Penamatan Virtual Sekolah Islam Athirah Bone: Untaian Pesan untuk “Generasi Covid-20”

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Masa pandemi yang tak kunjung berakhir memaksa semua lapisan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru di segala sendi kehidupan, tak terkecuali di bidang pendidikan. Segala kegiatan yang berlangsung di sekolah tak lagi bisa dilaksanakan sebagaimana biasanya, termasuk wisuda penamatan.

Sekolah Islam Athirah Bone pun demikian. Wisuda penamatan yang biasanya digelar begitu ujian nasional usai dilaksanakan, kini diadakan dalam bentuk yang berbeda. Baik dari segi waktu maupun dari segi pelaksanaan. Kali ini penamatan untuk Angkatan VII yang berjumalah 43 orang siswa SMA dan 38 orang siswa SMP dilaksanakan secara virtual melalui siaran langsung di kanal youtube dan akun facebook Sekolah Islam Athirah Bone.

Meski secara virtual, acara ini cukup meriah disaksikan kurang lebih 200 orang. Komentar pemirsa juga membanjiri kolom chat sepanjang acara berlangsung, mulai dari yang sifatnya memberi ucapan selamat, ungkapan rasa bangga dan syukur, juga tak jarang mengungkapkan rasa haru atas acara yang terlaksana.

Fatima Kalla, selaku ketua yayasan, turut memberi sambutan dalam acara yang digelar kurang lebih 2 jam ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa siswa yang ditamatkan kali ini adalah generasi emas, genarasi yang paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan juga menyebutnya sebagai genarasi tahan banting. Hal ini lantaran kondisi yang dihadapi di masa pandemi ini. Beliau juga menyampaikan bahwa tantangan di masa pandemi ini akan menjadi bekal alumni menjalani masa yang akan datang.

Baca Juga:  Informasi Menarik Tentang Kehamilan dan Parenting

Selain pesan dari ketua yayasan, adapula dari Direktur Sekolah Islam Athirah. Beliau menyampaikan kalimat singkat dan meminta siswa untuk merenunginya, yaitu setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Beliau kemudian menjelasakan bahwa masanya sebagai siswa SMA telah berakhir selanjutnya adalah mempersiapkan diri agar di masa depan bisa mencatat sejarah bukan sekadar pembaca sejarah hingga bisa menorehkan masa untuk diri masing-masing.

Lebih lanjut sambutan Kepala SMA Islam Athirah Bone, Syamsul Bahri, S.Pd.I yang membuat semua hadirin terhenyak. Di awal sambutanya, beliau menyampaikan bahwa angkatan yang ditamatkan ini baginya bukan angkatan covid-19 sebagaimna orang-orang menyebutnya, tapi lebih dalam beliau memaknainya dan mengistilahkannya sebagai covid-20. Istilah yang merupakan singkatan sebagai ciri dari alumni yang menamkan dirinya Fantastic untuk SMP dan Invinito untuk SMA. Covid 20 – Cerdas yang dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih mulai dari tingkat kbupaten hingga nasional, Optimis yang dibuktikan dari pencapaian jaminan mutu dan penetapan terget UN yang meski pada akhirnya tidak dilaksanakan, Visioner yang dibuktikan dengan lulusnya dari Sekolah Athirah Bone dan langkahnya ke depan di dunia kampus bagi SMA dan sekolah lanjutan bagi SMP, Dedikasi yang dibuktikan dengan integritas serta tekadnya dalam menyelesaikan studi di Athirah Bone. Sebuah apreasiasi yang membat haru dan bangga tak hanya bagi siswa, tapi juga bagi orag tua yang ikut mendampingi putra putrinya dalam prosesi penamatan.

Baca Juga:  SMP Swasta Terbaik di Samarinda: Rekomendasi Terbaik untuk Masa Depan Gemilang Anak Anda

Selain itu, adapula pesan dan kesan dari siswa-siswa yang ditinggalkan. Mereka semua merasa bangga punya kakak kelas yang bisa dijadikan teladan. Mereka meminta agar kakak-kakaknya yang lebih dulu meninggalkan sekolah tetap dapat menjaga iman, hafalan Al-Quran, karakter, tingkah laku, dan pola pergaulan serta segala nilai yang telah didapat selama di Athirah Bone. Mereka juga meminta agar tetap menjadi sosok yang inspirastif daan tidak melupakan kebersamaan mereka selama di sekolah. Sungguh sebuah tali persaudaraan yang terjalin begitu kuat.

Di lain hal, segala proses yang merupakan rangkaian kegiatan ini berlangsung dengan lancar, meski sesekali kesedihan terpancar di wajah masing-masing siswa. Hal ini memang tak dapat dipungkiri karena momen yang paling sakral dan paling ditunggu-tunggu oleh siswa ketika telah lulus tak dapat diseremonialkan sebagaimna biasanya. Akan tetapi di luar dari hal itu semua, siswa mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah dan mengucap syukur tak terhingga karena tetap bisa mengikuti acara penamatan meski dalam bentuk ang berbeda.

Penulis: A. Reski Citra Rahmayani

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU