Orang yang anggota tubuhnya turut berpuasa dari perbuatan dosa.
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “Orang yang benar-benar berpuasa, ialah orang anggota tubuhnya turut berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa.
Lisannya pun berpuasa dari perkataan dusta, keji, dan palsu. Begitu pula perutnya berpuasa dari makan dan minum. Serta kemaluannya berpuasa dari persenggamaan.
Jika ia berpuasa, ia tidak berbicara dengan ucapan yang merusak puasanya. Sehingga dari seluruh perkataannya akan terlahir ucapan yang bermanfaat dan baik.
Tak Sekadar Menahan Diri
Begitu pula amalannya. Seperti semerbak harum yang tercium oleh orang-orang yang duduk betsama pembawa minyak wangi.
Orang yang berpuasa pun akan mendapat manfaat dan kebersamaan mereka. Kebersamaan itu juga terbebas dari ucapan palsu dusta, kejahatan dan kezaliman.
Itulah puasa yang sesuai syariat. Bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum.
Karena sejatinya, puasa adalah puasanya anggota tubuh dari perbuatan perbuatan dosa. Juga puasanya perut dari minum dan makan.
Maka sebagaimana makan dan minum, memutus dan merusak puasa. Begitupula dengan dosa yang memutus pahala, dan msruaak buah (tujuan).dari puasa. Hal hal inilah yang mengubah kedudukan orang yang berpuasa menjadi seperti orang yang tidak berpuasa”. (Al Wabil ash Shayyib, hal : 31.-32). (Booklet ; Kompilasi Faidah Ramadan 1439 H..Alih bahasa : Brave Ummu Abdirahman Diroja’ah oleh :@abinyaaalma/ana)