Pulau Barrang Lompo Menuju Pulau Pelajar

Kegiatan mengajar oleh para relawan yang didominasi mahasiswa. (Foto-foto: Ist.)
Kegiatan mengajar oleh para relawan yang didominasi mahasiswa. (Foto-foto: Ist.)

Komunitas Balla Beru

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Masih termasuk dalam wilayah administratif kota Makassar, Pulau Barrang Lompo menjadi salah satu objek wisata bahari yang wajib dikunjungi. Meski Pulau Barrang Lompo telah dipadati rumah penduduk, namun kita masih bisa merasakan kedamaian bila duduk di bibir pantai sambil menikmati jingganya langit ketika mentari kembali ke peraduannya. Untuk menuju pulau ini, kita bisa menggunakan kapal laut dari Makassar.

Sisi lain dari keindahan Pulau Barrang Lompo adalah dengan hadirnya Komunitas Balla Beru.   Balla Beru adalah ‘Rumah Baru’ bagi pemuda-pemudi yang ada di Pulau Barrang Lompo. “Balla Beru bertujuan untuk mempersiapkan generasi pelajar yang ada di Pulau Barrang Lompo,” kata Takdir.

Takdir, begitu sapaan akrabnya. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Makassar ini adalah otak dibalik lahirnya Komunitas Balla Beru. Komunitas yang baru saja resmi berdiri, 18 Desember 2017 namun telah aktif menyebarkan virus positif bagi pemuda-pemudi di Pulau Barrang Lompo.

“Jadi komunitas ini semacam kegiatan yang baru bagi para remaja untuk peningkatan keterampilannya, misal kelas musik dan tari, kelas komputer, bahasa inggris dan literasi yang terdapat dalam pembelajaran di komunitas ini,” jelas Takdir.

Baca Juga:  Ayo Bergabung dengan Komunitas Squad untuk Dapatkan Hadiah Menarik!
Kegiatan mengajar oleh para relawan yang didominasi mahasiswa. (Foto-foto: Ist.)
Kegiatan mengajar oleh para relawan yang didominasi mahasiswa. (Foto-foto: Ist.)

Tiap pekannya, Takdir bersama dengan para relawan yang didominasi oleh mahasiswa bertolak dari Makassar ke Pulau Barrang Lompo untuk mengajar walaupun dengan segala keterbatasan fasilitas. Mereka juga dibantu oleh pemuda setempat yang memiliki kemampuan dalam mengajar di bidangnya.

“Jadi metode pembelajarannya beda-beda setiap kelas. Kalau komputer dan fotografi lebih ke praktek dan kelas tari juga. Metode pembelajarannya diskusi dan praktik,” paparnya.

Kata Takdir, mereka, anak-anak muda berusia SMP dan SMA sangat antusias – sangat respek dengan kehadiran Takdir bersama para relawan Komunitas Balla Beru. “Selalu mereka yang bertanya kapan ada jadwalnya lagi,” cerita Takdir.

Meski demikian, diungkapkan Takdir, mereka masih sangat kesulitan dalam menyesuaikan dengan materi-materi yang diberikan. “Ada beberapa kelas yang masih sulit untuk dipahami. Misalnya, kelas fotografi dan komputer,” kata Takdir.

- Iklan -

“Ketika pembelajaran kelas fotografi memakai alat kamera DSLR itu sulit untuk mereka pahami karena jarang mereka sentuh. Dan juga kelas komputer, untuk pengenalan Ms. word saja masih sulit mereka kerjakan kalau praktiknya,” ungkapnya.

“Ada selebaran yang diberikan saat mengajar agar mereka bisa belajar mengenal lebih dulu sebelum praktiknya, dan bisa mereka baca kembali setelah pelajaran selesai,” jawab Takdir ketika ditanya bagaimana solusi yang diterapkan para relawan mengatasi kesulitan anak-anak didik saat menerima pelajaran.

Baca Juga:  Gerakan "Sahabat Nasional", Bantu Siswa Tak Mampu dan Berdayakan Lansia

Selain mengajarkan keterampilan, para relawan Komunitas Balla Beru juga menyisipkan pengetahuan tentang pembentukan karakter. “Pembentukan karakter tetap ada. Cuma secara tidak langsung. Ada pesan-pesan pembentukan karakter yang kami lakukan,” tutur Takdir.

“Sebenarnya kalau langsung diarahkan ke pembentukan karakter saya rasa tidak ada peserta yang mau gabung. Makanya pembentukan karakter hanya selingan dari kelas keterampilan,” tambahnya.

Takdir berharap, anak-anak didik setelah mengikuti pembelajaran, mereka bisa memiliki ketrampilan yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Semisal menjadi fotografer wedding.

“Rencana kedepan hasil belajar satu tahun nanti, kami akan melihat remaja-remaja yang sudah berkompeten. Misalnya, berkompeten di bidang fotografi dan videografi kami akan arahkan ke sosial preneur, jadi pemberdayaan remaja yang bisa mendapatkan uang, pemakaian jasa fotografi di pernikahan. misalnya, kelas komputer pembuatan undangan pernikahan dan sebagainya,” jelas Takdir.

“Harapanku semoga remaja Pulau Barrang lompo bisa meneruskan gerakan ini dan bisa lebih siap ketika melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi serta bisa menjadi pioneer perubahan untuk pulaunya sendiri,” pungkasnya. (FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU