan para nelayan di Mandar yang terkenal dengan kemahiran mereka dalam membuat perahu tradisional (lopi). Tari Balago Lopi sering kali dipentaskan untuk merayakan keberhasilan di laut.
  7. Tari Ma’Bundu
    Tari Ma’Bundu berasal dari suku Mamuju di Sulawesi Barat. Tarian ini merupakan tarian penyambutan tamu yang dilakukan oleh sekelompok penari perempuan dengan gerakan yang anggun dan simbolis.
  8. Tari Kalindaqdaq
    Tari Kalindaqdaq adalah tarian yang diiringi oleh syair-syair berbahasa Mandar yang berisikan pesan moral atau sindiran sosial. Syair tersebut biasanya diiringi dengan musik tradisional.
  9. Tari Pattu’duq
    Tarian ini menggambarkan keharmonisan kehidupan masyarakat pesisir dan pegunungan di Sulawesi Barat. Tarian ini ditarikan oleh sekelompok penari dengan gerakan yang ritmis, menggambarkan persatuan dan gotong royong.
  10. Tari Parri’i Sulo
    Tarian ini dipentaskan dalam upacara adat dan upacara keagamaan di Sulawesi Barat. Gerakannya melambangkan penghormatan terhadap leluhur dan para dewa. Tarian ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang dan gong.

Tarian tradisional dari Sulawesi Barat ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya, sejarah, dan keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

10 Tarian Tradisional Yang Berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan

Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang mencerminkan keanekaragaman budaya dan warisan suku-suku di daerah tersebut:

  1. Tari Pakarena
    Tarian ini berasal dari suku Makassar dan merupakan salah satu tarian paling populer di Sulawesi Selatan. Tari Pakarena memiliki gerakan yang lemah gemulai dan melambangkan kehidupan masyarakat agraris. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara adat dan penyambutan tamu.
  2. Tari Paduppa Bosara
    Tari Paduppa Bosara adalah tarian penyambutan tamu kehormatan. Penari membawa “bosara,” wadah tradisional berisi makanan, sebagai simbol penghormatan dan penghargaan. Tarian ini berasal dari budaya Bugis-Makassar.
  3. Tari Kipas Pakarena
    Variasi dari Tari Pakarena, Tari Kipas Pakarena melibatkan kipas yang digunakan oleh para penari sebagai properti utama. Gerakan lembut dan anggun menunjukkan keanggunan wanita Bugis-Makassar.
  4. Tari Gandrang Bulo
    Tarian ini lebih enerjik dan bersifat komedi. Tari Gandrang Bulo sering ditampilkan oleh kelompok pria dengan gerakan cepat dan dinamis, diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang. Tarian ini berasal dari Bugis-Makassar dan sering mengandung sindiran sosial.
  5. Tari Ma’badong
    Tari Ma’badong adalah tarian ritual dari suku Toraja yang ditampilkan pada upacara kematian (Rambu Solo). Penari bergerak melingkar sambil melantunkan syair-syair yang mendoakan arwah orang yang meninggal.
  6. Tari Paraga
    Tarian ini menggambarkan keahlian para pemain sepak raga (permainan tradisional menggunakan bola rotan) di Sulawesi Selatan. Tarian ini sering dipentaskan dalam festival budaya dan acara adat.
  7. Tari Pagellu
    Tari Pagellu berasal dari suku Toraja dan dipentaskan dalam berbagai acara adat, terutama upacara syukuran. Gerakan tarian ini energik dan penuh semangat, melambangkan kebahagiaan dan sukacita.
  8. Tari Mangaru
    Tari Mangaru merupakan tarian perang dari suku Mandar, yang mencerminkan keberanian dan semangat prajurit sebelum pergi berperang. Tarian ini dipertunjukkan dalam upacara adat atau sebagai bagian dari penyambutan tamu penting.
  9. Tari Pa’Gellu
    Tarian ini merupakan bentuk penghormatan dalam budaya Toraja, biasanya dipentaskan pada upacara syukuran atau pesta adat. Gerakan tari Pa’Gellu menggambarkan kegembiraan dan rasa terima kasih.
  10. Tari Dende
    Tari ini juga berasal dari suku Toraja dan sering dipentaskan dalam upacara adat Rambu Solo. Tari Dende memiliki gerakan yang elegan dan penuh penghayatan, melambangkan pengiringan arwah ke alam baka.

Tarian-tarian tradisional ini menggambarkan keindahan budaya Sulawesi Selatan, mulai dari upacara adat, penyambutan tamu, hingga ritual keagamaan, dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat setempat yang kaya akan tradisi.

10 Tarian Tradisional Yang Berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah

Tarian tradisional dari Sulawesi Tengah ini mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebudayaan masyarakat setempat. Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Sulawesi Tengah yang kaya akan budaya dan kearifan lokal:
  1. Tari Dero
    Tarian ini berasal dari suku Kaili, suku asli Sulawesi Tengah. Tari Dero merupakan tarian pergaulan yang biasanya dilakukan secara beramai-ramai dalam lingkaran besar. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam acara adat, pesta, dan perayaan.
  2. Tari Moraego
    Tari Moraego berasal dari daerah Donggala dan sering kali dipertunjukkan untuk memperingati pesta panen atau syukuran. Tarian ini melambangkan kegembiraan masyarakat atas hasil panen yang melimpah.
  3. Tari Pontanu
    Tari Pontanu berasal dari daerah Poso. Tarian ini menggambarkan aktivitas para perempuan saat mencuci pakaian di sungai. Gerakan tariannya lembut dan menggambarkan kebersamaan serta solidaritas perempuan di kampung.
  4. Tari Pamonte
    Tari Pamonte adalah tarian dari suku Kaili yang menceritakan kehidupan para petani. Tarian ini dipentaskan sebagai bentuk penghormatan terhadap para petani dan sering kali ditampilkan pada saat acara syukuran atau pesta panen.
  5. Tari Lumense
    Tarian ini berasal dari suku Mori di Sulawesi Tengah. Tari Lumense adalah tarian penyambutan yang biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan. Gerakannya lemah gemulai dan penuh dengan penghormatan.
  6. Tari Vunja
    Tari Vunja adalah tarian yang menggambarkan semangat gotong royong dan persatuan dalam masyarakat. Tarian ini sering ditampilkan dalam upacara adat untuk memperkuat ikatan antarwarga.
  7. Tari Peule Cinde
    Tari ini berasal dari daerah Bungku dan menceritakan tentang kisah legenda dan kepahlawanan dalam masyarakat setempat. Tari Peule Cinde sering kali ditampilkan pada acara-acara adat dan perayaan penting.
  8. Tari Bangka Mbule Mbule
    Tari ini menggambarkan peran penting para perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Gerakannya meniru aktivitas perempuan yang menenun atau bekerja di ladang. Tari ini berasal dari daerah Tojo Una-Una.
  9. Tari Raigo
    Tari Raigo adalah tarian tradisional dari daerah Poso yang digunakan sebagai bagian dari ritual untuk meminta hujan. Tarian ini dipentaskan ketika masyarakat membutuhkan hujan untuk pertanian mereka.
  10. Tari Gimba
    Tarian ini menggunakan alat musik tradisional Gimba, yang terbuat dari kayu dan kulit binatang. Tari Gimba berasal dari suku Pamona dan ditampilkan dalam upacara adat atau perayaan besar sebagai simbol kekuatan dan semangat perjuangan.

Tarian tradisional dari Sulawesi Tengah ini mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebudayaan masyarakat setempat. Mereka memiliki nilai-nilai historis dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Simak!! 10 Tarian Tradisional Provinsi Gorontalo

Tarian tradisional Gorontalo mengandung makna mendalam yang mencerminkan kehidupan sosial, adat istiadat, dan keagamaan masyarakat. Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Gorontalo yang mencerminkan kekayaan budaya daerah tersebut:

  1. Tari Saronde
    Tarian ini merupakan tarian tradisional yang ditampilkan dalam acara pernikahan adat Gorontalo. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sepasang penari pria dan wanita dengan gerakan yang elegan menggunakan selendang. Tari Saronde melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan dalam pernikahan.
  2. Tari Polopalo
    Tari Polopalo ditarikan dengan menggunakan alat musik tradisional bernama Polopalo yang berbentuk bambu. Tarian ini penuh semangat dengan gerakan yang energik, sering kali dilakukan dalam berbagai perayaan dan upacara adat.
  3. Tari Langga
    Tarian ini berasal dari seni bela diri tradisional Gorontalo dan ditampilkan sebagai simbol keberanian dan ketangguhan. Gerakan dalam Tari Langga menggambarkan teknik pertarungan yang berasal dari tradisi setempat.
  4. Tari Dana-Dana
    Tari Dana-Dana adalah tarian yang menggambarkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat Gorontalo. Biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat dan keagamaan dengan gerakan yang dinamis dan penuh keceriaan.
  5. Tari Tidi Lo Polopalo
    Tarian ini juga menggunakan alat musik tradisional Polopalo dan ditampilkan dengan gerakan yang lemah gemulai. Tari Tidi Lo Polopalo sering kali dipentaskan dalam acara adat untuk menyambut tamu penting.
  6. Tari Ilangata
    Tarian ini merupakan tarian yang dipentaskan untuk menggambarkan kerja sama masyarakat Gorontalo dalam kegiatan sehari-hari, seperti bertani atau bergotong royong. Gerakannya melambangkan persatuan dan saling tolong menolong.
  7. Tari Elengge
    Tari Elengge adalah tarian yang berasal dari Gorontalo bagian selatan. Tarian ini mengandung nilai-nilai spiritual dan biasanya dipentaskan dalam acara keagamaan. Gerakannya anggun dan mengalir.
  8. Tari Baluhuta
    Tari Baluhuta merupakan tarian penyambutan yang digunakan untuk menyambut tamu kehormatan. Gerakannya lemah gemulai dengan simbolisasi penghormatan kepada tamu yang datang.
  9. Tari Binte Biluhuta
    Tarian ini dinamai dari salah satu makanan khas Gorontalo, Binte Biluhuta (sup jagung), yang melambangkan kebersamaan dan keberagaman budaya dalam masyarakat. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara budaya dan festival.
  10. Tari Tanggomo
    Tarian ini menggabungkan seni sastra dan tarian, di mana gerakan tari diiringi dengan syair atau cerita tradisional Gorontalo yang dinyanyikan. Tanggomo berfungsi sebagai media hiburan dan penyampaian pesan moral dalam masyarakat.

Tarian tradisional Gorontalo ini tidak hanya memperlihatkan keindahan gerakan, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan kehidupan sosial, adat istiadat, dan keagamaan masyarakat Gorontalo.

Mengenal 10 Jenis Tarian Tradisional Provinsi Sulawesi Utara

Sulawesi Utara memiliki beragam tarian tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya suku-suku di wilayah tersebut. Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Sulawesi Utara yang kaya akan budaya dan tradisi:

  1. Tari Maengket
    Tarian ini merupakan tarian syukur dari suku Minahasa yang awalnya dipentaskan setelah panen raya. Sekarang, Tari Maengket sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan budaya.
  2. Tari Katrili
    Tarian pergaulan yang dipengaruhi budaya Portugis, Tari Katrili ditampilkan dalam acara pernikahan atau pesta dengan gerakan yang ceria dan biasanya dilakukan berpasangan.
  3. Tari Cakalele
    Tarian perang yang menggambarkan keberanian dan kekuatan para prajurit Minahasa. Penari laki-laki menggunakan pakaian perang lengkap dengan pedang dan tameng.
  4. Tari Kabasaran
    Tari perang dari suku Minahasa ini ditarikan oleh para prajurit yang membawa tombak atau parang. Tarian ini merupakan bentuk kesiapan masyarakat dalam menghadapi perang.
  5. Tari Tumatenden
    Tarian ini terinspirasi dari cerita rakyat Minahasa tentang kisah cinta seorang raja dan bidadari. Gerakan tarian ini menggambarkan romansa serta keindahan alam Minahasa.
  6. Tari Lenso
    Tarian yang menggunakan sapu tangan sebagai properti utama ini ditarikan oleh kaum perempuan dalam upacara adat atau acara perayaan. Tari Lenso juga memiliki unsur pergaulan dan kegembiraan.
  7. Tari Ampa Wayer
    Tarian ini berasal dari Sangihe dan Talaud, biasanya dipentaskan dalam acara pernikahan atau penyambutan tamu. Tari Ampa Wayer menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan.
  8. Tari Poco-Poco
    Meskipun terkenal secara nasional, tari Poco-Poco berasal dari Sulawesi Utara. Tari ini adalah tarian pergaulan yang enerjik dan sering dipentaskan dalam berbagai acara senam dan perayaan.
  9. Tari Masamper
    Tarian ini berasal dari Sangihe dan Talaud, ditarikan secara berkelompok dengan nyanyian bersama. Tari Masamper melambangkan solidaritas dan kebersamaan antar anggota masyarakat.
  10. Tari Musyoh
    Tarian ini digunakan sebagai bagian dari upacara adat untuk mengusir roh jahat atau mendamaikan roh yang meninggal secara tidak wajar. Tari Musyoh dipercaya dapat membawa ketenangan bagi roh yang gelisah.

Tarian tradisional Sulawesi Utara ini tidak hanya menunjukkan keindahan gerak, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sejarah, keberanian, dan keagamaan dalam masyarakat. Setiap tarian di atas memiliki cerita, makna, dan nilai budaya yang mencerminkan kehidupan masyarakat Sulawesi Utara.

Ini Profil dan Kontroversi Ahmed Al Kaf, Wasit Indonesia vs Bahrain

0

Salah satu faktor yang menghambat tim nasional Indonesia meraih tiga poin dalam pertandingan melawan Bahrain adalah wasit Ahmed Al Kaf. Wasit asal Oman ini menjadi sorotan dalam laga yang berlangsung pada babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia putaran ketiga, yang dipenuhi dengan berbagai kontroversi.

Latar Belakang Ahmed Al Kaf

Ahmed Al Kaf, lahir di Oman pada 6 Maret 1983, memiliki nama lengkap Ahmed Abu Bakar Said Al Kaf. Ia memulai karier wasitnya di liga domestik Oman pada tahun 2008, dan hanya dalam dua tahun, ia sudah mendapatkan lisensi FIFA untuk memimpin pertandingan internasional.

Al Kaf dikenal sebagai wasit yang rajin mengeluarkan kartu; rata-rata, ia mengeluarkan lima kartu per pertandingan. Hingga kini, ia telah memimpin 114 laga dan mengeluarkan 343 kartu kuning serta 10 kartu merah.

Kontroversi di Pertandingan Indonesia vs Bahrain

Penunjukan Al Kaf sebagai wasit dalam pertandingan ini sudah menuai tanda tanya, mengingat ia berasal dari Oman, negara yang berada dalam satu badan sepak bola dengan Bahrain, yaitu West Asian Football Federation (WAFF).

Meski demikian, menurut aturan Federasi Sepak Bola Asia (AFC), hal tersebut tidak menjadi masalah, karena larangan hanya berlaku untuk wasit dari negara atau grup yang sama.

Dalam pertandingan tersebut, keputusan-keputusan Al Kaf berdampak signifikan. Salah satu yang paling mencolok adalah pengaturan waktu tambahan. Awalnya, pertandingan diberikan tambahan waktu enam menit, seharusnya berakhir di menit 96 saat Indonesia memimpin 2-1.

Namun, peluit akhir baru dibunyikan di menit 98, ketika Bahrain berhasil menyamakan kedudukan. Proses VAR untuk gol tersebut tidak ditayangkan dan keputusan yang diambil lebih cepat dibandingkan dengan gol yang dicetak Ragnar Oratmangoen di babak pertama.

Keputusan Al Kaf memicu kemarahan para pemain dan official Indonesia, yang mengakibatkan protes di pinggir lapangan. Manajer timnas, Sumardji, bahkan mendapatkan kartu merah.

Selain itu, terlihat bahwa Al Kaf cenderung memberikan pelanggaran kepada pemain Bahrain meski terjadi kontak fisik yang minim, sementara Bahrain dikenal sebagai tim yang sering mengulur waktu dalam permainan.

Kontroversi ini semakin memperjelas ketidakpuasan para pendukung dan pemain Indonesia, yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit. (*)

Resep Roti Tawar, Lembut dan Empuk

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Roti Tawar. Roti tawar adalah salah satu makanan pokok yang banyak disukai, baik sebagai sarapan, cemilan, atau bagian dari hidangan lainnya. Berikut adalah beberapa aspek yang bisa diulas tentang roti tawar:

Tekstur dan Rasa

Roti tawar biasanya memiliki tekstur yang lembut dan empuk. Rasa netralnya membuatnya mudah dipadukan dengan berbagai bahan, seperti selai, mentega, atau daging.

Kandungan Nutrisi

Roti tawar mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, memberikan energi yang diperlukan tubuh. Namun, penting untuk memilih roti tawar yang terbuat dari gandum utuh untuk mendapatkan serat dan nutrisi lebih.

Kelebihan

  • Fleksibel: Dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sandwich, toast, atau pudding roti.
  • Mudah Didapat: Tersedia di hampir semua toko dan supermarket.
  • Praktis: Cocok untuk sarapan cepat atau makan siang yang praktis.

Kekurangan

  • Tinggi Kalori: Jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan penambahan berat badan.
  • Kurang Serat: Roti tawar putih biasanya rendah serat dibandingkan dengan roti gandum utuh.

Secara keseluruhan, roti tawar adalah pilihan yang praktis dan serbaguna. Namun, pemilihan jenis roti yang tepat sangat penting untuk kesehatan.

Resep Roti Tawar

Bahan :

  • 125 gr tepung terigu protein tinggi
  • 125 gr tepung terigu protein sedang
  • 25 gr gula pasir
  • 20 gr susu bubuk
  • 1,5 sdt ragi
  • 1 kuning telur
  • 125-140 ml susu cair dingin
  • 35 gr butter/margarin
  • Sejumput garam

Cara Membuat Roti Tawar

  1. Campurkan tepung, susu bubuk, gula dan ragi, aduk rata, tambahkan telur, susu cair sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga setengah kalis, hentikan pemakaian cairan jika dirasa cukup. Tambahkan butter dan garam, uleni terus hingga kalis elastis. Diamkan adonan hingga sedikit mengembang, sekitar 15 menit.
  2. Siapkan loyang yang telah diolesi margarin, loyang 20x10x10 cm. Lalu gilas memanjang, gulung adonan sambil dipadatkan, taruh dalam loyang yang telah dioles margarin. Diamkan adonan hingga mengembang ¾ tinggi loyang.
  3. Setelah mengembang, tutup loyang roti. Panggang hingga matang di oven yang telah dipanasi sebelumnya (sesuaikan oven masing-masing). Setelah matang, olesi butter/ margarin. Tunggu dingin, potong-potong.

Catatan:

Aku pakai oven otang dengan api kecil dipanggang di rak bawah, 50-60 menit. (*)

Resep Kerang Dara Saus Lada Hitam, Pedas dan Gurih

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Kerang Dara Saus Lada Hitam. Kerang Dara Saus Lada Hitam adalah hidangan seafood yang sangat menggugah selera. Berikut adalah ulasan tentang hidangan ini:

Rasa dan Tekstur

Kerang dara yang dimasak dengan saus lada hitam memberikan kombinasi rasa yang sangat nikmat. Saus lada hitam yang pedas dan gurih menambah kedalaman rasa pada kerang yang lembut dan kenyal. Setiap suapan terasa kaya akan bumbu, dengan aroma yang menggoda.

Kelebihan

  1. Rasa yang Kuat: Saus lada hitam memberikan sensasi pedas yang pas, membuat hidangan ini menarik bagi penggemar makanan pedas.
  2. Nutrisi Tinggi: Kerang dara kaya akan protein dan nutrisi, menjadikannya pilihan yang sehat untuk berbagai menu.
  3. Cepat dan Praktis: Proses memasaknya relatif cepat, cocok untuk makan malam yang sederhana namun istimewa.

Kekurangan

  1. Alergi Seafood: Bagi orang yang alergi terhadap seafood, hidangan ini tentunya harus dihindari.
  2. Kualitas Bahan: Rasa kerang sangat bergantung pada kesegaran bahan; kerang yang tidak segar dapat mengurangi kenikmatan hidangan.

Penyajian

Hidangan ini paling baik disajikan dengan nasi putih hangat atau mie, serta tambahan sayuran segar untuk melengkapi menu. Sebagai hiasan, irisan cabai merah atau daun ketumbar bisa menambah daya tarik visual.

Secara keseluruhan, Kerang Dara Saus Lada Hitam adalah pilihan yang lezat dan memuaskan untuk penggemar seafood. Apakah kamu sudah mencoba membuatnya di rumah?

Resep Kerang Dara Saus Lada Hitam

Bahan:

  • 200 gram kerang dara

Bumbu Rebus

  • 1 lembar daun jeruk purut
  • 1 ruas jahe, geprek
  • 1 batang serei, geprek
  • 1 sendok teh garam
  • 2 siung bawang putih
  • Secukupnya air untuk merebus

Bumbu yang Dihaluskan

  • 4 suung bawang putih
  • 3 siung bawang merah

Bumbu yang Ditumis

  • 1 sendok makan lada hitam bubuk
  • 1 sendok teh saus tiram
  • 1 sendok makan kecap manis
  • 1 sendok teh saus lada hitam
  • 1 ruas jahe geprek
  • 1 buah bawang bombay iris kecil
  • 2 buah cabe merah/hijau besar
  • Secukupnya air
  • 2 sendok makan larutan tepung maizena
  • 1 batabg daun bawang
  • 5 lembar daun jeruk purut
  • Cuci, lalu iris semua bahan
  • 1/2sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh gula pasir

Cara Membuat Kerang Dara Saus Lada Hitam

  1. Siapkan bumbu yang sudah direbus. Masak air hingga mendidih. Masukkan semua bahan rebusan.
  2. Masukkan kerang dara dan rebus hingga matang. Lalu angkat dan tiriskan.
  3. Siapkan semua bahan bumbu yang akan ditumis. Sambil memanaskan minyak untuk menumis bumbu, haluskan lada yang dalam bentuk butiran.
  4. Tumis semua bumbu yang sudah dihaluskan, hingga harum dan layu.
  5. Masukkan lada hitam, saus tiram, garam, gula pasir, saus lada hitam, kecap manis. Aduk hingga tercampur rata.
  6. Koreksi rasa, tumis sebentar lalu tambahkan air, masukkan kerang dara, daun bawang dan daun jeruk.
  7. Masak hingga bumbu meresap. Tambahkan larutan tepung maizena. Kentalkan sedikit bumbu kuah, lalu matikan kompor dan sajikan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Resep Kue Bawang Gunting, Gurih dan Renyah

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Kue Bawang Gunting by @wawawiati. Kue Bawang Gunting adalah camilan khas Indonesia yang terkenal dengan rasa gurih dan tekstur yang renyah. Kue ini terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, bawang putih, dan bumbu-bumbu lainnya yang memberikan cita rasa khas.

Kelebihan:

  1. Renyah dan Gurih: Tekstur yang krispi dan rasa bawang yang kuat membuatnya sangat menggugah selera.
  2. Mudah Didapat: Bahan-bahannya mudah ditemukan, sehingga siapa pun bisa mencoba membuatnya di rumah.
  3. Cocok untuk Camilan: Kue ini sangat cocok dinikmati saat bersantai atau sebagai teman minum teh.

Kekurangan:

  1. Kalori Tinggi: Sebagai camilan gorengan, kue ini bisa mengandung kalori cukup tinggi.
  2. Bau Bawang: Bagi sebagian orang, aroma bawang bisa terlalu kuat.

Secara keseluruhan, Kue Bawang Gunting adalah pilihan yang lezat untuk pecinta camilan gurih. Apakah kamu sudah mencobanya?

Resep Kue Bawang Gunting

Bahan:

  • 320 gram tepung terigu serbaguna
  • 30 gram tepung maizena
  • 45 gram margarine
  • 3/4 sendok teh garam
  • 3/4 sendok teh kaldu bubuk atau sesuai selera
  • 2 sendok teh gula pasir (optional)
  • 5 butir bawang merah
  • 4 butir bawang putih
  • 3 – 4 tangkai seledri, dicincang (kalau tidak punya, bisa tidak pakai)
  • 120 ml air atau santan, bisa kurang atau lebih, tergantung kalisnya adonan.

Cara Membuat Kue Bawang Gunting

  1. Cincang halus, atau blender kasar bawang putih dan bawang merah (di resep ini bawang putih dan bawang merah diblender kasar dengan air 120 ml), kemudian sisihkan.
  2. Campur dan aduk hingga tercampur rata semua bahan kering. Masukkan margarine dan daun seledri, aduk hingga tercampur rata, lalu tuangi bahan cair, uleni sampai adonan kalis.
  3. Takaran air menyesuaikan sekalisnya adonan. Jangan sampai kelembekan ya.
  4. Setelah adonan kalis, bagi adonan menjadi 2-3 bagian. Bulatkan. Sediakan nampan yang sudah ditaburi tipis dengan tepung terigu.
  5. Ambil satu bagian adonan, gunting gunting di atas nampan. Setelah terkumpul cukup banyak, panaskan minyak secukupnya. Goreng adonan yang telah digunting, dalam minyak yang benar-benar sudah panas. Goreng sampai kering dan berwarna kecokelatan.
  6. Cara lain, bisa langsung digunting di atas wajan yang berisi minyak panas. Gunakan api kecil supaya tidak cepat gosong, angkat lalu tiriskan. Setelah dingin, masukkan ke dalam toples yang tertutup rapat.

Selamat mencoba dan menikmati. (ana)

Manusia

0

Oleh: Farid Achmad Okbah MA

Malaikat diciptakan dari cahaya. Iblis diciptakan dari api. Dan manusia berasal dari tanah. Malaikat diberi akal tanpa nafsu. Binatang dikasih nafsu tapi tidak dikasih akal.

Manusia bila menggunakan akalnya sampai mengalahkan nafsunya, dia bisa melebihi malaikat bahkan malaikat mendoakannya,

اَلَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهٗ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ. رَبَّنَا وَاَدْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ ِۨالَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُۙ. وَقِهِمُ السَّيِّاٰتِۗ وَمَنْ تَقِ السَّيِّاٰتِ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهٗ ۗوَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.” Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS Ghafir, 40: 7-9)

Tapi bila manusia terbawa oleh nafsunya yang mengalahkan akalnya, maka dia lebih rendah dari binatang,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS Al-A’raaf, 7: 179)

Perjanjian manusia dengan Allah subhanahu wa ta’ala melalui 3 rangkap:

Pertama, perjanjian alam ruh,

وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini._” (QS. Al-A’raaf, 7: 172)

Kedua, perjanjian alam fitrah,

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Ar-Rum, 30: 30).

Ketiga, perjanjian alam akal dengan mengikuti para rasul alaihimussalam agar selamat dunia dan akhirat,

رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS An-Nisaa, 4: 165)

Kenyataannya, manusia terbagi menjadi 3 golongan:

Pertama, mereka yang beriman (QS. Al-Baqarah, 2: 2-5)

Kedua, mereka yang kafir (QS. Al-Baqarah, 2: 6-7)

Ketiga, mereka munafik dalam keraguan (QS. Al-Baqarah, 2: 8-20)

Beruntunglah mereka yang beriman dan rugilah mereka yang kafir dan munafik.

Makanya Allah turunkan surat Al-Insan untuk berikan pilihan, mau jalan yang benar atau jalan yang salah?

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا

“Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (QS. Al-Insan, 76: 3)

Penentu sikap manusia ada pada dirinya sendiri, sekaligus harus bertanggung jawab atas pilihan itu,

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzaab, 33: 72)

Ada dua hal yang menjadikan manusia itu salah jalan, yaitu kezaliman dan kebodohan.

Mengapa manusia berbuat zalim?

Karena dia tahu yang benar tapi melanggar. Sementara kebodohan itu karena manusia tidak berilmu sehingga sembarangan berbuat.

Makanya Nabi ﷺ memberitahukan bahwa,

القُضَاةُ ثَلاَثَةٌ: قَاضِيَانِ فِي النَّارِ، وَقَاضٍ فِي الجَنَّةِ، رَجُلٌ قَضَى بِغَيْرِ الحَقِّ فَعَلِمَ ذَاكَ فَذَاكَ فِي النَّارِ، وَقَاضٍ لاَ يَعْلَمُ فَأَهْلَكَ حُقُوقَ النَّاسِ فَهُوَ فِي النَّارِ، وَقَاضٍ قَضَى بِالحَقِّ فَذَلِكَ فِي الجَنَّةِ

“Hakim itu ada tiga model: dua di neraka dan satu di surga. (1) Seorang hakim yang memutuskan hukum tidak berdasarkan kebenaran padahal ia mengetahuinya, maka di neraka. (2) Seorang hakim yang memutuskan hukum tanpa ilmu sehingga hilanglah hak-hak manusia, maka ia di neraka. Dan (3) seorang hakim yang memutuskan berdasarkan kebenaran, maka ia di surga.” (HR. Turmudzi)

Itulah mengapa kita dalam shalat-shalat kita selalu minta ihdinash shiraathal mustaqim. Yaitu ilmu dan amal. Dan jangan seperti orang yang dimurkai Allah karena zalim dan tersesat jalan karena bodoh. Orang yang benar bisa ditandai dari qalbu dan lisannya.

Lukman al-Hakim, seorang bijak yang namanya diangkat oleh Al-Qur’an, diminta oleh bosnya untuk menyembelih kambing dan diminta untuk mengeluarkan bagian yang paling bernilai di kambing itu. Ternyata dia keluarkan hati dan lisannya.

Kemudian disuruh untuk menyembelih lagi dan diminta untuk mengeluarkan bagian yang terburuk dari kambing itu. Ternyata dia keluarkan yang sama hati dan lisannya.

Mengapa? Katanya, dua bagian itulah yang menentukan manusia baik dan buruknya. (Raudhatul Uqala’ wa Jannatul Fudhala oleh Ibnu Hibban Al-Basti, hal. 29)

Semoga kita mampu membawa diri kita menjadi orang yang beriman sesuai perjanjian kita dengan Allah. Wallahul Musta’an.

Repost: Abdullah Al Faqir/AS