2. Stadium Larva
Setelah telur menetas, larva nyamuk –atau biasa disebut jentik, akan keluar dari cangkang dan terus tumbuh di permukaan air. Dalam proses ini akan melalui 4 tahap pertumbuhan selama kurun waktu 7 hingga 10 hari hingga akhirnya masuk ke dalam tahapan metamorfosis nyamuk selanjutnya yaitu pupa.
Dalam 4 tahap pertumbuhan yang dilaluinya, nyamuk kemudian mengalami perubahan bentuk dan penambahan jumlah bulu-bulu halus di tubuhnya. Pertumbuhan jentik atau larva nyamuk tersebut disebabkan dari beberapa faktor, yaitu seperti suhu air, ketersediaan bahan makanan, dan ada tidaknya predator di dalam ekosistem perairan yang ada di habitatnya. Perlu diketahui, jentik nyamuk merupakan mangsa dari beragam jenis biota perairan seperti ikan, moluska, dan sejenisnya.
3. Stadium Pupa
Berikutnya, setelah melewati 1 minggu menjadi larva, jentik nyamuk kemudian memasuki tahapan terakhir dari kehidupannya di habitat perairan. Larva nyamuk berubah menjadi pupa (kepompong) guna mempersiapkan tubuhnya menjadi nyamuk dewasa yang sudah siap terbang.
Dalam fase ini, pupa berada dalam keadaan inaktif. Meskipun demikian, fungsi fisiologis pernapasannya masih berfungsi. Ia tetap menyerap oksigen di udara melewati corong nafas yang berada di bagian atas pupa.
Fase metamorfosis nyamuk pada stadium pupa biasanya berlangsung selama 12 hari. Selama itu, pupa akan membentuk sayap-sayap halus yang akan dipergunakannya untuk terbang pada fase metamorfosis selanjutnya.
4. Stadium Nyamuk Dewasa
Setelah melawati fase pupa selama 12 hari, kini menjadi seekor nyamuk dewasa yang siap terbang dan menghisap darah di tubuh kita. Selain itu, ada 2 jenis nyamuk berdasarkan jenis alat kelaminnya, yaitu nyamuk jantan dan nyamuk betina. Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu keluar dari pupa dibanding nyamuk betina.
Apabila keduanya sama-sama keluar, nyamuk-nyamuk tersebut kemudian akan kawin. Kemudian, nyamuk betina akan beristirahat selama 2 hari sebelum akhirnya mulai mencari darah.