Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulsel, Ustadz Asnawin Aminuddin, memberikan ceramah agama dalam acara Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah (PQJI) di Mushallah Kantor Camat Pallangga, Gowa, pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh Sekcam Pallangga, Basis SSos, serta jajaran pejabat dan pegawai Kantor Camat Pallangga, juga pimpinan dan pegawai Puskesmas Pallangga, Kabupaten Gowa.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah seorang jamaah, yang membacakan Surah Ali Imran, ayat 102 hingga 104.
Dalam ceramahnya, Ustadz Asnawin, yang juga merupakan anggota Komisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo) MUI Provinsi Sulsel, mengajak para jamaah untuk membiasakan diri berwudhu, baik sebelum shalat lima waktu maupun di luar waktu shalat.
Ia menceritakan kisah Rasulullah yang mengantar jenazah seorang sahabat. Setelah pemakaman, Rasulullah bersabda, “Mintalah pertolongan kepada Allah dari azab kubur, mintalah pertolongan kepada Allah dari azab kubur, mintalah pertolongan kepada Allah dari azab kubur.”
Setelah itu, Rasulullah mengatakan kepada Abu Bakar bahwa ia sangat merindukan ikhwanku (saudara-saudaraku). Abu Bakar bertanya, “Apa maksudmu, wahai Rasulullah? Bukankah kami adalah saudara-saudaramu?”
Rasulullah menjawab, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi beriman kepadaku dan mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka adalah saudara-saudaraku dan akan bersamaku di akhirat. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku, serta mereka yang beriman meski tidak pernah melihatku.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau mengenali mereka di hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Mereka akan datang dengan wajah, serta kedua tangan dan kaki bercahaya karena bekas wudhu.”
Ustad Asnawin juga menceritakan kisah Bilal bin Rabah, seorang mantan budak yang masuk Islam dan menjadi muadzin pertama Rasulullah di Madinah. Suatu ketika, Rasulullah bertanya kepada Bilal, “Wahai Bilal, amalan apa yang paling engkau harapkan pahalanya, karena aku mendengar langkah terompahmu di surga?”
Bilal menjawab bahwa ia membiasakan diri berwudhu dan menjaga wudhu. Jika wudhunya batal, ia akan berwudhu lagi, dan setiap selesai berwudhu, ia melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Rasulullah pun menyatakan, “Itulah Bilal, yang menyebabkan aku mendengar langkah terompahmu di surga.”
“Mari kita semua membiasakan diri menjaga wudhu seperti yang dilakukan Bilal, semoga kita termasuk umat yang wajah, tangan, dan kaki kita bersinar di akhirat nanti, amin,” tutup Asnawin. (*)