Pengakuan Seorang Muallaf Terhadap Al-Qur’an

Jefri Lang, seorang Professor matematika ternama, di Universitas Kansas Amerika Serikat. Setelah menjadi muallaf, dia memberikan pengakuan terhadap kitab suci ummat Islam, Al-Qur’an.

Sebelumnya, dia seorang Atheist di usia 18 tahun. Baru setelah Al-Qur’an menjawab semua rasa penasaran dan kebingungannya selama ini, membuat dia memilih masuk Islam.

Menurut pengakuannya, Al-Qur’an ditulis dengan gaya yang menarik. Di bagian awal cukup teknis. Penuh dengan hukum, aturan dan regulasi. Di bagian tengahnya, penuh dengan kisah-kisah indah. Kiasan – kiasan dahsyat. Di bagian akhir, emosi Al-Qur’an, diangkat ke titik terkuat. Membawanya menjadi ledakan spiritual dan teknologi yang indah, dahsyat jadi satu. Gambaran dahsyat luar biasa. al qur’an

Saya mulai merasakan moment sptirualitas yang dahsyat. Ketika saya merasakan kehadiran rangkulan Ilahi. Saya ingat saat baca ssurah( Ad-Duha), “Demiwaktu dan demi malam apabilatehal sunyi, Tuhan tidak meninggalkan engkau Muhammad’’.

Dia akhir surah, saya menangis seperti bayi selama 20 menit. Padahal, tadinya saya tidak percaya Tuhan. Surah itu buat saya menangis. Saya coba mengabaikan pengalaman ini. Tapi tetap saja muncul.

Baca Juga:  10 Amalan dan 3 Kunci Kelancaran Rejeki Menurut Al-Quran

Jeffry mengaku pertama kli mengenal Al-Qur’an, lewat seorang temannya yang memberinya Qur’an versi English. Awalnya dia tidak begitu tertarik. Namun pada akhirnya Lang membacanya dan halaman pertama surah Al-Fatihah. “Saya baca surah pertama (Al-Fatihah), karena rasa penasaran akademis.

“Bagi saya, seperti hymne do’a, puji-pujian, sama seperti Amazmur dalam Bibel. Yang di awal seperti ini, dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang”. “Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh Alam”. “Penguasa hari Pembalasan”. “Hanya kepada Engkaulah, dan seterusnya….

Oh ini, hymne puji, pujian seperti Mazmur. Di bagian akhir, saya sadar, owh kalimat akhirnya berubah jadi do’a menita petunjuk. “Tujukkanlah kami jalan yang lurus, jalan bagi orang – orang yang telah Engkau beri nikmat padanya. Saya fikir,

Jika kita melihat Al-Qur’an, kita akan menemukan bahwa 3 % dari semua ayat, dalam Al-Qur’an bersifat hukum. Dan kemudian hitung semua ayat Al-Qur’an, ambil hasil baginya dan anda akan menemukan bahwa sekitar 3 % di antaranya berisi perintah dan larangan Ilahi. 97 % al qur’an mengajarkan etika hubungan antara Tuhan dan manusia, tujuan hidup, moralitas, kebenaran lainnya juga.

- Iklan -
Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 12 November 2024: Hidup yang Diubahkan

Sejarah bangsa – bangsa di masa lalu, mengajarkan kita bagaimana bersikap kritis terhadap diri sendiri. Pentingnya menggunakan akal dan iman, mengajarkan banyak tema utama. Bagaimana menggunakan akal dan iman.

Anda tahu apa yang diajarkan kepada saya ketika saya menjadi muallaf ? Aturan, aturan, aturan. JIka saya tidak mempelajari agama ini sendiri, dan masuk agama ini, dan semua yang saya terima adalah aturan, aturan, aturan. Saya akan (murtad) keesokan harinya.
Alhamdulillah, saya baca Al-Qur’an terlebih dahulu.

Jeffry mengaaku pertama kali mengenal Al-Qur’an. “Saya fikir, owh penulis yang cerdas”. Dia mengecoh saya,untuk berdoa minta petunjuk. Orang yang cerdas. Tentu saya berasumsi bahwa Al-Qur’an buatan manusia. Kemudian saya lanjut ke surah berikutnya, diawali ‘’alim lam mim’’. Kitab ini, tidak ada keragun padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

Lang begitu kagum akan gaya bahasa dan petunjuk di dalamnya. Jika kita melihatal qur’an kita akan menemukan 3 % dari semua ayat bersifat hokum.

Ketika mencapai bacaan terakhir Al-Qur’an, ke – atheisan saya mulai luntur. (videoshare/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU