Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Akibat semakin meluasnya penyebaran Coronavirus deseases 2019 (Covid-19) sepekan terakhir di Kabupaten Barru, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sualwesi Selatan (Sulsel) bersama Pemerintah Kabupaten Barru, Forkopimda, dan Instansi ke-Agamaan, sepakat memutuskan untuk meniadakan pelaksanaan Shalat Ied 1441 Hijriyah 2020 untuk berjamaah di Lapangan dan Masjid se-Kabupaten Barru.
Diketahui bahwa kesepakatan bersama tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi terpisah melalui video convrence (vicon) di Barru Smart Information Center (Basic) Kantor Bupati Barru, Jalan Sultan Hasanuddin, Coppo Barru, Kabupaten Barru pada hari Selasa 19 Mei 2020.
Pada keterangan persnya, Bupati Barru Suardi Saleh mengutarakan, keputusan bersama itu disepakati demi keselamatan masyarakat pada umumnya se-Kabupaten Barru, Cukup di rumah saja masing-masing, demi mematuhi himbauan pemerintah pusat,”Dengan berat hati, kita ikuti himbauan pemerintah pusat untuk meniadakan shalat Ied di masjid dan di lapangan ”, kata Bupati Suardi Saleh.
Pada pengakuannya, Suardi Saleh mengutarakan, meniadakan shalat Ied di masjid dan di lapangan, adalah kebijakan yang tidak populer. Tapi demi keselamatan masyarakat di Daerah kita, pilihan tersebut harus dilakukan Pemkab Barru. Mengingat Barru saat ini sudah masuk zona merah pasca-ada 7 warga yang dinyatakan positif.
“Ini kebijakan yang tidak populer. Tapi saya ingin selamatkan masyarakat Kabupaten Barru. Dengan berat hati, kita ambil keputusan ini. Ini yang terbaik untuk keselamatan kita semuanya,” tegas Bupati Suardi Saleh.
Suardi Saleh juga mengurai, penyebaran Corona begitu sangat cepat dan penularannya mudah. Hal ini bisa dilihat sebagaimana lima tim tenaga medis di Barru yang ikut tertular setelah menangani satu santri yang positif corona.
“Kita sekarang tidak lagi zona hijau. Pelaku Perjalanan (PP) masih ada 624 orang. Orang Tanpa Gejala (OTG) 124 orang. Dan OTG ini sesuai hasil tracking yang pernah kontak erat dengan yang positif Covid-19,” tuntas Suardi Saleh.
Kapolres Barru AKBP Willy Abdillah, sepakat jika pelaksaan shalat Ied tetap di rumah. Alasannya tren penyebaran corona secara umum mengalami peningkatan. Termasuk di Barru.
“Trennya secara umum, penanganan Covid-19 di daerah kita meningkat. Lebih lbaik di rumah saja,” kata perwira menengah Kepolisian ini saat memberikan masukannya di rapat koordinasi.
Senada ikut disampaikan Dandim 1405 Mallusetasi Letkol Kav Ali Syahputra Siregar. Baginya, himbauan di maklumat bersama sebelumnya, lebih baik diteruskan.
“Apabila ada himbauan sebelumnya, lebih baik diteruskan saja, karena kalau dari segi kesehatan, fenomena Covid-19 ini ibarat gunung es. Banyak yang tidak kelihatan,” paparnya.
Sekadar untuk diketahui, sejauh ini sudah ada 7 warga Barru yang dinyatakan positif Covid-19. Masing-masing satu santri klaster pesantren di Jawa Timur, satu ustadz yang baru pulang dari Mesir, serta lima petugas medis yang sempat menangani santri yang positif.
Khusus satu tambahan yang dimasukkan datanya Tim Gugus Tugas Sulsel ke Barru, merupakan perawat di RS Awal Bross Makassar yang punya KTP Barru. Meski demikian yang bersangkutan sudah lama tak ke Barru.
Selain itu, ada satu ibu rumah tangga asal Barru yang reaktif di rapid test, dan sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Makassar. Dua bayinya yang baru lahir, meninggal dunia, dan sudah dimakamkan di Gowa sesuai standar protokol pemakaman Covid-19.
Hingga berita ini di turunkan, hari ini, selain PP dan OTG, Jumlah Orang Dalam Pemantauan kosong, Pasien Dalam Perawatan (PDP) Dua Orang, sementara untuk ke – Tujuh kasus positif, sesuai data yang dihimpun dari Posko Tim Gugus Tugas (TGT) Penahanan Covid-19 Pemkab Barru.
Reporter : Abd Latif Ahmad