Pembangunan Ruko Pasar, Memaksa Pemkab Barru Menelan Kerugian Miliyaran Rupiah

Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Ruko pasar yang dibangun Pemkab Barru pada tahun 2010 sebanyak 208 unit  di pasar Pekkae Tanete Rilau, pasar Mangkoso dan pasar Palanro hingga kini belum difungsikan bahkan bangunannya telah banyak mengalami  kerusakan.

Pembangunan Ruko yang menelawan biaya 48 miliyar dari pinjaman  bank dunia mulai memenuhi  titik terang. Ruko akan difungsikan seiring dengan selesainya pelelangan dalam bentuk sewa pertahun oleh Badan Pendapatan Daerah  kepada masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi beban pemerintah daerah dalam pembayaran angsuran.

Namun, kerusakan yang terjadi akibat lamanya tidak difungsikan memaksa pemerintah daerah mengeluarkan anggaran melalui APBD Perubahan tahun 2018 sebesar 1 Miliyar untuk memperbaiki bagian yang rusak. Artinya belum berfungsi tapi sudah menelan kerugian yang mencapai 1 miliyar rupiah ditambah lagi angsuran bunga yang mesti dibayar pemerintah daerah setiap enam bulan.

Baca Juga:  Sindikat Pencuri Ban Serep Dibekuk, Satu Pelaku Masih Buron

Kepala Badan Pendapatan Daerah Kab. Barru Andi Muhammad yang dikonfirmasi, Senin (10/9), mengakui kalau Ruko yang dibangun pemerintah daerah pada tahun 2010 itu belum memberikan kontribusi PAD kepada daerah. “Akan tetapi mulai Januari tahun 2019 sudah mulai difungsikan karena sudah dilelang dan tidak lama lagi akan diperbaiki dulu agar siap huni,” ujarnya.

Lanjut Andi Muhammad, semua ruko yang ada di tiga pasar telah dilelang beberapa bulan yang lalu, hanya saja ruko pasar Pekkae saja yang ada peminatnya, sehingga pemerintah daerah hanya merahab ruko pasar Pekkae. “Anggaran yang disediakan di APBD P sebesar 1.1 Miliyar untuk memperbaiki semua ruko pasar Pekkae,” kata Andi Muhammad.

Baca Juga:  Bulog Sulteng Salurkan Bantuan Beras untuk 21.839 Keluarga di Sigi

Terkait tidak adanya peminat khususnya ruko pasar Mangkoso dan ruko pasar Palanro, Ketua LSM Harimau Ir Abd Samid meminta  pemerintah daerah agar mengevaluasi harga yang ditawarkan kepada masyarakat. Abd Samid berpendapat bila harga sewa ruko dianggap terlalu mahal ditengan daya beli masyarakat yang berbeda-beda. “Kalau bisa dikasi kurangmi dulu sewanya, nanti kedepan dinaikkan bila pedagang sudah merasa nyaman dan untung sehingga ada aktifitas ekonomi di Ruko itu,” pinta Ir Abd  Samid.

Reporter: Rustam

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU