Pohon Rindu

Pohon yang rindang dan batangnya yang kokoh menjadi sebuah kisah antara aku, kamu, dan dia. Kunamakan pohon itu pohon Rindu. Setiap kuingat kenangan yang tercipta bersamamu perasaan ingin bertemu itu meluap – luap. Tapi aku tidak berdaya. Setahun yang lalu.

***

“Hei kamu, apa yang kamu lakukan di atas sana?” aku melambaikan tangan kepada gadis yang duduk didahan pohon itu.

“Kamu bicara pada ku?”

Aku pun menganggukkan kepalaku dan mengulangi pertanyaanku “Aku bertanya apa yang kamu lakukan di atas sana?”

“Aku sedang menatap bintang yang menghiasi langit malam.”

“Tapi tidak seharusnya seorang gadis duduk di depan pohon pada malam hari. Dari bawa pohon saja sudah kelihatan bintangnya.”

“Pemandangan dari atas sini lebih indah,” bantahnya tidak menerima nasehatku.

Aku pun beranjak pergi mengayuh sepedaku sambil menggelengkan kepala dan berkata “Gadis yang aneh”.

- Iklan -

***

Setelah pulang dari rumah nenek aku melihatnya didahan pohon lagi. Aku pun menghentikan sepeda di bawah pohon itu dan menyapanya, “Kamu melihat bintang didahan pohon lagi?”

Dia hanya melihatku sebentar dan tetap diam. Ini Minggu kedua aku bertemu dengannya. Aku pun pergi karena tidak mendapat respons darinya.

Di Minggu ketiga kita berjumpa lagi. Kali ini aku memutuskan untuk memanjat pohon itu dan duduk di sampingmu. Hening seketika karena kita menikmati bintang malam. “Kamu benar pemandangan dari atas sini lebih indah. Siapa namamu?”

“Apa?”

“Aku tanya siapa namamu? Namaku Ryo.”

“Namaku Laiya.”

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU