Faktor Penyebab Terjadinya Social Loafing
Menurut Latane, Williams dan Harkins (1979), ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya social loafing, diantaranya yaitu:
Atribusi dan kesetaraan
Proses atribusi yang bisa menyebabkan seseorang melakukan loafing atau pemalasan, karena mereka menganggap orang lain tidak kompeten dan tidak ada gunanya mengeluarkan usaha yang lebih keras dari anggota kelompok yang lain.
Pengaturan sasaran tidak maksimal
Tujuan kelompok yang tidak maksimal menyebabkan seseorang melakukan loafing karena menganggap kelompok akan mudah menyelesaikan tugas sehingga usaha anggota kelompok yang lain dianggap sudah cukup sehingga individu tidak perlu mengeluarkan usaha yang lebih banyak.
Kontingensi tidak seimbang
Seorang individu melakukan loafing karena menganggap usaha yang dikeluarkannya dengan hasil yang diperoleh nanti tidak sesuai karena berada di dalam kelompok.
Evaluasi kelompok
Seseorang cenderung akan melakukan loafing jika dirinya sendiri atau orang lain tidak ada yang mengevaluasi pekerjaannya.
Kohesi kelompok
Seorang individu yang berada dalam kelompok yang tidak kohesif akan cenderung melakukan loafing karena sesama anggota kelompok tidak begitu mengenal satu sama lain.
Distribusi keadilan
Persepsi individu bahwa hasil kerja setiap anggota kelompok tidak akan mendapat reward yang sama akan menyebabkan individu mengurangi usahanya dalam kelompok.
Kolektivitas individu
Individu yang berasal dari budaya individualis cenderung akan melakukan social loafing dibandingkan individu yang berasal dari budaya kolektivis. Hal tersebut disebabkan karena individu dengan budaya kolektivis akan lebih berorientasi pada kelompok dan menempatkan tujuan kelompok sebagai hal yang penting.
Kinerja rekan kerja
Seorang individu akan melakukan loafing jika merasa usaha anggota kelompok yang lain akan tinggi sehingga dia tidak perlu mengeluarkan usaha yang lebih keras.
Motivasi berprestasi
Individu dengan motivasi berprestasi rendah akan cenderung melakukan loafing karena motivasi individu untuk berprestasi rendah sehingga tidak ada motivasi yang bisa mengeliminasi kecenderungan individu untuk melakukan loafing.
Ukuran kelompok
Semakin besar anggota kelompok akan meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan social loafing. Individu akan merasa kontribusinya terbagi dengan anggota kelompok yang lain.