Muda, cantik, dan berbakat. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok aktris penuh talenta, Pevita Pearce. Selain memiliki penampilan yang rupawan, kemampuan aktingnya juga tak usah diragukan lagi, lho. Yup, sosoknya yang murah senyum menjadikannya sebagai aktris yang banyak diidolakan.
Pevita Pearce merupakan aktris Indonesia kelahiran Jakarta, 6 Oktober 1992. Ia memulai debut layar lebarnya melalui film Denias: Senandung Di Atas Awan (2006). Film tersebut mendulang sukses besar sempat diusulkan masuk nominasi Oscar 2002 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik mewakili Indonesia.
Pengalaman aktingnya di film tersebut membuatnya berhasil mendapatkan peran menjadi pemain utama di Lost In Love (2008) sebagai Tita. Pevita Pearce juga mengambil tawaran di film yang bertema agak “berat”, seperti Rasa (2009) dan Dilema(2012).
Tahun 2013, ia membintangi film yang populer bertemakan wisata yaitu 5 cm (2012). Tak hanya diminati, film itu juga meraih penghargaan Indonesian Film Festival 2013, lho. Setelah banyak berkutat dengan film drama yang diambil dari sastra kuno seperti Tenggelamnya Kapal van Der Wijck (2013).
Nah, tapi tahu nggak kalau sejak kecil, ia sudah tinggal terpisah dari ayahnya, Bramwell Pearce yang tinggal di Inggris. Saat libur sekolah, ia sering mengunjungi ayahnya. Di sana, Pevita ditawari Ayahnya untuk bekerja di restoran.
Bukannya kejam, tapi ayahnya ingin mengajarkan kerja keras kepada Pevita sejak kecil. Akhirnya ia pun jadi tukang cuci piring. Tak cuma gaji yang besar, ia pun berkesempatan mengenal banyak orang.
Dikenal Bandel
Tahu nggak? Pevita adalah sosok yang juga malas ke sekolah, lho. Nah, demi bisa bangun siang, ia memilih berangkat naik ojek daripada diantar mobil.
Saat sekolah di SMP Al-Azhar 9 Kemang, ia sempat dilanda dilema besar antara karir atau sekolah. Jadi ceritanya tahun 2007, Pevita berhasil mendapatkan peran Tita untuk film Lost in Love. Pada waktu ia masih SMP. Nah, berhubung syutingnya di Paris, Perancis, otomatis ia harus libur sekolah.
Namun, masa syuting ternyata mencapai lebih dari 30 hari. Alhasil, kepala sekolahnya waktu itu marah. Dan mengatakan bahwa artis penyuka kucing harus memilih.
Mau tetap bersekolah dan segera pulang dari syuting. Atau tetap main film tapi keluar dari sekolah saat itu juga. Kalau Kak Pevita sendiri sih masih ingin terus sekolah.
Untungnya, guru Bahasa Indonesianya membela dia saat itu. Akhirnya ultimatum Drop Out ditarik dan ia bisa bersekolah kembali. Tapi tentunya, ada tambahan tugas pengganti pelajaran untuknya.
Nah, saat memasuki usia SMA, Pevita tetap masuk SMA Al-Azhar. Namun, karena tuntutan pekerjaan sebagai artis, ia lalu pindah ke SMA ternama HighScope.
Sistem belajar di sekolah tersebut memberi keringanan baginya untuk belajar dan bekerja. Sebetulnya, cara hidup seperti ini sempat ditentang keras oleh Ibunya, Ernie.
Benar saja, penyuka travelling ini sering membolos. Entah karena pekerjaan atau cuma ingin menghadiri pembukaan suatu kegiatan. Walaupun prestasi akademiknya tetap bagus. Namun, hal itu membuat Ibunya jengkel dan mengatakan percuma nilai bagus kalau sikap moral anaknya tidak baik. (KK/*)