Bulan Rajab merupakan bulan yang penuh dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, selain perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ke Sidratul Muntaha (Singgasana Allah). Berikut adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab:
Perang Tabuk (9 Hijriah / 630 Masehi)
Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah, yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Pasukan kaum Muslimin bertempur melawan pasukan Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur) yang dipimpin oleh Kaisar Heraklius.
Pasukan Muslim berjalan sangat jauh, sekitar 700 km dari Madinah menuju Tabuk, namun ketika mereka sampai di sana, pasukan Romawi tidak muncul. Hal ini menunjukkan bahwa pasukan Romawi tidak siap berperang.
Meski tanpa pertempuran, peristiwa ini menunjukkan kekuatan dan keteguhan negara Islam yang dipimpin oleh Rasulullah SAW, yang dengan tegas siap menghadapi kekuatan besar Romawi.
Perang Yarmuk (13 Hijriah / 636 Masehi)
Perang Yarmuk adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah Islam, terjadi pada bulan Rajab tahun ke-15 Hijriah (636 Masehi). Dalam perang ini, pasukan Khilafah Islamiyah yang dipimpin oleh Khalid bin Walid menghadapi pasukan Kekaisaran Romawi.
Perang ini berlangsung selama enam hari di wilayah yang kini menjadi bagian dari Yordania. Kemenangan besar diraih oleh pasukan Muslim, yang menandai keruntuhan kekaisaran Romawi di wilayah Syam. Kemenangan ini membuka jalan bagi pasukan Muslim untuk menaklukkan Palestina, Mesir, dan wilayah sekitar.
Pembebasan Baitul Maqdis yang Pertama (15 Hijriah / 637 Masehi)
Pada bulan Rajab tahun ke-15 Hijriah (637 Masehi), Baitul Maqdis (Yerusalem) dibebaskan untuk pertama kalinya oleh pasukan Khilafah Islamiyah di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khattab. Sebelumnya, kota ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Setelah kekalahan Romawi dalam Perang Yarmuk, pasukan Muslim yang dipimpin oleh Abu Ubaidillah al-Jarrah mengepung kota tersebut. Penduduk Baitul Maqdis akhirnya setuju untuk menyerahkan kota dengan syarat bahwa Khalifah Umar sendiri yang datang untuk menerima penyerahan tersebut.
Saat itu, Pendeta Sophronius, pemimpin umat Kristen di Baitul Maqdis, menyerahkan kunci kota kepada Khalifah Umar. Khalifah Umar kemudian memastikan keamanan dan kebebasan beragama bagi penduduk non-Muslim, yang tercantum dalam Piagam Umar.
Pembebasan Baitul Maqdis yang Kedua (27 Rajab 583 Hijriah / 2 Oktober 1187 Masehi)
Peristiwa monumental berikutnya adalah pembebasan Baitul Maqdis yang kedua, yang terjadi pada 27 Rajab 583 Hijriah (2 Oktober 1187 Masehi). Sultan Salahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan kota Yerusalem (Baitul Maqdis) dari pendudukan pasukan Salib yang telah menguasai kota itu selama hampir 88 tahun.
Setelah berhasil merebut kota tersebut, Sultan Salahuddin memberikan amnesti (pengampunan) kepada penduduk non-Muslim dan mengizinkan mereka meninggalkan kota dengan selamat.
Bahkan, Sultan Salahuddin memberikan bantuan berupa uang untuk membantu perjalanan mereka. Perlakuan ini sangat berbeda dengan perlakuan pasukan Salib terhadap pasukan Muslim sebelumnya, yang dikenal sangat kejam.
Bulan Rajab menyimpan banyak kenangan sejarah penting yang tidak hanya menunjukkan kekuatan, tetapi juga kebijaksanaan dan keadilan dalam kepemimpinan Islam. (ana/bersambung)