Profil Panglima Jilah, Sosok Pemimpin Pasukan Merah Dayak dengan Ilmu Kebalnya

Pasukan Merah Dayak adalah pasukan adat yang mendiami Pulau Kalimantan.

Profil Panglima Jilah. Mereka juga bisa dikatakan sebagai pasukan elit dari Suku Dayak, yang banyak berperan dalam mempertahankan adat istiadat dan hak-hak masyarakat suku Dayak.

Harapannya supaya manusia bisa mengerti bagaimana yang baik dan tidak baik. Mereka akan mendidik masyarakat agar tidak pernah jauh dari aturan adat.

Pasukan Merah Dayak yang dibentuk pada tahun 1995. Pada waktu itu, masyarakat Suku Dayak yang masih kental dan menjunjung tinggi adat istiadat mulai dimasuki oleh agama. Banyak masyarakat Suku Dayak yang sudah mulai meninggalkan adat, maka dibentuklah Pasukan Merah Dayak untuk menjaga keutuhan adat Dayak.

Konon ada sekitar 15 ribu anggota Pasukan Merah Dayak yang tersebar di wilayah Kalimantan. Pasukan ini kini dipimpin seorang panglima. Bukan hanya memimpin, sosoknya juga dikenal peduli terhadap adat, budaya, dan segala permasalahan yang terjadi di Kalimantan. Keseharian Panglima Jilah jarang berada di rumah, ia hampir setiap hari berada di pedalaman hutan. Lalu seperti apa profil panglima Jilah ?

Baca Juga:  Tokoh Muhammadiyah Sulsel, Subari Damopolii Meninggal Dunia

Nama asal Panglima Jilah atau Pangalangok (panglima dalam bahasa Dayak Kanayatn) adalah Agustinus Jilah. Lahir 19 Agustus 1980 (42 tahun). Ia lahir di Desa Sambora, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar). Ia pemeluk agama Katolik.

Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada zaman kerajaan dahulu. Tak heran ia disegani sekaligus dikagumi, tidak hanya di Kalimantan Barat, namun juga di Kalimantan lain (Tengah, Timur, Selatan, Utara), bahkan kabarnya sampai ke Sabah dan Sarawak (Malaysia).

Banyak yang menganggap Panglima Jilah sebagai simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya. Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal. Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak yang membuat penampilannya menarik perhatian. Ia memiliki ilmu kebal dan kekuatan supranatural Dayak lainnya.

Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan berat. Saat kecil ia memiliki kelainan dari teman-temannya. Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap. Namun dengan kegigihannya, ia mampu mengatasi semuanya hingga normal.

Baca Juga:  Tokoh Muhammadiyah Sulsel, Subari Damopolii Meninggal Dunia

Meski menyandang status sebagai panglima (pangalangok), Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain. Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.

- Iklan -

Bersama Pasukan Merahnya, Panglima Jilah mampu menghidupkan tradisi dan adat Suku Dayak yang mulai tenggelam dimakan zaman. Ia mampu merangkul anak-anak muda generasi milenial untuk terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat suku Dayak yang mulai tergerus zaman.

Harus diakui, Panglima Jilah sungguh fenomenal. Ia lahir dari kalangan rakyat biasa, tanpa sokongan politik dan dana namun mampu menggerakkan puluhan ribu warga Dayak dari kampung-kampung di Kalimantan Barat khususnya dan lalu menyebar ke seluruh Kalimantan lainnya. Tanpa gembar gembor, TBBR menjelma menjadi kekuatan massa yang diperhitungkan di republik ini.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU