Selama Perang Dunia (PD) II, Jepang dikenal dengan pesawat tempur canggih yang memegang peranan penting dalam konflik udara, salah satunya adalah Mitsubishi A6M Zero, yang menjadi simbol kekuatan udara Jepang pada masa itu.
Namun, pencapaian besar ini tidak datang begitu saja. Jepang berhasil mengembangkan pesawat tempur yang tangguh melalui serangkaian pembelajaran dan kolaborasi dengan negara-negara besar, seperti Jerman dan Inggris, serta inovasi teknis mereka sendiri.
Pada awalnya, Jepang tidak memiliki industri penerbangan militer yang kuat, namun dengan memanfaatkan teknologi asing, pendidikan luar negeri, dan riset lokal, mereka berhasil menciptakan pesawat yang mampu bersaing di medan perang.
Artikel ini akan mengulas bagaimana Jepang mengembangkan kemampuan teknisnya dalam membuat pesawat tempur, serta bagaimana kolaborasi internasional dan inovasi domestik memainkan peran penting dalam pembentukan armada udara mereka selama Perang Dunia II.
Berikut adalah beberapa cara Jepang memperoleh kemampuan teknis dalam pembuatan pesawat tempur:
Kolaborasi dengan Jerman
Jepang bekerja sama erat dengan Jerman untuk memperoleh teknologi yang lebih maju. Mereka mengadopsi desain pesawat tempur ,seperti Messerschmitt Bf 109 dan teknologi mesin Daimler-Benz DB 601. Sebagai contoh, pesawat Jepang seperti Kawasaki Ki-61 menggunakan teknologi Jerman, termasuk mesin dan sistem senjata, yang dikembangkan melalui lisensi bersama.
Pembelajaran dari Inggris
Sebelum Perang Dunia II, Jepang juga membeli pesawat dari Inggris, seperti Blackburn T7A dan Hawker Fury. Pesawat-pesawat ini menjadi dasar bagi pengembangan pesawat tempur Jepang. Setelah pembelian, pesawat-pesawat tersebut diuji, dimodifikasi, dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Jepang.
Inovasi Mandiri
Jepang tidak hanya bergantung pada teknologi asing, tetapi juga mengembangkan inovasi lokal. Dengan menggabungkan pengetahuan dari luar negeri dan riset domestik, Jepang berhasil menciptakan pesawat tempur legendaris, seperti Mitsubishi A6M Zero, yang terkenal karena daya jelajahnya yang luar biasa dan kelincahannya dalam pertempuran udara.
Pendidikan dan Pelatihan Teknik
Sebelum Perang Dunia II, Jepang mengirimkan insinyur dan teknisi untuk belajar di negara-negara Barat. Pendidikan ini membantu mempercepat transfer teknologi dan pengetahuan dalam desain serta pembuatan pesawat.
Melalui kombinasi adopsi teknologi asing dan riset domestik, Jepang mampu membangun industri penerbangan militer yang tangguh. Salah satu hasil inovasi mereka adalah pesawat Mitsubishi A6M Zero, yang menjadi salah satu pesawat tempur paling terkenal dan ditakuti selama Perang Dunia II.
Desainnya yang ringan, manuver tinggi, dan efisiensi bahan bakar menjadikannya unggul, meskipun dengan mengorbankan perlindungan seperti lapisan baja dan tangki bahan bakar tahan peluru. (*)