Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Minyak dari Kelapa Hijau yang telah kering dikenal dengan Minyak Parede. Minyak ini berbau khas serta memiliki hasil samping berupa kerak minyak yang dapat diolah menjadi sambel dan makanan lainnya.
Namun, permasalahan utama dari minyak parede, sehingga produksinya semakin lama menjadi produk yang susah dicari di tengah masyarakat karena beberapa kelemahan.
Kelemahannya, yakni selain pembuatannya yang memakan waktu yang terbilang cukup lama hingga lima sampai delapan jam pemasakan, produk Minyak Parede juga cepat tengik.
Shell life yang singkat, juga mengakibatkan banyak yang enggan produksi Minyak Parede, sehingga sesekali saja warga memproduksi dengan jumlah kecil hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja.
Melalui penyuluhan di Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone, tim pelaksana dari Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang tergabung dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Ristek BRIN tahun 2020 melaksanakan penyuluhan sebagai tahap awal dari serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan secara bertahap dalam menggerakkan warga khususnya Desa Latellang untuk giat kembali memproduksi Minyak Parede.
“Kami hari ini banyak melakukan diskusi mengenai permasalahan mitra akan kelemahan dalam prosuksi Minyak Parede khususnya waktu pemasakan dan pencegahan ketengikan dengan menjelaskan titik fokus solusi menghadapi dua permasalahan utama tersebut dengan memperbaiki preparasi skim santan yang digunakan sebelum pemasakan, secara tidak langsung mitra menyadari kesalahan-kesalahan dalam produksi Minyak Parede, sehingga nantinya akan lebih praktis dan efisiensi dalam memproduksi Minyak Parede,” tutur Andi Iqbal Akbar sebagai anggota Tim pelaksana dan wakil tim dalam penyuluhan dalam rilis kepada awak media, Senin 15 Juni 2020.
Penyuluhan ini dilakukan dua arah yaitu secara luring dan daring. Khusus untuk daring menggunakan Zoom sebagai media streaming dalam mengakomodir anggota tim lainnya agar tetap bisa mengikuti proses penyuluhan ini.
“Untuk mencegah penyebaran Covid-19 maka social distancing tetap kami utamakan, melalui Zoom tidak mengubah esensi dan substansi yang harus kami sampaikan kepada mitra serta warga Latellang pada umumnya untuk menggiatkan kembali produksi Minya Parede meskipun pelaksanaannya dua arah (luring dan daring),” tutur M. Yasser dari penjelasannya melalui Zoom.
Penyuluhan ini dilaksanakan sesuai protokol pencegahan Covid-19 dengan pengaturan kursi anggota mitra dengan jarak dua meter serta dilakukan pula pembagian masker dan sarung tangan. Untuk mengedukasi mitra, tim pelaksana mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar dan salah satu anggota mitra bersedia mempraktikkan cara cuci sesuai arahan yang benar.
Selain itu, tim pelaksana memberikan pula brosur stiker cara melakukan pencucian tangan dengan benar dengan enam langkah. Brosur tersebut diharapkan ditempel ditempat-tempat yang mudah terlihat, sehingga anggota keluarga mitra juga dapat membaca dan mengikutinya.
Reporter: Abustam