Pengurus Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia menggelar acara buka puasa bersama panitia dan trainer Diklat Problem Solving Program Organisasi Penggerak (POP) Ditjen GTK Kemdikbudristek Tahun 2023, di Kampoeng Kuliner, Jalan Bontotangnga, Pao-pao, Gowa, Sabtu, 01 April 2023.
Buka puasa dihadiri Ketua Badan Pengawas Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia Dr Anirwan, Ketua Tim Penyelenggara POP, Dr Azhar Aljurida, Bendahara Reni Puteri Harapan Rani, para pendamping Diklat (Liasion Officer), Tim Pelaksana Teknis, serta para trainer.
Para trainer yang hadir yaitu Dr Jafar, Dr Anis Kurniawan, Dr Sirajuddin, Dr Mulawakkan, dan Asrinan SPd MPd.
“Kami jarang ketemu secara fisik, terutama dengan para trainer, karena diklat dilaksanakan secara daring. Momentum Ramadhan ini kami manfaatkan bersilaturrahim dengan mengadakan acara buka puasa bersama,” kata Anirwan, kepada wartawan.
Momentum silaturrahim juga dimanfaatkan mengevaluasi pelaksanaan Diklat yang sudah berjalan kurang lebih dua bulan.
Diklat Problem Solving Program Organisasi Penggerak (POP) Ditjen GTK Kemdikbudristek Tahun 2023, kata Anirwan, diikuti dua ratusan guru dan kepala sekolah SD se-Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto.
“Diklat Problem Solving diikuti 172 guru dan 20 kepala sekolah, dimulai pada bulan Februari sampai bulan Juni nanti,” kata Anirwan.
Diklat Problem Solving ini, katanya, merupakan lanjutan dari Program Literasi dan Numerasi pada tahun 2021, dan Diklat Literasi pada tahun 2022, dengan sasaran peserta yang sama yakni 172 guru dan 20 kepala sekolah SD se-Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto.
Program Organisasi Penggerak
Anirwan menjelaskan, Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud-Ristekdikti diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen.
Keempat komponen tersebut yaitu pertama, Kepala Sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Kedua, Guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa.
Ketiga, Siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan kolaboratif (gotong royong), serta keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.
“Kita berharap dengan adanya Diklat Literasi Numerasi, Diklat Literasi, dan Diklat Problem Solving, para guru dan kepala sekolah SD dapat meningkat pengetahuan dan keterampilannya, sedangkan kepala sekolah dapat mendesain sekolahnya menjadi sekolah yang bernuasa literasi numerasi, sehingga sekolah-sekolah dasar yang ada di Kecamatan Bangkala Barat dapat menjadi sekolah penggerak yang menggerakkan sekolah-sekolah di Kabupaten Jeneponto menjadi sekolah yang bernuansa literasi dan numerasi,” tutur Anirwan.