Menggunakan Tanda Tanya (?) dan Tanda Seru (!) dengan Benar
Tanda tanya dan tanda seru merupakan tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan.
Walau sering digunakan, namun masih ada saja yang kurang tepat dalam menggunakan tanda tanya dan tanda seru. Simak penggunaan tanda tanya dan tanda seru yang benar berikut ini.
Penggunakan Tanda seru (!) yang Benar
Pada kaidah penulisan, tanda seru digunakan untuk ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh penggunaan tanda seru pada kalimat perintah:
- Perhatikan contoh berikut!
- Dilarang masuk!
Contoh penggunaan tanda seru pada kalimat seruan yang menggambarkan menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat:
- Alangkah segarnya udara pagi di pegunungan ini!
- Yang benar saja!
- Semangat terus!
Kalimat Perintah
Kalau kamu memerintahkan atau menyeru kepada seseorang, maka berlaku penggunaan tanda seru di sini jika ucapanmu dituliskan. Tanda seru ini dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun tidak.
Contoh:
- Tolong matikan lampu di ruang itu!
- Kerjakan tugas ini sekarang juga!
Menunjukkan Ekspresi Terkejut/Kaget
Ketika kamu merasa kaget, terkejut, atau rasa emosi yang kuat, maka wajib menggunakan tanda seru dalam penulisan kalimatnya.
Contoh:
- Astaga! Apakah aku lupa mengirimkan kabar ke kamu?
- Kita berangkat sekarang, ayo semangat!
Penggunakan Tanda Tanya (?) yang Benar
Penggunaan tanda tanya sesuai kaidah hanya digunakan pada akhir kalimat tanya dan digunakan untuk menandai bagian kalimat yang diragukan. Penggunaan tanda tanya sesungguhnya cukup mudah.
Namun, terkadang kesulitan muncul Ketika kalimat tanya ada pada kutipan langsung. Penulisan tanda tanya yang ditulis dalam kutipan yaitu tanda tanya ditulis sebelum tanda petik.
Contoh penggunaan tanda tanya yang benar dalam kutipan langsung:
Ayah berkata, “Kapan kita harus datang di acara itu, Nak?”
Berbeda dengan penggunaan tanda tanya pada kutipan judul. Pada kalimat kutipan judul, tanda tanya diletakkan sesudah tanda petik. Berikut ini contohnya.
Siapa pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”?
(Sumber: Buku Penyuluhan Ejaan, Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015)