Penulis Novel Kelahiran Sidrap Serahkan Karyanya ke Perpustakaan

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Lewat chat WhatsApp, penulis novel S. Gegge Mappangewa mengabarkan kepada Tulus Wulan Juni Pustakawan Makassar akan mengirimkan bukti terbit karyanya dan meminta alamat kantor Dinas Perpustakaan Kota Makassar.

“Saya pun mengirimkan alamat dan seperti biasa saya lanjut kembali disibukkan dengan rutinitas Perpustakaan,” tutur Tulus.

Alangkah terkejutnya Tulus, setelah beberapa hari kemudian, ada salah satu ekspedisi pengiriman mencarinya dan mengatakan, ada kiriman buku dari penulis.

“Senang dan haru menyelimuti perasaan saya karena beberapa penulis dengan kesadarannya menyerahkan hasil karyanya ke Perpustakaan,” ungkap Tulus.

“Ada empat judul buku yang dikirim dan mata saya langsung tertuju di buku Novel Komedi terkenal yang berjudul CUPIDERMAN 4G : Ketek Uap dengan latar belakang gambar mirip tugu monumen Mandala Makassar,” katanya

“Untuk buku ini penulis mengirimkan tiga exemplar. Buku CUPIDERMAN tidak asing diingatan saya karena sebelum 4G ada seri 3G yang dibuat oleh penulis,” lanjutnya

Tiga judul buku novel lainnya adalah Sayat-Sayat Sunyi, Gen Z : Ayah, Aku Rindu dan Sabda Luka yang masing-masing dikirim satu exemplar.

Selain sebagai penulis, S. Gegge Mappangewa yang lahir di Sidrap adalah guru di Yayasan Sekolah Islam Terpadu Al Ashri Makassar dan aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) sebagai Ketua Devisi Karya periode 2018 – 2022.

Lebih ratusan tulisannya dimuat di media dan menjuarai berbagai kompetisi menulis diantaranya Juara I Lomba Menulis Novel Indiva tahun 2019.

- Iklan -

Pemenang sayembara GLN tiga tahun berturut-turut (2017, 2018 dan 2019) dan seabrek prestasi menulis lainnya.

“Terima kasih banyak kepada S. Gegge Mappangewa yang telah memberikan karyanya kepada Perpustakaan Umum Kota Makassar melalui Dinas Perpustakaan Kota Makassar,” ucapnya

Kesadaran penulis dan penerbit lainnya khususnya yang berada di Kota Makassar menyerahkan hasil karyanya, sebagai bentuk kepedulian memajukan Perpustakaan sebagai salah satu fungsi pelestarian hasil karya cipta manusia untuk generasi yang akan datang, dan sebagai wujud nyata gerakan literasi.

“Saya menunggu teman-teman yang lain. Salam Literasi,” pungkasnya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU