Prabowo di Forum G20 Paparkan Keamanan Pangan Singkong Bisa Selamatkan Dunia

Lengkap sudah para kandidat Calon Presiden RI, tampil di forum G20, dengan tampilnya Prabowo Soebianto, Menteri Pertahanan RI, sebagai pembicara di forum tingkat tinggi dunia itu.

Bila materi Anies, tentang keberhasilan-nya menangani Jakarta saat menjabat Gubernur DKI, Prabowo Subianto arahnya ke pengamanan pangan. Prabowo lebih menekankan kepada produk olahan singkong.

Mengapa singkong? “Tanaman ini bisa menjawab tantangan pangan dunia,” sebutnya.

“Kita sudah mampu produksi pasta, mi instan, ini singkong,” ujarnya Global Food Security Forum di Nusa Dua Bali, Minggu (13/11).

Pada kesempatan tersebut, Prabowo membawa sejumlah contoh produk buatan anak bangsa. Mulai dari mi instan hingga singkong ini sudah banyak dijual di pasaran terutama ecommerce.

Baca Juga:  Pengurus PWI Berkantor di Lantai 4 Daerah Segitiga Emas

Alasan dirinya mengunggulkan tanaman singkong, karena singkong adalah tanaman tanaman yang efisien. Hal serupa, katanya, bahkan pernah diutarakan kepada publik oleh pendiri Microsoft Bill Gates.

Menurut Ketum Partai Gerindra itu, Bill Gates pernah menggelontorkan dana yang banyak sekitar 50 juta dolar AS untuk riset tentang singkong. Tanaman ini disebut Gates sebagai tanaman yang paling menarik di dunia.

“Singkong bisa menjadi tanaman penyelamat dunia. Indonesia dapat jadi yang terdepan memproduksi, dan menyelesaikan ancaman terhadap ketahanan pangan,” tuturnya.

Menurut Prabowo, ancaman terhadap ketahanan pangan dunia yang paling kentara adalah pasokan gandum dunia yang tidak stabil lantaran konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi masalah ini.
Solusi, katanya harus terus diupayakan.

- Iklan -
Baca Juga:  Surat AHU PWI Diblokir, Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing

Dalam acara yang sama, purnawirawan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat Wesley Clark sepakat dengan gagasan mengenai singkong yang dikemukakan Prabowo.

Wesley yang pernah menjadi Komandan Sekutu Tertinggi Eropa NATO ini menilai perlunya keseimbangan antara pemerintah, ahli pangan, dan swasta dalam menghadapi tantangan.

“Antara kepemimpinan di pemerintahan untuk visinya, swasta untuk mengambil langkahnya, lalu mereka pun dibantu untuk melancarkan kreativitas,” katanya. (CNNIndonesia/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU