Pinjol Sudah Merambah ke Calon TKI

Pinjaman online atau sering disebut pinjol, tampaknya masih aktif beroperasi meski sebelumnya dianggap sudah berhenti. Bahkan, layanan pinjaman yang meresahkan ini kini semakin meluas, termasuk dalam proses perekrutan tenaga kerja.

Hal ini mungkin terjadi karena ada dugaan bahwa calon tenaga kerja, terutama yang akan bekerja ke luar negeri (TKI), sering kali diminta membayar sejumlah uang sebagai syarat untuk terdaftar sebagai calon tenaga kerja. Alasan yang biasanya diberikan adalah biaya administrasi, pemberkasan, dan sebagainya.

Saat ini, sulit sekali untuk mendapatkan peluang kerja, dan seringkali dibutuhkan biaya tambahan untuk memproses aplikasi kerja tersebut.

Calon tenaga kerja sering kali terpaksa mengandalkan pinjaman online untuk mendapatkan dana, karena sulitnya mendapatkan pinjaman dari bank. Persyaratan yang ketat dan proses yang rumit di bank membuat mereka hampir tidak mungkin memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

Masalah yang ditimbulkan oleh pinjol sangat besar. Bagi pinjol sendiri, calon TKI merupakan sasaran yang menguntungkan karena mereka dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Setelah calon TKI berhasil mendapatkan pekerjaan, pinjol dapat dengan mudah menetapkan angka kredit yang kemungkinan besar sulit dilunasi oleh mereka.

Baca Juga:  UMP Sulsel 2025 Naik 6,5 Persen, Jadi Segini Besarannya

Oleh karena itu, sangat penting bagi calon TKI untuk menghindari jeratan pinjol. Terjerat dalam utang pinjol dapat berarti bahwa sebagian besar penghasilan Anda akan digunakan hanya untuk membayar utang tersebut.

Jangan sekali-kali memberikan akses link yang dapat dijangkau oleh pelaku pinjaman online (pinjol). Setelah data Anda bisa diakses, Anda akan terus dikejar dan dijerat oleh mereka. Jika sudah terjerat, akan sangat sulit untuk melepaskan diri.

Anda mungkin bisa keluar dari masalah ini dengan mengganti nomor handphone Anda. Namun, jika hanya mengganti nomor WhatsApp, Anda tetap bisa ditemukan karena wajah Anda terlihat di foto profil WhatsApp. Meskipun demikian, sering mengganti nomor juga memiliki banyak kerugian.

Intinya, hindarilah terhubung dengan pinjol jika Anda tidak ingin terjebak dalam masalah. Sudah ada kasus penggelapan data calon TKI yang telah diproses oleh polisi.

- Iklan -
Baca Juga:  UMP Sulsel 2025 Naik 6,5 Persen, Jadi Segini Besarannya

Kasus penggelapan data calon TKI ini menimbulkan kecurigaan bahwa lembaga perekrutan TKI mungkin bekerja sama dengan pelaku pinjol. Bagaimana pinjol bisa mendapatkan data calon TKI jika bukan dari lembaga perekrutan tersebut?

Ada berbagai dugaan bahwa lembaga perekrutan TKI bisa saja terlibat dengan pelaku pinjol, atau bahkan pinjol itu sendiri yang berpura-pura sebagai lembaga perekrutan tenaga kerja, padahal beroperasi sebagai pinjol.

Para calon TKI atau TKI harus sangat berhati-hati terhadap lembaga perekrutan. Kenali dengan baik identitas petugas, termasuk alamat rumahnya, bukan hanya nomor telepon atau WhatsApp.

Periksa juga identitas lembaga tersebut, seperti alamat resmi dan apakah lembaga tersebut terdaftar di instansi terkait atau hanya abal-abal.

Jangan terburu-buru tergiur dan menyerahkan KTP Anda tanpa melakukan pengecekan menyeluruh. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa TKI telah terlantar akibat penipuan lembaga perekrutan yang tidak terpercaya.

Hal yang sangat penting untuk diingat adalah jangan sembarangan menyerahkan KTP Anda, karena ada risiko tinggi penyalahgunaan data pribadi Anda. (ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU