Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Pelaksana Program Pengembangan Desa Mitra Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diketuai dengan Tim Pelaksana Dr Mohammad Wijaya, S Si., M Si., bersama tim anggota melakukan kegiatan pelaksanaan pelatihan dan pembuatan Kompos dari Limbah Pertanian. Di Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru.
Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Kelompok Tani Siporennu 1 Marmi, yang juga membantu dan melakukan konsulidasi dengan para petani , ibu Rumah tangga dan karang taruna .
Potensi Desa Kamiri untuk lahan pertanian sangat besar, dimana sebagian petani yang bercocok tanan tadah hujan, ditambah sebagian penduduk mempunyai mata pencarian peternak sapi dan ayam serta ibu rumah tangga yang menggunakan waktu luang sebagai pemecah biji kemiri.
Pada pelaksanaan pembuatan kompos, Dr Muhammad Wijaya, M Si (Dosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar), memberikan penjelasan kepada para petani, untuk memamfaatkan limbah pertanian terutama jerami padi dan sekam padi yang menumpuk di lahan sawah untuk dijadikan sebagai pupuk kompos.
“Jerami padi dipisahkan sampai kering, kemudian dicacah sampai kecil, kemudian dimasukkan ke dalam drum yang berwarna biru, ditambahkan hasil pembakaran tempurung kemiri berupa arang pecahan kemiri,” papar Wijaya.
“Manfaat penambahan arang tempurung kemiri untuk mengingat senyawa kimia yang berbahaya agar mudah menyerap logam berat (Mg dan Pb) atau sebgai absorben . Kemudian ditambahkan limbah ternak sapi yang sudah kering yang dihaluskan untuk dimasukkan ke dalam drum yang berwarna biru tersebut,” tambahnya.
Kemudian, sambungnya, ditambahkan EM4 untuk mempercepat terurai bahan organik alami. Proses pengomposan ada dua metode yaitu, secara Aerob dan Anaerob. “Produk kompos yang dihasilkan berwarna hitam kecoklatan, telah melalui unsur hara makro dan mikro,” terangnya.
Pelaksanaan kegiatan Desa Mitra mendapat dukungan dari kelapa Desa Mitra, Irwan Temma dan bekerjasama dengan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNM Makasasar Prof Dr H Bakhrani A Rauf M,T. dan DPRM Kemristek Dikti. Program selanjutnya rencana pembuatan alat pemecah biji kemiri, yang mana masih menggunakan alat tradisional.
“Diharapkan ke depan para petani yang berada di Desa Mitra, sudah mahir mengolah limbah pertanian yang ada di sekitar pegunungan Baera, agar mampu mengurangi pupuk kimia yang sangat mahal dan langka, juga mampu meningkatkan kesejakteraan petani dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi untuk di terapkan pada budidaya tanaman cabe dan sayuran cepat panen,” harap Wijaya. (FP/*)