Berbagai peristiwa penting terjadi pada 24 Maret. Pada tanggal ini di tahun 1946, terjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni Bandung Lautan Api. Ini merupakan sejarah perlawanan rakyat Jawa Barat terhadap Sekutu.
Bandung Lautan Api, sebuah peristiwa membumihanguskan kota Bandung yang diinisiasi oleh rakyat dan tentara. Langkah ini merupakan salah satu strategi paling ideal pada masa tersebut supaya sekutu tidak dapat menjadikannya markas. Pasalnya, kekuatan pasukan Republik Indonesia tidak sebanding dengan Sekutu, terlebih kedatanganya kembali bersama NICA.
Peristiwa ini kemudian terus dikenang oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, Bandung Lautan Api bahkan diabadikan dalam berbagai karya, seperti dalam bentuk lagu dan film.
Latar Belakang
Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api dimulai dengan kedatangan pasukan sekutu (Inggris) pada 12 Okrober 1945. Waktu ini adalah beberapa pekan semenjak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.
Tidak hanya itu, waktu kedatangan tentara sekutu ini juga hanya berjarak hitungan hari dari dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Indonesia sebelumnya sedang menyatukan perjuangan revolusi para pemuda melalui Badan Keamanan Rakyat sejak 22 Agustus 1945. Badan keamanan tersebut kemudian beralih nama menjadi TKR terhitung pada 5 Oktober 1945.
TKR ini dibentuk dari beberapa barisan militer, meliputi Tentara Kolonial Hindia Belanda (KNIL), tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA), Pembantu Tentara (Heiho) dan bekas barisan pemuda (Seinendan). Kedatangan tentara Sekutu ini tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang baru saja memenangkan Perang Dunia II melawan Dai Nippon, Jepang.
Mohammad Ully Purwasatria melalui Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948 (2014), menjelaskan bahwa kedatangan pasukan ini pada mulanya hanya untuk membebaskan tentara sekutu dari tahanan Jepang. Di samping itu, mereka juga mengantisipasi aksi amuk massa oleh orang-orang Indonesia terhadap orang-orang yang dianggap pro Belanda.
Akan tetapi, Belanda justru membonceng pasukan sekutu dan berkeinginan menguasai Indonesia kembali. Sehingga, terbakarlah perlawanan prajurit dan rakyat atas kedatangan Belanda tersebut.