Penduduk Pulau Bali Orang Pendatang?

Oleh: Nurhayana Kamar

Sugro Pekulun melanjutkan ulasannya tentang kelanjutan kehidupan di Bali. Dari sejarah Bali, penduduknya dari migrasi beberapa periode. Periode pertama atau penghuni pertama di Pulau Bali, tidak diketahui dari mana asalnya.

Periode selanjutnya, saat Bali melakukan hubungan secara intern dengan dunia internasional di akhir dan awal Masehi. Juga saat Bali Jatra. Periode selanjutnya, tahun 804, seperti yang disebutkan di prasasti Sukawana Al tentang adanya pertapa yang hilir mudik di Bukit Kintamani.

Selanjutnya, kedatangan Dinasti Warmadewa dengan penemuan Stambah Kemenangan Raja Sri Kesari Warmadewa tahun 835 di Blanjong. Panembahan Malet Gede dan Pukuh. Selanjutnya, saat pemerintah Raja Sri Haji Marataka Pangkaja dan Haji Anak Wungsu dari tahun 1911 sampai tahun 999. Disini masa keemasan hubungan Jawa-Bali.

Periode selanjutnya, saat Pemerintahan Sementara Raja Patih Kebo Parud. Saat inilah trah Arya mulai tercatat di Bali. Ada 3 Arya yang disebutkan, Arya Adikara, Arya Asana dan Arya Wadana. Ketiganya tergabung di Majelis ‘’Ri Jro Makabehan bersama Mpukuwing, Baudenda, Senapati dan lainnya.

Baca Juga:  Berantas Judi Online, Pemerintah Tetapkan Tiga Prioritas

Tercatat dalam Prasasti Sukawana D, halaman Vb, berangka tahun 1222. Kutipannya, ‘’….makabehan, para juru, mwang, bahudenda, senapati, tanda rakyan, ri jero makabehan, mwang brahmana rsi, sewa sogata, tan Kantun, ida raja sari aryya, ida san aryya adikara, ida san aryya asana, ida san aryya wadana,…’’.

Yang mementahkan teori selama ini dan yang mencetuskan bahwa Trah Arya mulai ke Bali, saat ekspedisi Majapahit ke Bali. Atau setelah Pemerintahan Paduka Bharata Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten, setelah tahun 125 Shaka.

Selanjutnya, para ahli berpendapat saat kedatangan ekpedisi Gajamada, juga disertai Panglima Majapahit dan pasukannya dan menetap di Bali. Walau ekspedisi ini tidak ditemukan dalam prasasti Bali Kuno. Namun banyak tertulis di Babad, yang juga jadi referensi yang kuat.

Penduduk Bali saat ini, juga warga Indonesia dan asing yang bekerja dan berdiam di Bali setelah zaman Kemerdekaan. Mereka ini, di luar dari periode yang disebutkan di atas. Juga dengan adanya penyebaran penduduk ke Bali.

- Iklan -

Tuhan Hyang

Bagaimana dengan budaya Bali Mula dan Balyaga? Masihkah lestari hingga kini? Menurut Suogro, tidak hilang. Contohnya, budaya Bali Mula yang menyebut Hyang sebagai Tuhannya, orang Bali masih menyebut Hyang Widhi, Hyang Parama Kawi, Hyang Kawitan, Hyang Dewa dan lainnya.

Baca Juga:  Panduan Liburan Keluarga di Bali 3 Hari 2 Malam, Ramah Anak

Bali Mula yang memuja leluhur, sekarang orang Bali getol mencari jejak leluhur (Kawitan). Bali Mula menyucikan gunung, sekarang juga orang Bali menyucikan gunung dengan konsep Nyegara Gunung. Bali Mula, giginya terasah/rata/metatah, sekarang Metatah tetap ada. Bali Mula membekali (Ngabain) Tetuanya dengan bekal kubur, sekarang juga masih eksis.

Bali Mula Ngabein dengan mengubur, bukan di bakar, sekarang masih banyak Desa Bali Mula juga tidak membakar mayat. Bali Mula menyembah Ruh Suci yang bersemayam di Batu dan Pohon Besar, masih sekarang juga. Dan Masih banyak lagi yang diwarisi.

Bali beberapa kali menjadi pulau terbaik versi traveller, bukan karena keindahannya semata. Namun, ada sesuatu yang dicari turis ke Bali. Mungkin karena taksunya yang masih terjaga. Taksu budaya, taksu ritual dan taksu yang sulit dijelaskan. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU