Peran Antropologi dalam Menghadapi Fenomena Budaya, Pengertian dan Investigasi Fenomena Budaya, Fenomena secara harfiah berarti hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah seperti fenomena alam.
Dilansir Fajar Pendidikan dari laman Pelajaran.co.id, berikut di bawah ini penjelasan lengkap dari Peran Antropologi dalam Menghadapi Fenomena Budaya, Pengertian dan Investigasi Fenomena Budaya.
Namun tak hanya fenomena alam saja yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dinilai secara ilmiah, fenomena budaya juga dapat disaksikan dan dinilai secara ilmiah. Fenomena bisa juga diartikan sebagai gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat yang sifatnya luar biasa.
Sebagai fenomena, kebudayaan yang dapat diamati secara langsung hanya berupa perilaku nyata maupun kebiasaan yang dilakukan atau dianut oleh suatu suku bangsa atau masyarakat, misalnya tata cara makan, cara bergaul, sistem kekerabatan atau perkawinan, sistem pemasyarakatan, dan kesenian.
Kebudayaan sendiri sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung karena hanya berupa seperangkat nilai, peraturan atau norma, namun setelah diterapkan oleh anggota-anggota masyarakat yang mengadopsi seraturan atau norma dan nilai tersebut ke dalam aerilaku yang nyata, barulah kebudayaan itu dapat – amati secara langsung.
Meskipun demikian, menurut William A. Haviland (1985:343), ahli intropologi akan berusaha mengabstraksikan (menggambarkan) seperangkat peraturan atau norma- norma dari apa yang dilihat dan didengarnya untuk menerangkan perilaku sosial, sama seperti ahli inguistik (bahasa), melalui bahasa yang diucapkan, ia berusaha menemukan seperangkat peraturan untuk menerangkan cara-cara orang menghubungkan Suara menjadi frasa yang berarti.
Fenomena budaya juga sering dikaitkan dengan perubahan budaya, karena fenomena sering dikonotasikan sebagai gejala-gejala yang muncul dalam masyarakat dan dianggap luar biasa, menyimpang, aneh, atau lain dari budaya yang sudah sejak lama dianut.
Perubahan budaya yang meliputi penemuan- penemuan baru, penambahan kata-kata baru terhadap bahasa dari suatu masyarakat atau suku bangsa, perubahan konsep tata susila dan moralitas, bentuk seni baru seperti musik dan tari, maupun kecenderungan anggota masyarakat yang menghendaki adanya persamaan seksual (sex equality), merupakan beberapa contoh fenomena budaya yang terjadi dalam masyarakat kita dewasa ini.
Sebagai contoh penemuan telepon genggam. Telepon genggam telah menimbulkan fenomena tersendiri di dalam masyarakat terutama di kalangan &hak muda atau remaja. Penemuan alat ini memungkinkan penyebaran informasi maupun budaya baru yang ’’ngetrend” di kalangan mereka menjadi lebih mudah, bahkan telah mengubah pola pergaulan mereka dan menjadi gengsi tersendiri bagi yang memiliki alat canggih tersebut.
Budaya menulis surat pun sedikit demi sedikit mulai tergantikan dengan budaya lisan atau kirim SMS (Short Message Service) yang disampaikan lewat telepon genggam karena lebih praktis dan cepat. Inilah salah satu contoh fenomena budaya yang terjadi saat ini.
Peran Antropologi dalam Menghadapi Fenomena Budaya
Dalam menghadapi fenomena budaya yang terjadi seperti yang telah dipaparkan tadi, antropologi juga mempunyai peran yang sangat penting, karena sebagai ilmu pengetahuan, antropologi memiliki metode ilmiah untuk menerangkan atau meneliti suatu kebudayaan secara ilmiah, terutama untuk menjelaskan mengapa fenomena budaya itu bisa terjadi, dampak apa yang diakibatkan oleh fenomena tersebut terhadap masyarakat yang bersangkutan, dan jalan keluar seperti apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh fenomena budaya tadi.
Jadi, antropologi berusaha mempelajari setiap fenomena budaya yang terjadi untuk memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Bagaimanakah antropologi mempelajari suatu fenomena budaya di lapangan?
Investigasi Fenomena Budaya dengan Metode Antropologi
Investigasi atau penelitian di lapangan menurut Carol R. dan Melvin Ember (1999:50) merupakan tulang punggung dari antropologi modern. Menurut mereka, melalui penelitian lapangan seluruh keterangan antropologis dapat diperoleh, karena penelitian lapangan menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk menguji teori-teori maupun menjelaskan teori-teori. yang ada.
Demikian pula halnya dengan investigasi atau penelitian tentang suatu fenomena budaya. Untuk melakukan investigasi atau penelitian tersebut kita memerlukan metode antropologi agar memberikan hasil yang terbaik.
Sebagai ilmu pengetahuan, antropologi memiliki metode ilmiah. Menurut Koentjaraningrat (1996:27) metode ilmiah adalah semua cara yang dapat digunakan dalam suatu ilmu untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Metode ilmiah dalam antropologi menurut Koentjaraningrat meliputi tahap-tahap berikut ini:
- pengumpulan data atau fakta di lapangan,
- penentuan ciri-ciri umum dan sistem, serta
- verifikasi.