Bulan Rajab, merupakan juga bulan latihan, memperbanyak amalan untuk memasuki bulan Ramadhan. Dilansir dari Hajinews.id, dari 12 bulan penanggalan Hijriyah, ada 4 bulan yang ditetapkan Allah sebagai bulan haram, salah satunya adalah bulan Rajab.
Artinya, bulan Rajab ini adalah bulan yang terpuji dalam ajaran Islam. Sehingga Allah menyampaikan dalam firman-Nya agar manusia menjaga dirinya dari perbuatan buruk, terutama di bulan Rajab.
Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat ke 36, Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diantaranya ada empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang taqwa.”
Empat bulan haram dalam satu tahun tersebut ialah 3 bulan yang berdekatan yakni Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan satu bulan lain yang terpisah yaitu bulan Rajab.
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat memaparkan makna dan keutamaan bulan Rajab. Secara bahasa, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan Rajab berarti sesuatu yang diagungkan.
“Secara bahasa Rajab berarti sesuatu yang diagungkan, Bulan Haram adalah bulan yang sangat dihormati, bulan yang terjaga dari segala nilai-nilai keburukan, terjaga dari segala tindakan-tindakan kontra produktif, perilaku-perilaku maksiat.
Bahkan untuk menjaga kemuliaan bulan ini, sejahiliyah-jahiliyahnya umat lalu, mereka tetap menghormati dengan mengadakan perdamaian dengan suku-suku yang bertikai,” jelas Ustadz Adi Hidayat di kanal YouTube-nya, dikutip Hajinews.id, Sabtu, 21 Januari 2023.
Dia menjelaskan, dalam suatu riwayat pun dijelaskan berbagai amalan yang hendaknya dilakukan dan ditinggalkan ketika kita telas memasuki bulan Rajab.
“Menurut Ibnu Abbas, di bulan itu (Rajab) adalah bulan tempat berlatih kita menunaikan amalan–amalan mulia, menjauhi perbuatan-perbuatan yang kontra produktif, yang dengan penegasan ayat ini, memberi kesan orang yang meningkatkan ibadah, akan dilipat gandakan pahalanya, seperti halnya orang yang sengaja berbuat maksiat maka berlipat pula dosa untuknya,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat pun memaparkan kemuliaan bulan Rajab, yang dijadikan satu kesempatan bagi umat muslim untuk memperbanyak ibadah, seperti halnya meningkatkan shalat fardu dan shalat sunnah serta perbanyak sedekah.
“Banyak iringan-iringan amal sholeh yang bisa kita kerjakan, tingkatkan shalatnya baik fardhu, tambah shalat sunnahnya (Rawatib) ada juga dhuhanya, tahajudnya, dan juga bisa lewat harta, dengan bersodaqoh, dengan infak, atau dengan ilmu pengetahuan, share ayat-ayat yang memotivasi, dan itu melahirkan pahala yang berlipat di bulan ini,” papar Ustadz Adi Hidayat.
“Pada saat yang sama, mari sejak saat ini, berusaha menanggalkan perbuatan-perbuatan negatif, pikiran-pikiran negatif dari pandangan kita, dari pendengaran, dari lisan sampai ke ujung kaki, perselisihan hendaknya disudahi, dan hikmahnya adalah latihan awal sebelum kita memasuki puncaknya peribadatannya nanti bulan Ramadan,” sambungnya.
Bulan Rajab hakikatnya adalah pembuka masa peribadatan yang akan kita temui puncaknya nanti pada bulan Ramadan, selain memperbanyak shalat dan sedekah, dianjurkan juga memperbanyak puasa.
“Boleh kita memperbanyak puasa di bulan ini (Rajab), karena puasa memiliki hikmah meningkatkan ketaqwaan kita, meningkatkan ibadah, sekaligus berlatih mencegah segala hal yang dilarang oleh Allah, dan Rasul-Nya,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Serangkaian ibadah yang dilakukan pada bulan Rajab merupakan suatu latihan untuk kita nantinya lebih siap dipertemukan dengan bulan Ramadan.
“Silahkan tingkatkan puasa di waktu-waktu bulan mulia ini, kemudian malamnya tingkatkan tahajud, mudah-mudahan dengan ditingkatkannya amalan bulan Rajab ini, tilawah kita tingkatkan, memberikan jejak kekhusyukan dalam jiwa kita, sehingga saat tiba Ramadan kita sudah lebih siap membiasakan diri dan beradaptasi dengan ibadah,” kata Ustadz Adi. (Hajinews.id/na)