Penjelasan Lengkap Husnuzzan kepada Allah Lengkap Contoh dan Ayat-Ayatnya

Penjelasan Lengkap Husnuzzan kepada Allah Lengkap Contoh dan Ayat-Ayatnya, Kata husnuzzan berarti berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk atau disebut juga negative thinking.

Dilansir Fajar pendidikan dari laman Pelajaran.co.id, berikut ini penjelasan lengkap Penjelasan Lengkap Akhlaqul Karimah Lengkap Contoh dan Ayat-Ayatnya.

Husnuzzan kepada Allah

Kata husnuzzan berarti berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk atau disebut juga negative thinking.

Allah swt. menciptakan alam semesta seperti bumi, langit, laut, dan segala isinya menjadi bukti dan wujud kekuasaan Allah serta sebagai rahmat bagi makhluk hidup khususnya manusia. Rahmat adalah karunia Allah yang dapat mendatangkan manfaat dan nikmat.

Manusia akan mendapat rahmat dan nikmat dari bumi, laut, langit, dan segala isinya apabila manusia mau berusaha untuk memanfaatkan serta menggali manfaat-manfaat tersebut. Allah swt. tidak membeda-bedakan manusia, baik warna kulit maupun suku atau bangsa sehingga siapa pun akan memperoleh manfaat tersebut bila mau berusaha.

Perhatikan firman Allah swt. Surah Al Jasiyah Ayat 12-13.

al jasiyah 12

al jasiyah 13

Artinya:”Allahlah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah- mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS Al-Jasiyah: 12-13).

- Iklan -

Ketidakberuntungan sebagian manusia dalam memperoleh rahmat atau karunia Allah but karena Allah bend terhadapnya, melainkan kualitas atau kemampuan untuk memperoleh kar Allah belum dilakukan secara maksimal sehingga sikap sabar, berdoa serta tawakal wajib dilakuka Berdosa hukumnya jika kita berprasangka buruk terhadap Allah swt.

Baca Juga:  Tari Cakalele : Sejarah, Makna, Properti, Gerakan dan Busana

Manusia harus berpikir positif dan menganggap bahwa semua kejadian ada manfaatnya dan tidak ada yang sia-sia (keterangan lebih lanjut lihat QS Ali Imran: 190-191, QS Yusuf: 111, QS Taha: 54, dan QS Ar Ra’d: 3-4)

Hikmah dari sifat husnuzzan antara Iain adalah sebagai berikut:

  1. Hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai.
  2. Hati menjadi bersih dan terhindar dari penyakit hati.
  3. Menumbuhkan sikap tulus.
  4. Tidak menimbulkan perselisihan atau perpecahan.
  5. Mengingatkan manusia agar selalu berintrospeksi.
  6. Dapat memacu semangat untuk lebih kreatif.
  7. Menumbuhkan rasa optimis dan tidak berputus asa.
  8. Menambah keyakinan bahwa apa yang difirmankan Allah itu benar.
  9. Senantiasa bersyukur atas segala rezeki sekecil apa pun.

Gigih dan Optimis

Sikap gigih atau kerja keras serta optimis termasuk di antara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha. Rasa yakin ini akan menimbulkan sugesti, percaya diri, dan makin besarnya harapan. Besar harapan tersebut membawa manusia pada sikap lapang dada dan lebih giat lagi berusaha. Oleh karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis.

Perhatikan firman Allah swt Surah Ar Ra’du Ayat 11 berikut.

Artinya:”… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar Ra’du: 11).

Berinisiatif

Berinisiatif merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap terburu-buru bertindak dalam situasi sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.
Upaya untuk menumbuhkan jiwa inisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut.

  1. Beramal atau bekerja sesuai keadaan, tabiat, bakat masing-masing atau syaqilah (lihat Surah A1 Isra Ayat 84).
  2. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar, tanpa ilmu pengetahuan, atau taqlid (lihat Surah A1 Isra Ayat 36)
  3. Bekerja keras secara sungguh-sungguh (berjihad) sehingga Allah memberi petunjuk atau jalan kemudahan untuk mencapai cita-cita dan rida Allah, (lihat Surah An Nisa Ayat 100).
  4. Senantiasa menggunakan akal (lihat Surah Yunus Ayat 100), dan memperbaiki nafs (jiwa/diri) agar selalu memiliki sifat kebiasaan (watak) dan perilaku ke arah yang lebih baik sehingga Allah swt. berkenan mengubah nasib (lihat Surah Ar Radu Ayat 11 dan Surah A1 Anfal Ayat 53).
  5. Berusaha menjadi pionir dan kreatif mencari ide atau cara-cara baru dengan melakukan terobosan-terobosan yang efektif dan efisien.
Baca Juga:  Tari Gandrung Lombok : Sejarah, Makna, Properti, Gerakan, dan Busana

Rela Berkorban

Allah swt telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa yang hidup terseba: di muka bumi agar mereka saling mengenal.
Firman Allah swt. Surah Al Hujurat Ayat 13.

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurat: 13).

Setiap manusia tentu memiliki perbedaan, baik secara fisik maupun mental (kebudayaan). Perbedaan-perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan, tetapi harus dipahami sebagai sunatullah.

______

Sumber : Pelajaran.co.id

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU