Firasat Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono yang menengarai bakal adanya pemilu curang di 2024, sehingga dinyatakannya akan ”turun gunung”, kelihatannya benar. Tak hanya Anies Rasyid Baswedan yang digadang-gadang berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju sebagai salah satu pasangan Capres-Cawapres di Pemilu 2024 selama ini berusaha dijegal.
Kini, Prabowo pun kelihatan berusaha dijegal dengan pemasangan baliho yang berusaha memisahkannya dengan pasangannya, Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.
Bukti dari adanya hal tersebut, DPD Partai Gerindra Aceh melaporkannya ke polisi tentang adanya pemasangan baliho tersebut, secara massif di hampir seluruh kawasan Aceh.
Antisipasi pengawalan pendaftaran Capres-Cawapres, SBY melontarkan sikapnya, tidak hanya kepada kadernya, namun dipublikasi secara umum bahwa dirinya akan ”turun gunung”, karena menengarai bakal terjadi kecurangan di Pemilu 2024.
Menurut SBY dalam video yang diunggahnya, menjelaskan kepada kadernya, mengapa dirinya harus turun gunung menghadapi Pemilu 2024 mendatang. ”Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024, bisa tidak jujur dan tidak adil. Konon, yang hanya diinginkan oleh mereka, dua pasangan Capres-Cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka. Demikian infonya,” jelas SBY, tanpa secara benderang, siapa yang disebutkannya dengan mereka.
Demkorat sebagai oposisinya, katanya, jangan harap bisa mengajukan Capres-Cawapresnya sendiri. Bersama koalisinya tentunya. “Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan? Pikiran seperti itu, batil,” tegas SBY.
Mantan Presiden RI ini menegaskan, itu bukan hak mereka. Pemilu adalah hak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat. ”Dan ingat, selama 10 tahun, dulu kita di Pemerintahan, dua kali melaksanakan Pemilu termasuk Pilpres, (Partai) Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu,” jelasnya. (ana)