Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sebagai anggota Asia Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) berpartisipasi aktif dalam kegiatan International Webinar on Covid-19 yang bertemakan breaking the transmission chain through community participation.
Kegiatan ini berlangsung Kamis, 30 April 2020 pukul 09.00 pagi waktu India atau pukul 11.30 WITA diwakili oleh Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas.
Kegiatan ini live from Wijerama House kerjasama dengan Sri Lanka Medical Association.
Sekitar 540 peserta mengikuti webinar ini yang berasal dari berbagai universitas dalam rumpun asosiasi public health di berbagai negara.
Beberapa negara yang hadir meliputi Australia, China, Hongkong, Malaysia, Taiwan, Singapura, Sri Lanka, Philipina, Colombo, Nepal, India dan Indonesia sendiri.
Hadir sebagai pembicara-pembicara kunci diantaranya, Prof Collin Binss dari Australia, Prof Wahyun Low dari Malaysia, Prof Gordon Liu dari China, Letnan Jenderal Shavendra Silva dari Sri Lanka.
“Sangat banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta webinar. Karena jumlahnya sangat banyak, maka pertanyaan diajukan lewat fasilitas chat webinar,” cerita Prof Sukri.
Pada umumnya peserta menanyakan terkait bagaimana mengatur kelompok beragama dalam melakukan aktivitas agama, bagaimana peranan Puskesmas (primary health care) dalam pengendalian Covid-19, bagaimana Sri Lanka menangani kelompok berisiko atau rentan misalnya peminta-minta, dan kelompok refugee, berapa testing yang dilakukan setiap hari.
Prof Sukri juga menyampaikan beberapa pandangan atau pertanyaan berkaitan dengan pengalaman negara-negara anggota sebagai praktek terbaik di dalam menurunkan dan mengendalikan Covid-19, dan siapa yang merupakan frontline dalam mengendalikan Covid-19 ini.
“Peserta dari Taiwan juga menyampaikan informasi bahwa saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk Covid-19 dan diharapkan ini bisa menjadi kenyataan pada bulan September 2020,” kata Prof Sukri.
Secara keseluruhan setiap negara memiliki pengalaman berbeda dalam mencegah dan mengendalikan Covid-19 ini termasuk jumlah penduduk, karakterisitik penduduk, sosial ekonomi penduduk dan sistem pemerintahan.
Sri Lanka, kata Prof Sukri, banyak memberikan kesempatan TNI untuk mengendalikan Covid-19. Hal ini terbukti hadirnya Letnan Jenderal sebagai salah satu narasumber dari international webinar ini.
“Meskipun demikian terdapat beberapa persamaan pandangan diantara para pembicara tentang pentingnya kepatuhan masyarakat, contact tracing yang banyak dilakukan oleh para public health profesional dan epidemiolog dalam melakukan testing,” jelasnya.
Isu lockdown juga menjadi isu yang sangat penting bagi negara-negara tersebut.(FP)