Judul PKM: PKM Parafrase Puisi sebagai Media Literasi bagi Guru-guru SDN No 13 Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.
Tim Pelaksana: Dr.Hj. Rukayah, M.Pd. (Ketua Tim Pelaksana) Dra. Sitti Jauhar, M.Si. (Anggota), dan Rahmawati Patta, S.Si, M.Pd. (Anggota)
Pelaksanaan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) merupakan salah satu wujud implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, selain tugas mengajar, dan melaksanakan Penelitian.
Oleh karena itu, kepala sekolah SD Negeri No 13 Biru (Nurhadi S.Pd., M.M.) bersama para guru menyambut baik kegiatan pelaksanaan PKM di sekolahnya karena melalui kegiatan PKM dapat menambah wawasannya dan mendapatkan pengetahuan praktis.
Budaya literasi sangat berperan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan pada gilirannya akan membentuk bangsa yang berkualitas. Berkurangnya minat baca bagi anak Indonesia karena umumnya siswa memilih berlama-lama bermain game, gadget atau gawai. Selain itu di masa modern ini, menikmati hal-hal visual seperti acara televisi atau video di internet dianggap lebih menarik daripada harus membaca buku.
Fenomena yang telah dipaparkan tersebut menjadi tantangan bagi para pengajar /pendidik agar menemukan solusi secara tepat. Untuk itu, guru sebagai praktisi pendidikan perlu menyikapi secara bijak kondisi seperti yang disebutkan karena nasib bangsa ditentukan oleh para guru.
Kemampuan literasi bagi anak sekolah dasar merupakan kemampuan awal bagi siswa untuk melakukan literasi selanjutnya sekaligus membiasakan siswa gemar membaca agar terbentuk budaya literasi sedini mungkin. Oleh karena itu, Parafrase puisi ditawarkan sebagai salah satu mendia literasi yang tepat untuk membelajarkan siswa. sehingga guru juga harus mampu mengarahkan siswa untuk beliterasi melalui parafrase puisi.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan
- Survey lokasi SD Negeri No. 13 Biru dalam rangka mengetahui kondisi di lapangan khususnya kesiapan dan kemampuan peserta dalam melakukan kegiatan literasi dan media literasi yang digunakan.
- Penyusunan bahan/materi pelatihan meliputi: mengembangkan materi pelatihan, membuat media rangsangan sebagai sumber inspirasi, dan media lain yang dapat menarik dan menimbulkan motivasi peserta, sehingga lebih tertarik dan senang mengikuti kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan dilakukan di watampone selama kurang lebih dua bulan yaitu mulai pada bulan Desember 2021 sampai Februari 2022. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan tahapan:
- Pemberian informasi kepada peserta tentang puisi, menulis puisi, teknik Akrostik dan langkah langkah dalam menulis puisi Akrostik;
- Informasi dan tanya jawab tentang berbagai hobi atau kesukaan para peserta yang bisa dijadikan rangsangan dalam menulis puisi dengan teknik Akrostik;
- Pemberian contoh melalui metode demonstrasi penguraian suatu kata menjadi suatu puisi dengan teknik Akrostik dengan memperhatikan: diksi, pengembangan tema, penyisipan gaya bahasa dan pengungkapan kalimat pesan;
- Mendemonstrasi Pemberian contoh mengubah puisi ke dalam Prosa (parafrase) dengan berbagai teknik yakni teknik larik, teknik bait, dan teknik global (menyeluruh);
- Para peserta berlatih menulis puisi dan memparafrasekan puisi menjadi suatu cerita yang cocok diajarkan di SD (sebagai media Literasi)
- Memberikan ilustrasi gambar (share di geogle) gambar yang sesuai suasana cerita
- Refleksi dan umpan balik hasil kerja peserta pelatihan.
3. Evaluasi
Setelah penyampaian materi kegiatan dilakukan oleh tim PKM, peserta kegiatan akan diberikan tugas secara individu untuk menulis puisi dengan teknik Akrostik lalu memparafrasekan menjadi prosa sebagai media literasi. Tugas inilah merupakan evaluasi bagi peserta. Alhadulillah para peserta dapat mengembangkan media literasi dengan memperhatikan: tingkat kesesuaian, baik kesesuaian isi, bentuk, dan bahasa kepada sasaran pembaca (Siswa SD).
Kegiatan ini mendapat respon positif dari pihak sekolah mitra. Kepala sekolah dalam penutupan kegiatan ini, senantiasa mengharapkan agar pihak UNM tetap menjalin kerja sama dalam membantu mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan karena kegiatan PKM memberikan pengetahuan praktis kepada peserta dan dapat langsung diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.