Penyebab Pemanasan Global. Tahukan nggak jika para ilmuwan kini tengah cemas mengamati pola cuaca di kutub utara. Wilayah Siberiatepatnya di kota Verkhoyansk, salah satu kotanya suhunya di angka 38 derajat celcius pada tanggal 20-6-2020 lalu.
Suhu ini menjadi suhu tertinggi sepanjang masa dalam sejarah suhu sepanjang daerah Artik itu. Verkhoyansk adalah kota yang memiliki rentang suhu paling ekstrim di bumi, di mana titik terbawah musim dingin mencapai rata-rata -49 derajat celcius.
Sementara itu saat memiliki suhu tertinggi musim panas sebelumnya hanya bertengger di angka 37,2 derajat celcius. Terbayangkan jika daerah sekitar kutub bisa sepanas itu, apa kabar tempat kita yang nun jauh dari sana?
Kondisi kota seputaran kutub utara yang selama ini kita tahu sangat dingin  bisa memanas begini disinyalir akibat dari pemanasan global.
Penyebab Pemanasan Global
Apa sebenarnya yang menyebabkan bumi ini semakin panas? Mengapa bumi bisa mengalami kenaikan suhu? Nah, ini dia penyebabnya.
1. Efek Rumah kaca
Karbon dioksida atau CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi seperti pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena kadarnya sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi dan jadi penyebab pemanasan global .
Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun sama seperti CO2 menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke angkasa. Infrared terperangkap di bumi. Emang kenapa kalau infrared wara-wiri di bumi ini?
Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara 760 nm sampai 1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. Tahu tidak? Benda panas akibat getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut dengan radiasi panas.
Sebenarnya efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas. Jika tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin. Kebayang tidak kalau bumi ini dingin? Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya sebelumnya.
Andaikan tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Karena efek inilah ,bumi menghangat, namun jika kadar berlebihan maka akibatnya terjadilah yang dinamakan pemanasan global.
2. Efek Umpan Balik
Selain efek rumah kaca, efek umpan balik juga memberi pengaruh pada pemanasan global. Umpan balik disini contohnya adalah penguapan air.
Proses pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap air. Contoh reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 → CO2 + H2O
Ada H2O alias air dihasilkan. Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca karbon dioksida semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer. Uap air sendiri ternyata memberi efek rumah kaca, seperti gas CO2.
Pemanasan yang terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus menerus hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca dari penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas CO2 yang menghasilkannya. Aneh ya kan kalau banyak air rasanya lembab?
Ya memang kelembaban meningkat, namun meskipun kelembaban meningkat karena kandungan air banyak, kelembaban relatif udara malah nyaris konstan bahkan berkurang karena udara malah menghangat. Lamanya umpan balik perlahan mengingat CO2 di atmosfer betah dan berumur panjang.
Umpan balik yang kedua disebabkan penguapan awan. Jika dilihat dari bawah, memang awan terlihat memantulkan lagi radiasi ke permukaan, akibatnya akan terjadi peningkatan efek pemanasan.
Namun lain lagi jika kita mengintipnya dari atas. Dari atas awan terlihat memantulkan lagi radiasi infra merah kembali ke angkasa sehingga menurunkan panas dan ada efek pendinginan.
Nah apakah yang akan dihasilkan penguapan awan itu berupa pemanasan atau pendinginan, itu tergantung pada beberapa hal seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.
Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam memantulkan cahaya. Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub mencair. Ironisnya makin lama pencairannya makin cepat. Ketika es mencair, daratan atau air dibawahnya akan jadi terbuka.
Jika ketika ditutupi es, eslah yang memantulkan cahaya, namun ketika daratan atau perairan sudah terbuka, maka baik daratan atau daratan ternyata hanya mampu memantulkan cahaya lebih sedikit dari es. Kedua bagian itu malah lebih cenderung menyerap panas dari matahari, akibatnya pemanasan meningkat dan espun cair dan cair lagi.
Umpan balik tak selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif muncul karena terlepasnya CO2 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah beku (permafrost).
Proses ini adalah mekanisme lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang ternyata menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon kurang maksimal jika suhunya naik, mengapa? Hal ini disebabkan oleh berkurangnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga pertumbuhan diatom terbatas dibanding fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi Matahari
Kenalan dulu yuk sama variasi matahari, variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan matahari. Variasi matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak periodik
Ada dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan oleh umpan balik dari awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah pada variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari.
Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika penyumbangnya adalah aktivitas matahari,
Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam pendinginan. Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi sepertinya telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa walaupun ada peningkatan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari.
Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat terang yang dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.
Dengan angka sekecil ini sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk menyumbang terhadap pemanasan global. Bahkan Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada pemanasan global dengan variasi matahari sejak tahun 1985 sebenarnya tak ada hubungan sama sekali , baik melalui variasi dari output matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
Seperti yang sudah kita ketahui sekarang bahwa terdapat berbagai proses yang membuat terjadinya pemanasan global yang dapat berdampak pada kehidupan makhluk hidup di bumi.