Ibadah puasa sangat identik dengan kesabaran. Yaitu menahan diri dari berbagai pembatal dan yang mengurangi pahala puasa.
Hal itu termasuk dalam firman Allah, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS Az Zumar :10).
Mengingat besarnya pahala puasa, hendaknya kita bersungguh menjalani puasa sampai tingkatan yang paling baik. Ibnu Qudamah menjelaskan tingkatan orang-orang yang berpuasa.
- Tingkatam orang awam, yang hanya sebatas menahan perut dan kemaluan saja.
- Tingkatan puasa khusus, yaitu juga menahan pandangan lisan, pengluhatan dan semua anggota badan dari perbuatan dosa.
- Tingkatan puasa yang lebih khusus menahan diri dari keinginan-keinginan yang jelek, yang dapat menjauhkan dari Allah.
Penjelasan
Beliau berkata, “puasa orang awam, yaitu sebatas.menahan perut dan kemaluan dari keinginan syahwatnya.
2. Sedangkan puasa orang khusus, yaitu menahan pandangan, lisan, tangan, kaki, pendengaran, penglihatan dari seluruh anggota badan dari perbuatan dosa.
3. Sedangkan puasa orang yang lebih khusus, yaitu puasanya hati dari keinginan-keinginan yang hina, serta pikiran-pikiran yang dapat menjauhkan dirinya dari Allah serta menahannya secara total dari segala sesuatu selain dari Allah Taala. (Muchtashar Minhajul Qashidin hal 45)
Semoga kita bisa mewujudkan tujuan dari puasa dqn bulan Ramadan, yaitu bertaqwa kepada Allah.
Allah Taala berfirman, “Wahai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (Al Baqarah : 183). (Udztas dr Raehanul Bahraen M.Sc, Sp. PK, alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta/ana)