Pelajar Masa Corona

Penulis: Riana Aisyah

Bangsa Indonesia dilanda wabah virus corona pada Maret tahun 2020. Bahkan, tidak hanya bangsa Indonesia saja melainkan 215 negara di dunia terkena wabah virus corona. Pemerintah menetapkan peraturan untuk tidak berkerumun, pembatasan sosial, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan supaya dapat meminimalisir virus corona. Sehingga pada saat itu, rakyat Indonesia mengalami kesulitan dalam berbagai bidang misalnya ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain-lain.

Dalam hal ini dengan adanya virus corona, pendidikanlah yang paling merosot. Dalam arti menimba ilmu tidak secara langsung bersama pendidik, melainkan dengan cara pembelajaran daring yaitu lewat media sosial. Para pelajar dituntut untuk belajar secara mandiri sehingga orang tua pun ikut berpartisipasi di dalamnya. Dengan adanya corona ini, benar-benar merugikan pelajar. Kecakapan, kepandaian, akhlak, budi pekerti pelajar turut memprihatinkan. Pengetahuan yang diperoleh pelajar pun terbatas.

Aspek kendala dalam menghambat proses pembelajaran daring seperti kuota maupun sinyal yang dirasakan oleh para pelajar. Di sini peran pendidik harus betul-betul bisa menyesuaikan pelajar, juga memotivasi agar tetap semangat walaupun pembelajaran melalui daring. Pendidik dapat memberikan metode pembelajaran yang layak, kreatif, menarik, dan mudah dipahami sehingga tidak membuat pelajar merasa bosan dalam pembelajaran daring.

Dengan adanya virus corona, pelajar benar-benar mengalami kerugian yang sangat besar. Kegiatan banyak di aktifkan dirumah bersama keluarga. Sehingga membuat pelajar mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan pendidik maupun dengan teman-temannya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU