Praktik Baik Observasi Kelas Mata Pelajaran Matematika

Pada pembelajaran yang disajikan, model pembelajaran yang diterapkan adalah Discovery Learning dengan materi bangun datar. Model pembelajaran Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.

Persiapan observasi kelas di PMM merupakan bagian dari Penilaian Kinerja guru. Observasi kelas  dilakukan secara langsung dengan masuk ke dalam kelas saat guru mengajar.

Dalam kesempatan ini, Kepala UPTD SMPN 1 Sengkang, Umar, melakukan observasi kelas di kelas VII Utama La Sangkuru pada mata pelajaran Matematika dengan guru model, yakni Rusdiyanto L.

Menurutnya, target perilaku yang diharapkan adalah guru melakukan strategi pembelajaran yang responsif terhadap peserta didik, guru melakukan penyesuaian pembelajaran mengacu kondisi, kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan guru merefleksikan praktik pembelajaran yang melibatkan peserta didik.

Dalam pembelajaran matematika yang disajikan oleh guru model terlebih dahulu memberikan AKM kelas melalui platform merdeka mengajar (PMM) sebagai asesmen diagnostik. Tujuan dari penerapan AKM kelas ini untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik sebelum mempelajari materi yang akan disajikan.

Dari AKM kelas ini, maka guru membentuk beberapa kelompok dalam kelas berdasarkan tingkat kemampuannya masing-masing. Ada yang berada pada kelompok PIK, kelompok dasar, kelompok cakap dan kelompok mahir.

Baca Juga:  UPT SPF SMPN 4 Makassar Gelar Pemilihan Duta Baca Pelajar

Pembelajaran Matematika yang disajikan oleh guru model dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, guru memberikan rangsangan (stimulation) kepada peserta didik tentang materi yang disajikan.

- Iklan -

Kemudian melakukan identifikasi masalah (problem statement) yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta didik secara berkelompok diarahkan melakukan pengumpulan data (data collection) dengan mengambil sampel benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dalam lingkungan sekolah.

Mereka bebas memilih benda yang akan dijadikan sampel untuk diukur langsung berdasarkan kesepakatan anggota kelompok. Namun antara satu kelompok dengan kelompok yang lain diharapkan berbeda sampel yang dipilih.

Setelah peserta didik melakukan pengumpulan data maka peserta didik masuk kembali ke kelas untuk melakukan pengolahan data (data processing) bersama anggota kelompoknya.

Berdasarkan hasil pengukuran panjang dan lebar sisi yang didapatkan, peserta didik menghitung keliling dan luas bangun datar yang mereka jadikan sampel baik yang berbentuk persegi panjang maupun yang berbentuk persegi.

“Setelah itu, setiap kelompok melakukan pembuktian (verification) dengan melakukan persentasi di depan kelas dan ditanggapi oleh anggota kelompok lain,” kata Umar.

Setelah kegiatan persentasi dilakukan oleh semua kelompok maka kegiatan terakhir adalah menarik simpulan/generalisasi (generalization) oleh peserta didik dari materi yang disajikan serta melakukan asesmen formatif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Baca Juga:  UPT SPF SMPN 4 Makassar Gelar Pemilihan Duta Baca Pelajar

Guru juga melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan pada hari ini dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bagaimana penilaian mereka dalam pembelajaran hari ini dan apa harapan mereka untuk pembelajaran selanjutnya untuk perbaikan pembelajaran dipertemuan selanjutnya. Pada pembelajaran ini juga, profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah gotong royong, kreatif dan bernalar kritis.

Pemilihan model pembelajaran Discovery learning oleh guru model dalam pembelajaran yang disajikan dilatar belakangi beberapa hal. Discovery learning dirancang dengan kegiatan eksperiensial dan interaktif.

Eksperiensial memiliki arti guru mampu mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung.

Guru harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual, dan teknik yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu peserta. Selain itu, guru juga mengarahkan peserta didik dalam cara berpikir, bertindak, dan refleksi yang baru.

Dengan mengeksplorasi dan memanipulasi situasi atau dengan melakukan eksperimen, peserta didik lebih mungkin untuk mengingat konsep dan pengetahuan baru pun diperoleh.

Pembelajaran berkelompok dapat memiliki berbagai bentuk, seperti diskusi kelompok, proyek kelompok, simulasi kelompok, atau eksperimen kelompok.

“Tujuan observasi kelas adalah untuk mendapatkan data tentang segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, yang selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh itu akan dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembinaan dan pengembangan terhadap kemampuan profesional guru,” harap Umar.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU