Karyawan perusahaan tambang, Muhammad Syawal Naspar, berhasil meraih gelar magister ilmu pemerintahan setelah mempertahankan tesisnya pada ujian tutup pada Program Pascasarjana Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar, Rabu, 23 Oktober 2024.
Syawal mempertahankan tesisnya berjudul; “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Kinerja Guru”, di hadapan tim penguji yang terdiri atas Dr Anirwan, Dr Nasir, Dr Erniwati, dan Dr Suparman Mekah.
Ujian tesis dibuka oleh Rektor Unpacti Dr Ampauleng, dan setelah dinyatakan lulus, Muhammad Syawal Naspar juga langsung diyudisium oleh Rektor Unpacti, dan didampingi Direktur Pascasarjana Unpacti Dr Anirwan, serta Ketua Prodi S2 Ilmu Pemerintahan Pascasarjana Unpacti Dr Nasir.
Menjawab pertanyaan penguji tentang alasannya kuliah program studi magister Ilmu Pemerintahan, Syawal mengatakan dirinya bekerja di perusahaan tambang, tetapi di tempat kerjanya, ia sering bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang pemerintahan, sehingga diperlukan ilmu pemerintahan dan memudahkan berkomunikasi dengan orang-orang pemerintahan.
“Saya bekerja di perusahaan swasta, tapi di tempat kerja saya, kami sering bertemu dengan orang-orang pemerintahan, sehingga perlu juga saya memahami tentang pemerintahan,” kata Syawal.
Syawal Naspar melakukan penelitian di SD Negeri 107 Rompu, Desa Rompu, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Desa Rompu merupakan salah satu desa terpencil yang jaraknya kurang lebih 10 Km dari Ibu Kota Kecamatan Masamba.
Waktu tempuh yang dibutuhkan hingga sampai ke Desa Rompu adalah 20–30 menit, dikarenakan jalan utama yang dilalui berlubang dan sempit, serta banyaknya mobil dump truk enam roda yang bermuatan yang juga menggunakan jalan tersebut.
Dari hasil penelitiannya, Syawal menyimpulkan bahwa kepala sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan arah jalannya kebijakan yang ada di sekolah dalam rangka pencapaian mutu pendidikan yang maksimal.
“Kepala sekolah tidak seharusnya mencari kesalahan atau kekurangan bawahannya yang ada di sekolah, melainkan bagaimana cara untuk mencarikan solusi untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada, sehingga persoalan tersebut tidak berlarut-larut dari hari ke hari,” tutur Syawal.
Oleh karena itu, lanjutnya, kepala sekolah diharapkan mampu memberikan pengaruh yang baik dalam peningkatan kualitas kinerja guru di sekolah dalam pencapaian mutu pendidikan yang maksimal.
Syawal mengatakan, model kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri 107 Rompu dalam upaya peningkatkan kedisiplinan guru adalah dengan menggunakan model kepemimpinan memberitahukan (telling), yang dimana kepala sekolah memberikan petunjuk, arahan yang spesifik dan mengawasi secara keras.
“Contohnya, menegur langsung dengan cara memanggil guru yang bersangkutan ke ruang kepala sekolah atau mengarahkan pada saat upacara bendera dan rapat akan pentingnya kekedisiplinan tata tertib sekolah yang telah disepakati bersama,” kata Syawal.
Model kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri 107 Rompu dalam peningkatan sikap dan mental guru yaitu dengan menggunakan model kepemimpinan pelatihan (coaching ladership), yang berfungsi agar bawahannya dapat memperbaiki kelemahannya, membangun kekuatan dan meraih potensi maksimal dalam diri mereka.
Model lainnya dalam upaya peningkatan motivasi kerja guru lebih cenderung menggunakan model kepemimpinan transaksional yaitu pemimpin yang melakukan transaksi untuk memotivasi bawahannya agar melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
“Dari kesimpulan penelitian ini, peneliti menyarankan agar kepala sekolah SD Negeri 107 Rompu perlu lebih mengembangkan kemampuan kepemimpinannya dengan pendekatan yang lebih kolaboratif dan partisipatif, tidak hanya menekankan pada model kepemimpinan memberitahukan (telling). Kepala sekolah bisa mengadakan diskusi terbuka dengan para guru untuk mencari solusi bersama atas masalah-masalah kedisiplinan, sehingga tercipta suasana yang lebih positif dan mendukung peningkatan kinerja,” papar Syawal.
Kepala SD Negeri 107 Rompu juga dapat menerapkan model kepemimpinan oriter dalam peningkatan disiplin para guru, serta model kepemimpinan mendelegasikan (delegating), model kepemimpinan demokratis.
“Kepala sekolah diharapkan untuk lebih proaktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas, misalnya melakukan perbaikan pada fasilitas sekolah, menciptakan ruang diskusi antar guru untuk berbagi pengalaman, serta menyediakan forum untuk menyampaikan masukan dan kritik membangun demi kemajuan Bersama,” urai Syawal.
Direktur Program Pascasarjana Unpacti Makassar, Dr Anirwan, seusai yudisium mengatakan, setelah Muhammad Syawal Naspar diyudisium, maka Pascasarjana Unpacti Makassar telah menyudisium empat alumni, yaitu Suhaeni (ASN Kantor Camat Bontoramba, Jeneponto);
Haping (Kepala UPT SDN 26 Bontoramba, Jeneponto), Arnita Soevian (staf tenaga kependidikan Sekolah Kharisma Makassar), dan Muhammad Syawal Naspar (Site Manager PT Geo Gea Mineralindo, bergerak di bidang Izin Usaha Jasa Pertambangan, sub kontraktor pertambangan nikel). (*)