BULUKUMBA – Pemerintah Kabupaten Bulukumba berhasil menurunkan jumlah angka keluarga beresiko stunting. Dari 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan, Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang mampu menekan laju keluarga beresiko stunting.
Hal itu diungkap oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) dr. Wahyuni AS Rabu, 25 Januari 2023.
“Alhamdulillah, berkat arahan Pak Bupati Andi Utta kepada kami seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Jajaran DPPKBP3A Bulukumba berhasil menekan keluarga beresiko stunting” ujar dr. Wahyuni.
Dikatakan, bahwa data capaian tersebut terungkap pada kegiatan temu kerja stakeholder dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh BKKBN Sulsel di Makassar.
“Kabupaten Bulukumba terendah dengan capaian 16,14 persen dari 24 kabupaten kota,” terang dr Wahyuni.
Ditambahkan bahwa berdasarkan Data SSGI dari angka 30,08 persen tahun 2021, dan capaian Kabupaten Bulukumba menjadi 28,04 persen di tahun 2022.
“Data SSGI menunjukkan Kabupaten Bulukumba mencapai angka 30.08 persen keluarga beresiko stunting. Kami terus berupaya dari berbagai program sehingga berhasil menurunkan duadigit menjadi 28,04 persen, oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang diketuai pak Wabup, dan saya sendiri sebagai Sekretaris Tim,” tambah dr. Wahyuni.
Kadis DPPKBP3A Bulukumba itu juga mengatakan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) balita stunting mengalami penurunan.
Selain terjadi penurunan keluarga beresiko stunting, BKKBN Sulsel juga mencatat terjadi penurunan balita stunting di Kabupaten bulukumba.
“Tahun 2021 tercatat 8 persen, sementara tahun 2022 menurut pihak BKKBN Sulsel, kami berhasil menurunkan balita stunting di Kabupaten Bulukumba menjadi 6,72 persen,” beber Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini.
Sukses Kabupaten Bulukumba menurunkan angka keluarga dan balita beresiko stunting atas kerjasama Pemkab Bulukumba dengan Bapak asuh stunting dari 33 pelaku usaha baik perorangan, perusahaan dan dunia perbankan yang ada di Bulukumba.
“Sukses terjadi penurunan keluarga dan balita beresiko stunting ini atas arahan Bupati untuk bekerja sama dengan 33 pelaku usaha yang ada di Bulukumba, baik itu perorangan, Perusahaan dan Dunia Perbankan yang ada di Bulukumba. Kita istilah kan dengan sebutan, ‘Bapak Asuh Stunting’ seperti itu,” kata dr. Wahyuni.