Proses Terjadinya Hujan: Pengertian, Tahapan dan Jenis-jenisnya

Berikut penjelasan mengenai proses terjadinya hujan yang dimulai dari evaporasi hingga turunnya butir-butir air.

Menurut KBBI, hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Hujan dapat dikatakan sebagai tetesan air yang jatuh dari awan. Lantas, bagaimana proses terjadinya hujan?

Poses terjadinya hujan dimulai dari sinar matahari yang panas menyebabkan adanya proses evaporasi. Evaporasi adalah proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air.

Air yang berada di bumi seperti laut, sungai, serta sumber air lainnya akan mengalami penguapan. Hasil uap tersebut naik dan mengalami proses kondensasi.

Dalam ilmu fisika, kondensasi adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Dalam proses tersebut, uap air dari sumber air itu berubah menjadi embun.

Titik embun air terbentuk karena suhu sekitar awan lebih rendah dari panas matahari. Suhu udara yang semakin tinggi membuat titik-titik embun semakin banyak dan memadat, kemudian membentuk awan.

Angin kemudian membawa awan yang berisi butir-butir air menuju lokasi yang suhunya lebih rendah. Awan yang mengandung titik embun air kemudian berkumpul dan membentuk sebuah awan besar.

Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Dalam Loka

Ini membuat warna awan menjadi kelabu karena banyak partikel yang dibawa. Ketika kondisi awan sudah jenuh atau sudah tidak sanggup lagi menampung air, butir-butir air akan tertarik oleh adanya gaya gravitasi yang membuat turun hujan.

Tahapan Terjadinya Hujan

1. Evaporasi

Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas (penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.

- Iklan -

2. Transpirasi

Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan uap air yang dihasilkan melalui evaporasi.

Baca Juga:  Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Nuwo Sesat, Rumah Khas Lampung

3. Kondensasi

Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)

Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan. Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah. Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di antaranya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU