FAJARPENDIDIKAN.co.id – Setelah resmi dibuka pada tanggal 21 Juni 2021, Program Studi Magister Ilmu Gizi FKM Universitas Hasanuddin saat ini tengah menyelenggarakan ‘Lokakarya Kurikulum Program Studi Magister Ilmu Gizi”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 13-14 Agustus 2021 secara hybrid.
Dr Abdul Salam, SKM., M.Kes. selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa kegaiatan berlangsung secara daring pada hari pertama dan dihadiri tidak hanya dosen Program Studi Magister Ilmu Gizi saja, tetapi juga Dekan FKM Unhas, Kepala Departemen Ilmu Gizi, Ketua Program Studi S1 Ilmu Gizi, dosen pengampu dari luar program studi, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bappeda Sulawesi Selatan, alumni, dan mahasiswa baru.
Lokakarya ini akan berlanjut secara luring terbatas pada hari berikutnya dengan melibatkan dosen pengampu mata kuliah untuk penyusunan RPS.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Dr Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M Med Ed selaku Dekan FKM Universitas Hasanuddin.
Mengawali sambutannya ia menyampaikan bahwa pembukaan Program Studi Magister Ilmu Gizi telah melalui proses yang panjang mulai dari telaah oleh Gugus Penjaminan Mutu di tingkat fakultas hingga mendapat persetujuan oleh Majelis Wali Amanat.
Dekan juga mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini dan berharap ada masukan konstruktif dari stakeholder untuk perbaikan ke depannya.
Lebih lanjut Dekan berpesan agar Tim Task Force yang telah terbentuk tetap bekerja dan bisa mengajukan re-akreditasi sebelum 2 tahun tepatnya pada tahun 2023.
“Ada pencapaian yang baik yang diperoleh Program Studi S1 Ilmu Gizi pada akreditasi pertamanya yang langsung memperoleh Akreditasi A, harapannya Program Studi S2 Ilmu Gizi juga bisa mencapai hal yang yang sama, ungkap Dekan.
Terkait SDM secara khusus disampaikan oleh Kepala Departemen Ilmu Gizi, Prof Dr Saifuddin Sirajuddin, MS dalam sambutannya.
Sebagai Program Studi Magister Ilmu Gizi yang kelima di Indonesia dan pertama di luar Pulau Jawa, kita memiliki SDM yang sangat mumpuni.
Departemen Ilmu Gizi memiliki 18 dosen tetap saat ini, 3 di antaranya merupakan Guru Besar dan dalam waktu dekat akan menyusul 2 orang lagi.
Untuk dosen bergelar S3 ada 10 orang dan akan ada tambahan lagi dalam tahun-tahun mendatang dikarenakan saat ini ada 4 orang yang sedang melanjutkan studi di luar negeri (Australia, Belanda, Inggris).
Dengan SDM ini sangat layak bagi Departemen Ilmu Gizi untuk mengusulkan pembukaan Program Magister Ilmu Gizi bahkan ke depannya bisa membuka Program Studi Dietisien dan Program Studi S3 Ilmu Gizi.
Dalam jangka panjang, Departemen Ilmu Gizi rencananya akan berdiri sendiri sebagai Fakultas Ilmu Gizi.
Lokakarya berlanjut ke sosialisasi Program Studi Magister Ilmu Gizi yang dimoderatori oleh Dr Nurzakiah Hasan, SKM., MKM. Hadir sebagai narasumber Prof dr Veni Hadju, M.Sc., Ph.D yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Gizi.
Ia menyampaikan bahwa sekalipun ada 5 Program Studi Magister Ilmu Gizi saat ini, tetapi tentu ada kecirian masing-masing yang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Untuk Program Studi Magister Ilmu Gizi yang ada di Universitas Hasanuddin diejawantahkan dari visi universitas dan fakultas yang berbasis Benua Maritim sehingga arahnya nanti Gizi Kesehatan Masyarakat Kepulauan/Pesisir.
S2 Ilmu Gizi sebenarnya sudah berdiri cukup lama di Unhas, tetapi masih menjadi konsentrasi di bawah Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat. Jumlah peminat yang cukup signifikan setiap tahunnya menjadi pertimbangan untuk membuka Program Studi Magister Ilmu Gizi.
Dalam paparannya, disampaikan pula Visi Program Studi Magister Ilmu Gizi “Menjadi Pusat Unggulan Pengembangan Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Berbasis Benua Maritim yang Terbaik di Indonesia pada Tahun 2030” dan juga profil lulusan yaitu Researcher, Communicator, Leader, Manager, dan Inovator.
Rahayu Indriasari, SKM., MPHCN., Ph.D melanjutkan sosialisasi Program Studi Magister Ilmu Gizi dengan membahas secara spesifik tentang Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Pemetaan Mata Kuliah terhadap Capaian Pembelajaran.
Ia memaparkan 10 CPL Program Studi Magister Ilmu Gizi yang telah direformulasi, yaitu sebagai berikut: Mampu menginternalisasi Etika profesional Ahli Gizi dalam layanan program gizi kesehatan masyarakat;
Mampu membangun kapasitas kepemimpinan dalam penerapan ilmu gizi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
Mampu menganalisis ketepatan teknologi informasi terkini dalam mencegah dan menyelesaikan masalah gizi kesehatan masyarakat;
Mampu menganalisis kebijakan dan pelaksanaan program gizi kesehatan masyarakat; Mampu merumuskan pilihan strategi intervensi gizi yang tepat dalam mencegah dan menyelesaikan masalah gizi kesehatan masyarakat;
Mampu menilai kegiatan penelitian lintas disiplin di bidang gizi kesehatan masyarakat; Mampu mengevaluasi determinan perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan masalah gizi kesehatan masyarakat;
Mampu mengevaluasi kemitraan dan kolaborasi dalam meningkatkan pelayanan gizi kesehatan masyarakat;
Mampu menilai hilirisasi produk gizi yang inovatif dan kompetitif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat;
Mampu merumuskan pilihan model komunikasi (interpersonal maupun publik) yang tepat di dalam penyelesaian masalah gizi, khususnya di wilayah maritim.
Setelah sosialisasi Program Magister Ilmu Gizi, stakeholder yang hadir memberikan tanggapan. Pebriani M dari Bappelitbangda Sulawesi Selatan berharap mahasiswa memiliki kemampuan mengkomunikasikan masalah gizi beserta faktor-faktor determinannya agar dapat memberikan rekomendasi bagi pengambil kebijakan.
Selanjutnya Putri Indah Nirmalasari yang hadir sebagai Alumni menyampaikan harapannya agar mahasiswa diperkenalkan dengan Systematic Review dan Meta-Analysis di dalam perkuliahan sehingga bisa mengkaji isu-isu gizi kesehatan dan merumuskannya ke dalam kebijakan atau intervensi masalah-masalah gizi.
Menutup lokakarya hari pertama hadir Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D dari FKM Universitas Indonesia dan sekaligus pengurus Ikatan Ahli GIzi Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAGKMI) dengan menyajikan materi tentang Filisofi, Kompetensi, dan Praktik Gizi Kesehatan Masyarakat.
Dalam paparannya dijelaskan bahwa Gizi Kesehatan Masyarakat adalah adalah aplikasi prinsip-prinsip gizi dan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan atau memelihara kesehatan optimal dari populasi dan kelompok target melalui peningkatan program, sistem, kebijakan, dan lingkungan.
Lebih lanjut juga ditekankan adanya pembeda yang jelas antara praktik gizi kesehatan masyarakat dan praktik dietetik dimana gizi kesehatan masyarakat akan bekerja dengan kelompok, komunitas, dan populasi bukan individu sebagaimana yang dijalankan pada praktik dietetik.
Lokakarya hari kedua dilanjutkan kembali dengan menghadirkan tim pengampu setiap mata kuliah.
Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi Ilmu Gizi dan secara khusus mengagendakan penyusunan RPS.
Setelah acara dibuka, dilanjutkan dengan kerja mandiri oleh tim pengampu masing-masing mata kuliah.